Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN BEDAH I

Pemfis Pasien Dehidrasi, Overload Cairan/ Edema dan Kurang Mineral

Dosen Pengampu: Sahrir Ramadhan, M.Kep

Disusun oleh: Kelompok 7 (IWAGAKURE)

Anggota:

1. Ade Irfani (P07120120046)


2. Adinda Permata Bahri (P07120120048)
3. Arrum Trikomala (P07120120052)
4. Fia Afriani (P07120120058)
5. Ivha Elmira Pebriana (P07120120066)
6. Jumaidi (P07120120067)
7. Nursifa (P07120120079)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D.III KEPERAWATAN MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Pemfis Pasien Dehidrasi,
Overload Cairan/ Edema dan Kurang Mineral” sebagai pemenuhan penugasan mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I D.III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Mataram.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Sahrir Ramadhan, M.Kep selaku dosen pada
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I, karena atas berkat bimbingannya makalah dengan
tema “Pemfis Pasien Dehidrasi, Overload Cairan/ Edema dan Kurang Mineral” ini dapat selesai
tepat waktu.

Melalui Makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang membacanya dan
dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Demi kesempurnaan rangkuman ini,
kritik dan saran sangat kami harapkan.

Mataram, 11 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme
regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan  asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.

          Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil
adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler.

          Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam  memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi
jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.

          Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.

Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan asam basa didalam tubuh.


Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan saluran air dan elektrolit, serta
pengaturan komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbangai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu ( zat terlarut ). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel – partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuma, dan cairan
intravena ( IV ) dan distribusi keseluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit  ke dalam sveluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah satunya adalah
penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif  bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya
dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa yang normal karena
mekanisme adaftaif  tubuhnya. Namun bayi, bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat,
klien dengan gangguan orientasi atau klien yang imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu
merespon secara mandri dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit, da asam basa tanpa adanya bantuan
oleh karena itu, asuhan keperawatan untuk beragam klien meliputi pengkajian  dan perbaikan
ketidak seimbangan atau upaya mempertahankan ketidak seimbangan cairan, elektolit dan asam
basa.

1.2. Rumusan Masalah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Penyakit

A. Definisi

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat brupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium, (Dehifrasi Hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(Dehidrasi Isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (Dehidrasi
Hipotonik) (Sudoyo Aru, dkk 2009).

Tanda-tanda Dehidrasi:

1. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145
mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter.
2. Dehidrasi isotonic ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan
osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
3. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 185
mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).

Klasifikasi Dehidrasi:

1. Tanpa dehidrasi
2. Dehidrasi ringan/sedang
3. Dehidrasi berat

Kebutuhan cairan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama (Djuanda Adhi)
Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia

USIA S/D 4 Bulan 4-12 Bulan 12 Bulan s/d 2 2-5 Tahun


Tahun
BB <6 kg 6-<12 kg 10-<12 kg 12-19 kg
CRO dalam 200-400 mL 400-700 mL 700-900 mL 900-1400 mL
mL

B. Etiologi

Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe/ jenis-jenis dehidrasi

1. Dehidrasi

Perdarahan, Muntah, Diare, Hipersalivasi, Fistula, Ileustamy (pemotongan usus), Diaporesis


(keringat berlebihan), Luka bakar, Puasa, Terapi hipotonik, Suction gastrointestinal (cuci
lambung).

2. Dehidrasi hipotonik

Ppenyakit DM, Rehidrasi cairan berlebihan, Mal nutrisi berat dan kronis.

3. Dehidrasi hipertonik

Hiverpentilasi, Diare, air, Diabetes Insipedus (hormone ADH menurun), Rehidrasi cairan
berlebihan, Disfagia, Gangguan rasa haus, Kesadaran, Infeksi sistemik: suhu tubuh meningkat.

C. Manifestasi Klinis

Gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya

1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5 % dari BB semula)

Haus, Ggelisah, Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, Turgor kulit normal, Pengeluaran
urine (1300 ml/hari), Kesadaran baik, Denyut jantung meningkat.

2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula)


Haus meningkat, Nadi cepat dan lemah, Turgor kulit kering, membrane mukosa kering,
Pengeluaran urine berkurang, Suhu tubuh meningkat.

3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)

Penurunan kesadaran, Lemah, lesu, Takikardi, Mata cekung, Pengeluaran urin tidak ada,
Hipotensi, Nadi cepat dan halus, Ekstremitas dingin.

Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar natrium plasma darah


2. Osmolaritas serum
3. Ureum, kreatinin darah dan BJ urin
4. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)

D. Masalah yang Lazim Muncul

1. Gangguan ventilasi spontan b,d ketidakadekuatan mempertahankan pernapasan, penurunan


PO2, SaO2, dan PCO2 dan volume tidal

2. Resiko Syok (hipovolemik) b.d terjadinya perdarahan yang berulang-ulang

3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

4. Kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang

5. Kekurangan integritas kulit b.d turgor kulit menurun

6. Keletihan

7. Penurunan koping keluarga

E. Discharge Planning

1. Obat-obatan Antiemetik (untuk mengatasi muntah)

2. Obat-obatan anti diare diberikan oralit

3. Pemberian air minum


4. Pemberian cairan intravena

5. Pemberian bolus cairan IV

Penataan Rehidrasi

Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24 jam
(30 ml/kg/BB/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian deficit cairan dan
kehilangan yang masih berlangsung. Pada dehidrasi sedang sampai berat pasien tidak dapat
minum peroral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral, jika cairan
tubuh yang hilang terutama air, maka jumlah air rehidrasi dapat dihitung dengan rumus

RUMUS: Defisit cairan (liter) = BB total (BBT) yang diinginkan-BBT saat ini

BBT yang diinginkan = Kadar Na serum X BBT saat ini

140

BBT saat ini (pria)= 50% X berat badan (kg)

BBT saat ini (wanita)= 45 X berat badan (kg)

Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada
dehidrasi isotonic dapat diberikan cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan
dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu
pemberiancairan hipertonik.
2.2 Konsep Askep

1 Kekurangan volume cairan NOC NIC


Definisi: Penurunan cairan  Fluid balance Fluid management
intravaskuler, interstisial, dan/  Hydration  Timbang
atau intraseluler, ini mengacu  Nutrional Status: popok/pembalut
pada dehidrasi, kehilangan Food and Fluid jika diperlukan
cairan tanpa perubahan pada Intake  Pertahankan
natrium. Kriteria Hasil: catatan Intake
Batasan Karakteristik:  Mempertahankan dan output yang
 Perubahan status urine output sesuai akurat
mental dengan usia dan BB,  Monitor status
 Penurunan tekanan BJ urine normal, HT hidrasi
darah normal (kelembaban
 Penurunan tekanan nadi  Tekanan darah, nadi, membran
 Penurunan volume nadi suhu tubuh dalam mukosa, nadi
 Penurunan turgor kulit batas normal adekuat, tekanan

 Penurunanturgor lidah  Tidak ada tanda- darah ortostatik),

 Penurunan haluaran tanda dehidrasi, jika diperlukan

urin Elastisitas turgor  Monitor vital

 Penurunan pengisian kulit baik, sign

vena membrane mukosa  Monitor

 Membran mukosa lembab, tidak ada masukan

kering rasa haus yang makanan / cairan


berlebihan dan hitung
 Kulit kering
intake kalori
 Peningkatan hematocrit
harian
 Peningkatan suhu tubuh
 Kolaborasikan
 Peningkatan frekwensi
pemberian
nadi
cairan IV
 Peningkatan
 Monitor status
konsentrasi urin
 Penurunan berat badan nutrisi -Berikan
 Tiba-tiba (kecuali pada cairan IV pada
ruang ketiga) suhu ruangan
 Haus  Dorong masukan

 Kelemahan oral

Faktor yang berhubungan:  Berikan

 Kehilangan cairan aktif penggantian

 Kegagalan mekanisme nesogatrik sesual

regulasi output
 Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
-Tawarkan snack
(Jus buah, buah
segar )
 Kolaborasi
dengan dokter
 Atur
kemungkinan
tranfusi
 Persiapan untuk
tranfusi
 Hypavolermia
Management
 Monitor status
cairan termasuk
intake dan
output cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat
Hb dan
hematokrit
 Monitor tanda
vital
 Monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
 Monitor berat
badan
 Dorong pasien
untuk
menambah
intake oral
 Pemberian
cairan Iv
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan
volume cairan
 Monitor
adanya tanda
gagal ginjal
2 Kelebihan volume cairan NOC NIC
Definisi: peningkatan referensi  Elektrolit and acid Fluid management
cairan isotonik base balance  Timbang
 Fluid balance popok/pembalut
Batasan karakteristik  Hydration jika di perlukan
 Bunyi nafas adventisius Kriteria Hasil:  Pertahankan
 Ganggahn elektrolit  Terbatas dari edema, catatan intake
 Anasarka efusi, anaskara dan output yang
 Azotemia  Bunyi nafas bersih, akurat
 Ansietas tidak ada  Pasang urine
 Perubahan tekanan dyspneu/ortopneu kateter jika
darah  Terbebas dari diperlukan
 Perubahan status distensi Vena  Monitor hasil
mental jugularis, reflek Hb yang sesuai
 Perubahan pola hepatojugular (+) dengan retensi
pernapasan  memelihara tekanan cairan (BUN,
 Penurunan hematokrit Vena sentral, Hmt, osmolalitas

 Penurunan hemoglobin tekanan kapiler paru, urin

 Dispnea output jantung dan  Monitor status


vital sign dalam hemodinamik
 Edema
batas normal termasuk CVP,
 Peningkatan tekanan
 Terbebas dari MAP, PAP, dan
Vena sentral
kelelahan, PCWP
 Asupan melebihi
kecemasan atau  Monitor vital
haluaran
kebingungan sign
 Distensi Vena jugularis
 Menjelaskan  -Monitor infikasi
 Oliguria
indikator kelebihan retensi/kelebihan
 Ortopnea
cairan cairan (cracles,
 Efusi pleura
CVP, edema,
 Refleksi hepatojugular
distensi vena
positif
leher, asites)
 Perubahan tekanan
 Kaji lokasi dan
arteri pulmunal
luas edema
 Kongesti pulmunal
 Monitor
 Gelisah
masukan
 Perubahan berat jenis makanan/cairan
urin dan hitung
 Bunyi jantung S3 intake kalori
 Penambahan berat  Monitor status
badan dalam waktu nutrisi
sangat singkat  Kolaborasi
pemberian
Faktor faktor yang deuretik sesuai
berhubungan intruksi
 Gangguan mekanisme  Batasi masukan
regulasi cairan pada
 Kelebihan asupan keadaan
cairan hiponatrermi
 3. Kelebihan asupan dilusi dengan
natrium serum Na <130
mEq/i
 Kolaborasi
dokter jika tanda
cairan berlebih
mumcul
memburuk
Fluid Monitoring
 Tentukan
riwayat jumlah
dan tipe intake
cairan dan
eliminasi
 Tentukan
kemunggkinan
faktor dengan
resiko dari
ketidak
keseimbangan
cairan(hiporterm
ia,trapi
diuretik,kelainan
renal,gagal
jantung,diapores
is,disfungsi
hati,dll)
 Monitor berat
badan
,BP,HR,dan RR
 Monitor serum
dan elektrolit
urine
 Monitor serum
osmilalitas urine
 Monitor tekanan
darah orthostatik
dan perubahan
irama jantung
 Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
 Catat secara
akutar intake
dan output
 Monitor adanya
distensi
leher,rinchi,eode
m perifer dan
penambahan BB
 Monitor tanda
dan gejala dari
odema

Anda mungkin juga menyukai