Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN LAMA OPERASI DENGAN KEJADIAN

SHIVERING PADA PASIEN POST OPERATIVE


DENGAN SPINAL ANESTESI DI IBS RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
NUR IKHSAN YULIANTO
1811604008

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022

i
HUBUNGAN LAMA OPERASI DENGAN KEJADIAN
SHIVERING PADA PASIEN POST OPERATIVE
DENGAN SPINAL ANESTESI DI IBS RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Terapan Kesehatan
Pada Program Studi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh :
NUR IKHSAN YULIANTO
1811604008

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN LAMA OPERASI DENGAN KEJADIAN


SHIVERING PADA PASIEN POST OPERATIVE
DENGAN SPINAL ANESTESI DI IBS RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
NUR IKHSAN YULIANTO
1811604008

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal :

5 September 2022

Pembimbing

(Vita Purnamasari S.Kep.,Ns.M.,Kep)

iii
HUBUNGAN LAMA OPERASI DENGAN KEJADIAN
SHIVERING PADA PASIEN POST OPERATIVE
DENGAN SPINAL ANESTESI DI IBS RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA1

Nur Ikhsan Yulianto2, Vita Purnamasari3


Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan
E-mail : nurikhsanyulianto06@gmail.com
INTISARI
Latar belakang : pada pasien pasca operasi sangat memungkinkan untuk terjadinya komplikasi
anestesi dengan risiko yang tinggi. Salah satu komplikasi yang muncul pada pasca operasi dengan
general anestesi maupun regional anestesi adalah shivering. Shivering post anestesi atau post
anesthesia shivering adalah peningkatan pergerakan muskular yang bertujuan untuk
mengkompensasi terjadinya hipotermi yang disebabkan oleh penurunan suhu pada tubuh pasien.
Insiden shivering pasca anestesi berkisar 33-65% pada pasien yang menjalani anestesi umum dan
sekitar 33-56,7% pada pasien yang menjalani anestesi spinal.
Tujuan : tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama operasi dengan
kejadian shivering pada pasien post operasi dengan spinal anestesi di IBS RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode : penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif
analitik dengan menggunakan cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 32 responden pasien post operasi dengan spinal anestesi.
Hasil : hasil uji hubungan antara lama operasi dengan kejadian shivering pada pasien post operasi
dengan spinal anestesi menggunakan Uji Spearman didapatkan nilai signifikasi sebesar 0.000 (
p<0,05 ). Dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi <0,05, maka dinyatakan hipotesis diterima
yaitu ada hubungan antara lama operasi dengan kejadian shivering pada pasien post spinal anestesi
di IBS RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Kesimpulan : terdapat hubungan antara lama operasi dengan kejadian shivering pada pasien post
operasi dengan spinal anestesi di IBS RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Kata Kunci : lama operasi, shivering, post spinal anestesi


Daftar Pustaka : 17 buku dan 21 jurnal
1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa DIV Keperawatan Anestesiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3. Dosen DIV Keperawatan Anestesiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

iv
THE RELATIONSHIP BETWEEN LENGTH OF SURGERY AND SHIVERING
INCIDENCE IN POSTOPERATIVE PATIENTS WITHSPINAL ANESTHESIA AT
CENTRAL SURGICAL INSTALLATION OF PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA HOSPITAL 1

Nur Ikhsan Yulianto 2, Vita Purnamasari3 Diploma IV Anesthesiology Nursing ProgramE-mail:


nurikhsanyulianto06@gmail.com

ABSTRACT

Background: Anesthetic complications with high risk are very likely in postoperative patients.
Shivering is one of the complications that can occur after surgery under general or regional
anesthesia. Shivering post anesthesia, also knownas post-anesthesia shivering, is an increase in
muscular movement intended to compensate for hypothermia caused by a drop in the patient's
body temperature. Post-anesthesia shivering affects 33-65% of patients undergoing general
anesthesiaand 33-56.7% of patients undergoing spinal anesthesia.
Objective: The study aims to determine the relationship between the length of operation and the
incidence of shivering in postoperative patients with spinal anesthesia at Central Surgical
Installation of PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital.
Method: This study employed quantitative approach with descriptive analytic research using
cross-sectional purposive sampling technique. The sample in this study were 32 postoperative
patients under spinal anesthesia.
Result: The results of the research shows that the Spearman's Test results in a significance value
of 0.000 (p<0.05) for the test of the relationship between the length of surgery and the incidence
of shivering in postoperative patients with spinal anesthesia. The significance value of <0.05
indicates that the hypothesis is accepted, that there is a relationship between the duration of
surgery and the incidence of shivering in post spinal anesthesia patients at Central Surgical
Installation of PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital.
Conclusion: There is a relationship between the length of surgery and the incidenceof shivering in
postoperative patients with spinal anesthesia at Central Surgical Installation of PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Hospital.

Keywords : Length of Surgery, Shivering, Post Spinal Anesthesia


References : 17 Books and 21 Journals

1. Title
2. Student of Diploma IV Anesthesiology Nursing Program, Faculty of HealthSciences,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Lecturer of Diploma IV Anesthesiology Nursing Program, Faculty of HealthSciences,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

v
1

PENDAHULUAN Teknik regional anestesi masih

Pemberian tindakan anestesi menjadi alternatif yang menjadi pilihan

sudah dilakukan selama berabad-abad. untuk jenis operasi besar, operasi

Kemajuan teknik anestesi bagian abdomen dan operasi pada

memungkinkan operasi berjalan secara bagian ekstremitas bawah. Pemilihan

aman. Pemberian anestesi adalah salah teknik ini karena selama operasi pasien

satu Tindakan untuk mengurangi atau dalam keadaan sadar yang kemudian

menghilangkan rasa nyeri dengan mengakibatkan masa pulih dan

kondisi pasien tetap sadar (spinal diimobilisasi lebih cepat (Mashitoh et

anestesi) atau tanpa sadar (general al., 2018).

anestesi) yang bertujuan menciptakan Spinal anestesi mempunyai


kondisi yang optimal bagi pelaksanaan beberapa keuntungan dan efek
tindakan pembedahan (Widiyono et al., samping. Keuntungan teknik anestesi
2020). spinal antara lain biaya lebih murah,
Spinal anestesi adalah salah dapat mengurangi depresi sistem
satu teknik yang sangat banyak pernapasan, aspirasi dapat di kurangi,
digunakan pada beberapa macam dan memberi kepuasan pada pasien
prosedur pembedahan. Lebih dari 80% karena merasa waktu pulih yang cepat
tindakan pembedahan menggunakan serta efek samping minimal. Teknik ini
jenis anestesi dengan spinal anestesi juga mempunyai efek samping antara
daripada menggunakan general anestesi lain penurunan tekanan darah, nyeri
(Fauzi et al., 2014).
2

kepala dan terjadinya penurunan suhu hipotermia perioperative pada pasien.

tubuh (Hipotermi). Semakin lama (Shukla et al., 2011).

pembedahan berlangsung, semakin Menggigil adalah salah satu

tinggi juga Risiko terjadinya penurunan komplikasi yang sering terjadi

suhu tubuh. Hal ini disebabkan oleh pascaoperasi. Menggigil pascaoperasi

menambahnya waktu terpaparnya merupakan efek samping dari spinal

tubuh dengan suhu ruangan. Pasien anestesi. Menggigil (shivering) setelah

dikatakan mengalami penurunan suhu pemberian anestesi memiliki angka

tubuh apabila dibawah 36o C kejadian sekitar 45% (Dar et al., 2012).

(Suryaningsih, 2019). Berdasarkan data RS PKU

Setiap teknik anestesi yang Muhammadiyah Yogyakarta pada

digunakan akan mempunyai efek tahun 2020 menunjukkan bahwa rata-

samping yang harus diperhatikan. Salah rata perbulan terdapat 100 pasien

satu efek samping penggunaan teknik yang menjalani operasi dengan spinal

anestesi spinal yang sering terjadi yaitu anestesi. Sedangkan rata-rata

menggigil. Menggigil pasca anestesi perbulan terdapat 40 pasien yang

atau Post Anaesthetic Shivering (PAS) mengalami menggigil pascaoperasi di

dapat diartikan sebagai suatu fasikulasi ruang pemulihan.

otot rangka yang berlangsung lebih dari Berdasarkan uraian latar

15 detik yang disebabkan oleh kondisi belakang di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengangkat kasus


3

dengan judul Hubungan Lama a. Untuk mengetahui

Operasi Dengan Kejadian Shivering karakteristik responden yang

Pada Pasien Post Operative Dengan mengalami Shivering pada

Spinal Anestesi Pasien Post Operative dengan

RUMUSAN MASALAH Spinal Anestesi.

b. Untuk mengetahui lamanya


Berdasarkan Latar Belakang
Tindakan operasi yang akan
diatas, peneliti ingin mengetahui
mengakibatkan pasien
adakah Hubungan Lama Operasi
mengalami Shivering Pada
dengan kejadian Shivering pada Pasien
Pasien Post Operative Dengan
Post Operative dengan Spinal Anestesi
Spinal Anestesi
di RS PKU Muhammadiyah
c. Untuk mengetahui kejadian
Yogyakarta.
Shivering Pada Pasien Post
TUJUAN PENELITIAN
Operative Dengan Spinal

1. Tujuan Umum Anestesi


Tujuan umum dari
METODE PENELITIAN
penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan Lama Penelitian ini menggunakan

