Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kampus

STIKes YPIB Majalengka


Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

Pengaruh Teknik Relaksasi Abdomal Breathing terhadap


Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Caesarea

Merlly Amalia1*, Mia Agustina2


1,2
STIKes YPIB Majalengka
Email: merllyamalia08@gmail.com

ABSTRAK
Nyeri merupakan perasaan tubuh seseorang yang menimbulkan respon tidak menyenangkan.
Nyeri akibat operasi sectio caesarea biasanya terjadi setelah 18 jam melahirkan dengan skala
nyeri berat dengan sebab dan lokasi yang telah diketahui, yaitu didaerah operasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi abdomal breathing terhadap
penurunan nyeri pada ibu post sectio caesarea di RSUD Majalengka. Penelitian ini
menggunakan desain/rancangan penelitian pra eksperimen dalam bentuk one group pretest
posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhpasien post operasi sectiocaesarea di
Ruang Nifas RSUD Majalengka sebanyak 55 pasien. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah skala pendeskripsi Visual Analogue Scale (VAS). Analisis data meliputi analisis
univariat menggunakan distribusi tendensi sentral dan analisis bivariat menggunakan uji t
berpasangan (paired t-test). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat nyeri pada pasien
sectio caesarea setelah intervensi teknik relaksasi abdomal breathing adalah 7,7500 yaitu
pada tingkatan nyeri berat. Rata-rata tingkat nyeri pada ibu postsectio caesarea setelah
dilakukan intervensi teknik relaksasi abdomal breathing adalah 5,0833 yaitu pada tingkatan
nyeri sedang. Ada pengaruh teknik relaksasi abdomal breathing terhadap penurunan nyeri
pada ibu post sectio caesarea di RSUD Majalengka.Saran diajukan bagi petugas kesehatan
agar dapat mencoba untuk menerapkan teknik pengobatan abdomal breathing sebagai
alternatif pengobatan medis. Mendukung program pengobatan baik secara farmakologis
ataupun non farmakologis seperti teknik relaksasi abdomal breathing.

Kata Kunci: penurunan nyeri, post sectio caesarea, teknik relaksasi abdomal breathing

Effect of Abdomal Breathing Relaxation Techniques on Pain


Reduction in Post-Caesarean Women
ABSTRACT
Pain is the feeling of a person's body that causes an unpleasant response. Pain due to
cesarean section usually occurs after 18 hours of delivery on a severe pain scale with a
known cause and location, namely the operation area. The purpose of this study was to
determine the effect of abdomal breathing relaxation techniques on pain reduction in post-
sectio caesarean mothers at Majalengka Hospital, Majalengka Regency in 2020. This study
used a pre-experimental research design in the form of one group pretest posttest. The
population in this study were all postoperative ectiocaesarea patients in the Postoperative
Room of the Majalengka Hospital in December 2019 as many as 55 patients. The research
instrument used was the Visual Analogue Scale (VAS) description scale. Data analysis

Corresponding author:
Merlly Amalia
STIKes YPIB Majalengka
Jl. Gerakan Koperasi Majalengka Wetan, Majalengka
merllyamalia08@gmail.com

141
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

included univariate analysis using central tendency distribution and bivariate analysis using
paired t-test. The results showed that the average pain level in Sectio Caesarean patients
after the abdomal breathing relaxation technique intervention was 7.7500, namely the level of.
severe pain. The average pain level in postsectio caesarean mothers after the intervention of
Abdomal Breathing relaxation technique was 5.0833, namely at moderate pain levels. There
is an effect of abdomal breathing relaxation techniques on reducing pain in post-sectio
caesarean mothers at Majalengka Hospital. Suggestions are proposed for health workers to
try to apply abdomal breathing treatment techniques as an alternative to medical treatment.
Supporting treatment programs both pharmacologically and non pharmacologically, such as
abdomal breathing relaxation techniques.

Keywords: abdominal breathing relaxation techniques, pain reduction, post sectio caesarean

PENDAHULUAN
Pembedahan atau operasi merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani
ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan
luka (Sjamsuhidajat & Jong, 2017). Salah satu jenis pembedahan yang cukup banyak
dilakukan adalah sectio caesarea. Sectio caesarea adalah proses persalinan dengan membuat
insisi pada bagian uterus melalui dinding abdomen dengan tujuan untuk meminimalkan risiko
ibu dan janin yang timbul selama kehamilan atau dalam persalinan serta mempertahankan
kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya (Varney, 2017).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat adanya peningkatan angka persalinan
sectio caesarea di sejumlah negara. Selama tahun 2017-2018, menurut data WHO, ada
110.000 kelahiran di seluruh Asia dan 27 persen di antaranya dilakukan di meja operasi. Rata-
rata jumlah persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Inggris mencapai 10-20% dari seluruh
persalinan nakses. Rata-rata jumlah persalinan sectio caesarea di Amerika Serikat mencapai
13,5 % yang menjalani persalinan sectio caesarea setiap tahunnya dari seluruh persalinan
nakses.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah persalinan
dengan sectio caesarea di Indonesia telah mengalami peningkatan sejak tahun 2012 hingga
2018 sebesar 1,3 % - 6,8 %. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
tingkat persalinan dengan sectio caesarea dari 33 propinsi di Indonesia sebesar 15,3% dari
79,72% persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2019)
Berdasarkan data angka persalinan sectio caesarea juga mengalami peningkatan di
rumah sakit pendidikan proporsi sectio caesarea bervariasi antara 2.1%-11.8%, di rumah
sakit pemerintah berkisar 20%-25%, dan di rumah sakit swasta mencapai 30%-80%. Angka

142
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

ini jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan yaitu tidak melebihi 15% dari total kelahiran
di rumah sakit (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).
Menurut data RSUD Majalengka tahun 2018 jumlah persalinan sectio caesarea
sebanyak 815 atau 40,7% dari 2000 persalinan. Sedangkan di RSUD Cideres jumlah
persalinan sectio caesarea sebanyak 224 atau (22,81%) dari 982 persalinan. Data tersebut
menunjukkan bahwa persalinan sectio caesarea lebih tinggi di RSUD Majalengka
dibandingkan dengan RSUD Cideres pada tahun 2016. Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Desember 2019 terhadap 10 orang ibu yang mengalami persalinan
sectio caesarea sebanyak 4 orang (40%) mengalami nyeri sedang dan sebanyak 6 orang (60%)
mengalami nyeri berat pasca persalinan sectio caesarea. Teknik relaksasi abdominal
breathing belum pernah dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan nyeri pasca operasi sesar.
Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian tubuh seseorang yang menimbulkan
respon tidak menyenangkan dan nyeri dapat memberikan suatu pengalaman alam rasa
(Aspiani, 2018). Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai stimulus seperti mekanik, termal,
kimia, atau elektrik pada ujung-ujung saraf. Perawat dapat mengetahui adanya nyeri dari
keluhan pasien dan tanda umum atau respon fisiologis tubuh pasien terhadap nyeri. Sewaktu
nyeri biasanya pasien akan tampak meringis, kesakitan, nadi meningkat, berkeringat, napas
lebih cepat, pucat, berteriak, menangis, dan tekanan darah meningkat (Gallagher & Gallagher,
2016).
Nyeri akibat operasi sectio caesarea biasanya terjadi setelah 18 jam melahirkan
dengan skala nyeri berat dengan sebab dan lokasi yang telah diketahui, yaitu didaerah operasi.
Nyeri akut pasca operasi merupakan nyeri yang terdapat pada pasien bedah karena penyakit,
prosedur bedah atau kombinasinya. Jika nyeri tidak ditangani secara adekuat, selain
menimbulkan ketidaknyamanan juga dapat mempengaruhi sistem pulmonari, kardiovaskuler,
gastrointestinal, endokrin, imunologik dan stres serta dapat menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan. Ketidakmampuan ini mulai dari membatasi keikutsertaan dalam aktivitas
sampai tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi (Brunner, 2016). Dampak nyeri
pasca operasi yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi nyeri kronis dan bersifat
menetap dalam waktu yang lama. Nyeri kronis dapat memberikan dampak negatif seperti
bertambahnya waktu hospitalisasi, dapat terjadi komplikasi karena imobilisasi, status
emosional yang tidak terkontrol akibat lamanya hospitalisasi dan tertundanya proses
rehabilitasi (Elisa, 2016).
Salah satu upaya untuk mengatasi nyeri pasca operasi adalah dengan teknik relaksasi.
Adapun macam-macam pendekatan teknik relaksasi adalah relaksasi otot, relaksasi kesadaran
indera, relaksasi melalui hipnosa, yoga, meditasi dan teknik relaksasi nafas dalam. Relaksasi
merupakan suatu tindakan untuk menurunkan nyeri dengan menurunkan ketegangan otot agar

143
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

tidak terjadi nyeri yang lebih berat. Relaksasi yaitu suatu cara mengurangi rangsangan nyeri
dengan mengistirahatkan atau merelaksasikan otot-otot tubuh. Teknik ini mudah dipelajari
oleh ibu post partum yaitu dengan melakukan napas dalam, pola pernapasan yang teratur dan
rileks(Indrayani & Djami, 2016). Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya mampu merangsang
tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorfin dan enkefalin. Endorfin dan enkefalin
merupakan substansi di dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri
(Elisa, 2016).
Penanganan nyeri dengan teknik relaksasi merupakan salah satu bentuk tindakan
keperawatan mandiri. Meskipun demikian, pelaksanaan manejemen nyeri non-farmakologi
dengan teknik relaksasi di lapangan belum sepenuhnya dilakukan oleh perawat dalam
mengatasi nyeri. Kebanyakan petugas kesehatan melaksanakan program terapi hasil dari
kolaborasi dengan dokter, diantaranya adalah pemberian analgesik yang memang mudah dan
cepat dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan penggunaan intervensi manajemen nyeri
non-farmakologi dengan teknik relaksasi(Brunner, 2016). Namun peneliti tertarik untuk
meneliti teknik abdominal breathing hal ini dikarenakan teknik abdominal breathing selain
dapat merelaksasikan otot-otot, teknik relaksasi abdominal breathing di percaya mampu
merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endofin dan enkefalin sehingga
dapat mengurangi nyeri yang dirasakan dan juga teknik abdominal breathing mudah
dilakukan dan tidak memelukan alat relaksasi (Astriana, 2019).
Teknik relaksasi abdominal breathing merupakan salah satu terapi nonfarmakologis
yang digunakan dalam penatalaksanaan nyer i(Suhaidah, 2017). Teknik relaksasi abdominal
breathing merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental maupun fisik dari
ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi
yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi yang lambat dan berirama (Elisa,
2016). Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari pernapasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing (Gallagher & Gallagher, 2016).
Hasil penelitian tentang pengaruh tekhnik abdominal breathing terhadap penurunan
skala nyeri ibu post sectio caesarea. Dari hasil analisis data terhadap 30 responden rata-rata
nyeri post SC sebelum diberikan abdominal breathing adalah 6,47 dengan standar deviasi
0,507. Rata-rata nyeri post SC setelah diberikan abdominal breathing adalah 4,33 dengan
standar deviasi 0,802. Ada pengaruh tekhnik abdominal breathing terhadap nyeri post SC (t-
test> t hitung, 17,147> 1,725, p–value< 0,05). Dengan penurunan sebesar 2,133. Kesimpulan
ada pengaruh teknik abdominal breathing terhadap penurunan skala nyeri ibu post section
caesarea di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro (Astriana, 2019).
Berdasarkan paparan diatas peneliti mengambil teknik relaksasi abdominal breathing
sebagai upaya untuk mengurangi rasa nyeri, karena dari beberapa hasil penelitian lain

144
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan menurunkan nyeri cukup tinggi setelah dilakukan
teknik diafragma. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh
Teknik Relaksasi Abdomal Breathing terhadap Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio
Caesarea Di RSUD Majalengka”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain/rancangan penelitian pra eksperimen dalam
bentuk one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post
operasi sectio caesarea di Ruang Nifas RSUD Majalengka pada bulan Desember tahun 2019
sebanyak 55 pasien. Secara umum, untuk penelitian penelitian eksperimen jumlah sampel
minimum 15 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Pengukuran skala nyeri yang digunakan dalah skala pendeskripsi Visual Analogue
Scale (VAS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari 3-5 kata. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariate.

HASIL
Hasil penelitian ini diuraikan dalam bentuk tabel dan narasi sebagai berikut:
Tabel 1
Distribusi Penurunan nyeri pada Ibu Post Sectio Caesarea sebelum dilakukan teknik relaksasi
Abdomal Breathing
Variabel Mean Median Min-Mak SD
Penurunan Nyeri 7,7500 7,5000 6,00 – 10,00 1,35680

Berdasarkan tabel 1 didapatkan rata-rata tingkat nyeri pada ibu postsectio caesarea di
RSUD Majalengka tahun 2020 sebelum intervensi teknik relaksasi abdomal breathing adalah
7,7500 median 7,5000 dengan standar deviasi 1,35680. Tingkat nyeri pada ibu postsectio
caesarea paling rendah adalah 6,00 dan paling tinggi adalah 10,00.
Tabel 2
Distribusi Penurunan Nyeri pada Pasien Sectio Caesarea Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi
Abdomal Breathing
Variabel Mean Median Min-Mak SD
Penurunan Nyeri 5,0833 5,0000 4,00– 7,00 0,90034

Berdasarkan tabel 2 didapatkan rata-rata tingkat nyeri pada ibu post sectio caesarea
di RSUD Majalengka setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi abdomal breathing adalah
5,0833, median 5,0000 dengan standar deviasi 0,90034. Tingkat nyeri pada ibu post sectio
caesarea paling rendah adalah 4,00 dan paling tinggi adalah 7,00.

145
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

Tabel 3
Pengaruh Teknik Relaksasi Abdomal Breathing terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Sectio
Caesarea
Paired Differences
Pengetahuan 95% CI of the t p-value
Mean
Mean Difference
Deviasi
Lower Upper
Pretest - Posttest 7,7500
2,66 2,17 3,16 11,866 0,000
5,0833

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pretest penurunan nyeri
sebesar 2,66 dan rata-rata postest penurunan nyeri sebesar 5,0833. Rata–rata perbedaan
penurunan nyeri pretest dan postest adalah 2,66. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada
perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi abdomal breathing. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t diperoleh nilai t sebesar
11,866 lebih besar dari nilai t tabel 1,75305 dan p-value sebesar 0,000 (<0,05) yang berarti
hipotesis nol ditolak dengan demikian maka ada pengaruh teknik relaksasi abdomal breathing
terhadap penurunan nyeri pada pasien sectio caesarea di RSUD Majalengka.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata tingkat nyeri pada ibu postsectio
caesarea di RSUD Majalengka sebelum intervensi teknik relaksasi abdomal breathing adalah
7,75 pada sekala nyeri berat. Tingkat nyeri pada pasien sectio caesarea paling tinggi adalah
10,00 dan paling rendah adalah 6,00. Pada ibu yang mengalami nyeri berat pasca persalinan
dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang relaksasi untuk mengatasi nyeri,
kurangnya motivasi untuk mobilisasi, atau bisa juga mengalami Infeksi yang menjadi
penyebab utama terjadinya nyeri pada bekas operasi caesar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang pengaruh tekhnik abdominal
breathing terhadap penurunan skala nyeri ibu post sectiocaesarea di RSUD Jendral Ahmad
Yani Metro Lampung, diperoleh hasil rata-rata nyeri post SC sebelum diberikan Abdominal
breathing adalah 6,47 pada skala nyeri berat di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro Lampung
tahun 2019 (Astriana, 2019).
Nyeri sendiri diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat subyektif. Keluhan sensorik yang
dinyatakan sebagai rasa pegal, kemeng, linu, ngilu, cangkeul dan sebagainya dapat dinyatakan
sebagai modulasi nyeri (Kiftiyah, 2017). Persepsi nyeri merupakan stimulus nyeri yang
ditransmisikan ke medulla spinalis, naik ketalamus, selanjutnya serabut mengandung sel-sel
yang bisa mengontrol emosi khususnya ansietas. Sedangkan reaksi terhadap nyeri merupakan
respon fisiologis dan perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri (Astriana, 2019).

146
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat nyeri pada ibu post sectio
caesarea di RSUD Majalengka setelah dilakukan intervensi teknik abdomal breathing adalah
5,08 pada skala nyeri sedang. Setelah mendapatkan intervensi teknik relaksasi abdomal
breathing skala nyeri ibu menjadi berkurang pada skala nyeri sedang, hal ini dikarenakan
teknik relaksasi memberikan kenyamanan pada ibu dan memperlancar aliran darah, serta
menimbulkan perasaan rileks ketika pasien mengalami serangan rasa sakitnya. Setelah
melakukan latihan relaksasi beberapa sesi ibu post SC menjadi lebih rileks dan relatif lebih
kurang rasa sakitnya. Sejalan dengan penelitian tetang perbedaan skala nyeri sebelum dan
sesudahpelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam dan masase pada pasien post operasi sectio
caesaria, didapatkan rata-rata skala nyeri pasien post operasi sectio caesarea setelah
diberikan teknik relaksasi adalah 5,4 dengan skala tingkat nyeri sedang (Amir & Nuraeni,
2018).
Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang
menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Diantaranya teori pola (pattern theory) adalah nyeri
yang terjadi karena efek-efek kombinasi intensitas syimulus dan jumlah impuls-impuls pada
dorsal ujung dari sum-sum belakang. Tidak termasuk aspek-aspek fisiologi. Teori pemisahan
(specificity theory) reseptor-reseptor nyeri tertentu menyalurkan impuls-impuls keseluruh
jalur nyeri ke otak. Tidak memperhitungkan aspek-aspek fisiologis dari persepsi dan respon
nyeri. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Impuls-impuls nyeri dapat
dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum belakang untuk
memungkinkan atau menahan transmisi. Faktor-faktor gerbang terdiri dari efek impuls-impuls
yang ditransmisi ke serabut-serabut saraf konduksi cepat atau lamban dan efek-efek impuls
dari batang otak dan korteks. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor
memulai transmisi implus-implus saraf, sehinggga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh
neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-
implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban
endogen opiate system supersif (Brunner, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000 < nilai α = 0,05 dengan
demikian Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh teknik relaksasi abdomal breathing terhadap
tingkat nyeri pada pasien sectio caesarea di RSUD Majalengka. Perbedaan tingkat nyeri
dapat dilihat dari rata-rata tingkat nyeri pada ibu postsectio caesarea sebelum intervensi
teknik relaksasi abdomal breathing adalah 7,7500. Sedangkan rata-rata tingkat nyeri pada
pasien sectio caesarea setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas dalam adalah
5,0833. Hal ini membuktikan bahwa teknik relaksasi abdomal breathing lebih efektif
digunakan untuk menurunkan tingkat nyeri pada ibu post sectio caesarea. Nyeri akibat
persalinan sectio caesarea yang tidak akan hilang dalam satu hari berdampak bagi ibu dan

147
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

bayi, seperti mobilisasi terbatas, bounding attachment terganggu, Activity of Daily Living
(ADL) terganggu pada ibu dan akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya pemberian
ASI sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sejalan dengan hasil penelitian tentang pengaruh tekhnik abdomal breathing terhadap
penurunan skala nyeri ibu post sectio caesarea yang menunjukkan ada pengaruh tekhnik
abdomal breathing terhadap nyeri post SC (t-test> t hitung, 17,147> 1.725, p–value< 0,05)
(Astriana, 2019). Dengan penurunan sebesar 2,133. Kesimpulan ada pengaruh teknik
abdominal breathing terhadap penurunan skala nyeri ibu post section caesarea di RSUD.
Jendral Ahmad Yani Metro.
Penanganan nyeri non farmakologis dengan teknik relaksasi merupakan salah satu
bentuk tindakan keperawatan mandiri. Meskipun demikian, pelaksanaan manejemen nyeri
non farmakologi dengan teknik relaksasi di lapangan belum sepenuhnya dilakukan oleh
perawat dalam mengatasi nyeri (Elisa, 2016). Penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas
dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan
nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara
stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin
dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stress seseorang sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi
teratur. Hal iniakanmendorong terjadinya peningkatan kadar PaCO2 dan akan menurunkan
kadar pH sehingga terjadi peningkatan kadaroksigen (O2) dalam darah (Gallagher &
Gallagher, 2016).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Rata-rata tingkat
nyeri pada pasien Sectio Caesarea di RSUD Majalengka tahun 2020 sebelum intervensi
teknik relaksasi abdomal breathing adalah 7,7500 yaitu pada tingkatan nyeri berat. 2) Rata-
rata tingkat nyeri pada ibu postsectio caesarea di RSUD Majalengka tahun 2020 setelah
dilakukan intervensi teknik relaksasi Abdomal Breathing adalah 5,0833 yaitu pada tingkatan
nyeri sedang. 3) Ada pengaruh teknik relaksasi abdomal breathing terhadap penurunan nyeri
pada ibu post sectio caesarea di RSUD Majalengka.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, N. D., & Nuraeni, P. (2018). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas
nyeri di Ruang Nyi Ageng Serang RSUD Sekarwangi. Lentera: Jurnal Ilmiah
Kesehatan dan Keperawatan, 3(1), 107-118.

148
Jurnal Kampus
STIKes YPIB Majalengka
Vol. 8, No. 2, 2020, Page. 141-149 p-ISSN: 2338-5138 |
DOI: xxxxx e-ISSN: 2338-5138

Aspiani, Y. R. (2018). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas. Jakarta : TIM.

Astriana, A. (2019). Pengaruh tekhnik abdominal breathing terhadap penurunan skala nyeri
ibu post sectio caesarea di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro. Jurnal Kebidanan
Malahayati, 5(2), https://doi.org/10.33024/jkm.v5i2.1260

Brunner, S. (2016). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: Kedokteran Indonesia
EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2017). Profil kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat 2017. Diskes Jabarprov, 52.

Elisa. (2016). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: Kedokteran Indonesia EGC.

Gallagher, S. A., & Gallagher, J. J. (2016). Using problem-based learning to explore unseen
academic potential. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 7(1),
https://doi.org/10.7771/1541-5015.1322

Indrayani, & Moudy., E. U. D. (2016). Asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta: CV
Trans Info Media.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian
Kesehatan Repoblik Indonesia.

Kiftiyah. (2017). Jurnal keperawatan & kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto. Jurnal
Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto.

Sjamsuhidajat, & Jong, D. (2017). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Kedokteran Egc.

Suhaidah, H. (2017). Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto.
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto.

Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: Egc.

149

Anda mungkin juga menyukai