Anda di halaman 1dari 39

Kelalaian & Malpraktik

John Toding Padang


Tujuan umum pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami konsep


kelalaian dan malpraktrik dalam
keperawatan dan upaya untuk mencegah
terjadinya tuntutan.
Tujuan khusus
 Memahami definisi kelalaian & malpraktik
 Menjelaskan kriteria terjadinya malpraktik
 Memahami tanggung jawab legal tenaga
kesehatan
 Mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi terjadinya malpraktik
 Mengidentifikasi ketentuan hukum terkait
 Memahami konsep keselamatan pasen
Latar belakang

 Perawat melaksanakan asuhan melalui


suatu hubungan yaitu hubungan
perawat-klien

 Hubungan perawat-klien merupakan


hubungan terapeutik dalam upaya
menyelesaikan masalah baik aktual,
risiko maupun potensial.
 Hubungan perawat/tenaga kesehatan-
klien mempunyai potensi risiko, baik
risiko rendah maupun tinggi

 Risiko tersebut dipengaruhi oleh


berbagai faktor, diantaranya tenaga
kesehatan baik jumlah maupun
kompetensinya, fasilitas yang tersedia,
tindakan itu sendiri, obat atau bahan lain
yang digunakan, atau kondisi klien itu
sendiri seperti usia atau penyakit
Pengertian

 Kelalaian?
Pengertian Kelalaian
(Negligence)
 Melakukan sesuatu di bawah standar yang ditetapkan oleh
aturan/hukum guna melindungi orang lain yang bertentangan dgn
tindakan-tindakan yg tdk beralasan dan berisiko melakukan
kesalahan (Leahy & Kizilay, 1998)
 Sikap yg kurang hati2, yi tdk melakukan sesuatu yg seharusnya
seseorang lakukan dgn sikap hati2 dan wajar
 Kelalaian lebih bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati2,
acuh tak acuh, semberono, dan tdk peduli terhdp kepentingan orang
lain sehingga akibat yg ditimbulkan tdk sesuai tujuan.
 Kelalaian bukan suatu pelanggaran hukum JIKA kelalaian tersebut
tdk sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan
orang tersebut dapat menerimanya
Klasifikasi kelalaian:

 Kelalaian ringan
 Kelalaian sedang
 Kelalaian berat/serius (Culpa lata)
Pengertian

 Malpraktik disebut juga mediko legal:


merupakan isu hukum yang timbul
sebagai akibat pelayanan medis kepada
klien

 Mal berarti salah


 Malpraktik adalah praktik yang salah
Pengertian (lanjutan)

Malpraktek:

 Suatu kelalaian, kaitannya dengan


keterampilan teknis atau profesional.

 Suatu kelalaian yang dilakukan seseorang


dengan melanggar suatu standar yang dapat
dibuktikan secara ilmiah dalam bidang
keilmuan terkait.
Yang dimaksud Malprakti:

 Melakukan sesuatu hal yg seharusnya


tdk boleh dilakukan oleh seorang tenga
kesehatan
 Tidak melakukan apa yg seharusnya
dilakukan atau melalaikan kewajibannya
 Melanggar suatu ketentuan menurut atau
berdasarkan perundang-undangan
4 kriteria hukum untuk
membuktikan adanya malpraktik:

 Duty/standard of care.
 Breaches the duty of care.
 Failure to meet the standard of care
proximately caused the injury.
 The injury is proved.
 Duty/standard of care:
Setiap tenaga kesehatan atau organisasi
harus memberikan asuhan sesuai standar.

 Breaches the duty of care:


Korban harus membuktikan bahwa tenaga
kesehatan atau institusi pelayanan
kesehatan gagal memberikan asuhan
secara adekuat.
 Failure to meet the standard of care
proximately caused the injury:
Harus ada bukti kerusakan atau
kecacatan.

 The injury is proved:


Harus ada pembuktian bahwa
kerusakan/kecacatan yang terjadi bersifat
permanen dan menimbulkan gangguan
fungsi tubuh yang belum ada sebelumnya.
Tanggungjawab legal tenaga
kesehatan

Liability (Liabilitas)

 Legal responsibility for an act or failure to


act (www.library.yale.edu).
(Tanggung jawab legal yang dimiliki seseorang
terhadap setiap tindakan atau kegagalan
tindakan)
Tanggungjawab (lanjutan)

 Pasal 1365 KUHPerdt:


“Tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salah
menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut”
 Unsur-unsur dari ketentuan yang ada di
Pasal 1365 KUHP Per adalah:
ada perbuatan melanggar hukum, ada
kesalahan, ada hubungan kausal antara
kesalahan dan kerugian.
 Pasal 1366 KUHPer:
“Seseorang tidak saja bertanggung jawab
untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan oleh kelalaian atau
kurang hati-hatinya”
Ketentuan hukum terkait

 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


 Permenkes no. 585/1989: aturan tentang
persetujuan tindakan medik
 UU no. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registrasi
dan Praktik Perawat
 KUHP
Kiat menghadapi tuntutan
 Informed consent
 Catat dengan benar dan rinci seluruh tindakan
yang dilakukan
 Bekerja sesuai standar
 Hargai hak klien
 Pelajari berbagai aturan hukum khususnya
terkait dengan kesehatan
 Jangan bertindak sendiri bila menghadapi
gugatan hukum

Jacobalis, 2006
Utamakan
Keselamatan pasien

 Suatu sistem yang mendorong rumah


sakit membuat asuhan pasen menjadi
lebih aman.

 Tujuan: mencegah terjadinya cedera


akibat kesalahan melaksanakan tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
(Yahya, 2008)
Keselamatan pasen
(lanjutan)
 Budaya: SAFETY BEYOND QUALITY”
 Pelaporan: sistem, alur, format laporan
 Analisa penelitian: feedback
 SOP
 Implementasi dan pemantauan
 Keterlibatan pasen
Standar Keselamatan Pasien RS
(KARS – DepKes)

I. Hak pasien
II. Mendidik pasien dan keluarga
III. Keselamatan pasien dan asuhan
berkesinambungan
IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan
kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
Beberapa contoh kasus
malpraktik dalam bidang
keperawatan
 Perawat gagal melaksanakan instruksi
dokter
 Perawat melaksanakan instruksi dokter
dengan salah
 Perawat melaksanakan instruksi dokter
yang salah
 Perawat tidak melakukan pengkajian
Kejadian tidak diharapkan
(KTD)
 Suatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada
pasen karena suatu tindakan
(commission) atau karena bertindak
(omission), dan bukan karena “underlying
disease” atau kondisi pasen.

(Yahya, 2008)
Nyaris cedera (Near miss)
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (ommission),
yang dapat mencederai pasen, tetapi cedera
serius tidak terjadi, karena:
 Keberuntungan (tidak timbul reaksi)
 Pencegahan (membatalkan suatu instruksi yang
salah)
 Peringanan (dampak obat diketahui secara dini,
dan diberikan antidotenya)
(Yahya, 2008)
Bagaimana Perawat tidak melakukan
“Malpraktik”

 Vestal, K.W. (1995) memberikan pedoman guna


mencegah terjadinya malpraktik sbb:
a. Perawat wajib menerapkan perilaku “CARING”
dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada
pasien & keluarganya (Kasih sayang, Jujur, Rasa
hormat)
b. Perawat menggunakan pengetahuan keilmuan
keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan
Cont’....
c. Perawat mengutamakan kepentingan pasien dan
keluarganya
d. Perawat mengklarifikasi kembali saran/pesan yang
didelegasikan oleh sejawat kesehatan (dokter,
sesama perawat dll) dengan jelas dan tertulis
e. Perawat wajib meningkatkan kompetensinya melalui
pendidikan formal & pendidikan non formal
keperawatan/kesehatan untuk senantiasa up-to-
date, mengikuti perkembangan terbaru berdasarkan
pedoman/SOP yg berlaku
Cont’...
f. Jangan melakukan tindakan keperawatan yg belum dikuasai
g. Berikan asuhan keperawatan secara profesional
h. Lakukan pendokumentasian asuhan keperawatan secara
jelas
i. Laksanakan kolaborasi & sharing pengalaman dengan tim
kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
bekerja berdasarkan kebijakan organisasi (RS/Pkm)
j. Pelimpahan tugas secara bijaksana dan ketahui lingkup
tugas masing2. Terima tanggungjawab sesuai kompetensi
dan dapat ditangani dengan baik.
Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan (MDTK)

 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR. 56 TAHUN 1995
TENTANG MAJELIS DISIPLIN
TENAGA KESEHATAN
MDTK (lanjutan)
Pasal 1

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksudkan dengan :

1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang


mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
MDTK (lanjutan)
TUGAS

Pasal 5

MDTK bertugas meneliti dan menentukan ada


atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian
dalam menerapkan standar profesi yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan;
MDTK (lanjutan)
B A B IV
KEANGGOTAAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 6
Keanggotaan MDTK terdiri dari unsur :
a. Sarjana Hukum;
b. Ahli kesehatan yang mewakili organisasi profesi di
bidang kesehatan;
c. Ahli agama;
d. Ahli psikologi;
e. Ahli sosiologi.
TATA KERJA

Pasal 12

(1) MDTK Tingkat propinsi melakukan tugas dan


fungsinya atas dasar permintaan Pejabat Kesehatan,
pimpinan sarana kesehatan atau penerima pelayanan
kesehatan yang merasa ditugikan oleh tenaga
kesehatan yang bersangkutan.

(2) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


diajukan secara tertulis disertai data-data yang
diperlukan kepada Ketuan MDTK Tingkat Propinsi
yang bersangkutan.
 Pasal 19
(1). Hasil keputusan Sidang Majelis dituangkan dalam
bentuk tertulis
(2). Hasil Keputusan Sidang majelis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) memuat :
a. ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
melakukan tugas profesinya;
b. ringkasan jalannya persidangan;
c. dasar atau alas an yang menjadi dasar putusan;
d. hari, tanggal putusan, dan nama susunan anggota
Sidang Majelis.
MDTK (lanjutan)
 Pasal 19
(1). Hasil keputusan Sidang Majelis dituangkan dalam bentujk
tertulis
(2). Hasil Keputusan Sidang majelis sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) memuat :
a. ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam melakukan tugas profesinya;
b. ringkasan jalannya persidangan;
c. dasar atau alas an yang menjadi dasar putusan;
d. hari, tanggal putusan, dan nama susunan anggota Sidang
Majelis.
Tuntutan Malpraktik dapat
bersifat pelanggaran sbb:
 Pelanggaran etika profesi .... (PPNI)
 Sanksi administratif ... (MDTK)
 Pelanggaran hukum (Perdata & Pidana)

Anda mungkin juga menyukai