Operasi dengan kejadian Shivering penelitian kuantitatif dengan desain

pada Pasien Post Operative dengan studi crosssectional. Desain studi

Spinal Anestesi. crosssectional adalah sebuah penelitian

2. Tujuan Khusus yang mempelajari hubungan antara


4

faktor risiko (Independen) dengan Lembar observasi yang

akibat atau efek (Dependen). digunakan merupakan lembar observasi

milik seseorang peneliti yang sama-


Populasi dalam penelitian ini adalah
sama meneliti mengenai hubungan
seluruh pasien yang dilakukan tindakan
lama operasi dengan hipotermi pada
spinal anestesi di Instalasi Bedah
pasien post operasi yang telah Saya
Sentral RS PKU Muhammadiyah
sesuaikan dengan judul penelitian Saya.
Yogyakarta rata-rata 35 orang setiap
Lembar observasi tersebut sudah
bulannya. Data tersebut diperoleh dari
melalui Uji Expert Judgement dengan
studi pendahuluan yang peneliti
Giyanto, S.ST yang merupakan Penata
lakukan di RS PKU Muhammadiyah
Anestesi senior di RS PKU
Yogyakarta pada bulan Juni 2022.
Muhammadiyah Yogyakarta. Lembar
Teknik sampling yang
observasi yang digunakan sudah
digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui 2x revisi dan sudah layak
teknik purposive sampling. Sampel
digunakan setelah konsultasi terakhir
pada penelitian ini adalah pasien post
kali.
pembedahan dengan spinal anestesi
Dalam penelitian ini menggunakan uji
yang mengalami hipotermi di ruang
Spearman yang bertujuan untuk
Instalasi bedah sentral RS PKU
mencari hubungan antara variabel
Muhammadiyah Yogyakarta .
bebas dan terikat apakah memiliki
5

hubungan atau tidak pada static non- Variabel Kategori Frekuensi Presentase
(%)
parametrik.
Usia Remaja 1 3,1 %
Awal
HASIL PENELITIAN Remaja 2 6,3 %
Akhir
Penelitian ini dilaksanakan di Dewasa 8 25,0 %
Akhir
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Lansia 6 18,8 %
Awal
selama pertengahan bulan Mei sampai Lansia 8 25,0 %
Akhir
dengan Juni 2022. Subyek dalam Manula 7 21,9 %
Total 32 100 %
penelitian ini adalah semua pasien

spinal anestesi di RS PKU


Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
Muhammadiyah Yogyakarta berjumlah
disimpulkan bahwa responden
32 orang. Pengambilan data dilakukan
terbanyak berdasarkan usia yaitu pada
dengan menggunakan lembar
Dewasa Akhir dan Lansia Akhir
observasi.
dengan jumlah 8 responden (25,0%).
1. Karakteristik Responden Kategori usia di dalam penelitian ini di
a. Usia
didapat dari teori yang dikemukakan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Data Usia Pasien Post Operasi oleh Depkes RI pada tahun 2009.
dengan Spinal Anestesi Di RS
PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Juni 2022
6

b. Jenis Kelamin Vari Kate Freku Prese


abel gori ensi ntase
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
(%)
Data Jenis Kelamin Pasien
Lam <60 11 34,4
Post Operasi dengan Spinal
Anestesi Di RS PKU a meni %
Oper t
Muhammadiyah Yogyakarta
Juni 2022 asi 60- 8 25,0
120 %
Vari Kateg Freku Prese meni
t
abel ori ensi ntase
(%) >120 13 40,6
meni %
Jenis Laki- 19 59,4
Kela laki % t
min Perem Total 32 100
13 40,6
puan % %
Total 32 100
% Berdasarkan Tabel 4.3 dapat

dilihat pada variabel lama operasi


Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
dibagi menjadi 3 kategori yaitu <60
disimpulkan bahwa responden
menit berjumlah 11 (34,4 %) , 60-120
terbanyak berdasarkan jenis
menit berjumlah 8 (25,0 %) dan >120
kelamin yaitu pada pasien Laki-
menit berjumlah 13 (40,6 %)
laki dengan jumlah 19 responden

(59,4%).

c. Lama Operasi
Tabel 4.3 Distribusi
Frekuensi Data Lama
Operasi Pasien Post Operasi
dengan Spinal Anestesi Di
RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Juni 2022
7

d. Kejadian Shivering
Shivering
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Lama
Data Kejadian Shivering Pasien Ya Tidak Jumlah Ρ
Opera
Post Operasi dengan Spinal si F % F % F %
Anestesi di RS PKU
<60m 1 3,1 10 31,2 11 34, 0,0
Muhammadiyah Yogyakarta
enit 2 5 38 00
Juni 2022
60- 3 9,3 5 15,6 8 25
120m 8 2
Varia Kate Freku Prese enit
bel gori ensi ntase >120 13 40, 0 0 13 40,
(%) menit 63 62
Shive Ya 17 53,1
Total 17 53, 15 46,8 32 10
ring % 13 7 0
Tida 15 46,9
k %
Total 32 100 % Apabila nilai Sig<0,05 maka

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan dengan H0 ditolak

dapat dilihat pada variabel dan Ha diterima artinya Terdapat

Shivering dibagi menjadi 2 yaitu hubungan antara lama operasi dengan

Ya dengan jumlah 17 (53,1 %) kejadian shivering pada pasien post op

dan Tidak dengan jumlah 15 dengan spinal anestesi di IBS RS PKU

(46,9 %). Muhammadiyah Yogyakarta.

Jika nilai Sig >0,05 maka dapat


2. Uji Bivariat
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji disimpulkan dengan H0 diterima dan
Spearman Hubungan Lama
Ha ditolak artinya Tidak Terdapat
Operasi dengan Kejadian
hubungan antara lama operasi dengan
Shivering pada Pasien Post Op
dengan Spinal Anestesi Di kejadian shivering pada pasien post op
IBS RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Juni 2022
8

dengan spinal anestesi di IBS RS PKU lansia akhir ( 56-65 tahun)

Muhammadiyah Yogyakarta. berjumlah 8 (25%), dan manula

Berdasarkan Tabel 4.5 (65 tahun keatas) berjumlah 7

didapatkan hasil nilai signifikansi 0,00 (21,9%). Berdasarkan data tersebut

(Sig p<0,05) sehingga dapat didapatkan hasil bahwa dewasa

disimpulkan terdapat hubungan antara akhir (36-45 tahun) dan lansia

lama operasi dengan kejadian shivering akhir (56-65 tahun) lebih banyak

pada pasien post op dengan spinal menjalani pembedahan

anestesi di IBS RS PKU menggunakan spinal anestesi.

Muhammadiyah Yogyakarta. Data mengenai usia pasien juga

PEMBAHASAN PENELITIAN dimasukkan dalam karakteristik

responden penelitian ini, karena


1. Usia
Pada hasil uji distribusi tindakan anestesi yang digunakan

frekuensi dalam penelitian ini pada usia lansia juga dapat

meliputi beberapa kategori yaitu menyebabkan pergeseran pada

remaja awal (12-16 tahun) ambang termoregulasi dengan

berjumlah 1 (3,1%), remaja akhir derajat yang lebih besar

(17-25 tahun) berjumlah 2 (6,3%), dibandingkan dengan pasien yang

dewasa akhir (36-45 tahun) berusia muda (Harahap et al.,

berjumlah 8 (25%), lansia awal ( 2014).

46-50 tahun) berjumlah 6 (18,8%), Golongan usia lansia

merupakan faktor risiko urutan 6


9

(enam) besar sebagai penyebab responden penelitian berjenis

hipotermi pasca pembedahan yang kelamin laki-laki. Pada

berujung pada terjadinya penelitian (Tantarto et al.,

shivering. Hal ini disebabkan 2016) didapatkan hasil bahwa

karena pada usia lansia mulai pasien laki-laki lebih banyak

terjadi kegagalan memelihara suhu mengalami kejadian shivering

tubuh dengan atau tanpa anestesi. pasca pembedahan

Hal ini terjadi karena penurunan menggunakan spinal anestesi.

vasokontriksi termoregulasi yang Pada penelitian lain yang

terkait dengan usia (Harahap et al., dilakukan oleh (Arif &

2014). Etlidawati, 2021)

2. Jenis Kelamin menyebutkan bahwa pasien

Pada hasil uji distribusi laki-laki lebih banyak

frekuensi dalam penelitian ini mengalami hipotermi yang

didapatkan jenis kelamin laki- terkompensasi menjadi

laki lebih banyak yaitu dengan shivering.

jumlah 19 responden (59,4%). 3. Lama Operasi

Hal ini sejalan dengan


Pada hasil uji distribusi
penelitian yang dilakukan oleh
frekuensi dalam penelitian
(Mashitoh et al., 2018) yang
ini terdapat beberapa
mengatakan bahwa mayoritas
kategori yaitu <60menit
10

berjumlah 11 responden Hal ini juga sesuai

(34,4%), 60-120menit dengan penelitian yang

berjumlah 8 responden dilakukan oleh putri yang

(25%) dan >120menit menyatakan bahwa kejadian

berjumlah 13 (40,6%). shivering pasca

Berdasarkan data tersebut pembedahan dengan spinal

dapat disimpulkan bahwa anestesi lebih banyak

pasien yang dilakukan ditemukan pada responden

pembedahan menggunakan yang menjalani operasi

spinal anestesi adalah jenis dengan durasi >60 menit.

operasi besar yang Menurut Depkes RI,

memerlukan waktu lama durasi pembedahan yang

>120 menit. Hal ini sejalan lama akan menyebabkan

dengan penelitian yang tindakan anestesi juga

menyatakan bahwa kejadian menjadi lama dan

shivering pasca operasi menambah waktu

dengan menggunakan terpaparnya tubuh dengan

spinal anestesi paling suhu dingin di ruang

banyak terjadi pada operasi. Menurut (Putri,

responden yang menjalani 2020) dalam penelitiannya

operasi dengan durasi 60- menjelaskan bahwa adanya

120menit (Madjid, 2014). hubungan lama operasi


11

dengan timbulnya 40 responden (52,5%)

hipotermi. Makin lama mengalami shivering. Hasil

durasi pembedahan dan penelitian ini juga sesuai

anestesi, maka suhu tubuh dengan teori yang didapat

dapat semakin rendah oleh Crowly, yang

sehingga dapat memicu menyatakan bahwa dari 21

terjadinya shivering. penelitian yang

4. Kejadian Shivering dikumpulkan mulai dari

tahun 1950 sampai oktober


Hasil uji distribusi
2007, angka kejadian
frekuensi dalam penelitian
shivering pada anestesi
ini didapatkan responden
spinal memperoleh data
yang mengalami shivering
rata-rata 55% (kisaran 40-
berjumlah 17 (53,1%) dan
64%) di seluruh dunia.
yang tidak mengalami
Anestesi spinal akan
shivering berjumlah 15
menyebabkan terganggunya
responden (46,9%) dari
pusat pengaturan
total 32 responden. Hasil
termoregulasi otonom
penelitian ini juga sesuai
sesuai dengan tinggi blok
dengan yang dilakukan oleh
syaraf yang terjadi,
(Mashitoh et al., 2018) yang
sehingga menyebabkan
menyatakan bahwa 21 dari
terjadinya hipotermi.
12

Mekanisme hipotermi 5. Suhu Ruang Operasi


Paparan suhu ruangan
terjadi akibat redistribusi
operasi yang rendah dapat
panas dari kompartemen
menyebabkan pasien
sentral ke perifer pada satu
mengalami Shivering, hal
jam pertama. Perubahan
ini diakibatkan dari
suhu inti tubuh selama
perantara antara suhu
anestesi tidak mencetuskan
permukaan kulit dan suhu
persepsi dingin. Hal ini
lingkungan terutama suhu
disebabkan oleh persepsi
pada kamar operasi. Suhu
termal sebagian besar
ruangan operasi selalu
dipengaruhi oleh suhu kulit
diatur dalam temperature
dibandingkan suhu tubuh.
rendah (20oC-24oC) untuk
Selama anestesi, penurunan
meminimalisir
suhu inti tubuh disertai
berkembangnya bakteri
dengan peningkatan suhu
(Mubarokah, 2017).
kulit, sehingga

menimbulkan persepsi Suhu kamar operasi di

hangat, yang disertai RS PKU Muhammadiyah

dengan respon pengaturan Yogyakarta adalah 16oC,

suhu tubuh diantaranya sehingga dapat

dengan menggigil (Putri, meningkatkan risiko

2020). terjadinya shivering selama


13

pembedahan berlangsung. temperatur suhu. Cairan

Hal ini sesuai dengan teori yang masuk melalui

yang menyatakan bahwa intravena yang dingin akan

kamar operasi dengan masuk sirkulasi darah dan

temperature suhu kurang bisa menyebabkan

dari 20oC dapat berubahnya suhu inti tubuh

menyebabkan penurunan sehingga semakin banyak

suhu tubuh. Suhu ruangan cairan dingin yang masuk

juga bisa diatur kurang dari ke pasien, semakin berisiko


o
24 C untuk mencegah mengalami Shivering

berkembangnya infeksi (Mubarokah, 2017).

(Mashitoh et al., 2018) 7. Indeks Massa Tubuh (IMT)


Tinggi badan dan berat
6. Cairan
Shivering juga bisa badan yang dinilai dari

disebabkan oleh faktor Indeks Massa Tubuh juga

cairan yang diberikan. bisa berdampak pada

Pemberian cairan infus dan system termoregulasi. Jika

irigasi yang dingin atau seseorang berada di

sesuai dengan suhu kamar lingkungan yang suhunya

operasi juga dapat lebih rendah dari tubuh

menyebabkan orang tersebut, mereka akan

menyebabkan menurunya menghasilkan panas secara


14

terus menerus secara sebabkan sedikitnya

internal yang berguna untuk persediaan panas yaitu

mempertahankan suhu lemak yang tipis. Pada IMT

tubunya. Proses yang tinggi memiliki sistem

pembentukan panas ini perlindungan panas yang

bergantung pada oksidasi cukup karena mempunyai

bahan bakar metabolik yang sumber energi penghasil

berasal dari makanan dan panas yang banyak yaitu

lemak yang merupakan lemak yang tebal

sumber energi penghasil (Mubarokah, 2017).

panas. 8. Jenis Operasi


Pembedahan dengan
Pada orang gemuk yang
jenis yang besar yang
memiliki cadangan lemak
dilakukan dengan membuka
berlebih akan memakai
rongga tubuh misal pada
cadangan lemaknya sebagai
operasi rongga thoraks atau
sumber energy dari dalam.
abdomen sangat berisiko
Pada orang dengan IMT
yang dapat menyebabkan
yang rendah akan dengan
Shivering (Mubarokah,
mudah kehilangan panas
2017).
dan memiliki faktor risiko
Anestesi Spinal bisa
yang tinggi terjadinya
menurunkan produksi
Shivering. Hal ini di
15

panas, sementara panas 9. Luas Luka Operasi


Operasi pada bagian
yang hilang sangat besar
abdomen sering menjadi
pada pasien yang menjalani
penyebab kejadian
operasi terbuka, menjalani
Shivering karena
operasi dengan durasi yang
berhubungan dengan
lama, dan berada pada
operasi yang berlangsung
kamar operasi yang dingin.
lama, pembedahan yang
Jenis operasi yang
luas dan sering
membuka rongga abdomen
menggunakan cairan untuk
atau laparatomi dikenal
membersihkan ruang
sebagai penyebab hipotermi
peritoneum. Selain bedah
terbanyak karena
abdomen, operasi
mengakibatkan kehilangan
orthopedic dan rongga
panas yang banyak.
thoraks juga bisa
Semakin luas paparan
menyebabkan Shivering
permukaan kulit terhadap
(Mubarokah, 2017).
suhu dingin maka semakin
10. Hubungan Lama Operasi
besar juga usaha tubuh
dan Kejadian Shivering
untuk mengkompensasi
Hasil uji hubungan
pembentukan panas dengan
antara lama operasi dengan
cara menggigil (Putri,
kejadian shivering pada
2020).
16

pasien post operasi dengan responden yang mengalami

spinal anestesi kejadian shivering pada post

menggunakan uji Spearman operasi dengan spinal

didapatkan ρ value sebesar anestesi paling banyak

0,000 (α < 0,05). Dapat terjadi pada responden

disimpulkan bahwa nilai dengan durasi operasi 60-

signifikan <0,05, maka 120 menit.

dinyatakan bahwa hipotesis Semakin lama

diterima yaitu ada hubungan pembedahan operasi maka

antara lama operasi dengan membutuhkan tindakan

kejadian shivering pada anestesi yang lama juga,

pasien post operasi dengan sehingga menyebabkan

spinal anestesi di IBS RS vasodilatasi yang

PKU Muhammadiyah diakibatkan oleh obat

Yogyakarta. anestesi yang membuat

Kejadian shivering panas tubuh keluar ke

banyak terjadi pada pasien lingkungan. Obat anestesi

yang menjalani operasi juga dapat menghambat

dengan durasi >90menit. tubuh untuk

Hal ini sesuai dengan hasil mengkompensasi saat

penelitian yang dilakukan kehilangan panas tersebut,

oleh (Madjid, 2014) dimana ditambah dengan lama


17

operasi yang semakin lama Yogyakarta adalah 16oC,

akan memperpanjang waktu sehingga dapat

tubuh terpapar dengan suhu meningkatkan risiko

ruangan operasi, sehingga terjadinya shivering selama

menyebabkan terjadinya pembedahan berlangsung.

perubahan pada temperature Hal ini sesuai dengan teori

suhu tubuh (Mashitoh et al., yang menyatakan bahwa

2018). kamar operasi dengan

Hal tersebut juga di temperature suhu kurang


o
diimbangi oleh faktor dari 20 C dapat

eksternal berupa suhu menyebabkan penurunan

sentral di ruangan operasi suhu tubuh (Madjid, 2014).

yang dingin mengakibatkan


SIMPULAN DAN SARAN
pasien terpapar suhu rendah
A. Simpulan
lebih lama serta pasien tidak

diberikan selimut untuk Berdasarkan hasil penelitian

menutup bagian tangan, dan setelah dilakukan analisis data

bahu, dan leher selama serta pembahasan maka dapat

operasi berlangsung (Putri, disimpulkan sebagai berikut :

2020). 1. Terdapat hubungan lama

Suhu kamar operasi operasi dengan kejadian

di RS PKU Muhammadiyah shivering pada pasien post


18

operasi dengan spinal anestesi menambah wawasan

di IBS RS PKU pengetahuan dan materi

Muhammadiyah Yogyakarta terkait dengan hubungan

2. Karakteristik pasien terbanyak lama operasi dengan

yang menjalani anestesi spinal kejadian shivering pada

adalah berjenis kelamin laki- pasien post operasi dengan

laki, berusia 36-45 dan 56-65 spinal anestesi di IBS RS

tahun. PKU Muhammadiyah

3. Kategori lama operasi pada Yogyakarta.

pasien pasca operasi dengan 2. Penata Anestesi

spinal anestesi paling banyak Hasil penelitian ini

terdapat pada kategori diharapkan bagi penata

>120menit yang berjumlah anestesi dapat mengetahui

13 (40,6%). faktor risiko dan mencegah

4. Kejadian shivering yang kejadian shivering pasca

terjadi berjumlah 17 (53,1%) pembedahan dengan spinal

dari 32 responden. anestesi.

3. Rumah Sakit
B. Saran
Hasil penelitian ini
1. Institusi Pendidikan
diharapkan dapat
Hasil penelitian ini
memberikan informasi data
diharapkan dapat
mengenai hubungan lama
19

operasi dengan kejadian dengan komplikasi apa

shivering pada pasien post saja yang paling

operasi dengan spinal bermakna (analisa data

anestesi dan menjadi acuan multivariat) dengan

untuk meningkatkan shivering pada pasien post

kualitas pelayanan operasi dengan spinal

dibidang asuhan anestesi sehingga dapat

keperawatan anestesiologi bermanfaat bagi

supaya dapat kemajuan ilmu anestesi di

meminimalisir terjadinya Indonesia. Diharapkan

shivering. Peneliti selanjutnya

4. Peneliti selanjutnya melakukan pembagian

Hasil penelitian ini kategori dengan lebih

diharapkan untuk peneliti jelas dan teliti serta

selanjutnya melakukan melakukan pengambilan

penelitian lebih lanjut data secara lebih baik.

mengenai faktor-faktor

yang berhubungan

DAFTAR PUSTAKA

Arif, K., & Etlidawati, E. (2021). Jenis RSUD Banyumas. Adi Husada
Anastesi Dengan Kejadian Nursing Journal, 7(1), 41.
Hipotermi Di Ruang Pemulihan https://doi.org/10.37036/ahnj.v7i1
20

.189 https://doi.org/10.1097/00000542
-200005000-00022
Budiono, U. (2015). Meperidin,
ketamin dan klonidin efektif untuk Gwinnutt, C. . (2014). Catatan kuliah
terapi menggigil pada Sectio Anestesi Klinis edisi 3 (EGC
Secaria dengan anestesi spinal (ed.)). EGC.
Meperidine, ketamine and
Harahap, A., Kadarsah, R., &
clonidine effective for the
Oktaliansah, E. (2014). Angka
treatment of shivering in Sectio
Kejadian Hipotermia dan Lama
Secaria with spinal anesthesia.
Perawatan di Ruang Pemulihan
Jurnal Anestesiologi Indonesia,
pada Pasien Geriatri Pascaoperasi
VII, 120–132.
Elektif Bulan Oktober 2011–
Dar, A. M., Qazi, S. M., & Sidiq, S. Maret 2012 di Rumah Sakit Dr.
(2012). A placebo-controlled Hasan Sadikin Bandung. Jurnal
comparison of ketamine with Anestesi Perioperatif, 1(2), 36–44.
pethidine for the prevention of
Hidayah, E., Khalidi, M., & Nugroho,
postoperative shivering. Southern
H. (2021). Perbandingan Insiden
African Journal of Anaesthesia
Shivering Pasca Operasi dengan
and Analgesia, 18(6), 340–343.
Anestesi Umum dan Anestesi
https://doi.org/10.1080/22201173.
Spinal di RSUD Abdul Wahab
2012.10872875
Sjahranie Samarinda. Jurnal Sains
Fauzi, N. A., Rahimah, S. B., & Dan Kesehatan, 3(4), 525–530.
Yulianti, A. B. (2014). Gambaran
Listyaningrum, T. ., Rohmah, A. .,
Kejadian Menggigil (Shivering)
Puspito, H., Fahmi, D., Hidayati,
pada Pasien dengan Tindakan
R. ., & Purnamasari, V. (2020).
Operasi yang Menggunakan
Panduan praktikum metodologi
Anastesi Spinal di RSUD
penelitian (1st ed.).
Karawang Periode Juni 2014.
2(1), 36–44. Madjid, A. K. I. (2014). Faktor yang
mempengaruhi kejadian shivering
Forkin, K. T., & Nemergut, E. C.
pasca anestesi spinal di ruang
(2016). Miller’s Anesthesia, 8th
pemulihan ibs rsud i la galigo kab.
Edition. Anesthesiology, 124(4),
Luwu timur sulawesi selatan.
977–978.
https://doi.org/10.1097/aln.00000 Mangku, & Senapathi, T. G. . (2010).
00000001020 Ilmu Anestesia dan Reanimasi. PT
Indeks.
Frank, S. M., El-Rahmany, H. K.,
Cattaneo, C. G., & Barnes, R. A. Mashitoh, D., Mendri, N. K., & Majid,
(2000). Predictors of hypothermia A. (2018). Lama Operasi Dan
during spinal anesthesia. Kejadian Shivering Pada Pasien
Anesthesiology, 92(5), 1330– Pasca Spinal Anestesi. Journal of
1334. Applied Nursing (Jurnal
21

Keperawatan Terapan), 4(1), 14. Gangguan Peredaran Darah


https://doi.org/10.31290/jkt.v(4)i( Otak. Goysyen Publishing.
1)y(2018).page:14-20
Setiati, S. (2014). Buku Ajar Ilmu
Millizia, A., Fitriany, J., & Siregar, D. Penyakit Dalam. Interna
(2020). Faktor-faktor yang Publishing.
Berhubungan dengan Post
Shukla, U., Prabhakar, T., & Malhotra,
Anesthetic Shivering pada Pasien
K. (2011). A comparative study of
Anestesi Spinal di Instalasi Bedah
the effect of clonidine and
Sentral PPK BLUD RSUD Cut
tramadol on post-spinal
Meutia Aceh Utara. Jurnal Ilmiah
anaesthesia shivering. Indian
Sains,Teknologi,Ekonomi,Sosial
Journal of Anaesthesia, 55(3),
Dan Budaya, 4(4), 40–46.
242. https://doi.org/10.4103/0019-
Morgan, G. ., & Mikhail, M. (2013). 5049.82666
Clinical Anesthesiology edisi 5
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
(5th ed.). MC Grow.
pendidikan (pendekatan
Mubarokah, P. (2017). Faktor-Faktor kuantitatif , kualitatif dan r & d.
yang Berhubungan dengan 456.
Hipotermia Pasca General
Suryaningsih, C. (2019). Hubungan
Anestesi di Instalasi Bedah
Lama Operasi Dengan Terjadinya
Sentral RSUD Kota Yogyakarta.
Shivering Pada Pasien Operasi
Notoatmodjo. (2018). Metode Dengan Anestesi Spinal Di Kamar
Penelitian Kesehatan. Rineka Operasi Rsud Nganjuk. Jurnal
Cipta. Sabhanga, 1(1), 74–82. http://e-
journal.stikessatriabhakti.ac.id/in
O’Connel, J., & Al., E. (2011).
dex.php/sbn1/article/view/21/21
Accidental Hypothermia &
Frostbite: Cold – Related Susilawati, A., Hendarsih, S., & Donsu,
Conditions. . . The Health Care of J. (2017). The Correlation of Body
Homeless Persons, 2, 189–197. Mass Index with Shivering of
Spinal Anesthesic Patients in RS
Putri, R. Y. (2020). Hubungan Lama
PKU Muhammadiyah
Operasi dan Jenis Operasi dengan
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah
Kejadian Post Anaesthetic
Kesehatan, 1(1), 1–8.
Shivering (PAS) pada Pasien
Pasca Anestesi Spinal di Ruang Syauqi, D., Purwandari, H., & Priyono,
Pemulihan Bedah Sentral RSUP D. (2019). Hubungan lama operasi
M.Djamil Padang. Fakultas dengan terjadinya shivering pada
Kedokteran Universitas pasien operasi dengan anestesi
Indonesia. spinal di kamar operasi rsud
nganjuk. Jurnal Sabhanga, 1(1),
Rosjidi. (2014). Buku Ajar Peningkatan
55–63.
Tekanan Intrakranial dan
22

Tantarto, T., Fuadi, I., & Setiawan. Setiyajati, A. (2020). Hubungan


(2016). Angka Kejadian dan antara Usia dan Lama Operasi
Karakteristik Menggigil dengan Hipotermi pada Pasien
Pascaoperasi di Ruang Pemulihan Paska Anestesi Spinal di Instalasi
COT RSHS Periode Bulan Bedah Sentral. Jurnal Ilmu
Agustus – Oktober 2015 Keperawatan Medikal Bedah,
Prevalence and Characteristics of 3(1), 55.
Post-anesthetic Shivering in https://doi.org/10.32584/jikmb.v3
Recovery Room COT RSHS from i1.338
August to October 2015.
Winarno, I., & Arifin, Z. (2020).
Anesthesia & Critical Care,
Anestesiologi Klinik Dasar (1st
34(Iv), 161–166.
ed.). RSUD AJIBARANG.
Widiyono, W., Suryani, S., &

Anda mungkin juga menyukai