Anda di halaman 1dari 33

SKENARIO 2

BLOK IPT
RUAM MERAH DISELURUH TUBUH

FAKULTAS KEDOKTERAN 2014/1015


KELOMPOK A-12
KETUA : HUSNA MAULIDIA SUGIRATNA 1102014123
SEKRETARIS : FARIDA CITRA PERMATASARI 1102014094
ANGGOTA: ADEC IRIANI CHERISTINE 1102014002
ANANDA SEKARNI FAUZIA 1102014021
AMELIA RATIH LISTYANINGRUM 1102014018
ARIEF HIMAWAN AFFANDI 110201403)
AULIA ELMA AZZAHRA 1102014049
FUZARISMA 1102014111
GALUH INTANIA A.S.A 1102014113
KINANTHI S PANGESTUNINGTIAS 1102013028
SKENARIO

RUAM MERAH DISELURUH TUBUH


Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan keluar ruam merah ditubuh sejak tadi
pagi. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk,
pilek, mata merah, muntah, buang air besar lembek
2x/hari dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan
fisik keadaan umum pasien tampak lemah, suhu 39oC.
Dalam rongga mulut terlihat koplik spot dan terdapat
ruam makulopapular dibelakang telinga, wajah, leher
badan dan ekstermitas. Pemeriksaan fisik lain dalam
batas normal. Hasil laboratorium ditemukan leucopenia
IDENTIFIKASI KATA SULIT
1. Leukopenia : Berkurangnya leukosit dalam
darah dibawah 500 permilimeter kubik
2. Koplik Spot : Adanya bintik atau bercak
putih kecil. Ciri khas dari campak
3. Ruam Merah : Bintik-bintik merah pada kulit
4. Ruam Makulopapular : Bentuk benjolan kecil
kemerahan pada kulit
5. Ekstermitas : Bagian distal atau terminal dari
struktur yang memanjang (lengan/tungkai)
ANALISA MASALAH
1. Mengapa pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leucopenia?
2. Mengapa pada pasien tersebut setelah 4 hari keluar ruam merah pada
tubuh?
3. Apa diagnosis dan penyebab pada pasien tersebut?
4. Mengapa pada pasien tersebut keluar koplik spot ?
5. Apa virus yang menyebabkan penyakit tersbut dan bagaimana morfologinya
6. Bagaimana cara pencegahan dan penyembuhan pada pasien tersebut?
7. Apa pengaruh pada leucopenia pada anak?
8. Mengapa pada penderita campak harus terjadi gejala yang ada diskenario
seperti demam,pilek,konjungtivitis, batuk dan diare?
9. Ada atau tidak komplikasi dari penyakit tersebut?apabila ada sebutkan!
10. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
pada pasien tersebut?
11. Apakah penyakit ini menular? bagaimana cara penularannya ?
12. Penyakit apa saja yang ditandai oleh koplik spot ?
13. Bagaimana prognosis pada pasien tersebut ?
BRAIN STORMING
1. Karena adanya infeksi virus.
2. Tubuh terkena virus sumsum tulang memproduksi leukosit
lebih banyak untuk membunuh virus sumsum tulang depresi
produksi turun leucopenia
3. Ruam merah merupakan bentuk inflamasi
4. Campak, penyebabnya adalah karna adanya virus morbili (virus
RNA/anggota family paramyxoviridae) yang terdapat dalam sekret
nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam
setelah timbul bercak
5. Karena adanya proses inflamasi
6. virus morbili (virus RNA/anggota family paramyxoviridae)
7. Pencegahan : diberikan vaksin
6. Penyembuhan : - Farmako : antibiotik (jika ada komplikasi), antipiretik, diberikan
cairan, pengobatan Symtomatic
- Non Farmako : istirahat yang cukup,memberikan nutrisi baik
7. Sistem pertahanan tubuh menurun
8. Ada, ensefalitis dan bronkupneumoni
9. - pemeriksaan darah rutin ditemukan leucopenia
- Isolasi virus
10. Penyakit menular melalui udara (droplet). Yang ditandai :
- Fase inkubasi (7-12 hari)
- Fase Prodromal : Mulai ada gejala yaitu batuk pilek mata merah dan ada koplik
spot
- Fase Eruption : Terlihat ruam merah,demam, dan dapat menular dari fase
inkubasi
- Fase konvalesensi
12. Hanya campak saja
13. Tergantung dari penangananya. Makin cepat ditangani peluang sembuh tinggi.
Kecuali adanya komplikasi bisa menyebabkan kematian
HIPOTESIS
virus (morbilli) family Didalam tubuh virus
paramyxoviridae masuk mereplikasi dan
kedalam tubuh manusia menginfeksi sehingga
melalui droplet udara menimbulkan gejala klinis

Dilakukan Diagnostik
(anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan lab, dll)

Dilakukan
terjadi penyakit penatalaksanaan
(farmakologi dan non-
campak farmakologi)
SASARAN BELAJAR
 LI 1. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Campak
LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Campak
LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Campak
LO 1.3. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Campak
LO 1.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi dan Patogenesis
Campak
LO 1.5. Memahami dan Menjelaskan Cara Penularan Campak
LO 1.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Campak
LO 1.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Campak
LO 1.8. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding
LO 1.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Campak
LO 1.10. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Campak
LO 1.11. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Campak
LO 1.12. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Campak
LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
Campak
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan
oleh virus yang umumnya menyerang anak. Campk memiliki
gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang masing-masing
mempunyai cirri khusus: 1. Stadium masa tunas berlangsung
kira-kira 10-12 hari, 2. Stadium prodromal dengan gejala pilek
dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem (rash / small
spots on the mucosa membrane) pada mukosa pipi (bercak
Koplik), faring dan peradangan mukosa konjungtiva, dan 3.
Stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang
telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. Ruam timbul
didahului dengan suhu badan yang meningkat, selanjutnya ruam
menjadi menghitam (hiperpigmentasi) dan mengelupas.
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan
Epidemiologi Campak

Campak merupakan penyakit endemik di


banyak Negara terutama Negara
berkembang.Angka kesakitan di seluruh dunia
mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan
jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Di
Indonesia campak masih menempati urutan
ke 5 dari 10 penyakit utama pada bayi dan
anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporan
SKRT tahun 1985/1986.
LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi
Campak
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari anggota genus
Morbilivirus family Paramyxovirus. Virus campak adalah virus
RNA yang dikenal hanya mempunyai 1 antigen. Struktur virus
ini mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan
parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat
ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam
waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus campak dapat
bertahan selama beberapa hari pada temperature 00C dan selama
15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini
sudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan
kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus
campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet.
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Pathogenesis dan
Patofisiologis Campak
Droplet melalui udara

1-2 Hari sebelum gejala klinis sampai 4 hari setelah ruam(bisa menularkan
virus morbilli)

Infeksi awal

Virus Limfatik lokal (Bebas/berhubungan sel monoklear)

Kelenjar getah bening regional (Virus memperbanyak diri sangat


perlahan)

Penyebaran ke sel jaringan limforetikular (limfa)


5-6 Hari Setelah Infeksi awal

Terbentuk fokus Infeksi virus masuk


kepembuluh darah

menyebar kepermukaan epitel


nasofaring, konjungtiva,saluran
napas,kulit,kandung kemih dan
usus
Hari Ke 9-10
Fokus Infeksi Timbul Nekrosis Virus dalam jumlah timbul
(diepitel saluran napas pada 1-2lapis banyak masuk kembali manifestas klinik
dan konjungtiva) sel kepembuluh darah
diawali batuk,
pilek, selaput konjungtiva
merah

Daya tahan tubuh proses peradangan epitel pada respon imun


Menurun (akibat) saluran napas diikuti manifestasi klinis yang terjadi
Respon delayed (demam meningkat, bercak koplik
Hypersensitivy pada mukosa pipi)
Terhadap Antigen virus
Hari Ke 14

Muncul ruam makulopapuplar

Antiibodi humural dapat dideteksi pada kulit


(tidak tampak pada yang mengalami desfisit
sel T)
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Cara
Penularan Campak

• Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita,


kontak langsung, melalui secret hidung atau tenggorokan
dari orang yang terinfeksi sejak 1 hari sebelum timbulnya
gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam, minimal
hari kedua setelah timbulnya ruam.
• Virus campak berada dalam lendir di hidung dantenggorokan
orang yang terinfeksi. Penularan campak dapat terjadi ketika
bersin atau batuk. Lendir yang terinfeksi dapat mendarat di
hidung orang lain atau tenggorokan ketika mereka bernapas
atau memasukkan jari-jari mereka di dalam mulut atau
hidung setelah menyentuh permukaan yang terinfeksi.
LO 1.6 Mehmahami dan Menjelaskan
Manifestasi Klinis/ Gejala Campak

Penyakit campak terdiri dari 3 stadium:


Masa tunas/ Masa Inkubasi (10-20 hari)
1. Stadium Kataral (prodromal)
2. Stadium erupsi
3. Stadium konvalensi/ Stadium penyembuhan
1. Stadium Kataral (prodromal)

Biasanya stadium ini berlangsung selama 2


sampai 4 hari disertai demam tinggi terus
menerus (≤38,5oC) yang disertai faring
hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, malaise,
batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
Menjelang akhir stadium ini dan 24 jam
sebelum timbul enantema timbul bercak
koplik dimukosa pipi yang patognomonik bagi
morbili
BACK
2. Stadium erupsi

Pada demam hari ke 4-5 muncul


makulopapular didahului peningkatan suhu
dari sebelumnya. Ruam secara bertahap
muncul dari batas rambut dibelakang telinga,
lalu menyebar kewajah dan akhirnya ke
ekstermitas. Biasanya Ruam tersebut sampai
5-6 hari

BACK
3. Stadium konvalensi/ Stadium
penyembuhan
Pada stadium ini ruam akan berangsur-angsur
menghilang sesuai dengan urutan timbulnya.
Ruam akan menjadi kehitman
(hiperpigmnetasi) dan mengelupas. Lalu akan
menghilang selama 1-2 minggu. Penderita
campak sangat infeksius sejak 1-2 hari
sebelum stadium prodromal, hingga 4 hari
ssetelah ruam menghilang
LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis
Campak
Diagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan kelompok gejala klinis
yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan
demam tinggi dalam beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri
khas, yaitu diawali dari belakang telinga, kemudian ke muka, dada, tubuh,
lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya
mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas. Pada stadium prodromal dapat
ditemukan entema di mukosa pipi yang merupakan tanda petognomonis
campak (bercak koplik).

Diagnosis laboratorium mungkin diperlukan pada kasus campak atipkikal atau


termodifikasi.
a) Deteksi antigen
b) Isolasi dan identifikasi virus
c) Serologi
 
LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis
Banding Campak

1. German measles. 6. Demam skarlantina.


2. Infeksi enterovirus 7. Eksantema Subitum
3. Penyakit Riketsia 8. DBD
4. Meningokoksemia 9. Infeksi mononukleos
5. Ruam kulit akibat obat 10. Penyakit Kawazaki
LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan
Tatalaksana Campak

 Pengobatan bersifat suportif


 Campak tanpa komplikasi
 Komplikasi
 Campak dengan komplikasi
Pengobatan bersifat suportif

• Istirahat
• Pemberian cairan yang cukup.
• Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang
disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan
adanya komplikasi.

BACK
Campak tanpa komplikasi
• Antipiretik :Parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
• Ekspektoran : Gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
• Antitusif : perlu bila batuknya hebat atau mengganggu, narcotic antitussive (codein)
tidak boleh digunakan. Mukolitik bila perlu

• Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.
< 6 bulan : 50.000 IU diberikan satu kali
6-11 bulan : 100.000 IU diberikan satu kali
>11 bulan : 200.000 IU diberikan satu kali

• Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai.Jenis disesuaikan dengan tingkat
kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.

• Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Bila campakterjadi komplikasi maka
harus dirawat di rumahh sakit.

• Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya BACK
kepada yang lain.
Komplikasi
• Suplemen nutrisi.
• Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder.
• Anti konvulsan apabila terjadi kejang.
• Pemberian vitamin A. Dengan Indikasi rawat inap, jika :
1. Campak disertai komplikasi berat
2. Campak dengan kemungkinan terjadinya komplikasi bila
ditemukan:
– Bercak/eksantem merah kehitaman yang menimbulkan deskuamasi dengan
skuama yang lebar dan tebal.
– Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti laryngitis dan
pneumonia.
– Dehidrasi berat.
– Hiperpireksia (suhu tubuh > 39oC)
– Asupan oral sulit
– Kejang dengan kesadaran menurun BACK
– MEP yang berat
Campak dengan komplikasi
-Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan penderita ensefalitis.
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan penderita ensefalitis.
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi
terhadap gangguan elektrolit dan gangguan gas darah.
 
-Bronkopneumonia :
Antibiotika sesuai dengan penderita pneumonia Antibiotik ampisilin
100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari
intravenadalam 4 dosis sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat peroral. Oksigen
nasal atau dengan masker. Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dan elektrolit
Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap
adanya infeksi spesifik. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.

-Enteritis
Koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi. Pemberian cairan intravena
dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidarsi.

-Otitis media
Diberikan antibiotik kortimoksazol-sulfametokzasol (TMP 4mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis)
Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang atau buruk.
LO 1.10 Memahami dan Menjelaskan
Komplikasi Campak
 
- Bronkopneumonia - Langritis akut
   
- Ensefalitis morbili akut - Kejang demam
   
- Ensefalitis - Otitis media
 
- Subacute Slcerosing - Konjungtivitis
Panencephalitis (SSPE)
 
- Kebutaan
- Immunosuppressive measles
encephalopathy  
- Apenditis
LO 1.11 Memahami dan Menjelaskan
Pencegahan Campak

1.Imunisasi aktif
2.Imunisasi pasif
3.Isolasi
LO 1.12 Memahami dan Menjelaskan Prognosis
Campak

Campak merupakan penyakit self limiting


sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit
maka prognosisnya baik (Rampengan, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
 
Arvin, Behrman Kliegman (2000) Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II
Edisi 15. Jakarta : EGC

Hassan, et al. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Infomedika.

Maldonado, Y. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Mubin Halim Prof. dr., Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam (Diagnosis


dan Terapi), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008.  

Poorwo Soedarmo, SS., dkk. (Ed). Buku Ajar Infeksi &Pediatri Tropis Edisi
Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI)

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan


dan Pemberantasannya Edisi II. jAKARTA : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai