Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi nonfarmakologi,


yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam (nafas lambat dan menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, latihan relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Niken,
2010).

Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan


diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh (Parsudi, dkk., 2002). Tujuan nafas dalam adalah untuk
mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja
bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot,
menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot pernafasan yang
tidak berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernafasan, mengurangi
udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas (Suddarth & Brunner,
2002).

Latihan pernafasan terdiri atas latihan dan praktik pernafasan yang dirancang dan
dijalankan untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien, dan untuk
mengurangi kerja bernafas. Latihan pernafasan dapat meningkatkan pengembangan
paru sehingga ventilasi alveoli meningkat dan akan meningkatkan konsentrasi
oksigen dalam darah sehingga kebutuhan oksigen terpenuhi. Pemberian oksigen
mungkin akan kurang berarti jika pernafasan penderita tidak efektif. Latihan nafas
dalam, juga diajarkan untuk penderita yang sudah mengerti perintah dan kooperatif
dengan tujuan memperbaiki ventilasi, meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan mekanisme batuk agar efektif,
mencegah atelektasis, memperbaiki kekuatan otot-otot pernafasan, memperbaiki
mobilitas dada dan vertebra thorakalis serta mengoreksi pola pernafasan yang
abnormal (Brunner & Suddarth, 2002).
2.2 Manfaat Latihan Nafas Dalam

Latihan pernafasan dirancang dan dijalankan untuk mencapai ventilasi yang


lebih terkontrol dan efisien meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan
relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot
pernafasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi
pernafasan, serta mengurangi udara yang terperangkap. Latihan nafas dalam, dapat
dilakukan pada penderita yang sudah mengerti

perintah dan kooperatif (Suddarth & Brunner, 2002). Latihan yang teratur juga
akan mengakibatkan meningkatnya aktifitas beta adrenergik saluran pernafasan
yang menyebabkan terjadinya dilatasi bronkus dan menghambat sekresi mukus,
sehingga paru dapat memasukkan dan mengeluarkan udara dengan lebih baik.

Pada saat latihan nafas dalam dilakukan akan menyebabkan terjadinya


peregangan alveolus. Peregangan alveolus ini akan merangsang pengeluaran
surfaktan yang disekresikan oleh sel-sel alveolus tipe II yang mengakibatkan
tegangan permukaan alveolus dapat diturunkan. Dengan menurunkan tegangan
permukaan alveolus, memberikan keuntungan untuk meningkatkan compliance
paru dan menurunkan paru menciut sehingga paru tidak mudah kolaps (Sherwood,
2001).

Penelitian yang sudah dilakukan tentang latihan nafas dalam didapatkan


bahwa nafas dalam dapat mengurangi terjadinya atelektasis dan memperbaiki
fungsi paru pada klien setelah pembedahan CABG, latihan nafas dalam dapat
menurunkan tekanan darah serta latihan nafas dalam sangat bermanfaat untuk
klien asma dalam membuka jalan nafas yang mengalami penyempitan
(http://www.medscape.com/nurses).

2.3 Tehnik latihan Nafas Dalam Yang benar

1. Tehnik nafas dalam yang dilakukan pada penderita tuberkulosis ini adalah dengan cara
sebagai berikut :

a) Atur posisi penderita dengan posisi duduk di tempat tidur atau dikursi.
b) Letakkan satu tangan penderita di atas abdomen (tepat di bawah iga) dan tangan
lainnya pada tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat
bernafas.
c) Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa
terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama inspirasi, tahan nafas selama
2 detik.
d) Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil
mengencangkan (mengkontraksi) otot-otot abdomen dalam 4 detik.
e) Lakukan pengulangan selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap pengulangan, ikuti
dengan periode istirahat 2 menit.
f) Lakukan dalam lima siklus selama 15 menit (disarikan dari suddart & Brunner,
2002).
2. Latihan pursed-lips breathing

Dilansir dari laman COPD Foundation, teknik pernapasan ini sangat dianjurkan untuk Anda
yang menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Anda dilatih untuk mengurangi
jumlah napas yang Anda ambil dan membuat saluran udara Anda terbuka lebih lama.

Untuk melatihnya, cukup bernapas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut selama
mungkin dengan bibir mengerucut.

Berikut adalah cara melakukan latihan pernapasan dengan teknik pursed-lips breathing:

a) Tarik napas perlahan melalui hidung, pastikan bibir Anda tertutup.

b) Embuskan napas perlahan-lahan melalui bibir yang mengerucut atau terbuka sangat
kecil. Keluarkan selambat mungkin, lebih lama dari saat Anda menarik napas.

c) Ulangi kembali. Anda bisa melakukannya sambil berdiri ataupun duduk.

3. Latihan rib stretch

Teknik latihan pernapasan ini cukup mudah dilakukan. Kunci dari latihan ini adalah menahan
sebanyak mungkin udara di paru-paru selama 10-25 detik.

Teknik ini dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru jika Anda rutin berlatih
minimal sehari sekali. Agar hasilnya lebih efektif, latihan pernapasan ini sebaiknya dilakukan
tiga kali sehari. Anda bisa menjalankan latihan selama 2-5 menit setiap sesinya.
Berikut adalah langkah-langkah latihan pernapasan dengan metode rib stretch:

a) Berdiri tegak dan badan lurus.

b) Embuskan semua oksigen dari paru-paru Anda.

c) Ambil napas perlahan, isi paru-paru dengan udara sebanyak mungkin.

d) Tahan napas Anda selama 10-15 detik.

e) Jika belum sanggup untuk langsung menahan napas selama itu, tahanlah 6 atau 7 detik
dulu. Tambah secara bertahap sampai terbiasa menahan napas selama 10-15 detik.

f) Sesudah melalui 10-15 detik, embuskan napas kembali hingga semua oksigen dari
paru-paru keluar.

4. Latihan numbered breathing

Latihan pernapasan ini bisa bermanfaat untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kapasitas
paru-paru. Dengan teknik latihan pernapasan ini Anda harus melakukan perhitungan hingga 8
kali tanpa berhenti.

Cara melakukan teknik pernapasan numbered breathing, adalah:

a) Berdiri tegak dengan mata tertutup, lalu tarik napas dalam-dalam.

b) Saat menarik napas, bayangkan angka 1.

c) Tahan napas selama beberapa detik, lalu embuskan napas.

d) Tarik napas lagi sambil membayangkan angka 2.

e) Tahan napas kembali selama beberapa 3 detik, lalu embuskan napas.

f) Tarik napas lagi sambil membayangkan angka 3.

g) Lakukan seterusnya hingga Anda membayangkan angka 8.

5. Latihan kekuatan paru pranayama

Teknik latihan pernapasan ini dilakukan sambil duduk dengan bergantian menggunakan
lubang hidung kanan dan kiri.
Caranya melakukan latihan kekuatan paru pranayama ini pun cukup mudah:

a) Duduk bersila dengan posisi punggung tegak.

b) Tutup lubang hidung bagian kiri dengan jari tangan Anda.

c) Ambil napas dalam-dalam dan perlahan dengan lubang hidung bagian kanan yang
terbuka.

d) Saat sudah maksimal mengambil napas, tutup lubang hidung bagian kanan dan buka
lubang hidung kiri secara bersamaan untuk buang napas perlahan-lahan.

e) Keluarkan napas dari lubang hidung kiri dengan maksimal.

f) Ambil napas kembali melalui lubang hidung bagian kiri.

g) Kemudian, tutup kembali lubang hidung bagian kiri, dan buang napas melalui lubang
hidung bagian kanan. Keluarkan perlahan-lahan.

h) Lakukan terus menerus secara bergantian hingga 10 kali.

2.4 Prosedur Pelaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Oleh Perawat

 Tahap Persiapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam


a. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan tenang dan nyaman
b. Persiapan responden atau klien: klien dalam keadaan rileks
 Tahap Pelaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam (Priharjo, 2013)
a. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau jika tidak
mampu dapat berbaring di tempat tidur.
c. Instruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung sehingga
rongga paru-paru terisis oleh udara melalui hitungan 1, 2, 3, 4 kemudian ditahan
sekitar 3-5 detik.
d. Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas, hitung sampai tiga secara perlahan
melalui mulut.
e. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yang dirasakan bisa
berkurang, bisa dengan memejamkan mata.
f. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga kecemasan pasien berkurang.
g. Ulangi sampai 10 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
h. Lakukan maksimal 5-10 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ervan Kusuma. Pengaruh latihan nafas dalam terhadap perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Diss.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Monahan, D & Neighbors., (1998). Medical Surgical Nursing Foundation for Clinical
Practice. 2nd edition. Philadelphia: WB Saunders Company.

Monahan, D & Neighbors., (1998). Medical Surgical Nursing Foundation for Clinical
Practice. 2nd edition. Philadelphia: WB Saunders Company.

hellosehat.com. n.d. https://hellosehat.com/pernapasan/sesak-napas/latihan-pernapasan/#gref


(accessed februari 13, 2021).

Anda mungkin juga menyukai