Anda di halaman 1dari 7

1.1.

Tujuan Praktikum
Memahami dan mampu melakukan berbagai metode ekstraksi dalam analisis bahan
alam.

1.2. Teori Dasar


Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetim-bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam
sel tanaman.Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan.ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal untuk
mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke
dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama.
Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan
diisolasi. Ada beberapa target ekstraksi diantaranya:
1. Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
3. Sekelompok senyawa pada suatu organisme yang berhubungan secara structural.

Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan adalah
sebagai berikut :
1. Pengelompokan bagian tumbuhan(daun, bungga dan lain-lain), pengeringan dan
penggilingan bagian tumbuhan.
2. Pemilihan pelarut
3. Pelarut polar : air, etanol, methanol, dan sebaginya.
4. Pelarut semipolar : etil asetat, diklorometan, dan sebagainya.
5. Pelarut non polar : N-Heksan, petroleum eter, kloroform dan sebgainya.

Jenis-jenis metode ekstraksi ada 2 yaitu dengan cara panas dan dingin.

Cara Dingin
1. Perkolasi
Pada metode perkolasi serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
percolator. Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan
menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel
senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel
dalam percolator tidak homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area.
Selain itu metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan memerlukan banyak
waktu.
2. Ultrasound
Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi menggunakan ultrasound (sinyal
dengan frekuensi tinggi 20kHz). Wadah yang berisi serbuk sampel ditempatkan
dalam wadah ultrasonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk memberikan
tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel. Kerusakan
sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan
meningkatkan hasil ekstrasi.
3. Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai, baik untuk sekala kecil maupun sekala industry. Metode ini dilakukan
dengan cara memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai kedalam wadah
inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan
konsentrasi zat tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
dengan penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi adalah memerlukan
banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak dan besar kemungkinan
senywa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada
suhu kamar. Namun disisi lain metode ini dapat menghindari rusaknya senyawa
yang bersifat termolabil.

Cara Panas :
1. Soxlhet
Metode ini dilakukan dengan menetapkan serbuk sampel dalam sarung selulosa
dalam kelongsong yang ditempatkan diatas labu dan dibawah kondensor. Pelarut
yang sesuai dimasukkan kedalam labu dan suhu penangas diatur dibawah suhu
refluks. Keuntungan dari metode ini adalah proses ekstraksi yang kontinyu, sampel
terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak membutuhkan
banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa
yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang dipeoleh terus
menerus pada titik didih.
2. Refluks dan destillasi uap
Pada metode refluks, sampel dimasukkan bersama pelarut kedalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih.
Uap terkondensasi dan kembali kedalam labu. Destilasi uap memiliki proses yang
sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran
berbagai senyawa menguap). Selama pemanasan uap terkondensasi dan destilat
(terpisah sebagai dua bagian yang tidak salinf bercampur) ditampung dalam wadah
yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah
senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi.
1.3. Pelaksanaan
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang.
Setiap kelompok melakukan satu macam ekstraksi (maserasi, perkolasi, refluks,
destilasi atau soxhletasi) dan pemekatan ekstrak.

Bahan dan Alat


a. Bahan
Simplisia bagian tumbuhan, aquadest, etanol 70%

b. Alat
Botol bermulut lebar, Pemanas listrik, Perkolator, Alat refluks, Kain flannel, Batu
didih, Batang pengaduk, Beker glass.

Prosedur :

Refluks :

Sebanyak 10 serbuk simplisia dimasukkan kedalam labu refluks, ditambahkan batu


didih dan 200 ml etanol, labu disambungkan dengan kondensor, kemudian
ditempatkan diatas penangas air. Air untuk pendingin dijalankan. Ekstraksi dilakukan
selama 3 jam. Disaring, massa diperas, dicuci dengan sedikit etanol, lalu diperas.

1.4. Hasil Pengamatan


Bahan/ simplisia yang digunakan : kulit batang cempaka (Michelia Campaca)
Hasil ekstraksi yang diperoleh yaitu 13% dengaj perhitungan bahan :
Bobot ekstrak kering = (bobot cawan + sampel) – bobot cawan
= 51,3 – 50
= 1,3 gram
bobot ekstrak kering
% rendaman = X 100%
bobot sebelum ekstrak
1,3 gram
= X 100%
10 gram

= 13 %
No Gambar Keterangan
Proses ekstraksi dengan
menggunakan refluks

2 Bobot cawan

3 Bobot ekstraksi dan cawan


1.5. Pembahasan

Pada praktikum kali ini menggunakan metode ekstraksi cara panas dengan
menggunakn refluks dikarenakan bahan yang digunakan tahan terhadap pemanasan
dan mempunyai tekstur yang keras. Simplisia yang digunakan yaitu batang kulit
cempaka dengan menggunakan pelarut methanol. Pada proses ekstraksi didalam labu
menggunakan sbatu didih yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian cairan serta untuk menghindari titik lewat
didih. Bobot ekstrak kering yang diperoleh yaitu 1,3 gram serta persentase rendamen
yang diperoleh yitu 13%. Pada literature persetase rendemen suatu ekstraksi yaitu
tidak melebihi 10 % sedangkan pada ekstraksi yang kita peroleh melebihi 10%
dikarenakan penimbangan ekstrak baru dilakukan satu kali sedangkan seharusnya
ditimbang berkali kali sampai bobotnya stabil/tetap. Secara umum prinsip kerja refluk
yaitu pemanasan, penguapan, dan terakhir pengembunan.dalam proses pengembunan
terjadi perbedaan suhu antara kondensor dalam yyang berisi uap panas dengan
kondensor luar yang berisi air dingin hal ini menyebabkan penurunan suhu dan
perubahan fase.

1.6. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan :


1. Keuntungan dari metode refluks adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-
sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung, serta
memerlukan waktu yang singkat.
2. Kerugian dari metode refluk adalah membutuhkan total volume pelarut yang
besar.
Daftar Pustaka

Mukhriani,2014.Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Indentifikasi senyawa Aktif.


Makasar. Volume VII No:Jurnal Kesehatan.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

Cahyaningsih,Erna. dkk. 2018. Modul Penuntun Praktikum Fitokimia. Akademi


Farmasi Saraswati Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai