///
Oleh:
Astri Cahyani,A.Md.Keb
NIP. 199407112019022006
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini mencakup 2 variabel, macam-
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:(13)
1. Variabel Independent
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).(18) )
2. Tujuan
a. Mendeskripsikan tingkat nyeri sebelum diberikan kombinasi
analgesik Paracetamol dan foot massage terhadap nyeri post SC
di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang.
b. Mendeskripsikan tingkat nyeri sebelum diberikan kombinasi
analgesik injeksi ketorolac dan foot massage terhadap nyeri
post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten
Semarang.
c. Mendeskripsikan tingkat nyeri sesudah diberikan kombinasi
analgesik Paracetamol dan foot massage terhadap nyeri post SC
di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang.
d. Mendeskripsikan tingkat nyeri sesudah diberikan kombinasi
analgesik injeksi ketorolac dan foot massage terhadap nyeri
post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten
Semarang.
e. Menganalisa Pengaruh jenis kombinasi analgesik paracetamol
dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan
Mangunkusumo Kabupaten Semarang
f. Menganalisa Pengaruh jenis kombinasi injekai keterolac dan foot
massage terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan
Mangunkusumo Kabupaten Semarang
g. Menganalisa efektivitas jenis analgesik kombinasi foot massage
terhadap nyeri ibu post sc di RSUD Dr.Gunawan Mangunkusumo
Kabupaten Semarang
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mendeskripsikan tingkat nyeri sebelum diberikan kombinasi analgesik
Paracetamol dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD
dr.Gunawan = ibu pasca SC pada point 7,8 nyeri berat terkontrol dengan
rasa sakit tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih dapat merespon
terhadap tindakan dan dapat menunjukkan lokasi nyeri. Masalah yang
muncul pada tindakan setelah SC akibat insisi oleh robekan jaringan
dinding perut dan dinding uterus dapat menyebabkan terjadinya perubahan
kontinuitas sehingga ibu merasa nyeri karena adanya pembedahan. Pasien
post SC akan mengeluh nyeri pada daerah insisi yang disebabkan oleh
robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus.22,29
Tindakan Sectio caesarea (SC) merupakan pilihan utama bagi
tenaga medis untuk menyelamatkan ibu dan janin saat menghadapi
persalinan yang disertai penyulit. Ada beberapa indikasi dilakukan
tindakan SC di antaranya: gawat janin, diproporsi sepalopelvik, persalinan
tidak maju, plasenta previa, prolapsus tali pusat,letak lintang, panggul
sempit dan preeklamsia. Rasa nyeri yang dirasakan ibu post SC akan
menimbulkan berbagai masalah, diantaranya adalah masalah mobilisasi
dini dan laktasi. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan pasien menunda
melakukan mobilisasi dini dan pemberian ASI sejak awal pada bayinya,
karena rasa tidak nyaman atau peningkatan intensitas nyeri setelah operasi.
Nyeri yang dialami pasien post operasi bersifat akut dan harus segera
ditangani, Strategi penatalaksanaan nyeri mencakup baik pendekatan
farmakologis dan non farmakologis. 29
Menurut Penelitian oleh Hillan mengenai rasa nyeri post Sectio
diketahui bahwa pada hari ke 1-2 klien masih mengalami nyeri
pada luka, dan bahkan hampir pada separuh wanita berlangsung sampai
mereka pulang ke rumah,dan bahkan sekitar 32% pasien yang
dilakukan operasi sesar masih mengalami nyeri pada luka, dan tidak
jarang nyeri pada luka setelah pulang bertambah berat sehingga
membutuhkan obat analgesik. Terdapat beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh ibu postpartum dengan SC untuk mengurangi
nyeri yang dialaminya, selain tindakan pemberian anlgetik
diantaranya mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam
mempercepat pemulihan pascabedah dan dapat mencegah komplikasi
pascabedah, dengan mobilisasi dini diharapkan ibu nifas dapat menjadi
lebih sehat dan lebih kuat, selain itu juga dapat melancarkan
pengeluaran lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat
proses persalinan, mempercepat involusio uteri, melancarkan fungsi
alat gastro intestinal dan alat perkemihan serta meningkatkan
kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat pengeluaran
Air Susu Ibu (ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme. 29
Hasil analisa peneliti, intensitas nyeri yang dirasakan pada ibu
pasca SC bersalin sebelum diberikan intervensi kombinasi paracetamol
dengan foot massage yaitu nyeri berat terkontrol. Hal ini disebabkan
tindakan SC akan memutuskan kontinuitas atau persambungan
jaringan karena insisi yang akan mengeluarakan reseptor nyeri
sehingga pasien akanmerasakan nyeri terutama setelah efek
anastesi habis.30
2. Mendeskripsikan tingkat nyeri sesudah diberikan kombinasi analgesik
Paracetamol dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD
dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang 2022
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat yeri pasca SC
sesudah diberikan kombinasi analgesik paracetamol dengan foot massage
memiliki nilai median 3,00 Tingkat nyeri pada ibu pasca SC sesudah
diberikan kombinasi paracetamol dengan foot massage menurun. Hal ini
dikarenakan pada responden sudah diberikan analgesik berupa
paracetamol dengan foot masssage.
Massage merupakan tehnik sentuhan serta pemijatan ringan yang
dapat menghasilkan rasa rileks dalam tubuh, serta memberikan rasa
nyaman. Foot massage merupakan salah satu tindakan massage yang tidak
memerlukan peralatan yang berlebih. Manfaat dari foot massage yaitu
membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan. Foot massage banyak
dikembangkan dan diimpementasikan di fasilitas kesehatan sebagai
manajemen nyeri nonfarmakologi. Noriseptor adalah saraf yang memulai
sensasi nyeri, reseptor ini yang mengirim sinyal nyeri dan terletak di
permukaan jaringan internal dan dibawah kulit padat kaki. Pemberian
terapi foot massage dapat memberikan efek terhadap rasa nyeri post sectio
caesarea karena pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih
cepat sampai ke otak dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Masadah, dkk menjelaskan bahwa
pemberian terapi foot massage dapat menurunkan skala nyeri pada pasien
dengan post operasi sectio caesare.31
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail Muhammad yaitu diuji
pada 7 jam pasca anestesi spinal rata-rata nilai VAS kelompok parasetamol
3,5800 cm dan kelompok tramadol 3,1667 cm. Setelah uji statistik baik
pada 3jam, 5jam, 7jam pasca anestesi spinal tidak terdapat perbedaan yang
bermakna intensitas nyeri pada 2 kelompok dengan p > 0,05. Sedangkan
kejadian mual dan alergi juga tidak ada perbedaan yang bermakna pada
kedua kelompok. p > 0,05. sehingga Parasetamol 500 mg oral versus
tramadol 50 mg oral memiliki efektifitas yang sama dalam mengatasi nyeri
pasca operasi. 31
Hasil analisa peneliti, nyeri merupakan suatu hal yang fisiologis
yang akan dialami oleh ibu pasca SC. Akan tetapi sifat nyeri pasca SC
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
hal skala atau tingkatannya. Akan tetapi nyeri ini tidak boleh dibiarkan
begitu saja, sehingga perlu diberikan intervensi untuk mengatasi nyeri
tersebut salah satunya menggunakan pemberian analgesik paracetamol
dengan foot massage. Foot massage adalah manipulasi jaringan ikat
melaluli pukulan, gosokan atau meremas untuk memberikan dampak pada
peningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan memberikan efek
relaksasi.
3. Mendeskripsikan tingkat nyeri sebelum diberikan kombinasi injeksi
katerolac dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan
Mangunkusumo Kabupaten Semarang 2022
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat yeri pasca SC
sebelum diberikan kombinasi analgesik injeksi katerolac dengan foot
massage memiliki nilai median 7,50 dan nilai standar deviasi ±0,516
Tingkat nyeri pada ibu pasca SC sebelum diberikan kombinasi injeksi
katerolac dengan foot massaeg paling rendah 7 dan tertinggi 8. Dilihat
dari 10 point tingkat nyeri yang timbul kebanyakan ibu pasca SC pada
point 7,8 nyeri berat terkontrol. Persalinan SC memberikan dampak positif
dan juga negatif pada ibu. Dampak positif tindakan SC dapat membantu
persalinan ibu, apabila ibu tidak dapat melakukan persalinan secara
pervaginam. Tetapi tindakan operasi SC mempunyai efek negatif pada ibu
baik secara fisik maupun psikologis, Secara psikologis tindakan SC
berdampak terhadap rasa takut dan cemas terhadap nyeri yang dirasakan
setelah analgetik hilang.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri pada
setiap orang berbeda dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. Nyeri merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien
post sectio caesarea. Hal ini disebabkan oleh adanya peregangan otot
uterus dan adanya insisional pada jaringan abdomen setelah efek anasetesi
hilang. 32
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Paulina Maya manytakan
bahwa sebelum pemberian ketorolak injeksi jumlah pasien dengan nyeri
sedang terdapat lebih banyak (53,41%) sedangkan sesudah pemberian
ketorolak injeksi, terdapat jumlah pasien dengan nyeri ringan lebih banyak
(63,64%). Artinya dengan pemberian injeksi ketorolak 30 mg sesudah
operasi sesar terjadi penurunan skala nyeri dari sedang sampai ringan.
Ketorolak bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin yang
merupakan mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam dan
sebagai penghilang rasa nyeri perifer. Analgetik yang kuat diperlukan
untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat yang disebabkan oleh luka
setelah operasi sesar.33
4. Mendeskripsikan tingkat nyeri sesudah diberikan kombinasi injeksi
katerolac dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan
Mangunkusumo Kabupaten Semarang 2022
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat yeri pasca SC
sesudah diberikan kombinasi analgesik injeksi katerolac dengan foot
massage memiliki nilai median 3,00 dan nilai standar deviasi ±0,512
Tingkat nyeri pada ibu pasca SC sesudah diberikan kombinasi injeksi
katerolac dengan foot massaeg paling rendah 3 dan tertinggi 4. Dilihat
dari 10 point tingkat nyeri yang timbul kebanyakan ibu pasca SC pada
point 3,4 nyeri masih sangat terasa tetap bisa ditoleransi.
Terapi farmakologis untuk mengatasi nyeri adalah analgetik.
Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Terdapat dua
golongan analgetik, yaitu analgetik narkotik dan non narkotik. Perbedaan
kedua golongan ini terdapat pada adanya pengaruh terhadap susunan saraf
pusat. Pemilihan obat ini bergantung pada tingkatan nyeri setiap individu.
Analgetik yang kuat diperlukan untuk mengatasi nyeri sedang sampai
berat yang disebabkan oleh luka setelah operasi sesar. Ketorolak adalah
obat golongan analgetik non narkotik yang mempunyai efek anti inflamasi
dan antipiretik yang merupakan pilihan bagi pasien operasi sesar.
Ketorolak bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin yang
merupakan mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam dan
sebagai penghilang rasa nyeri perifer. Ketorolak termasuk golongan obat
anti inflamasi non steroid (OAINS). 34
Hasil analisa peneliti, bahwa pada psien apasca SC akan
mengalami nyeri sehingga harus diberikan terapi farmakologis ataupun
non farmakologis. Untuk mengatasi nyeri dengan menggunakan
farmakologi yaitu injeksi katerolac dan untuk non farmakologi diberikan
foot massage. Terapi ketorolak injeksi yang dikombinasi dengan foot
massage mampu memberikan rata-rata penurunan skala nyeri sebesar 3,00
pada pasien operasi sesar.
5. Menganalisa Pengaruh jenis kombinasi paracetamol dan foot massage
terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten
Semarang 2022
Hasil uji statistic bivariat menggunakan uji wilcoxon didapatkan
hasil p-value 0,000 (<0,05), yang artinya ada pengaruh kombinasi
paracetamol dan foot massage terhadap nyeri post SC di RSUD
dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang.
Manajemen dalam mengatasi nyeri haruslah mencakup penanganan
secara keseluruhan, tidak hanya farmakologis, melainkan juga non
farmakologis yang dipandang lebih aman. Metode farmakologis
parasetamol bersifat inhibtor COX-2 selektif, memberikan efek samping
yang lebih minimal dibandingkan dengan AINS maupun opioid pada dosis
teurapetik. Beberapa teori komplementer dapat meningkatkan kenyamanan
pasien sebagai contoh terapi musik, relaksasi, teknik meditasi, pijat
refleksi, obat herbal, hipnotis, terapi sentuh dan massage. Foot massage
therapy dapat memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri karena
pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih cepat sampai ke
otak dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan sehingga
menghasilkan serotonin dan dopamin. 35
Penelitian yang dilakukan oleh Wendi Hudyarisandi menyatakan
bahwa pemberian tramadol dan paracetamol oral sebagai preemptive
analgesia dapat menurunkan intensitas nyeri pasca operatif. NRS pasca
operatif pada kelompok tramadol dan paracetamol oral lebih rendah
dibandingkab dengaan kelompok kontrol (p-value < 0,05) pada 30 menit
(p = 0,015), 60 menit (p =0,047), 120 menit (p=0,22) dan 2-6 jam
(p=0,016). Jumlah penggunaan analgesia intra pasca operatif di ruang
pulih sadar berbeda secara signifikan diantara dua kelompok.
Kesimpulannya bahwa Tramadol da paracetamol oral sebagai preemptive
analgesia efektif dalam memblok stimulus noksius dan sensitisasi sentral
pada pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum untuk
menurunkan nyeri akut pasca operasi. 38
Penelitian yang dilakukan oleh Masadah menyatakan bahwa skala
rata-rata nyeri sebelum intervensi yaitu 6,55 sedangkan skala nyeri
sesudah intervensi 4,86. Uji wilcoxon menunjukan hasil = 0,00 < α =
0,05. Persentase responden dengan nyeri berat setelah intervensi menjadi
0%. Persentase responden dengan nyeri sedang juga menurun dari 84%
pre intervensi menjadi 54% post intervensi. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan foot massage therapy
terhadap perubahan nyeri pasien post op Sectio Cesarea. Hal ini terbukti
bahwa Foot massage therapy bermanfaat dalam penurunan intensitas nyeri
akibat luka insisi post operasi abdomen atau laparatomi. Foot massage
sangat dianjurkan sebagai salah satu intervensi keperawatan yang dapat
meningkatkan peran perawat dalam manajemen nyeri, karena sebagai
metode penghilang nyeri yang aman , tidak membutuhkan peralatan yang
special, mudah dilakukan dan mempunyai efektivitas yang tinggi. 35
Menurut analisa peneliti bahwa nyeri post SC setelah diberikan
kombinasi obat oral paracetamol 500 mg dan foot masssage sangat
membantu responden menurunkan nyeri tersebut dikarenakan responden
mengatakan bahwa nyerinya berkurang setelah intervensi tersebut dan ibu
merasa nyaman.
6. Menganalisa Pengaruh jenis kombinasi injeksi keterolak dan foot massage
terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten
Semarang 2022
Berdasarkan hasil penelitian hasil p-value dari kombinasi injeksi
keterolac dan foot massage adalah 0,000<0,05). Maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya ada pengaruh kombinasi injeksi katerolac dan foot
massage terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo
Kabupaten Semarang.
Ketorolak adalah obat golongan analgetik non narkotik yang
mempunyai efek anti inflamasi dan antipiretik yang merupakan pilihan
bagi pasien operasi sesar. Ketorolak bekerja dengan menghambat sintesis
prostaglandin yang merupakan mediator yang berperan pada inflamasi,
nyeri, demam dan sebagai penghilang rasa nyeri perifer. Ketorolak
termasuk golongan obat anti inflamasi non steroid (OAINS). 36
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indra F. Sandy
menyatakan bahwa hasil penelitian memperlihatkan pada jam ke-2 nilai
rata-rata (mean) skala nyeri setelah penggunaan morfin intratekal pasca
bedah 2,20, sedangkan nilai morfin + ketorolak 0,00. Pada jam ke-4 nilai
ratarata (mean) skala nyeri setelah penggunaan morfin intratekal
pascabedah 4,75, sedangkan nilai morfin + ketorolak 4,55. Pada jam ke-8
nilai rata-rata (mean) skala nyeri setelah penggunaan morfin intratekal
pasca bedah 7,30, sedangkan nilai morfin + ketorolak 5,85. Pada jam ke-2,
terdapat perbedaan skala nyeri pada pasien pasca operasi seksio sesarea
dengan pemberian morfin intratekal dan morfin + ketorolac (p=0,002).
Pada jam ke-4, tidak terdapat perbedaan skala nyeri pada pasien pasca
operasi seksio sesarea dengan pemberian morfin intratekal dan morfin +
ketorolac (p=0,363). Pada jam ke-8, terdapat perbedaan skala nyeri pada
pasien pasca operasi seksio sesarea dengan pemberian morfin intratekal
dan morfin + ketorolak (p = 0,001). 37
Menurut penelitian yang dilakukabn oleh Aay Rumhaeni bahwa
hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio
caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan
hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage
dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh
foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea.
Menurut analisa peneliti bahwa nyeri post SC setelah diberikan
kombinasi injeksi keterolac dan foot masssage dapat menurunkan nyeri
ibu pasca SC. Pemberian injeksi keterolac yang dikombinasi dengan foot
massage membuat ibu meras rileks karena saat dilakukan pemijatan
hormon endorphin itu muncul. 3
7. Efektifitas kombinasi jenis analgesik dengan foot massage terhadap nyeri
ibu post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang
Berdasarkan hasil uji Man Whitney untuk mengetahui efektifitas
jenis kombinasi analgesik dan foot massage terhadap nyeri post SC di
RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang dan hasil yang
didapatkan yaitu bahwa P-value 0,567 > 0,05 sehingga tidak ada
perbedaan efektivitas kombinasi jenis analgesik dengan foot massage
terhadap nyeri ibu post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten
Semarang 2022. Hasil dari meank rank kombinasi paracetamol dan foot
massage yaitu 17,31 dan mean rank kombinasi injeksi keterolac dan foot
massage 15,69 sehingga yang lebih berpengaruh untuk mengurangi nyeri
yaitu kombinasi analgesik dan foot massage karen hasil mean ranknya
lebih kecil.
Teknik farmakologis yaitu pemberian analgesic, analgesic non
narkotika dan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) merupakan metode
paling umum dan sangat efektif. Teknik non untuk mengurangi nyeri
terdiri dari teknik distraksi, relaksasi dan Foot Massage, yang akan
menghasilkan hormone endorphin dari dalam tubuh. Endorpin berfungsi
sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri yang memblok transmisi impuls
dalam otak dan medula spinalis. Dalam hal ini, terutama saat nyeri hebat
yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari,
mengkombinasikan metode nonfarmakologi dengan obat-obatan mungkin
cara yang paling efektiv mengontrol nyeri.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalri Nur Fidina
menyatakan bahwa pada pemberian parasetamol 1000 mg per oral dan
ketorolak 30 mg intravena didapatkan hasil tidak perbedaan bermakna
terhadap nyeri (RR 1,16; 95% CI 0,84-1,16). Angka keberhasilan
menyusui pada kedua kelompok dengan efek tidak nyeri dan nyeri
didapatkan hasil tidak berbeda bermakna secara statistik. Kesimpulannya
adalah pemberian parasetamol 1000 mg per oral tidak berbeda bermakna
dibandingkan dengan pemberian injeksi ketorolak 30 mg intravena
terhadap nyeri dan keberhasilan menyusui pasca seksio sesarea.39
Hasil analisa peneliti, bahwa nyeri post SC tidak dapat
dihilangkan secara keseluruhan. Pemberian kombinasi analgesik dan foot
massage terhadap nyeri selama dilakukan foot massage selama 20 menit
selama 2 hari, membuktikan bahwa secara signifikan dapat mempengaruhi
intensitas nyeri yang dirasakan ibu pasca SC.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dilakukan
pada bulan Maret sampai Maret 2022 tentang Pengaruh jenis
analgesik kombinasi foot massage terhadap nyeri ibu post SC di
RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh jenis kombinasi paracetamol dan foot massage
terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo
Kabupaten Semarang
2. Ada pengaruh kombinasi injeksi keterolac dan foot masaage
terhadap nyeri post SC di RSUD dr.Gunawan Mangunkusumo
Kabupaten Semarang 2022
3. Tidak ada perbedaan efektivitas kombinasi jenis analgesik dengan
foot massage terhadap nyeri ibu post SC di RSUD dr.Gunawan
Mangunkusumo Kabupaten Semarang.
B. SARAN/
1. Bagi Responden
Ibu pasca SC agar dapat menggunakan teknik farmakologi
(paracetamol dan injeksi keterolac) serta nonfarmakolgi (foot
massage) sebagai terapi yang dapat membantu mengurangi nyeri
2. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Institusi pelayanan kesehatan dalam hal ini RSUD
dr.Gunawan Mangunkusumo Kabupaten Semarang yang menjadi
tempat penelitian agar dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien terkhusunya ibu pasca SC selain terapi farmakologi
ada juga salah satu metode non farmakologi yaitu foot massage yang
dapat membantu mengurangi nyeri pada ibu pasca SC.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti dapat melanjutkan penelitian selanjutnya tentang
upaya mengurangi tingkat nyeri ibu pasca SC dengan metode yang
berbeda
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………