Anda di halaman 1dari 17

Makalah macam-macam pemberian obat dan kegunaanya

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Farmakologi

Disusun oleh :

Ahaddian Aqil (15303117)


Iwan Kurniawan (15303095)
Muhamad Malik (15303098)
Rijal Gunawan (15303116)

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLITEKNIK PIKSI GANESHA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
Rasulullah SAW beserta umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Macam-macam
pemberian obat dan kegunaanya, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari
penyusun maupun dari luar namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini berjudul tentang ” Macam-macam pemberian obat dan kegunaanya”


Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tetapi juga memiliki detil yang cukup jelas bagi
pembaca.

Penulis sadari masih terdapat berbagai kekurangan dalam makalah ini sehingga kritik dan
saran yang membangun, sangat penulis harapkan demi perbaikan pada karya tulis selanjutnya.

Bandung, Oktober 2016

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam
tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya absorpsi obat,
distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan
dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep. MenKes RI
No. 193/Kab/B.VII/71”
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat
memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan obatnya seperti
paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif
(menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif (sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek
untuk mematikan atau menghambat), restorative ( berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang
sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan
kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan, dan lain-lain.

Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya
resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh)
atau efek lokal (setempat) dan keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat, dapat dipilih di
antara berbagai cara untuk memberikan obat

Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya melalui
Oral, injeksi intravena, intramuscular, intracutan, subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi
maupun untuk diminum melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical
seperti lotion, liniment, ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk irigasi baik
mata, hidung, telinga, vagina, maupun rektum. Dengan menggunakan prinsip enam tepat dalam
pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis, rute, waktu, dan dokumentasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pemberian Obat Secara Oral, Oromucosal, Inhalasi, Pervaginam, Rektal,
Parenteral dan Topikal?
2. Apa Tujuan Pemberian Obat Secara Oral, Oromucosal, Inhalasi, Pervaginam, Rektal,
Parenteral dan Topikal?
3. Hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan dalam pemberian Obat Secara Oral, Oromucosal,
Inhalasi, Pervaginam, Rektal, Parental dan Topikal?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara-cara pemberian obat dan kegunaanya
2. Tujuan kusus
 Mengetahui pengertian pemberian obat secara oral, oromucosal, inhalasi, pervaginam,
rektal, parenteral dan topikal
 Mengetahui tujuan pemberian obat secara oral, oromucosal, inhalasi, pervaginam, rektal,
parenteral dan topikal
 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara oral,
oromucosal, inhalasi, pervaginam, rektal, parenteral dan topikal
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara- cara pembeian obat yang baik dan
benar
2. Memberikan pengetahuan terhadap pembaca mengenai cara tujuan pemberian obat.
3. Memberi pengetahuan terhadap pembaca mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian obat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam
takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit atau gejala-gejalanya.

Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya
resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh)
atau efek lokal (setempat) dan keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat, dapat dipilih
di antara berbagai cara untuk memberikan obat

Untuk dapat memberikan obat secara benar dan efektif tenaga kesehatan harus mengetahui
tentang indikasi, dosis, cara pemberian, dan efek samping yang mungkin terjadi dari setiap obat
yang diberikan.

Sebelum memberikan suatu obat, maka tenaga kesehatan berpegang pada prinsip lima tepat
yang meliputi;

1. Tepat dosis/takaran
2. Tepat obat
3. Tepat pasien
4. Tepat cara pemberian/pemakaian
5. Tepat waktu pemakaian
 waktu pagi
 siang
 waktu malam
 sebelum/sesudah makan

Cara Pemberian Obat Ke Pasien didasarkan beberapa faktor, diantaranya : Faktor


Formulasi. Faktor zat aktif serta stabilitasnya menjadi alasan bahwa obat dibuat dalam sediaan
yang cocok untuk zat aktif tersebut. Ada beberapa jenis obat yang diberikan dengan cara yang
berbeda, berikut adalah beberapa macam tehnik pemberian obat diantaranya yaitu :
B. Cara Pemberian Obat
1. Pemberian Obat Secara Oral
a) Definisi pemberian obat secara oral

Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer.
Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian
setengah gelas air atau cairan yang lain.

b) Tujuan Penggunaan

Tujuan penggunaanya untuk :

1) Untuk memudahkan dalam pemberian


2) Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut
dapat segera diatasi
3) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara oral adalah :
1) Pemberiannya obatnya adalah melalui mulut
2) Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis dalam memberikannya
3) Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat
merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung
(benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin)
4) Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat
kerjanya
5) Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya
adalah : obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan
diagnostik)
6) Baik sekali untuk mengobati infeksi usus
7) Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan
2. Pemberian Obat Secara Oromucosal
Oromucosal adalah pemberian obat melalui mucosa di rongga mulut. Sehingga efek
yang dicapai lebih cepat. Oromucosal di bagi menjadi dua cara :
1) Sublingual
a) Definisi pemberian obat secara sublingual
Sublingual adalah cara pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah. Ini berarti
bahwa pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan diserap ke aliran
darah.
b) Tujuan Penggunaan
Untuk memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja obat
yang lebih cepat dibandingkan secara oral dan menghidari kerusakan obat oleh
hepar
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Sublingual
adalah :
1) Pemberian Obat dengan cara ditaruh dibawah lidah
2) Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif
3) Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek
yang dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan juga
penyakit asma
a. Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat
merangsang selaput lendir mulut
b. Hanya untuk obat yang bersifat lipofil
4) Bentuknya tablet kecil atau spray, contohnya adalah : Isosorbid Tablet (ISDN)
2) Bucal
a) Definisi pemberian obat secara bucal
Pemberian obat secara bucal adalah memberikan obat dengan cara
meletakan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi
b) Tujuan Penggunaan
1) Mencegah efek lokal dan sistematik
2) Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat di bandungkan dengan
cara oral
3) Untuk mengurangi kerusakan otot oleh hepar
3. Pemberian Obat Secara Inhalasi
a) Definisi pemberian obat secara Inhalasi
Inhalasi adalah alat pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Alat ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik,
misalnya pada penyakit asma. Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat
dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-
paru)
b) Tujuan Penggunaan
1) Memenuhi kekurangan zat asam
2) Membantu kelancaran metabolisme
3) Sebagai tindakan pengobatan
4) Mencegah hypoxia (misalnya pada penyelam, penerbang, pendaki gunung, pekerja
tambang)
Karena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara
cepat dibanding cara sistemik
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam tehnik pemberian obat secara Inhalasi adalah
1) Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan
2) Penyerapan obat yang diberikan dengan inhalasi ini dapat terjadi pada selaput mulut,
tenggorokan dan pernafasan
3) Bentuk sediaan obat inhalasi adalah dalam bentuk gas dan zat padat, tetapi bisa juga
mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan
dan mengandung zat pemancur (aerosol, contohnya yaitu : Alupent Metered Aerosol )
4. Pemberian Obat Secara Rektal / Anus
a) Definisi pemberian obat secara rektal / anus
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektal. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang
air besar.
b) Tujuan Penggunaan
Untuk melunakkan faeces dan merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik
untuk dilatasi bronkus
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Rektal yaitu :
1) Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya pemberian obat melalui dubur
(rektal).
2) Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).
3) Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
4) Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.
5) Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral,
berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Misalnya adalah : pada pengobatan
asma (amecain suppositoria) , pada bayi (stesolid rectal, dalam pengobatan kejang
akut)
6) Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal misalnya
untuk wasir dan laxativ.
7) Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep
dan hanya mempunyai efek lokal.
5. Pemberian Obat Secara Pervaginam
a) Definisi pemberian obat secara pervaginam
Pemberian Obat Melalui Vagina Adalah cara pemberian obat yang melalui vagina.
Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan
pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar
merangsang kontraksi.
b) Tujuan Penggunaan
1) Mendapat kan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.
2) Mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar, ketidaknyamanan)
3) Mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan).
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam tehnik pemberian obat secara Pervaginam
(Intra Vaginal) yaitu :
1) Pemberian Obat yang diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina.
2) Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan.
3) Bentuknya : Tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan.
6. Pemberian Obat Secara Perenteral / Injeksi / Infuse
a) Definisi pemberian obat secara parenteral
Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau
infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM),
Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di
absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan
secara topical atau oral.
b) Tujuan Penggunaan
Agar obat dapat langsung menuju sasaran dan efeknya lebih cepat
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam tehnik pemberian obat secara Parental
adalah :
Pemberian obat ini cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung melalui pembuluh darah. Contohnya adalah sediaan injeksi
atau suntikan
Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :
1) Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan (Jaringan Kulit)
2) Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan (di bawah kulit)
3) Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung (pembuluh darah)
4) Pemberian Obat Via Intramuskular (Jaringan Otot)

1. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan


a) Pengertian Intra Kutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra
kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan.
b) Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap
reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra
kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Tempat injeksi
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4) Kondisi atau penyakit klien
5) Pasien yang benar
6) Obat yang benar
7) Dosis yang benar
8) Cara atau rute pemberian obat yang benar
9) Waktu yang benar
2. Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan.
a) Pengertian SubKutan
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu,
paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
b) Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya
penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe
lambat.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Tempat injeksi
2) Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
3) Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
4) Kondisi atau penyakit klien
5) Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
6) Obat yang akan diberikan harus benar
7) Dosisb yang akan diberikan harus benar
8) Cara atau rute pemberian yang benar
9) Waktu yang tepat dan benar
3. Pemberian Obat Via Intra Vena
Pemberian Obat Via Intra Vena di bagi menjadi dua, Yaitu:
1) Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung
a) Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala).
b) Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
c) Hal-hal yang diperlu diperhatikan
1) setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
2) Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
3) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
4) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
5) Kondisi atau penyakit klien.
6) Obat yang baik dan benar.
7) Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
8) Dosis yang diberikan harus tepat.
9) Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
2) Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
a) Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat ke dalam wadah cairan intra vena.
b) Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-
hati.
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4) Obat yang baik dan benar.
5) Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat
dan benar.
6) Dosis yang diberikan harus tepat.
7) Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat
dan benar.
4. Pemberian Obat Via Intra Muskular
a) Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan
dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi
berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
b) Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Tempat injeksi.
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4) Kondisi atau penyakit klien.
5) Obat yang tepat dan benar.
6) Dosis yang diberikan harus tepat.
7) Pasien yang tepat.
8) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian obat
ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.
Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang
salah.
7. Pemberian Obat Secara Topikal/local
a) Definisi pemberian obat secara topikal/local
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang, telinga,
vagina dan rektum
b) Tujuan Penggunaan
Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah untuk memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut.
c) Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Topikal / Lokal adalah
Obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes
telinga dan lain-lain
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya
resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik obat (di seluruh
tubuh) atau efek lokal obat (setempat) dan keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat,
dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat. Pemberian obat yang tepat dan
benar baik dalam dosis dan caranya masuk dalam hal faktor yang memepercepat kesembuhan
pasien itu sendiri.
B. SARAN
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Katzung,Bertram G.1986.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika:Jakarta

Ansel,Howard C.1986.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press:Jakarta

Priharjo,Robert.1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.Jakarta:EGC

Pamujiandri.2011.Pemberian obat pervagina dan Suppositoria

Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah
sakit dan pendidikan.

Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta

Aziz, Azimul;Kebutuhan dasar manusia II.Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986;


EGC; Jakarta.

L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses Keperawatan, 1996 ; EGC;
Jakarta

http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pemberian-obat-pada-kulit/.01 maret 2015

Anda mungkin juga menyukai