Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

“KONSEP SEHAT DAN SAKIT”

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 3:

1. Aristamansi Artameisia (P07120120051)


2. Fia Afriani (P07120120058)
3. I Dewe Ayu Santa A (P07120120063)
4. Ida Nurmayani (P07120120064)
5. Nada Haryanti (P07120120072)
6. Nurhidayatul Hasani (P07120120078)
7. Try Azwin Saputra (P07120120088)
8. Wayan Indah Sanis S (P07120120090)

KEMANTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Antropologi Kesehatan tentang “Konsep Sehat
Dan Sakit” ini dapat kami selesaikan.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa yang
bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil rangkuman materi yang
kami lakukan mengenai konsep sehat dan sakit.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, resume ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman
di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.

Mataram, 27 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……………………………………………………....2

DAFTAR ISI………………..……………………………………………...………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………………………………………………………………..4

B. Rumusan masalah………………………………………………………………….5

C. Tujuan……………………………………………………………………………...5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Sehat Dan Sakit ……………………………….………………………...6

B. Paradigma Sehat Sakit …………………………………………….……..............8

C. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Sehat Sakit………………….....10

D. Tingkat Pencegahan Sehat Sakit…………………………………………………13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….….....15

B. Saran…………………………………………………………………….…..…..15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…….......16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan
bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit
dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali
sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita
rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat
misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang
sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak
yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status
gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan


bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan
bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh
pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang
mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang
dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan
yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi
sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?
2. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?
3. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
4. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit
2. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
3. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
4. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI SEHAT DAN SAKIT


1. Definisi Sehat
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/
kondisi seluruh. badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada
Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial
dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan
dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam
definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang
tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya
dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun social
Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ
tubuh yang berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Sedangkan konsep sehat secara ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian
individu dengan lingkungannya yang berjalan terus menerus dan berubah-ubah
sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari
upaya mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus
mendapat perhatian adalah faktor kesehatan.hal ini disebabkan beberapa
pertimbangan seperti:
a) Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
b) Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan
masyarakat tidak terjamin.

Untuk penjagaan kesehatan perlu dilakukan usaha-usaha sebagai


berikut:mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang
dibutuhkan tubuh,menghirup udara bersih dan segar,melakukan aktivitas olahraga
secara rutin,menjaga diri dari kemungkinan tertular suatu penyakit,menghindarkan

6
diri dari kemungkinan cedera dan keracunan serta menghindarkan atau
meminimalisir stres.

2. Definisi Sakit

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika
keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada
saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya
pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan
penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting
dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan
bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan
dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa
penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif


antara kehidupan manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki
yang datang dari luar tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh
tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati.akibatnya,bisa secara
langsung menimbulkan gangguan,atau mengeluarkan bahan beracun(toxin)dalam
tubuh manusia,sehingga mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.

Menurut Parsors ( 1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal


individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan penyesuaian sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 )

Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

1. Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.


2. Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun
sekolah

7
B. PARADIGMA SEHAT SAKIT
1. Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model


pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada
melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat
lintas sektor.

Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus


diperhitungkan dalam setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel
iklim,temporal,spasial dan suprasystem lainnya.variabel ini dengan kata lain juga
harus diperhitungkan dalam setiap upaya manajemen penyakit.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata


tidak efektif
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan
unsur sehat produktif sosial ekonomis.
3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik
degeneratif.
4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan
penangan khusus.
5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan


“Health program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif
dan preventif merupakan “Health Program for human development”. Paradigma
sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.

Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang


menguntungkan karena :

a) Melakukan intervensi setelah sakit


b) Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.

8
c) Dari segi ekonomi lebih cost effective
d) Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.

2. Paradigma Sakit

Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang


mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk
menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan
penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan
sebagai suatu yang konsumti

Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream)


pembangunan (Does Sampoerna, 1998).

Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung


paradigma sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit
melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan apapun.

Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti


air,udara,pangan,serangga atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki
jalur rumit dan memiliki jalur rumit dan memiliki sifat khas masing-masing agent
penyakit.

Untuk tujuan pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu


memberikan gambaran dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular
maupun penyakit tidak menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan
penyakit tersebut dengan sebaik-baiknya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit:

1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-
organ tubuh.
2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang
penyakit yg di deritanya.
3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan
pengetiannya thd penyakitnya (illness).

9
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat
beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian
gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai
dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa
dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan
penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :

1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia


2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).

Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua,
dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan
bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan
bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya
tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

C. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT


SAKIT
1. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat
a) Status perkembangan

Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon


terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.

Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan
mengatsainya.

Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan


untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu
mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya

10
b) Pengaruh sosiokultural

Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari


orang tua pada anaknya.

Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan
merasa sehat.

c) Pengalaman masa lalu

Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi )


keadaan normal karena pengalaman sebelumnya. Membantu menentukan
defenisi seseorang tentang sehat

d) Harapan seseorang tentang dirinya.

Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik


fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat.

2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit

Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit.n


Dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan. Parsons memandang ada empat
aspek dari peran sakit :

a) Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b) Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan social
c) Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
d) Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten

Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit,


yaitu :

a) Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.


b) Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat
istiadat.

11
c) Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
d) Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
e) Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f) Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.
g) Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat

Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang
rentang tersebut.

Rentang sehat sakit :

 Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan


seseorang
 Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual
 Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan
kematian pada titik lain.

Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “

 Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa
dirinya tidak sehat, dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.

Mempunyai 3 aspek :

1. Secara fisik : nyeri, panas tinggi


2. Kognitif : interpretasi terhadap gejala
3. Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan
 Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit,
individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu
mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri,
mengikuti naseht teman atau keluarga.

Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh pengetahuan dn pengalaman.

12
 Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari
profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.

Ada 3 tipe informasi:

1. Validasi sakit
2. Penjelasan gejala yang tidak di mengerti
3. Keyakinan bahwa mereka baik
 Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan)
bahwa seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan
untuk memperoleh bantuan.
 Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan
peran sakit.

D. TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk


penyakit di kenal tiga tahap pencegahan :

1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan


khusus (specific protection). Pencegahan primer dilakukan pada masa individu
belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah:
a) Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b) Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan
tersier: rehabilitasi. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai
sakit.Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah:

13
a) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit
menular.
b) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
c) Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang
terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk
lagi
3. Pencegahan tersier
a) Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik, mental dan sosial.
b) Dampak dirawat

Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu :

a) Privacy seseorang
b) Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol
dari luar
c) Gaya hidup
Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS
d) Peran
e) Ekonomi

Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan


kesehatan yang dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera
mungkin.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita
artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita
amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman
dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki
keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat
juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika
mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau
overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman
dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

B. Saran

Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk
mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman

Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta

16

Anda mungkin juga menyukai