Anda di halaman 1dari 13

OBAT-OBAT KARDIOVASKULER

Obat kardiovaskuler, terdiri dari : 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Antihipertensi 4. Obat antiangina 5. Hipolipidemik I. Obat Gagal Jantung (Decompensatio Cordis) - Gagal jantung : keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memelihara selayaknya peredaran darah, sehingga volume-menit menurun dan arteri mendapat terlalu sedikit darah. - Hal ini mengakibatkan : Darah terbendung di vena paru-paru sesak dada, pada keadaan parah terjadi udema paru. Darah terbendung di kaki udema pergelangan kaki. Penyaluran darah ke jaringan menurun, sehingga ginjal menyekresi sedikit Na+ dan air. - Penanganan dengan 3 tindakan, yaitu : a. Banyak istirahat (meringankan beban jantung). b. Pembatasan asupan garam. c. Pengobatan dengan diuretika (untuk memperbesar ekskresi cairan). - Pengobatan dengan : 1. Diuretika Mengeluarkan kelebihan cairan sehingga pembebanan jantung berkurang. Misal : Furosemida Thiazida Kombinasi Furosemida + Thiazida 2. Glikosida jantung Memperkuat daya kontraksi jantung yang lemah sehingga memperkuat fungsi pompa (efek inotrop positif)

Misal : Digoksin, Digitoksin Kombinasi Digoksin + Diuretika untuk mengatasi resistensi diuretika dengan jalan memperbaiki volume menit jantung. Efek inotrof positif mengakibatkan : Volume pukulan diperbesar Volume menit diperbesar Diuresis diperbesar. II. Obat Aritmia Adalah obat-obat yang dapat mencegah atau meniadakan gangguan ritme jantung dengan jalan menormalisasi frekwensi dan ritme pukulan jantung. - Aritmia = gangguan ritme jantung, terdiri dari : a. Kelainan frekwensi denyut jantung, dimana serambi/bilik mendetak lebih cepat atau lebih lambat dari normal (Takikardia dan Bradikardia). b. Heart AV-block Kontraksi bilik berlangsung terlalu lambat/hilang sama sekali, akibat terganggunya penyaluran impuls listrik dari serambi ke bilik, sering terjadi pada infark jantung. Terapi pada pace maker (alat kecil yang mengirimkan impuls listrik ke jantung guna menormalisasi ritme kontraksinya). c. Fibrilasi serambi (atrium) Kontraksi tidak teratur sehingga pengisian bilik dengan darah kurang baik dan terjadi pembendungan darah. Pengobatan dengan -blocker, misal : metoprolol. d. Fibrilasi bilik (ventrikel) Sering timbul sesudah infark dan sangat berbahaya karena darah tidak dipompa lagi ke organ tubuh dengan layak. Pengobatan dengan Lidokain. - Mekanisme kerja antiaritmia a. Penurunan frekwensi jantung (efek kronotrop negatif) b. Mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotropik negatif).

- Penanganan aritmia dapat juga dengan : a. Pembedahan b. Implantasi pace maker. - Obat-obat antiaritmia, terdiri dari : 1. Zat-zat stabilisasi membran (=efek kinidin = efek anestetik lokal) Mengurangi kepekaan membran sel jantung untuk rangsangan akibat penghambatan pemasukan ion Na ke membran dan perlambatan depolarisasinya, efeknya menurunkan frekwensi jantung dan ritme menjadi normal kembali. Misal : a. Kinidin, Disopiramida, -blockers (kelompok kinidin) Memperpanjang masa refraktor dan aksi potensial sel-sel miokard. Kinidin : Untuk profilaksis fibrilasi Untuk takiaritmia supra ventrikuler Untuk fluttering serambi. Disopiramida : Untuk profilaksi aritmia serambi. Untuk takikardia supra ventrikuler. b. Kelompok lidokain : Lidokain, Mexiletin, Tocinide, dll Memperpajang masa refraktor dan aksipotensial sel-sel miokard Lidokain : hanya efektif untuk aritmia ventrikuler akut. c. Kelompok propafenon : propafenon, Flecainida. Memperpanjang sedikit masa refraktor dan aksipotensial Propafenazin : untuk aritmia supra ventrikular. 2. -Blockers mengurangi hiperaktivitas adrenergik di miokard dengan menurunkan frekwensi dan daya kontraksinya. Contoh : Atenolol, Bisopronol, Hadalal, dll. Propanolol, Asebutolol, Alprenolol memiliki pula efek 1a Satolol memiliki efek 3 Propanolol, Metoprolol dan Trimolol untuk profilaksis setelah infark untuk mencegah infark kedua.

3. K-Channels blockers Masa refraktor dan lama aksi potensial diperpanjang akibat blockade saluran kalium. Contoh : Amiodaran, Satolol, Bretylium Amiodaran efektif untuk fibrilasi serambi dan bilik. Satolol efektif untuk aritmia bilik dan fibrilasi serambi. 4. Antagonis Kalsium Penghambatan pemasukan ion Ca, antara lain penyaluran impuls AV diperlambat dan masa refraktor diperpanjang. Contoh : Verapomil dan Diltiazem. - Efek samping umum obat aritmia : a. Dekompensasi akibat efek inotrop negatif. Khususnya Kinidin dan Disipiramida. b. Efek aritmogen Menimbulkan atau memperburuk aritmia (bilik) khususnya zat-zat efek 1 dan 1c (Flecainida). c. Gangguan penerusan impuls (AV-block) dan bradikardia. d. Gangguan lambung usus : nausea, mual, diare, dll. e. Efek neurologis : tremor, nyeri kepala, lelah, insomnia, khayal, dll. III. Antihipertensi Hipertensi : Tekanan darah tinggi adalah merupakan suatu kelainan atau suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Penyebab : a. Yang diketahui : 1. Akibat penyakit ginjal 2. Akibat penciutan aorta/arteri 3. Akibat tumor di anak ginjal over produksi hormon-hormon yang meningkatkan tekanan darah b. Yang tidak diketahui : hipertensi esensial c. Faktor keturunan

Resiko hipertensi yang tidak diobati : a. Gagal jantung b. Serangan otak (stroke) c. Infark jantung d. Cacat pada ginjal dan pembuluh mata (buta) e. Pembuluh lebih mengeras. Faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah : a. Garam b. Drop (Liquorice) c. Stress d. Merokok e. Pil anti hamil f. Hormon pria dan kortikosteroida g. Kehamilan Tindakan-tindakan untuk menurunkan tekanan darah : a. Menguruskan badan b. Mengurangi garam dalam diet c. Membatasi kolesterol diit d. Berhenti merokok e. Membatasi minum kopi f. Membatasi minum alkohol g. Cukup istirahat dan tidur h. Mengurangi stress i. Gerak badan secara teratur. Penanganan dasar hipertensi : a. Penanggulangan overweight dengan diit. b. Pembatasan garam c. Peningkatan aktivitas fisik d. Dengan obat-obat hipertensi yang menormalkan TD.

- Obat-obat antihipertensi Obat untuk terapi hipertensi dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Diuretika Peningkatan pengeluaran air dan garam oleh ginjal sehingga volume darah dan tekanan darah menurun. Penurunan kadar Na membuat dinding pembuluh lebih kebal terhadap Nor-adrenalin sehingga daya tahannya berkurang. Contoh : Thiazida Hidroklortiazida (HCT) yang sering dikombinasi dengan diuretik penghambat kalium (Spironolakton, Amilorida). 2. -Blockers Memblok reseptor adrenerg yang terdapat di otot polos pembuluh dimana -blockers melawan efek vasokontriksi akibat aktivasi Noradrenalin sehingga mengakibatkan efek vasodilatasi semua pembuluh perifer dengan akibat menurunnya TD. Contoh : a. 1-blockers selektif : Prazosin, Dexazosin, Terazosin sering digunakan untuk hipertensi ringan-sedang. b. blockers tak selektif : Fentolamin sering digunakan i.v pada krisis hipertensi tertentu. Efek samping : Semua -blockers mengakibatkan hipotensi arthostatis. Nyeri kepala pusing, hidung mampat, pilek, gangguan tidur, udema, debar jantung, perasaan lemah. 3. -Blockers Berkhasiat anti adrenergic dengan jalan menempati secara bersaing reseptor adrenergic. Blokade reseptor ini mengakibatkan peniadaan/penurunan kuat aktivitas adrenalin dan Nor adrenalin. Blokade reseptor 1 di jantung : a. Daya kontraksi melemah (efek inotrop (-)) b. Penurunan frekwensi jantung (efek inotrop (-) dan bradikardia

c. Volume menit menurun d. Perlambatan penyaluran impuls di jantung. Blokade reseptor 2 di bronkia juga di dinding pembuluh vasokonstriksi perifer yang sementara. Sifat-sifat khusus -blockers a. Kardioselektivitas Menghambat terutama reseptor 1 dengan penurunan tekanan darah tanpa menimbulkan penciutan bronkia dan pembuluh perifer. Contoh : Asebutolol, Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Celiprolol, Metoprolol, Esmolol. b. Efek adrenergik intrinsik (ISA) fungsi jantung kurang diperlemah fungsi kontraksi kurang ditekan sirkulasi perifer lebih baik Bradikardia berlebihan (waktu istirahat) dikurangi dengan efek menurunkan keluhan rasa letih. Penyaluran AV kurang diperlambat. Contoh : Asebutolol, Pindolol, Alprenolol, Celiprolol, Axprenolol. c. Efek stabilisasi membran (efek lokal anestesi) Contoh : Propanolol, Alprenolol, Oxprenolol, Asebutolol. Penggunaannya pada hipertensi Menurunkan volume-menit jantung akibat efek inotrop (-) dan kronotrop (-), juga menurunkan daya tahan dinding pembuluh perifer. Terapi dengan -blockers kardio selektif pada jangka panjang dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Efek samping : a. Dekompensasi jantung (reseptor 1). b. Bronkokonstriksi (reseptor 1) sesak nafas c. Rasa dingin di jari-jari kaki tangan dan rasa lemah. d. Toleransi glukosa pada penderita DM. e. Efek sentral.

f. Gangguan lambung usus. g. Penurunan kolesterol HDL, kadar TG dan kolesterol total justru meningkat. -blockers tidak boleh digunakan oleh pasien yang AV-block, asma, bronkitis dan emfisema paru Pilihan obat Semua -blockers setelah waktu latennya lewat, memiliki efek hipotensif (dan antiaritmia) Efek samping buruk lebih ringan pada zat-zat selektif dan zat-zat dengan ISA, maka sekarang lebih banyak digunakan obat-obat selektif seperti Atenolol, Celiprolol, Pindolol, Asebutolol. 4. Zat-zat dengan kerja pesat Agonis 2-adrenerg menstimulasi reseptor 2-adrenerg yang banyak terdapat di SP akibatnya aktivitas saraf adrenerg perifer dikurangi sehingga pelepasan NA menurun dengan efek merendahnya daya tahan pembuluh perifer dan tekanan darah. Digunakan untuk semua bentuk hipertensi, biasanya dikombinasi dengan diuretika. Obat ini hanya sebagai cadangan berhubung efek sampingnya banyak. Contoh : Kloridin, Maxonidin, Metildopa, Guanfasin, Reserpin. 5. Antagonis Kalsium Menghambat pemasukan ion Ca ekstrasel ke dalam sel sehingga dapat mengurangi penyaluran impuls dan kontraksi miokard serta dinding pembuluh. Antagonis kalsium ada 2 yaitu Ca overload-blockers dan Ca entry blockers. Ca-entry blockers yang disebut juga dengan antagonis kalsium. Efek antagonis kalsium : a. Vasodilatasi koroner b. Vasodilatasi perifer c. Menekan kerja jantung d. Menghindarkan pembekuan eritrosit.

Penggunaan pada hipertensi Sebaiknya dikombinasi dengan suatu -blockers. Obat-obat antagonis kalsium : a. Nifedifin dan Nisoldipin, Amlodipin dan Felodipin, Nicardipin. Efek vasodilatasi kuat untuk hipertensi. b. Verapamil, Diltiazem, Bepridil untuk angina. Efek samping : a. Pusing, nyeri kepala, rasa panas di muka b. Takikardia dan udema pergelangan kaki (sementara) c. Bradikardia, AV block, hipotensi, obstipasi terutama oleh verapomil, Diltiazem, Bepridil. d. Menghambat agregasi trombosit dan kelainan darah lain, gangguan penglihatan, reaksi alergi kulit, rasa lemah. 6. Penghambat-penghambat RAS (Sistem Renin Angiotensin) Penurunan tekanan darah dengan jalan mengurangi daya tahan pembuluh perifer dan vasodilatasi tanpa menimbulkan refleks takikardia atau retensi garam. Penggunaan Sebagai monoterapi pada hipertensi esensil dan hipertensi renovaskuler. (contoh : Kaptopril, Enalapril, Lisinopril). Efek samping : a. Gangguan fungsi ginjal dan hiperkalemia b. Hipotensi orthostatis c. Sesak nafas d. Batuk kering e. Kehilangan rasa f. Reaksi kulit alergis g. Keluhan lambung usus, pusing dan nyeri kepala (sementara) Tidak boleh dikombinasi dengan diuretika Contoh obat-obat penghambat RAS : a. Penghambat ACE Kaptopril, Enalapril, Lisinopril, dll

b. AT II-blockers Losartan, Valsartan, Ibesartan, dll Kombinasi keduanya lebih efektif untuk menurunkan tekanan darah. 7. Vasodilator Vasodilatasi langsung terhadap arteriole sehingga menurunkan tekanan darah. Digunakan sebagai obat-obat pilihan ketiga, bersama -blockers dan diuretikum, dimana kombinasi ini dapat meniadakan efek samping dari vasodilator berupa takikardia dan retensio garam dan air. Efek samping : selain takikardia, retensi garam air, pusing, nyeri kepala, muka merah, hidung mampat, lebar jantung, gangguan lambung usus (efek ini sementara). Contoh : Hidralazin Dihidralazin Minoksidil. IV. Obat Antiangina - Angina adalah suatu gangguan pada jantung sebagai akibat kekurangan oksigen otot jantung pada pembebanan fisik/emosional, juga karena pengaruh hawa dingin. - Penyebabnya : penciutan satu/lebih arteri koroner sehingga penyaluran darah ke otot jantung berkurang, hal ini masih cukup untuk istirahat tapi tidak lagi bila jantung dibebani lebih berat. - Tindakan-tindakan untuk membantu serangan angina a. Berhenti merokok. b. Membatasi minum kopi dan alkohol c. Meniadakan overweight. d. Menghindarkan beban mental hebat maupun fisik. e. Berjalan 0,5-1 jam sehari 3-5 x seminggu, agak cepat/berlari-lari kecil untuk memperbaiki sirkulasi jantung. f. Mengobati hipertensi.

- Angina pectoris dapat ditangani dengan pengobatan dan penanganan lain, yaitu : a. Balon dilatasi dari metode dari Dotter. b. Bedah bypass / bedah pintas jantung koroner. c. Terapi agen. - Obat-obat antiangina, terdiri dari : 1. Vasodilator koroner Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah serta oksigen sehingga meringankan beban jantung. Contoh : a. Nitrogliserin (sublingual) Untuk serangan akut, bentuk plester : Nitroderm TTS b. Isosorbid-dinitrat (Cedocard / retard), sediaan sublingual/spray. 2. Antagonis Ca++ Calcium entry-blockers, mengurangi penggunaan oksigen selama exertion karena tekanan darah arteri umumnya turun akibat vasodilatasi perifer dan turunnya frekwensi jantung (efek kronotrop (-). Juga pemasukan darah diperbesar karena vasodilatasi miokard hingga efek inotrop (-) nya hanya ringan atau hilang sama sekali. Contoh : Nifedipin angina variant Verapamil angina variant menurun stabil Diltiazin angina variant menurun stabil Dipiridamol kurang efektif untuk angina 3. -Blockers Memperlambat pukulan jantung (bradikardia, efek kronotrop (+)) sehingga mengurangi kebutuhan oksigen miokard. Digunakan pada : angina stabil yang krono Semua -blockers dapat digunakan pada angina kecuali zat-zat dengan efek blockade 1 (labetolol, carvedial, esmolol)

V. Hipolipidemik = Antilipemika Adalah : Obat-obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan/atau T.G darah yang tinggi. - Lipoprotein Lipida darah, terdiri dari : kolesterol, T.G (minyak), asam lemak bebas, fosfolipid. Semuanya tidak dapat larut dalam darah. Lipida diangkut sebagai senyawa kompleks dengan protein transport yang disebut lipoprotein yang dapat bercampur baik dengan darah. Jenis-jenis lipoprotein : 1. Chylomicron dibentuk di dinding usus. 2. VLDL (Very low density lipoprotein) dari hati 1 dan 2 mengangkut sebagian besar TG dan asam lemak bebas ke jaringan otot dan lemak. 3. LDL (low density lipoprotein), mengangkut sebagian besar kolesterol darah dari hati ke jaringan. 4. HDL (high density lipoprotein), mengangkut kelebihan kolesterol dan asam lemak yang tidak dapat digunakan oleh jaringan perifer kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. HDL memiliki BJ tinggi. - Hiperlipidemia (HLD) Yaitu : keadaan dimana kadar lipoprotein darah meningkat, ada 2 jenis : 1. Hiperkolesterolemia Peningkatan kadar LDL dan kolesterol total. 2. Hipertrigliseridemia Peningkatan kadar TG - Faktor risiko : HLD merupakan faktor risiko bayi atherosklerosis penyakit jantung dan pembuluh (khususnya angina dan infark jantung). Faktor risiko lainnya : merokok, diabetes, hipertensi, adiposis Stress LDL tinggi, TG meningkat.

HDL rendah karena merokok, obesitas, kurang gerak badan, akibat obat-obat seperti diuretika, -blocker, hormon kelamin, hormon stress. HDL disebut juga kolesterol baik. LDL disebut juga kolesterol buruk. Obat-obat antilipidemika : 1. Damar penukar ion Menurunkan LDL dan kolesterol total VLDL dapat dinaikkan Contoh : a. Kolistiramin, untuk hiperkolesterolemia. b. Kolestipol, untuk hiperkolesterolemia. 2. Asam nikotinat dan acipimox Menurunkan TG dan VLDL & LDL dan HDL meningkat. Digunakan sebagai obat tambahan pada damar dan fibrat karena ES yang tidak enak penggunaan untuk hiperlipidemia. 3. Fibrat Menurunkan TG, VLDL, LDL Meningkatkan HDL sedikit. Digunakan pada HDL campuran. Contoh : Klofibrat, Simfibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat. 4. Statin (penghambat reduktase) Penurunan kolesterol total dengan kuat juga LDL, TG Penurunan VLDL lebih ringan. Peningkatan HDL Penggunaan pada hiperkolesterolemia. Contoh : Lovastatin, Simvastatin, Provastatin, Fluvastatin, Aturvastatin. 5. Bawang putih Penurunan kadar kolesterol (LDL) dan TG Peningkatan HDL sedikit Penggunaan sebagai zat tambahan pada penanganan dan prevensi aterosklerose juga pada kolesterol tinggi.

Anda mungkin juga menyukai