DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
KEMANTRIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Antropologi Kesehatan tentang “Konsep Sehat
Dan Sakit” ini dapat kami selesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa yang
bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil rangkuman materi yang
kami lakukan mengenai konsep sehat dan sakit.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, resume ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman
di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……………………………………………………....2
DAFTAR ISI………………..……………………………………………...………...3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………..4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….5
C. Tujuan……………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………….….....15
B. Saran…………………………………………………………………….…..…..15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…….......16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan
bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit
dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali
sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita
rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat
misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang
sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak
yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status
gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?
2. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?
3. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
4. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit
2. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
3. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
4. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
diri dari kemungkinan cedera dan keracunan serta menghindarkan atau
meminimalisir stres.
2. Definisi Sakit
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika
keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada
saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya
pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan
penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting
dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan
bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan
dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa
penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
7
B. PARADIGMA SEHAT SAKIT
1. Paradigma Sehat
8
c) Dari segi ekonomi lebih cost effective
d) Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.
2. Paradigma Sakit
1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-
organ tubuh.
2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang
penyakit yg di deritanya.
3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan
pengetiannya thd penyakitnya (illness).
9
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat
beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian
gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai
dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa
dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan
penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua,
dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan
bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan
bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya
tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan
mengatsainya.
10
b) Pengaruh sosiokultural
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan
merasa sehat.
a) Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b) Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan social
c) Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
d) Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten
11
c) Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
d) Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
e) Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f) Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.
g) Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat
Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang
rentang tersebut.
Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa
dirinya tidak sehat, dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh pengetahuan dn pengalaman.
12
Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari
profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
1. Validasi sakit
2. Penjelasan gejala yang tidak di mengerti
3. Keyakinan bahwa mereka baik
Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan)
bahwa seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan
untuk memperoleh bantuan.
Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan
peran sakit.
13
a) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit
menular.
b) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
c) Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang
terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk
lagi
3. Pencegahan tersier
a) Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik, mental dan sosial.
b) Dampak dirawat
a) Privacy seseorang
b) Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol
dari luar
c) Gaya hidup
Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS
d) Peran
e) Ekonomi
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita
artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita
amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman
dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki
keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat
juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika
mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau
overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman
dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
B. Saran
Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk
mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman
Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta
16