SUGENG SURYANTO
NPM: 09.13.000.260
Sugeng Suryanto
Progam Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Aung – Jakarta Selatan 12610
Telp : 081284533373, Email : sugengsuryanto456@gmail.com
ABSTRAK
Menggigil merupakan respon tubuh terhadap rasa dingin atau persepsi dingin disaat suhu inti tubuh
menurun, reflek menggigil akan terpicu dimana terjadi getaran dari aktivitas otot dalam usaha menciptakan rasa
hangat untuk menghasilkan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemberian
selimut hangat dan selimut tebal terhadap penurunan kejadian menggigil pada pasien post operasi dengan Sub
Arachnoid Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
desain penelitian quasy eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi dengan Sub
Arachnoid Block (SAB) di Mayapada hospital Jakarta selatan. Jumlah keseluruhan populasi penelitian adalah
sebanyak 30 responden. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar 9 (60.0%) dari 15 responden tidak
mengalami menggigil dengan menggunakan selimut hangat dan sebagian besar 10 (66.7%) dari 15 responden
mengalami menggigil dengan menggunakan selimut tebal pada responden post operasi dengan Sub Arachnoid
Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tahun 2017. Hasil uji statistik didapatkan p-value sebesar
0,041 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada perbandingan yang signifikan antara
penurunan kejadian menggigil dengan pemberian selimut hangat dan selimut tebal pada pasien post operasi
dengan Sub Arachnoid Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tahun 2017. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat berguna untuk pelayanan terhadap pasien yang menjalani pembedahan di kamar operasi
untuk mencegah terjadinya hipotermi. Perawat di ruang bedah direkomendasikan menggunakan metode
pemberian selimut hangat untuk mencegah dan menghindari terjadinya kejadian menggigil pada pasien-pasien
post operasi dengan Sub Arachnoid Block (SAB), serta pemberian selimut hangat dengan suhu 38°C post
operasi dapat dijadikan salah satu prosedur tetap pelayanan pasien pasca bedah guna mencegah komplikasi
menggigil di ruang pemulihan guna menambah kualitas pelayanan post operasi.
Kata kunci : selimut hangat, selimut tebal,menggigil
ABSTRACT
Shivering is a response body against the cold or perception cold at the core of the body temperature decline ,
shivering triggered reflexes will happen vibration where of muscle activity in an effort to create a warm to
generate energy .The purpose of this research is to find the warm comparison blankets and blankets thick on
reductions in the scene chills in patients post operations with block sub arachnoid (SAB) Mayapada Hospital in
South Jakarta .The study is done by using design quasy experimental research .The population of the research is
patients post operations with block sub arachnoid (SAB) Mayapada Hospital in South Jakarta .Total population
research as many as 30 respondents .Research results obtained most 9 ( 60.0 % ) of 15 respondents did not
experience chills using a blanket warm and most 10 ( 66.7 % ) of 15 respondents did not experience chills using
a blanket on respondents post operations with block sub arachnoid (SAB) in Mayapada Hospital year South
Jakarta 2017. However statistical tests obtained p-value of 0,041 ( p < 0,05 ) so it can be concluded ho rejected
which would mean there are significant comparison between the subsidence scene chills to give a blanket warm
and blankets thick in patients post operations with block sub arachnoid (SAB) in Mayapada Hospital South
Jakarta 2017. Expected research results can be useful for service for patients who underwent surgery in the
surgery to prevent hipotermi .Nurses in the surgical recommended the use of a blanket warm to prevent and
avoid a scene chills on pasien-pasien post operations with block sub arachnoid (SAB), and And provision of a
blanket warm with temperature 38o C post operation could become one of the procedure fixed patient care after
surgical to prevent complication shivering at space recovery to increase the quality of services post operation .
terjadi terhadap pasien-pasien pasca bedah Hospital Jakarta selatan. Jumlah sampel yang
dengan Sub Arachnoid Block (SAB). Sebagai digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak
alternatif pilihan untuk menurunkan kejadian 30 IAlat pengumpulan Data
menggigil pasca bedah dengan memberikan
metode pemanasan eksternal aktif yaitu instrumen yang digunakan peneliti dalam
pemberian selimut hangat elektrik dengan suhu penelitian ini adalah berupa formulir observasi.
38 ºC selama dan pasca pembedahan. Tindakan Peneliti memiliki formulir observasi sebagai
tersebut berperan menjaga suhu tetap normal alat pengumpulan data dengan pertimbangan
dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. beberapa keuntungan yaitu mudah
Melihat dari sudut kegunaan alat tersebut sudah mengolahnya, memudahkan responden untuk
sangat baik tetapi disisi lain petugas, dalam hal memilih salah satu jawaban yang telah
ini adalah para perawat kamar operasi yang disediakan dengan memberi tanda misalnya
mendampingi pasien-pasien post operasi melingkari hurup didepan jawaban yang dipilih,
diruang pemulihan, belum memiliki kesadaran jawaban lebih objektif serta efisiensi responden.
akan pentingnya alat selimut hangat dalam
mempertahankan dan menjaga agar suhu tubuh Prosedur Pengumpulan Data
pasien tidak hipotermi khususnya pasien post Setelah mendapatkan izin kepada
operasi dengan Sub Arachnoid Block (SAB), KepalaDepartemen Kamar Operasi Mayapada
sehingga akan mendapatkan hasil operasi yang Hospital Jakarta Selatan untuk melakukan
lebih optimal. penelitian, Peneliti memperkenalkan diri pada
Berdasarkan latar belakang diatas, maka calon responden dan menunjukkan surat izin
peneliti tertarik mengambil judul, penelitian. Sebelum responden di observasi
“Perbandingan pemberian selimut hangat dan terlebih dahulu klien diberikan penjelasan dan
selimut tebal terhadap penurunan kejadian dilanjutkan dengan penanda tanganan inform
menggigil pada pasien post operasi dengan Sub consent. Analisis bivariat yang digunakan
Arachnoid Block (SAB) di Mayapada Hospital dalam penelitian ini Uji Paried Sample T-Test
Jakarta Selatan” adalah dengan tujuan untuk menguji perbedaan
kejadian menggigil pada pasien post operasi
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN dengan Sub Arachnoid Block . Uji Paried
Sample T-Test adalah untuk mengetahui apakah
1. Desain Penelitian keputusan uji Ho ditolak atau Ho diterima
Penelitian ini dilakukan dengan (gagal ditolak). Dengan ketentuan apabila p.
menggunakan desain penelitian quasy value <α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada
eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan, jika p > α maka Ho
ada atau tidaknya pengaruh pemberian selimut diterima, artinya tidak ada perbedaan yang
hangat terhadap penurunan kejadian menggigil signifikan kejadian menggigil antara pemberian
pada pasien post operasi dengan Sub Arachnoid selimut hangat dengan selimut tebal. (SAB)
Block (SAB) sesudah pemberian intervensi setelah diberikan selimut hangat dan selimut
dengan pendekatan static group comparison tebal.
yaitu suatu rancangan penelitian yang
menggunakan dua kelompok subyek HASIL PENELITIAN
diantaranya dengan pemberian selimut hangat 1. Analisis Univariat
dan pemberian selimut tebal. Efek perlakuan
dilihat dari perbedaan pengukuran kedua Tabel 5.1
kelompok (Notoatmodjo, 2010 dan Saryono, Distribusi Frekuensi Usia Pasien Post
2012). Operasi Dengan Sub Arachnoid Block (SAB)
Populasi dan Sampel di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Populasi dalam penelitian ini adalah Tahun 2017
pasien post operasi dengan Sub Arachnoid N Usia Frekuensi Persentasi
Block (SAB) di Mayapada hospital Jakarta o (%)
selatan. Jumlah keseluruhan populasi penelitian 1 Remaja (17-25) 7 23.3
adalah sebanyak 30 responden. Sampel diambil 2 Dewasa (26-45) 19 63.3
dari pasien pasca bedah dengan Sub Arachnoid 3 Lansia (46-55) 4 13.3
Block (SAB) di kamar bedah Mayapada Jumlah 30 100
3
No Kejadian Frekuensi Persentasi
Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa usia pasien Menggigil (%)
post operasi dengan Sub Arachnoid Block 1 Tidak 9 60.0
(SAB) di kamar bedah Mayapada Hospital menggigil
Jakarta selatan dapat dilihat bahwa sebagian 2 Menggigil 6 40.0
besar responden dewasa (63.3%). Jumlah 15 100
Tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa hasil uji Hospital Jakarta selatan dapat dilihat bahwa
normalitas pada Shapiro Wilk diperoleh hasil sebagian besar (63.3%) responden dalam
yaitu : pemberian selimut hangat memiliki nilai kategori dewasa.
: 0.063, dimana data tersebut > dari 0.05 dengan Pada Usia dewasa (26-45) tahun termoregulasi
demikian data tersebut berdistribusi normal dan relatif lebih baik dibandingkan dengan usia
pemberian selimut tebal memiliki nilai : 0.316 geriatrik. Perubahan suhu pada usia geriatri
dimana data tersebut > dari 0.05 dengan akan terjadi lebih lambat. Geriatri juga lebih
demikian data tersebut berdistribusi normal. rentan terhadap hipotermia. Pada pasien tua,
terjadi kegagalan termoregulasi relatif
dibandingkan dengan pasien lebih muda
Uji Paired Sampel T-Test (Anggita Marissa, 2012).
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jenis
Tabel 5.7 kelamin pasien post operasi dengan Sub
Perbandingan Kejadian menggigil Pre-Test Arachnoid Block (SAB) di kamar bedah
dan Post-Test Pemberian Selimut Hangat Mayapada Hospital Jakarta selatan dapat dilihat
Pada Pasien Post Operasi Dengan Sub bahwa sebagian besar responden berjenis
Arachnoid Block (SAB) di Mayapada kelamin perempuan (70 %) hanya sebagian
Hospital Jakarta Selatan Tahun 2017 kecil responden yang berjenis kelamin laki-laki
(n = 30) (30 %).
Hal ini berhunbungan dengan penelitan Nur
Std. Std. Akbar Fauzi, Santun Bhekti Rahimah, Arief
Variabe Mea Deviatio Error P Value Budi Yulianti (2014) yang berjudul “Gambaran
l n N n Mean Kejadian Menggigil (Shivering) pada Pasien
Selimut 1.40 15 0.507 0.131 dengan Tindakan Operasi yang Menggunakan
0.04
Hangat Anastesi Spinal di RSUD Kerawang Periode
Selimut 1.67 15 0.488 0.126 1
0.028 Juni 2014” dengan hasil penelitian diketahui
Tebal bahwa angka kejadian menggigil sebesar 57.89
% terjadi pada sebagian pasien perempuan..
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa
diketahui penurunan kejadian menggigil dengan
Tabel 5.7. diatas menunjukan bahwa rata-rata pemberian selimut hangat pada pasien post
nilai kejadian menggigil pasien post operasi operasi dengan sub arachnoid block (sab) di
dengan Sub Arachnoid Block (SAB) sesudah mayapada hospital jakarta selatan dapat dilihat
diberikan perlakuan selimut hangat adalah bahwa sebagian besar responden tidak
sebesar 1,40 dengan standar deviasi 0,507 dan menggigil (60.0 %). Hal ini berhubungan
standar error mean 0,131, sedangkan nilai rata- dengan penelitan sugianto , farida Juanita
rata kejadian menggigil pasien post operasi (2013) yang berjudul “Pengaruh pemberian
dengan Sub Arachnoid Block (SAB) sesudah selimut elektrik suhu 38 ºC selama TUR-P
diberikan perlakuan selimut tebal adalah dengan SAB terhadap kejadian menggigil pasca
sebesar 1,67 dengan standar deviasi 0,488 dan bedah di RS Aisyiyah Bojonegoro” dengan
standar error mean 0,126. Hasil uji statistik hasil penelitian diketahui bahwa pemberian
didapatkan p-value sebesar 0,041 (p < 0,05) selimut hangat elektrik dengan suhu 38 ºC
maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti selama pembedahan TUR-P mempercepat
ada perbandingan yang signifikan antara penurunan menggigil pasca bedah.
penurunan kejadian menggigil dengan Selimut hangat elektrik merupakan cara
pemberian selimut hangat dan selimut tebal yang efisien dan cepat untuk menghasilkan
pada pasien post operasi dengan Sub Arachnoid pengaturan suhu pada pasien dan regulasi suhu
Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta tubuh setelah operasi. Pada kelompok perlakuan
Selatan Tahun 2017. dengan selimut hangat mengalami skala
menggigil masih normal, karena proses
kehilangan panas tubuh terjadi pada jam
PEMBAHASAN pertama saat pembedahan dan menyebabkan
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia hipotermi dengan menghangatkan penderita
pasien post operasi dengan Sub Arachnoid selama pembedahan dapat meningkatkan suhu
Block (SAB) di kamar bedah Mayapada >96,8 °F (Crossley, 2009).
5
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa hangat memungkinkan terjadi perpindahan
diketahui penurunan kejadian menggigil dengan panas dari permukaan selimut ke permukaan
pemberian selimut tebal pada pasien post tubuh pasien yang lebih dingin (Darmawan I,
operasi dengan Sub Arachnoid Block (SAB) di 2009). Menurut Aitkenhead (2001) menggigil
Mayapada Hospital Jakarta selatan dapat dilihat yang terjadi pada pasca bedah dengan spinal
bahwa sebagian besar responden mengalami anastesi biasanya disertai proses hipotermi
menggigil (66,7 %). Hal ini sesuai dengan dimana terjadi penurunan suhu inti <35ºC
pernyataan dari Cuming and Janel (2002), dia (Gabriel, 1996). Pada pemberian anestesi spinal
menjelaskan ada tiga alasan mengapa selimut pada jam pertama setelah dilakukan anestesi
tebal kurang maksimal dalam penanganan spinal akan terjadi penurunan ambang
pasien hipotermi yaitu : (1) Selimut tebal hanya menggigil sekitar 10C sd 20C, hal ini
membungkus atau melindungi pasien dari disebabkan terjadinya redistribusi panas suhu
kehilangan panas yang lebih parah ; (2) Proses tubuh dari kompartemen inti ke kompartement
penghangatan hanya mengandalkan produksi perifer. Menggigil pada asnestesi spinal dapat
panas dari dalam tubuh saja, selimut hanya disebakan juga oleh ketidakmampuan
membantu mencegah keluarnya panas yang kompensasi otot dibawah ketinggian blockade
telah di produksi di dalam tubuh ; (3) Tidak untuk terjadinya menggigil.
terjadi perpindahan panas dari selimut tebal ke Pentingnya pencegahan dalam
dalam tubuh pasien. Pasien Yang Mengalami penurunan kejadian menggigil/ hipotermi pada
Menggigil Disebabkan Karena Suhu kamar pasien post operasi dengan Sub Arachnoid
operasi yang terlalu dingin, infus dengan cairan Block (SAB) menjadi sangat penting karena
yang dingin, Inhalasi dingin, aktifitas otot yang sulit sekali untuk mengatasi penurunan suhu
menurun, ataupun pengaruh obat-obatan yang tubuh yang disertai vasodilatasi akibat tindakan
digunakan (seperti vasodilator, anastetik umum, anestesi spinal (SAB). Ada beberapa
dan lain-lain) (Elsavier, 2005). komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat efek
Hasil uji statistik didapatkan p-value dari hipotermi diantaranya : Hipoglikemi,
sebesar 0,041 (p < 0,05) maka dapat Asidosis metabolik yang diakibatkan karena
disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme
perbandingan yang signifikan antara penurunan anaerob, kebutuhan oksigen yang meningkat,
kejadian menggigil dengan pemberian selimut metabolisme meningkat, gangguan pembekuan
hangat dan selimut tebal pada pasien post sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal
operasi dengan Sub Arachnoid Block (SAB) di yang menyertai hipotermi berat, shock, dan
MayapadaHospital Jakarta Selatan Tahun 2017. apnea.
Hal ini berhunbungan dengan penelitian
Widyawati, Amkep. SST (2011) yang berjudul
“Pengaruh Tindakan Perawatan Pemberian Selimut KESIMPULAN DAN SARAN
Hangat Terhadap Kecepatan Kembalinya Suhu Tubuh
Normal Pada Pasien Yang Mengalami Hipotermi 1. Kesimpulan
Setelah Menjalani Operasi Dengan Anestesi Spinal di
Instalasi Bedah Sentral RSUD Palembang BARI”, Perlakuan pemberian selimut hangat
dengan hasil penelitian diketahui bahwa pada responden post operasi dengan Sub
terdapat perbedaan yang signifikan antara Arachnoid Block (SAB) di Mayapada
responden yang mendapatkan tindakan Hospital Jakarta Selatan Tahun 2017,
keperawatan selimut hangat (K1) dengan yang sebagian besar responden tidak menggigil.
mendapatkan tindakan keperawatan selimut
Perlakuan pemberian selimut tebal pada
tebal (K2). Dengan demikian ada pengaruh
responden post operasi dengan Sub Arachnoid
tindakan keperawatan pemberian selimut hangat
Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta
terhadap kecepatan kembalinya suhu tubuh
Selatan Tahun 2017. sebagian besar responden
normal.
menggigil. Ada perbandingan yang signifikan
Menurut Mancini, Marry (1994)
antara penurunan kejadian menggigil dengan
kecepatan kembalinya suhu tubuh ke normal
pemberian selimut hangat dan selimut tebal
pada kelompok selimut hangat dipengaruhi oleh
pada pasien post operasi dengan Sub Arachnoid
proses radiasi, konveksi dan konduksi. Radiasi
Block (SAB) di Mayapada Hospital Jakarta
adalah perpindahan panas dari permukaan suatu
Selatan Tahun 2017.
objek ke permukaan objek lain. Selimut yang
6