Anda di halaman 1dari 3

USULAN PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa :

NIM :

1. Dosen pembimbing :
2. Dosen pembimbing :

1. JUDUL : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLANKET WARMING


TERHADAP PASIEN SHIVERING POST SPINAL ANASTESI DI RUANG
RECOVERY ROOM RUMAH SKIT AVENT BANDAR LAMPUNG
2. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi membuat pelayanan Kesehatan menjadi semakin berkembang


terutama dalam hal anestesi. Pemberian anestesi adalah upaya menghilangkan nyeri dengan
sadar (spinal anestesi) atau tanpa sadar (general anestesi) guna menciptakan kondisi optimal
bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011).

Anestesi spinal merupakan penyuntikan obat anestesi local secara langsung ke dalam
cairan serebrospinal (CLS), didalam ruang subaracnoid (Latief. 2010). Penyuntikan pada
lumbar kedua dan diatas vertebra sacralis pertama.

Selain memiliki kelebihan, anestesi spinal dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi anestesi
spinal dibagi menjadi 2 kategori yaitu mayor dan minor. Komplikasi mayor adalah alergi obat
anestesi lokal, transient neurologic syndrome, cedera saraf, pedarahan sub arachnoid, hematom sub
arachnoid, infeksi, anestesi spinal total, gagal nafas, sindroma kauda equina, dan disfungsi
neurologis lainnya. Komplikasi minor berupa hipotensi, Post Operative Nausea and Vomiting
(PONV), nyeri kepala pasca pungsi, kecemasan, menggigil, nyeri punggung dan retensi urin. Angka
komplikasi yang tinggi mengakibatkan 3 mortalitas dan morbiditas meningkat. (Hayati, dkk, 2015).

Periode pemulihan pasca operasi dikenal sebagai waktu dengan resiko tinggi untuk terjadinya
komplikasi (Suswitha, 2019). Menurut Sessler (2011) 25 % pasien mengalami kejadian komplikasi
setelah menjalani anestesi dalam proses operasi.

Pada pembedahan dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh yaitu penurunan suhu
tubuh / hipotermia. Hipotermia mempengaruhi beberapa sistem organ. Hipotermia pada awalnya
menyebabkan kenaikan laju metabolisme, pada sistem kardiovaskuler terjadi tachicardi, resistensi
pembuluh darah perifer, sehingga menyebabkan menggigil / shivering. (Rositasari, dkk, 2017).

Shivering adalah sebagai mekanisme kompensasi tubuh terhadap hipotermia. Angka kejadian
shivering yang terjadi setelah dilakukan epidural anestesi berkisar antara 30% – 33%. (Lopez, 2018).
Angka kejadian shivering post spinal anestesi antara 50% – 80%. (Luggya, et, al, 2016). Angka
kejadian Post Anesthetic Shivering (PAS) pada pasien yang menjalani spinal anestesi sekitar 33 % – 4
56,7 %. (Mashitoh, dkk, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi Masithoh (Dewi Masithoh et al., 2016) mengamati
bahwa pasien yang menjalani operasi yang berlangsung lebih dari 60 menit cenderung lebih sering
menggigil. Prosedur bedah besar yang melibatkan pembukaan rongga tubuh, seperti operasi dada
atau perut, akan berdampak negatif pada hipotermia, yang dapat menyebabkan kedinginan.

Blanket warmer adalah alat untuk mengontrol suhu tubuh yang mengalirkan udara hangat
melalui selimut yang dibuat khusus untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotermia sebelum
dan selama operasi ( Santoso, 2020).

Dari hasil wawancara dengan perawat di recovery room Rumah akit Avent Bandar Lampung
diketahui bahwa setiap hari rata-rata 2-3 pasien pasca pembedahan mengalami shivering. Di ruang
recovery room, semua pasien pasca pembedahan diberikan selimut katun sesuai standar rumah
sakit untuk menghangatkan pasien. Pemberian selimut tersebut dinilai kurang efektif dalam
mengatasi shivering.

Sejak bulan september 2022 ruang pulih sadar Rumah Sakit Advent Bandar Lampung baru
memiliki blanket warming, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana efektivitas blanket
warmer terhadap kejadian shivering pada pasien pasca spinal anestesi di recovery room Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung

3. TUJUAN PENELITIAN
A. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui efektivitas blanket warmer terhadap kejadian shivering pada pasien
pasca spinal anestesi di ruang pulih sadar Rumah Sakit Advent Bandar Lampung
B. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus penyusunan proposal ini adalah untuk mengetahui dan memahami
tentang:
1. Mengidentifikasi karakteristik pasien dalam pemberian blanket warmer terhadap pasien
yang mengalami shivering pada pasien post spinal anastesi di Recovery Room Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung
2. Mengidentifikasi keefektifan pemberian blanket warmer terhadap pasien yang
mengalami shivering pada pasien post spinal anastesi di Recovery Room Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung

4 .METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental research dengan desain one group
pre dan posttest design, yaitu satu kelompok dilakukan intervensi sebelum perlakuan dan dilakukan
intervensi lagi setelah dilakukan perlakuan.

4. REFERENSI
1. Latief, Dkk. (2002). Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit Bagian
Anestesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Sesler, et, al, 2011, Shivering Post Anesthesia, diakses tanggal 03 Februari 2015, pada
http://www.cszmedical.com .
3. Suswitha Dessy, 2018, Efektifitas Penggunaan Electric – Blanket pada Pasien yang Mengalami
Hipotermi Post Operasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
Bari , Jurnal Ilmi

Anda mungkin juga menyukai