Anda di halaman 1dari 43

Ida Suryani Hasibuan

NURSING ERROR, NURSING


NEGLIGENCE AND NURSING
MALPRACTICE
To eror is
human, to
forgive is
devine
Batasan error dan negligence

ERROR NEGLIGENCE

Sangat penting unteuk mempelajari advers event


Error menurut Institute of Medicine :

 Error merupakan suatu kekeliruan dalam penilaian yang wajar.


 Error suatu kekeliruan yang tidak disengaja.
 Error merupakan kekeliruan unsur manusia dan sistem.
 Error terjadi karena adanya sifat mengobati penderita yang tidak
mungkin invaluable.
 Error merupakan hasil negatif yang dapat dicegah timbulnya
karena tindakan yang bersifat kelalaian dan dapat pula merupakan
kekeliruan yang wajar (honest mistake).
 Ketidakberhasilan/kegagalan terapi, misal : tindakan operasi
timbul komplikasi, kecelakan (surgical mishap), kecelakaan anestesi
(alergi), tindakan operasi berisiko dan keadaan pasien penuh risiko,
pemberian obat, misal : timbul komplikasi pengobatan, kecelakaan
medis, kesalahan diagnostik, kesalahan memilih obat.
NURSING EROR

ketidakberhasilan untuk menyelesaikan suatu


tindakan yang disebabkan oleh karena adanya
kekeliruan dalam penilaian, penggunaan suatu
rencana yang keliru, kekeliruan yang
disebabkan oleh manusia dan sistem dan
kekeliruan itu sebenarnya dapat dicegah
skill-based slips and lapses (ada niat )

rule-based mistakes (sesuai rencana,


Klasifikasi Error tapi hasil tidak memadai)

knowledge-based mistakes
(menerapkan aturan yang salah)
8 kategori eror: State Boards of
Nursing in USA
 Kurangnya perhatian (kesalahan memprediksi komplikasi, seperti perdarahan
pasca-operasi)
 Kurangnya rasa kekhawatiran (kegagalan mengadvokasi kepentingan
pasien/gagal mempertanyakan arahan dokter yang tidak tepat)
 Tidak tepat dalam memutuskan (gagal untuk mengenali implikasi tanda dan
gejala pasien)
 Kesalahan medikasi (salah obat dan salah jumlah)
 Kurangnya intervensi terhadap pasien (gagal untuk menindaklanjuti gejala syok
hipovolemik)
 Kurangnya preventif (gagal untuk mencegah adanya ancaman terhadap
keamanan pasien, misalnya tidak adanya pencegahan dan pengendalian
infeksi)
 Kesalahan dalam melaksanakan perintah dokter/tenaga kesehatan yang lain
(tidak melaksanakan perintah yang sesuai sehingga mengakibatkan intervensi
yang salah)
 Kesalahan dalam pendokumentasian (mencatat prosedur atau obat sebelum
selesai dilakukan intervensi)
mengapa error:

 Kapasitas ingatan yang terbatas


 Terbatas dalam kemampuan untuk
mengatasi tuntutan yang beraneka warna
 Kemampuan mental yang menjadi lemah,
termasuk kemampuan untuk mengambil
keputusan yang disebabkan karena penyebab
lain, seperti: ketakutan dan keletihan.
 Pengaruh dari akibat kelompok yang dinamik
dan kebudayaan
Florence Nightingale
adalah yang pertama dari
profesi kesehatan modern
yang menganjurkan
pendekatan sistem untuk
manajemen human-error di
rumah sakit

“If you look into the reports of trials or accidents, and especially of suicides, or into
the medical history of fatal cases, it is almost incredible how often the whole things
turns upon something which has happened because ‘he’, or still oftener ‘she’, ‘was
not there. The person in charge was quite right not to be ‘there, he was called away
for quite sufficient reason, or he was away for a daily recurring and unavoidable
cause: yet no provision was made to supply his absence. The fault was not in his
‘being away’, but in there being no management to supplement his ‘being away.”
Nursing negligence

 Negligence adalah suatu sifat yang kurang


hati-hati, kurang waspada atau kelalaian
tingkat dasar
 Negligence is a conduct thats falls below to
generally accepted standart of care of a
reasonably prudent person.
Unsur negligence

 a) terdapat hubungan antara tenaga kesehatan


dan pasien,
 b) tenaga kesehatan itu telah melanggar
kewajibannya, karena tidak memenuhi standar
pemberian pelayanan kesehatan,
 c) pelanggaran ini telah menyebabkan pasien
menderita kerugian yang sebenarnya dapat
dibayangkan dan secara wajar dapat dicegah.
Ada 4 (empat) unsur kelalaian
sebagai tolok ukur di dalam Hukum
Pidana
 a) bertentangan dengan hukum
(wederrechtelijkheid);
 b) akibatnya dapat dibayangkan
(voorzienbaarheid);
 c) akibatnya dapat dihindarkan
(vermijdbaarheid);
 d) sehingga perbuatannya dapat
dipersalahkan kepadanya (verwijtbaarheid).
NEGLIGENCE

 suatu kegagalan untuk bersikap hati-hati dan


kurang waspada yang mana pada umumnya
seseorang akan melakukannya dalam keadaan
tersebut. Sehingga, dapat didefinisikan nursing
negligence terjadi ketika perilaku perawat berada
dibawah standar yang ditetapkan oleh praktik
keperawatan dan merugikan pasien, yang artinya
perawat telah bekerja dibawah standar profesi
Pasien dapat mengatakan bahwa seorang perawat
telah melakukan negligence dengan membuktikan:

 Perawat tidak melaksanakan tugas


perawatan terhadap pasien.
 Perawat gagal memenuhi standar
perawatan dan melanggar kewajibannya.
 Pasien dirugikan atau terluka.
 Kerugian tersebut disebabkan oleh
perilaku perawat yang melanggar
kewajiban.
Duty
(kewajiban)

Kelalaian dapat Direct


Dereliction of dipersalahkan dan causation
That Duty digugat menurut (kausa atau
(penyimpangan hukum apabila akibat
dari kewajiban) sudah memenuhi langsung)
unsur 4 D

Damage
(kerugian)
MALPRAKTIK
 Malpraktik terdiri dari dua suku kata mal dan
praktik
 Berdasarkan Coughlin’s Law Dictionary,
malpraktik adalah sikap-tindak profesional
yang salah dari seseorang yang berprofesi,
seperti dokter, ahli hukum, akuntan, dokter
gigi, dokter hewan dan sebagainya
Malpraktik bisa diakibatkan
karena sikap tindak yang bersifat
tidak peduli, kelalaian, atau
kekurang-ketrampilan atau kehati-
hatian dalam pelaksanaan
kewajiban profesionalnya,
tindakan salah yang sengaja atau
praktek yang bersifat tidak etis.
Kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
malpraktik adalah:

 Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak


boleh dilakukan oleh seseorang tenaga
kesehatan.
 Tidak melalukan apa yang seharusnya
dilakukan atau melalaikan kewajiban
(negligence).
 Melanggar suatu ketentuan menurut atau
berdasarkan Peraturan perundang-undangan
Malpraktik administrasi

Malpraktik Perdata

malpralktik
Malpraktik Pidana
Malpraktik administrasi

Aspek hukum administrasi menyatakan bahwa perawat


yang akan melakukan praktik keperawatan baik di
institusi kesehatan maupun mandiri wajib memiliki izin
yang dikeluarkan oleh pemerintah

UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 23 ayat


(3) yang berbunyi “dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah”.
Malpraktik Perdata

inspanningverbintenis
Hubungan hukum yang
terjadi antara perawat
dan pasien yaitu
hubungan perikatan
(verbintenis),

resultaatsverbintenis
Macam perikatan

 Dilihat dari sumber lahirnya perikatan,


terdapat dua kelompok perikatan hukum:
 Pertama yaitu perikatan yang disebabkan
oleh suatu kesepakatan dan apabila
kesepakatan ini dilanggar akan menyebabkan
wanprestasi.
 Kedua yaitu perikatan yang disebabkan oleh
Undang-Undang
Criminal malpractice
manakala perbuatan tersebut memenuhi
rumusan delik pidana yakni:

 (1) perlakuan (asuhan keperawatan),


 (2) sikap batin
 (3) mengenai hal akibat.
TREND ISSUE DAN PENYEBAB
NURSING MALPRACTICE
Kemajuan Ilmu Kesehatan
berawal dari
ketidaktahuan dan
keterbatasan
Spektrum sehat-sakit dalam perspektif
epidemiologi klinis

Abnormality Apakah pasien sakit atau sehat?


Diagnosis Seberapa akurat suatu diagnosis?

Risk Faktor apa yang berkaitan/meningkatkan risiko?


Prognosis Apa konsekuensi akibat penyakit?
Treatment Seberapa besar manfaat suatu terapi?
Prevention Pencegahan meminimalkan risiko lebih lanjut?

Cause Apa yang menyebabkan? Apa dasar patogenesis?

Cost Seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan?


Laporan Dugaan
Malpraktik
 Sejak april 2004-des 2006 terdapat 385 kasus
dugaan malpraktik yang dilaporkan ke polisi.
(tempo, 2007)
 laporan kasus dugaan malprakik ke depkes RI ada
198 kasus (detik.com, 2006)

Bagaimana dengan perawat?


Hasil Riset

 Di Bengkulu,Jateng dan DIY: 1) 54,5% telah


melakukan askep individu,keluarga dan kelompok
dengan baik 2) 61,9% perawat menghormati hak
dan rahasia pasien 3) 56,88% perawat telah
mempunyai SOP 4) hampir semua perawat
melaksanakan tugas kolaboratif antara lain: a)
menetapkan diagnosa penyakit (92,6%); b)
membuat resep obat (93,1%) c) melakuka
pemeriksaan kehamilan (70,1%).

Diryankep, 2005
Hasil riset

 Berdasarkan penelitian Fakultas Kesehatan


Masyarakat UI: di dua puskesmas kota dan
desa, 92 % perawat melakukan diagnosis
medis dan 93 % membuat resep.
 Lebih lanjut: tugas perawat lebih banyak
pada tugas-tugas pendelegasian seperti
menyuntik, pemasangan infus, melakukan
pemeriksaan tanda vital, dll

Rivai, 2008
Hasil
Riset
 Pelaksanaan Pelimpahan antara dokter dan
perawat di rumah sakit belum sesuai dengan
kaidah hukum kesehatan maupun hukum umum
 Legalitas pelimpahan wewenang tersebut belum
mempunyai dasar hukum yang lengkap
mengenai bagaimana pelaksanaan, konsekuensi
jasa pelayanan dan konsekuensi hukum.
 Pelimpahan dokter terhadap perawat sebanyak
72% dari kewenangan yang seharusnya dilakukan
dokter itu sendiri Wawan Rismawan, 2006
Hasil
Riset
 Kebijakan pelimpahan wewenang dokter kepada perawat di
puskesmas kabupaten sleman belum memiliki dasar hukum
yang memadai dan piranti administrasi yang lemah
sehingga masih membebankan pertanggungjawaban penuh
kepada pelaksananya.
 Pelaksanaan pelimpahan dokter kepada perawat tidak
sesuai dengan kompetensi petugas yang melaksanakan,
karena kompetensi dokter dalam pengobatan tidak dapat
didelegasikan kepada perawat dengan kompetensi yang
berbeda, yaitu asuhan keperawatan

Handayaningsih, 2o1o
Keterbatasan dalam sistem
pelayanan kesehatan

 Ilmu Kedokteran/Kesehatan
 Fasilitas
 SDM
 Budaya
 Internal pasien
 Kompetensi/Wewenang
1. Keterbatasan ilmu & teknologi
kedokteran/kesehatan

Established technology

Late adopters

Early adopters Obsolete


technology

Clinical trials
Abandoned
First medical use technology

Innovation Development Diffusion Evaluation


PROBLEMS ON THE USE OF
MEDICAL TECHNOLOGY

 OVERUSE INAPPROPRIATE
 UNDERUSE
 MISUSE

• malpractice
• electronic fetal monitoring
+ sc

INEFFICIENCY
2. Keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan

RS Tipe A

RS Tipe B

RS Tipe C

BP, RSB, Klinik

Puskesmas & Pustu

Polindes, Posyandu
3. Keterbatasan SDM di pelayanan kesehatan

Subspesialis
Spesialis
Dokter Umum
Registered Nurse
Paramedik
Unqualified paramedics
3. Keterbatasan SDM di pelayanan kesehatan

Subspesialis
Spesialis
Dokter Umum
Registered Nurse
Paramedik
Unqualified paramedics
4. Keterbatasan terkait sosiokultural

Keyakinan futurism

Keyakinan pragmatism

Keyakinan religiusitas

Keyakinan sosiokultural

Kepasrahan
4. Keterbatasan terkait internal pasien

Single disease

Underlying disease

Multiple diseases

Severity of ilness

Terminal illness
5. Keterbatasan terkait kewenangan/kompetensi

Dokter
umum

Dokter Registered
Spesialis Nurse

Spesialis Bidan/
konsultan perawat
Keinginan untuk menang, keinginan untuk
sukses, keinginan untuk mencapai potensi
penuhmu? Ini adalah kunci yang akan
membuka pintu menuju keunggulan diri.

"Semoga wabah ini segera berlalu! Jangan


takut dan sedih. Kita ada untuk bertahan.
Tetap optimis untuk masa depan yang lebih
baik
Merci
¡gracias
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai