Anda di halaman 1dari 21

MANAGEMEN PELAYANAN

VITA TRIANI ADI PUTERI, M.K.M


D E F I N I S I M A N A J E M E N P E L AYA N A N

Merupakan proses penerapan ilmu untuk


menyusun rencana, mengimplementasikan
rencana, mengoordinasikan dan menyelesaikan
aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya
tujuan pelayanan.
PRINSIP-PRINSIP
MAN AGE ME N PEL AYA NAN

Efisiensi

Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya


menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan
sarana sesedikit mungkin. Efisiensi juga dapat diartikan cara
untuk mencapai suatu tujuan dengan meminimalkan sumber daya
yang dikeluarkan.
Efektivitas

Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai,
efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.

 Rasional dalam mengambil keputusan

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam proses


manajemen. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih
tindakan. Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan merupakan
jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.
LANGKAH – LANGKAH DALAM MANAJEMEN
KEBIDANAN
Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3 yaitu :

P1 ( Perencanaan

P2 ( Pengorganisasian )
P3 (Penggerakan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)

P1 ( PERENCANAAN )
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
( landasan dasar ).


Contoh :
· Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
· Rencana Pelatihan untuk kader, nakes

P2 ( PENGORGANISASIAN )
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-
golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam
rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.
Contoh : P2 (Pelaksanaan )
• Puskesmas

• Puskesmas Pembantu
• Polindes dan Pembantu
• Balai Desa

P3 ( PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


)

Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja
sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan


kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
 P3 ( PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN )
• Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
• Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh :

• Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )


• Supervisi
• Stratifikasi Puskesmas
• Survey
APLIKASI MANAGEMEN
P E L AYA N A N K E B I D A N A N

 Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses


pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk
memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,
kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai
provider.
PROGRAM PENJAMINAN MUTU
P E L AYA N A N K E B I D A N A N
 Jaminan mutu pelayanan kesehatan secara umum dapat diartikan
sebagai keseluruhan upaya yang bertujuan untuk memberikan suatu
layanan kesehtan yang terbaik mutunya, yaitu layanan kesehatan yang
sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
 Pengertian operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya
yang sistematis dan berkesinambungan dalam meantau dan mengukur
mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu
layanan kesehatan senantiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan.
 Secara umum mutu layanan kesehatan dapat diukur melalui cara
pengukuran mutu perspektif, konkruen, retrospektif, internal dan
eksternal

 Program Menjaga Mutu Perspektif Pengukuran mutu prospektif adalah


pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan sebelum
layanan kesehatan diselenggarakan. Oleh sebab itu, pengukurannya akan
dituukkan teradap struktur atau masukan layanan kesehatan denan asumsi
bahwa layanan keehatan harus memiliki sumberdaya tertentu agar dapat
menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu, seperti: standarisasi,
lisensi, sertifikasi dan akreditasi.
 Standarisasi Penerapan standarisasi, seperti standarisasi peralatan,
tenaga, gedung, sistem, organissi, anggaran, dan lain-lain. Setiap
fasilitas layanan kesehatan yang memiliki standar yang sama mutunya..
Contoh standarisasi layanan rumah sakit ke dalam berbagai kelas
tertentu, misalnya rumah sakit umum kelas A, kelas B, kelas C, dan
kelas D, rumah sakit jiwa kelas A dan kelas B.
 b. Lisensi Perizinan atau lisens merupakan salah satu mekanisme untuk
menjamin mutu layanan kesehatan. Surat Izin Praktek Bidan SIPB yang
diberikan merupakan suatu pengakuan bahwa seseorang telah
memenuhi syarat untuk melakukan praktek sesuai dengan profesinya.
c. Sertifikasi Sertifiasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan
sebagai bidan adalah contoh sertifikasi. Di Indonesia perizinan itu
dilakukan oleh departemen kesehatan dan atau dinas kesehatan, sedangan
sertifikasi oleh majelis tenaga kesehatan Indonesia MTKI
d. Akreditasi Akreditasi adalah pengakuan bahwa suatu institusi layanan
kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan
kesehatan tertentu. Indonesia telah melakukan akreditasi rumah sakit umum
melalui departemen kesehatan. Pengukuran mutu prospektif berfokus pada
penilaian sumber daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan
kesehatan. Inilah salah satu kekurangan pengukuran mutu dengan cara
prospektif
PROGRAM MENJAGA MUTU KONKUREN
PENGUKURAN MUTU KONKUREN

 adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan, yang


dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau
diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan melalui
pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi
dengan peninjauan pada rekam medik, wawancara dengan
pasiekeluargapetugas kesehatan, dan mengadakan
pertemuan dengan pasienkeluargapetugas kesehatan
Harus dapat bersifat objektif. Instrumen dalam melaksanakan pengamatan
langsung dapat berupa daftar tilik atau cheeklist. Daftar tilik merupakan salah
satu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan pengaatan selama proses
layanan kesehatan dilakukan.

 Program Menjaga Mutu Retrospektif

adalah penjaminan mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.


Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni
memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang
dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja
pelaksana pelayanan atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan
Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review,
jaringan review, survey klien dan lain-lain
 Program Menjaga Mutu Internal

Program Menjaga Mutu Internal Internal quality assurance adalah


organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan program
menjaga mutu berada dalam institusi yang menyelenggarakan
layanan kesehatan. Untuk itu dalam institusi layanan kesehatan
tersebut dibentuklah suatu organisasi yang khusus menangani dan
diberi tanggungjawab menyelenggarakan program menjaga mutu.
 Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya secara umum dapat
dibedakan atas dua macam :

1. Para pelaksana Program Penjaga Mutu yang terdiri para ahli yang
tidak terlibat dalam pendidikan kesehatan expert group yang
secara khusus diberikan wewenang dan tanggungjawab
menyelenggarakan program menjaga mutu.

2. Para pelaksana Program Penjaga Mutu adalah mereka yang


menyelenggarakan pendidikan kesehatan team based jadi semacam
pengendali mutu. Dari kedua bentuk organisasi ini yang dinilai
paling baik adalah yang kedua karena sesungguhnya yang
bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
seyogyanya bukan orang lain, tetapi mereka yang menjalankan
pendidikan kesehatan itu sendiri
 Dari kedua bentuk organisasi ini yang dinilai paling baik adalah yang kedua
karena sesungguhnya yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain, tetapi mereka yang menjalankan
pendidikan kesehatan itu sendiri.

 Berdasarkan kenyataan tersebut maka Program Menjaga Mutu Internal


adalah suatu kewajiban bagi kelompok organisasi itu sendiri dalam
menjaga kualitasmutu pendidikan. Berhasil atau gagalnya suatu program
menjaga mutu sangat tergantung organisasi pendidikan kesehatan beserta
para pelaksananya. Hal ini disebabkan merekalah yang tahu standar yang
telah ditetapkan maupun visi dan misi dari organisasi yang telah mereka
harapkan.
Program Menjaga Mutu Eksternal
Program menjaga mutu eksternal External quality Assurance adalah suatu
organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
dibentuk berada diluar organisasi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Biasanya dibentuk dalam suatu wilayah kerja tertentu danatau
untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di luar institusi yang
menyelenggarakan layanan kesehatan, yang diserahkan tanggungjawab
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu. Misalnya suatu Badan
Penyelenggara Akreditasi layanan kesehatan, yang untuk kepentingan
programnya membentuk suatu unit Program Menjaga Mutu, guna memantau,
menilai serta mengajukan saran-saran perbaikan mutu pendidikan kesehatan
yang tergabung ke dalam program yang dikembangkannya

Anda mungkin juga menyukai