Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NOR IFSAH DWI AYU LESTARI

NIM : P07120120025

KELAS : 1A

PRODI : D3 KEPERAWATAN

TUGAS FARMAKOLOGI

CARA PEMBERIAN OBAT DENGAN MENERAPKAN PASIEN SAFETY MELALUI RUTE ORAL, INTRAKUTAN,
INTRAVENA, TOPIKAL (OLES DAN TETES), PER-REKTAL/SUPPOSITORIA

1. ORAL
Pemberian obat melelui oral adalah rute pemberian yag paling umum dan banyak dipakai,
karena ekonomi, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi
lambung dan menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini,
obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam
dilambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa diusus. Dalam memberikan
obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien
diberitahu untuk tidak minum antasida atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum
obat.
2. INTRAKUTAN
Memberikan obat mealui suntikan kedala jaringan kulit yang dilakukan pada lengan bawah
bagian dalam atau ditempat lain yang dianggap perlu. Pemberian obat secara intrakutan
bertujuan untuk :
1) Melaksanakan uji coba obat tertentu yang dilakukan dengan cara memasukkan obat
kedalam jaringan kulit yang dilakukan untuk tes alergi dan skin test terhadap obat yang
akan diberikan.
2) Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara
disuntuk intrakutan, pada umumnya diberikan pada pasien yang aan diberikan obat
antibiotic.
3) Membantu menentukan diagnosa penyakit tertentu.
3. SUBKUTAN
Injeksi subkutan adalah menyuntikkan obat kejaringan ikat longgar dibawah kulit. Karena
jaringan subkutan tidak memiliki banyak pembuluh darah seperti otot maka penyerapan obat
lebih lama dari pada penyuntikan intra muscular (IM). Jaringan subkutan mengandung reseptor
nyeri, jadi hanya obat dalam dosis kecil yang larut dalam air, yang tidak mengiritasi yang dapat
diberikan melalui rute ini. Pemberian obat melalui subkutan bertujuan agar obat yang diberikan
dapat diserap cepat oleh tubuh. Daerah yang paling baik untuk penyuntikan adalah lengan atas
belakang, abdomen dari bwah iga sampai batas Krista iliaka dan bagian paha atas depan.
4. INTRAMUSKULER
Rute intramuskuler memberikan absorbsiobat lebih cepat karena daerah ini memiliki pembuluh
darah yang banyak. Namun, penyuntikan IM dikaitkan dengan berbagai resiko. Oleh karena itu,
sebelum penyuntikan IM harus dipastikan bahwa injeksi yang dilakukan sangat penting.
Gunakan jarum yang panjang dan gauge yang besar untuk melewati jaringan subkutan dan
penetrasi jaringan otot yang dalam. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar
absorbsi obat lebih cepat dibanding dengan pemberian secara subkutan karena lebih banyknya
suplai darah diotot tubuh, untuk memastikan dalam jumlah yang lebih besar disbanding obat
yag diberikan melalui subkutan, pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau
mengurangi iritasi obat. Area penyuntikan intramuscular adalah :
1) Muskulus Vastus Lateralis
2) Muskulus Ventrogluteal
3) Muskulus Dorsologluteal
4) Muskulus Deltoid
5. INTRAVENA
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit. Adapun tempat injeksi adalah :
1) Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika).
2) Pada tungkai (vena saphenous).
3) Pada leher (vena jugalaris).
4) Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis).

Pemberian obat secara intravena betujuan untuk memperoleh rreaksi ibat yang cepat diabsorbsi
daripada dengan injeksi parenteral lain, untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan, untuk
memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.

6. TOPIKAL (OLES DAN TETES)


 OLES

Pemberian obat secara topical adalah pemberian obat secara local dengan cara
mengoleskan obat pada permukan kulit atau membrane area mata, hidung, lubang telinga,
vagina dan ectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topical pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion atau salep. Pemberian obat topical pada kulit hanya
pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh.
Keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung pada usia, pemilihan agen topical
yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit, stadium penyakit,
konsentarsi bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi, penentuan lama pemakaian
obat, penetrasi obat topical pada kulit. Tujuan pemberian obat secara topical adalah :

1) Untuk mempertahankan hidrasi


2) Melindungi permukaan kulit
3) Mengurangi iritasi kulit
4) Mengatasi infeksi
 TETES
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau
mengoleskan salep mata. Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan
salep, meliputi preparat yang biasa dibeli bebas, misalnya air mata buatan
vasokonstrikstor. Tujuan obat tetes mata diberikan adalah :
1) Untuk mengobati gangguan pada mata
2) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4) Untuk mencegah kekeringan mata
7. PER-REKTAL /SUPPOSITORIA
Banyak obat tersedia dalam bentuk supositoria dan dapat menimbulkan efek local dan sistemik.
Amiinoflin supositoria bekerja secara sistemik untuk mendilatsi bronkiale respiratori. Dulkolak
supositoria bekerja secara local untuk meningkatkan defekasi. Supositoria aman diberikan pada
pasien. Perawat harus memperhatikan terutama ada penempatan supositoria denagn benar
pada dinding mukosa rectal melewati spingter ani internal sehingga supositoria tidak akan
dikeluarkan. Pasien yang mengalami pembedahan rektal atau mengalami perdarahan rektal
jangan pernah diberikan supositoria. Tujuan pemberian obat secara supositoria adalah :
1) Untuk memperoleh efek obat local maupun sistemik
2) Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dekeluarkan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai