Anggota:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Pemfis Pasien Dehidrasi,
Overload Cairan/ Edema dan Kurang Mineral” sebagai pemenuhan penugasan mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I D.III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Mataram.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Sahrir Ramadhan, M.Kep selaku dosen pada
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I, karena atas berkat bimbingannya makalah dengan
tema “Pemfis Pasien Dehidrasi, Overload Cairan/ Edema dan Kurang Mineral” ini dapat selesai
tepat waktu.
Melalui Makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang membacanya dan
dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Demi kesempurnaan rangkuman ini,
kritik dan saran sangat kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme
regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil
adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi
jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah satunya adalah
penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya
dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa yang normal karena
mekanisme adaftaif tubuhnya. Namun bayi, bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat,
klien dengan gangguan orientasi atau klien yang imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu
merespon secara mandri dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit, da asam basa tanpa adanya bantuan
oleh karena itu, asuhan keperawatan untuk beragam klien meliputi pengkajian dan perbaikan
ketidak seimbangan atau upaya mempertahankan ketidak seimbangan cairan, elektolit dan asam
basa.
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat brupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium, (Dehifrasi Hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(Dehidrasi Isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (Dehidrasi
Hipotonik) (Sudoyo Aru, dkk 2009).
Tanda-tanda Dehidrasi:
1. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145
mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter.
2. Dehidrasi isotonic ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan
osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
3. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 185
mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
Klasifikasi Dehidrasi:
1. Tanpa dehidrasi
2. Dehidrasi ringan/sedang
3. Dehidrasi berat
Kebutuhan cairan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama (Djuanda Adhi)
Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia
B. Etiologi
1. Dehidrasi
2. Dehidrasi hipotonik
Ppenyakit DM, Rehidrasi cairan berlebihan, Mal nutrisi berat dan kronis.
3. Dehidrasi hipertonik
Hiverpentilasi, Diare, air, Diabetes Insipedus (hormone ADH menurun), Rehidrasi cairan
berlebihan, Disfagia, Gangguan rasa haus, Kesadaran, Infeksi sistemik: suhu tubuh meningkat.
C. Manifestasi Klinis
Haus, Ggelisah, Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, Turgor kulit normal, Pengeluaran
urine (1300 ml/hari), Kesadaran baik, Denyut jantung meningkat.
Penurunan kesadaran, Lemah, lesu, Takikardi, Mata cekung, Pengeluaran urin tidak ada,
Hipotensi, Nadi cepat dan halus, Ekstremitas dingin.
Pemeriksaan Penunjang
4. Kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang
6. Keletihan
E. Discharge Planning
Penataan Rehidrasi
Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24 jam
(30 ml/kg/BB/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian deficit cairan dan
kehilangan yang masih berlangsung. Pada dehidrasi sedang sampai berat pasien tidak dapat
minum peroral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral, jika cairan
tubuh yang hilang terutama air, maka jumlah air rehidrasi dapat dihitung dengan rumus
RUMUS: Defisit cairan (liter) = BB total (BBT) yang diinginkan-BBT saat ini
140
Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada
dehidrasi isotonic dapat diberikan cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan
dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu
pemberiancairan hipertonik.
2.2 Konsep Askep
Kelemahan oral
regulasi output
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
-Tawarkan snack
(Jus buah, buah
segar )
Kolaborasi
dengan dokter
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Hypavolermia
Management
Monitor status
cairan termasuk
intake dan
output cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat
Hb dan
hematokrit
Monitor tanda
vital
Monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
Monitor berat
badan
Dorong pasien
untuk
menambah
intake oral
Pemberian
cairan Iv
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan
volume cairan
Monitor
adanya tanda
gagal ginjal
2 Kelebihan volume cairan NOC NIC
Definisi: peningkatan referensi Elektrolit and acid Fluid management
cairan isotonik base balance Timbang
Fluid balance popok/pembalut
Batasan karakteristik Hydration jika di perlukan
Bunyi nafas adventisius Kriteria Hasil: Pertahankan
Ganggahn elektrolit Terbatas dari edema, catatan intake
Anasarka efusi, anaskara dan output yang
Azotemia Bunyi nafas bersih, akurat
Ansietas tidak ada Pasang urine
Perubahan tekanan dyspneu/ortopneu kateter jika
darah Terbebas dari diperlukan
Perubahan status distensi Vena Monitor hasil
mental jugularis, reflek Hb yang sesuai
Perubahan pola hepatojugular (+) dengan retensi
pernapasan memelihara tekanan cairan (BUN,
Penurunan hematokrit Vena sentral, Hmt, osmolalitas