Anda di halaman 1dari 6

NAMA : KADEK GITA DWI ANGGRAINI

NIM : 19330713
KELAS :C

1. Nitrimetri
Nitrimetri adalah amin aromatik primer dengan HNO2 dalam larutan asam akan
bereaksi secara kuantitatif membentuk garam diazonium. Senyawa ini distabilisir secara
mesomeri. Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-
senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer.

2. Prinsip Reaksi Nitrimetri


Prinsip yang digunakan pada titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, yang merupakan
reaksi pada amina aromatik primer dengan asam nitrit (HNO 2) dan menghasilkan garam
diazonium.
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer (amin aromatik
sekunder dan gugus nitro aromatik). Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatik
primer adalah benzokain. Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatis sekunder
adalah parasetamol dan fenasetin. Contoh zat yang memiliki gugus nitroaromatik
adalah kloramfenikol.
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder. Contoh zat yang
mempunyai gugus amin alifatis adalah Na siklamat.
3. Pembentukan senyawa azo dari gugus hidrazida. Contoh zat yang memiliki gugus
hidrazida adalah INH.
4. Pemasukkan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya titrasi dengan
menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

Diazotasi --> dikatalisis oleh ion halogenida, spt KBr

X N O X- + H2 N O
H
N O + R NH2
-X
R N+ N O
H H
R N+ N O R N N O H
H H
R N N O H R N N + H2 O
H
Amin Alif atis Primer
H2
R C NH2 + HNO2 + HX R H2 C N N X-
-2H2O

R H2 C N N X- + H2O R H2 C OH + N2
-HX

Amin Alif atis, aromatis , aralif atis sekunder


R1 R1 R1
N H N O R2 N+ N O N N O
-H +
R2 H R2

R1 R1
N N O + HCl + FeCl 2 N H + FeCl 3 + NO
R2 R2

Amin Aromatis Primer

NH 2 + HNO 2 + HX N+ N X-
-2H2O

R R

N+ N N N + X-

R R

Dari garam diazonium dapat dilakukan reaksi berikut:


1. Reaksi pertukaran (replacement)
HCl
Ar N N Ar - OH + N2 + H+
2. Reaksi Koppel
Koppel garam diazonium menghasilkan senyawa azo

NH 2 + HNO2 + HX N N X
-H2 O

R R

N N N N X

R R
HO
HO
OH
N N + N N
-HX

R R
3. Indikator
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indikator dalam
dan indikator luar.
a. Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin o.o dan metilen biru. Tropoelin o.o
merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna
kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai
pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi
biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi. Pada penggunaan tropeolin o.o,
ketajaman perubahan warna diperbaiki dg menambah metanol 10% atau biru metilen.

Tropeolin oo

- H
O2 S N N N

NO2- berlebih
NO

-O
2S N N N

Ferocyphen

NO 2-
[FeIIphen2 (CN)2 ] [Fe IIIphen2 (CN)2 ]+
berlebih

phen =
N N
b. Indikator Luar
Indikator luar adalah indikator yang dipakai tidak memasukkan kedalam larutan yang
akan dititrasi, tetapi hanya dengan menggoreskan larutan yang akan diperiksa pada indiktor
ini pada saat tititk akhir hamper dicapai. Contohnya: pasta kanji iodide.
Ketika larutan digoreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan
mengoksidasi iodide menjadi iodium dan dengan adanya kanji atau amilum akan
menghasilkan warna biru segera.
4 KI + 4 HCl + O2 à 2H2O + 2 I2 + 4 KCl
I2 + kanji à kanji iod (biru)
4. Titrasi Nitrimetri (FI IV)
Digunakan untuk penetapan kadar sulfonamida dan sediaannya + obat lain. Baku
primer yang digunakan adalah Sulfanilamida, dikeringkan pada suhu 105ºC selama 3 jam,
sebelum digunakan.
Prosedur:
1. ± 500 mg sulfanilamida atau pada monografi  + 20 ml HCl P + 50 ml H 2O  diaduk,
hingga larut  dinginkan  ±15ºC
2. Dititrasi perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M LV
3. Titik akhir : Elektrometrik  elektrode Platina-Kalomel
atau Platina-Platina

Cara Pendinginan:
Menggunakan air dan butiran es. Pendinginan dengan es dimaksudkan utk menghindari
reaksi samping.
1. Ditempatkan ujung buret di bawah permukaan larutan  untuk menghindari oksidasi
NaNO2 oleh udara.
2. Dititrasi secara manual atau otomatik
Secara manual : dekat T.A  penambahan 0,1 ml (≥1menit)
TABLET  20 tab, ditimbang serbuk ~ 500mg zat aktif, serbukkan
INJEKSI  pipet ~ 500mg ….

5. Senyawa Lain yang Dititrasi Secara Nitrimetri


1. Benzocain
COOC 2H 5

NH 2

Dalam FI : T = 15ºC
Dalam USP XXII : T = ±10ºC
Indikator : kanji iodide
2. Kloramfenikol
OH OH

O NH O-
N+

O
Cl Cl

Kloramfenikol direduksi dulu dengan penambahan HCl dan serbuk Zn. Kemudian
didiamkan selama 1 jam, disaring, dicuci, dan dititrasi dengan NaNO2
Dalam USP XXII dilakukan secara KCKT, sedangkan kloramfenikol palmitat secara
spektrofotometri ultraviolet.
3. Isoniazid (INH)
H 2N

NH

O
Nitrimetri menggunakan katalisator KBr
USP XXII  KCKT
4. Asam amino benzoat, Na-amino benzoat, K- amino benzoate
H2N
O

O
N
O

HO prokain amida NH 2

asam amino benzoat

Dlm FI II & USP XXII : Nitrimetri


5. Procaine amida
Dalam BP : titrasi nitrimetri menggunaka indikator ferocyphen sampai warna violet
yang tahan selama 3 menit.
Dalam USP XXII : secara KCKT
Tablet : serbuk tablet + HCl  dikocok selama 15 menit. dititrasi dengan NaNO2,
indikator : ferosifen.
6. Sulfonamida
1. Etalilsulfatiazol
O S
COOH H
C N SO2NH

800 mg zat + 50 ml HCl encer  refluks selama 30 menit, didinginkan + air 


nitrimetri (potensiometri).
2. Suksinilsulfatiazol
Sebelum dititrasi dihidrolisis dengan HCl dan air selama 1jam atau dengan larutan
NaOH 8%, + asam, lalu titrasi  nitrimetri.

S
HOOC - CH2CH2 - CONH SO2NH
N
3. Sulfonamida dengan gugus amino tanpa substitusi seperti sulfadiazin,
sulfasetamid, langsung  nitrimetri.

Anda mungkin juga menyukai