Haslinda menuturkan, pada 6 Maret lalu, Kemerahan pada mata, kabur penglihatan, kepekaan terhadap cahaya (ketakutan
dipotret), gelap, mata sakit sudah disampaikan ke dokter Fikri Umar Purba yang kemudian didiagnosis sebagaipenyakit uveitis
tuberkulosa. Namun beberapa hari kemudian setelah ditangani oleh dokter Purba, mata Haslinda tidak kembali berfungsi normal
atau menjadi buta.
Sementara itu, Dokter Purba yang ditemui di Rumah Sakit Jakarta Eyes Center membantahtelah melakukan malpraktek
terhadap Haslinda.
Dalam pengaduannya keruang pengaduan Polda Metro Jaya, Haslinda warga Kayu Mas, Pulogadung, Jakarta Timur ini tidak
menyebutkan tuntuan materil dan inmateril kepada dokter Purba dan Rumah Sakit Jakarta Eyes Center sebagaipihak yang
diduga melakukan malprakter.
2. Hukun Pidana : peraturan yang menentukan perbuatan yang di larang dan yang termasuk
dalam tindakan pidana serta menentukan hukum yang dijatuhkan.
3. Hukum Perdata : Ketentuan yang mengatur hak-hak yang kepentingan individu dalam
masyarakat
PERTANYAAN
1. Apa saja yang mungkin menjadi kerugian materi dan inmateri pada pasien tersebut ?
2. Apa saja contoh mal praktek dalam dunia kesehatan ?
3. Bagaimana cara menyelesaikan kasus ini ?
4. Apa indikasi mal praktek dalam islam ?
5. Apakah terdapat perlindungan hokum dari rumah sakit ?
6. Apakah fungsi dari lembaga hokum kesehatan ?
7. Apa saja tindakan pencegahan mal praktek ?
8. Apa saja jenis mal praktek ?
9. Apa hokum mal praktek dalam islam ?
10.Siapa yang bertanggung jawab jika dokter melakukan mal praktek ?
JAWABAN
1. Inmateri seperti buta dan yang materi seperti sudah mengeluarkan uang yang terlalu banyak
2. Kesalahan pada saat anastesi, Aborsi yang tidak sesuai indikasi, pemberian obat yang salah,
salah diagnosis, tindakan diluar kompetensi
3. Kodeki, Kekeluargaan/mediasi, Jalur hukum
4. Merugikan pasien dan diri sendiri, tidak sesuai kompetensi
5. ada tergantung dari SOP rumah sakit tersebut
6. untuk melindungi orang – orang yang terkena mal praktek yang di naungi oleh departemen
hokum dan ham dan sebagai jembatan antara korban dan terduga yang melakukan mal
praktek
7. Imformed consent, rekam medis, komunikasi yang baik, tindakan yang sesuai SOP
8. Malpraktek Etik, MalPraktek Disiplin, Malpraktek Hukum
9. Haram jika disengaja
10.Dokter bersangkutan & rumah sakit dan klinik tempat dokter tersebut praktek
HIPOTESIS
Malpraktek merupakan kelalaian dokter untuk menerapkan tingkat
pengetahuan, kompetensi dan keterampilan pada pasien yang menyalahi
undang – undang, kode etik dan haram menurut agama Islam.
SASARAN BELAJAR
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Malpraktek
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Malpraktek
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Malpraktek
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Alur Malpraktek
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan/kedokteran yang diberikan oleh pemberilayanan.
4. Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini harus
terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugianyang
setidaknya merupakan “proximate cause”.
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Alur Hukum Malpraktek
MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK)
MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) adalah badan otonom IDI yang bertanggung jawab
mengkoordinasi kegiatan internal organisasi dalam pengembangan kebijakan, pembinaan pelaksanaan dan
pengawasan penerapan etika kedokteran.
Status MKEK:
7. Sebagai badan otonom IDI
8. Segala keputusannya di bidang etika tidak dipengaruhi pengurus IDI
9. Keputusan MKEK mengikat pengurus IDI
Fungsi
Perkara yang dapat diputuskan di majelis ini sangat bervariasi jenisnya. Di MKEK IDI
Wilayah DKI Jakarta diputus perkara-perkara pelanggaran etik dan pelanggaran disiplin profesi,
yang disusun dalam beberapa tingkat berdasarkan derajat pelanggarannya
Putusan MKEK tidak ditujukan untuk kepentingan peradilan, oleh karenanya tidak dapat
dipergunakan sebagai bukti di pengadilan, kecuali atas perintah pengadilan dalam bentuk
permintaan keterangan ahli. Salah seorang anggota MKEK dapat memberikan kesaksian ahli di
pemeriksaan penyidik, kejaksaan ataupun di persidangan, menjelaskan tentang jalannya
persidangan dan putusan MKEK. Sekali lagi, hakim pengadilan tidak terikat untuk sepaham
dengan putusan MKEK.
Eksekusi Putusan MKEK Wilayah dilaksanakan oleh Pengurus IDI Wilayah dan/atau
Pengurus Cabang Perhimpunan Profesi yang bersangkutan. Khusus untuk SIP, eksekusinya
diserahkan kepada Dinas Kesehatan setempat. Apabila eksekusi telah dijalankan maka dokter
teradu menerima keterangan telah menjalankan putusan.
MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)
MKDKI adalah lembaga yang berwenang untuk :
1. Menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan
disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi.
Sesuai dengan UU PRADOK NO.29 Tahun 2004 Pasal 55 ayat (1) yang berisi
‘Menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktil kedokteran.
Tugas MKDKI :
3. Menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan
dokter gigi yang diajukan.
4. Menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter
gigi.
Dalam melaksanakan tugas MKDKI mempunyai wewenang:
1. Menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi
2. Menetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggaran etika atau bukan keduanya.
3. Memeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi.
4. Memutuskan ada tidaknya pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi.
5. Menentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi.
6. Melaksanakan keputusan MKDKI.
7. Menyusun tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi.
8. Menyusun buku pedoman MKDKI dan MKDKI-P.
9. Membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas MKDKI-P.
10. Membuat dan memberikan pertimbangan usulan pembentukan MKDKI-P kepada Konsil
Kedokteran Indonesia.
11. Mengadakan sosialisasi, penyuluhan, dan diseminasi tentang MKDKI dan dan MKDKI-P
mencatat dan mendokumentasikan pengaduan, proses pemeriksaan, dan keputusan MKDKI.
LI.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
INFORMED CONSENT
Definisi
Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Pasien Dokter
Informasi
Mempertimbangkan /
Memutuskan
SETUJU MENOLAK
c. Ketidaksengajaan (khatha’)
Adalah suatu tindakan / kejadian tanpa ada maksud pelaku dalam melakukannya. Misalnya, tangan dokter bedah
terpeleset sehingga ada anggota tubuh pasien yang terluka. Bentuk malpraktek ini tidak membuat pelakunya
berdosa, tapi ia harus bertanggung jawab terhadap akibat yang ditimbulkan sesuai dengan yang telah digariskan
Islam dalam bab jinayat, karena ini termasuk jinayat khatha’ (kejahatan tidak sengaja).
Agama Islam mengajarkan bahwa tuduhan harus dibuktikan. Demikian pula, tuduhan
malpraktek harus diiringi dengan bukti, dan jika terbukti harus ada pertanggungjawaban dari
pelakunya. Ini adalah salah satu wujud keadilan dan kemuliaan ajaran Islam. Jika tuduhan
langsung diterima tanpa bukti, dokter dan paramedis terzhalimi, dan itu bisa membuat mereka
meninggalkan profesi mereka, sehingga akhirnya membahayakan kehidupan umat manusia.
Sebaliknya, jika tidak ada pertanggungjawaban atas tindakan malpraktek yang terbukti, pasien
terzhalimi, dan para dokter bisa jadi berbuat seenak mereka. Dalam dugaan malpraktek,
seorang hakim bisa memakai bukti-bukti yang diakui oleh syariat sebagai berikut:
• Catatan medis.
Yaitu catatan yang dibuat oleh dokter dan paramedis, karena catatan tersebut dibuat agar bisa
menjadi referensi saat dibutuhkan. Jika catatan ini valid, ia bisa menjadi bukti yang sah.
Tanggung Jawab Malpraktek
Jika tuduhan malpraktek telah dibuktikan, ada beberapa bentuk tanggung jawab yang dipikul
pelakunya. Bentuk-bentuk tanggung-jawab tersebut adalah sebagai berikut:
a. Qishash
Qishash ditegakkan jika terbukti bahwa dokter melakukan tindak malpraktek sengaja untuk
menimbulkan bahaya (i'tida'), dengan membunuh pasien atau merusak anggota tubuhnya, dan
memanfaatkan profesinya sebagai pembungkus tindak kriminal yang dilakukannya. Ketika
memberi contoh tindak kriminal yang mengakibatkan qishash, Khalil bin Ishaq al-Maliki
mengatakan: "Misalnya dokter yang menambah (luas area bedah) dengan sengaja.
b. Dhaman (tanggung jawab materiil berupa ganti rugi atau diyat)
Bentuk tanggung-jawab ini berlaku untuk bentuk malpraktek berikut:
Pelaku malpraktek tidak memiliki keahlian, tapi pasien tidak mengetahuinya, dan tidak ada
kesengajaan dalam menimbulkan bahaya.
Pelaku memiliki keahlian, tapi menyalahi prinsip-prinsip ilmiah.
Pelaku memiliki keahlian, mengikuti prinsip- prinsip ilmiah, tapi terjadi kesalahan tidak disengaja.
Pelaku memiliki keahlian, mengikuti prinsip- prinsip ilmiah, tapi tidak mendapat ijin dari pasien, wali
pasien atau pemerintah, kecuali dalam keadaan darurat.
c. Ta'zir berupa hukuman penjara, cambuk, atau yang lain.
Ta'zir berlaku untuk dua bentuk malpraktek:
Pelaku malpraktek tidak memiliki keahlian, tapi pasien tidak mengetahuinya, dan tidak ada
kesengajaan dalam menimbulkan bahaya.
Pelaku memiliki keahlian, tapi menyalahi prinsip-prinsip ilmiah.
Pihak yang bertanggung jawab
Tanggung-jawab dalam malpraktek bisa timbul karena seorang dokter melakukan kesalahan
langsung, dan bisa juga karena menjadi penyebab terjadinya malpraktek secara tidak langsung.
Misalnya, seorang dokter yang bertugas melakukan pemeriksaan awal sengaja merekomendasikan
pasien untuk merujuk kepada dokter bedah yang tidak ahli, kemudian terjadi malpraktek. Dalam
kasus ini, dokter bedah adalah adalah pelaku langsung malpraktek, sedangkan dokter pemeriksa ikut
menyebabkan malpraktek secara tidak langsung.
Jadi, dalam satu kasus malpraktek kadang hanya ada satu pihak yang bertanggung-jawab.
Kadang juga ada pihak lain lain yang ikut bertanggung-jawab bersamanya. Karenanya, rumah sakit
atau klinik juga bisa ikut bertanggung-jawab jika terbukti teledor dalam tanggung-jawab yang
diemban, sehingga secara tidak langsung menyebabkan terjadinya malpraktek, misalnya mengetahui
dokter yang dipekerjakan tidak ahli.
هّٰلِل
الح ْم ُد ِ َر ِّب ال َعالَ ِم ْي َن
َ
SELESAI DAN TERIMAKASIH