Anda di halaman 1dari 2

1.

Silica gel
Merupakan penjerap yang paling sering digunakan dalam studi KLT. Silika gel disiapkan dengan
hidrolisis natrium silica menjadi asam polisilikat yang mengalami kondensasi polimerisasi lebih
lanjud menghasilkan bahan silica gel. Sintesa silica dapat di control sehingga dihasilkan silica gel
dengan kemurnian tinggi serta dengan luas permukaan dan ukuran pori tertentu. Daya pisah
dan efisiensi pemisahan yang diperoleh tergantung pada ukuran dan distribusi ukuran partikel.
Daya pisah akan meningkatkan seiring dengan semakin seragam dan kecilnya ukuran partikel.
Lempeng KLT yang beredar dipasaran mempunyai rata-rata ukuran 10 μm dengan kisaran
ukuran partikel yang lebih sempit.sedangkan HPTLC mengunakan silica gel dengan ukuran
partikel 5-6 μm.untuk tujuan tertentu silica gel atau penjerap yang lain dapat dimodifikasihkan
dengan cara pembaceman untuk memodifikasi sifat-sifat adsorbs silica gel dengan memasukan
senyawa-senyawa seperti basa yang mampu melapisi silica gel dengan ph tertentu. Dengan ini
perak nitrat juga dapat digunakan untuk merubah sifat silica gel sehingga di mungkinkan untuk
pemisahan dan pembedaan senyawa-senyawa tidak jenuh ( terutama alkena).
2. Alumina
(aluminium oksidasi) dapat disintesa dengan tingkat kemurniaan dan spesifikasi yang sama
dengan silica gel dan serangkaian proses dehidrasi tidak seragam terhadap berbagai modifikasi
Kristal aluminum hidroksida. Aluminum merupakan penjerap yang kuat dan dapat berfungsi
sebagai penukar ion amfoterik, tergantung pada sifat permukaan pelarut yang digunakan.
Sebagai contoh alumina oksidasi basa digunakan dengan eluen-eluen organic akan
mengadsorbsi hidrokarbon-hidrokarbon tidak jenuh dan aromatis kerptenoit, asteroid, alkaloid,
dan senyawa alami lainnya. Alumina oksidasi netral terutama digunakan dengan eluen senyawa
senyawa organic dan bahan ini, sesuai untuk digunakan pada senyawa-senyawa yang labil atau
terikat pada alkali kuat. Alumina oksidasi bersifat asam digunakan untuk pemisahan senyawa-
senyawa yang bersifat netral atau asam yang tidak labil dalam suasana asam. Dalam media air
atau alcohol- air alumina oksidasi berfungsi sebagai penukar ion.
3. Sebuk selulosa
Lapisan-lapisan serbuk selulosa merupakan agregasi partikel-partikel dengan ukuran yang sangat
kecil. Diperluhkan aliran fase gerak yang lebih banyak dengan difusi senyawa terlarut yang kecil.
Selulosa mengandung air yang teradsorbsi yang tertahan pada struktur glukopiranosa dengan
ikatan hidrogen.pemisahan terjadi melalui mekanisme partisi. Bahn selulosa hampir digunakan
secara eksklusif untuk pemisahan senyawa-senyawa hidrofilik seperti asam amino dan gula,
berlawanan dengan silica gel dan alumina yang digunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa
lipofilik. Terdapat berbagai jenis selulosa yang dimodifikasi secara kimiawi, yang masing-masing
berkelakuan sebagai ,medium penukar ion. Sebagai contoh dietilaminoetil (DEAE) selulosa
dibentuk dengan reaksi antara selulosa dengan 2-kloro-I-didietilaminoetil hidroklorida. Lempeng
dengan penjerap KLT yamg beredar dipasaran biasanya menggunakan symbol-simbol atau
singakatan singakat tertentu.

FASE GERAK PADA KLT


Pemisahan pada KLT dikendalikan oleh rasio distribusi komponen dalam system fase
diam/penjerap eluen tertentu. Profil pemisahan pada KLT dapat dimodifikasikan dengan
mengubah rasio distribusi dengan mengubah komposos fase gerak dengan memperlihatkan
polaritas dan kekuatan elusinya. System yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organic
karena daya elusicampuran kedua pelarut dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga
pemisahan dapat terjadi secara optimal. Petunjuki dalam memilih dan mengoptimasi fase
gerak :
1. Fase gerak harus mempunyai kemurniaan yang sangat tinggi karena KLT merupakan
teknik yang sensitive.
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak antara
0,2- 0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silica gel, polaritas fase
gerak akan menentukan kecepatan migrasi solute yang berarti juga menentukan nilai Rf
penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non
polar seperti metil bensen akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.
4. Solute-solut ionic dan solute-solut polar lebih baim digunakan campuran pelarut sebagai
fase geraknya seperti campuran air dan metanol dengan perbandingan tertentu.
Penambahan sedikit asam etanoat atau ammonia masing-masing akan meningkatkan
solute-solut yang bersifat basa dan asam.

PENOTOLAN SAMPEL

Anda mungkin juga menyukai