Anda di halaman 1dari 15

MALPRAKTEK MEDIS

Malpraktik adalah terjemahan dari kata Malpractice.


Mal berarti salah atau buruk atau jelek, sehingga malpraktik merupakan suatu istilah
yang berkonotasi buruk, bersifat stigmatis, dan menyalahkan.
Malpraktik dapat diartikan sebagai praktik buruk dari seseorang yang memegang suatu
profesi, dalam arti umum. Dalam arti lain, malpraktik adalah sikap tindak professional
yang salah dari seseorang yang berprofesi seperi dokter, ahli hukum, akuntan, dokter
gigi, dokter hewan, dll.
Malpraktik yang dilakukan oleh profesional di dunia kedokteran/kesehatan sering juga
dikenal dengan istilah malpraktik medis.
Malpraktik yang dilakukan oleh profesional di dunia kedokteran/kesehatan sering juga
dikenal dengan istilah Malpraktik medis.
Malpraktik medis (medical malpractice) mempunyai beberapa pengertian sebagai
berikut : salah mengobati; tindakan salah; Cara mengobati pasien yang salah. Kesalahan
tindakan atau prosedur yang tidak seseuai dengan
Standar yang ditetapkan dalam proses pelayanan medis; kesalahan dalam
melaksanakan profesi medis berdasarkan standar profesi medis.
Tindakan salah oleh dokter pada waktu menjalankan praktik yang menyebabkan
kerusakan atau kerugian bagi kesehatan dan kehidupan pasien atau menggunakan
keahlian kedokteran untuk kepentingan pribadi.
Kelalaian seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan
pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap
seorang pasien yang lazimnya di terapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit
atau terluka di lingkungan wilayah yang sama.
Cara mengobati suatu penyakit atau luka yang salah dikarenakan sikap dan tindak yang
acuh, sembarangan atau berdasarkan motivasi kriminal
(stedman’s medical dictionary);
Sikap tindak yang salah (menurut hukum); pemberian pelayanan terhadap pasien yang
tidak benar oleh profesi medis; tindakan yang illegal untuk memperoleh keuntungan
sendiri,
Sewaktu dalam posisi dipercaya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
Bahwa malpraktik dipandang telah terjadi jika :
1. Seorang profesional kesehatan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan
oleh seorang professionalkesehatan;
2. Seorang profesional melalaikan kewajiban atau tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan berdasarkan profesinya,
3. Perbuatannya melanggar ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan profesinya.
MALPRAKTIK DAN KAITANNYA DENGAN STANDAR PROFESI KEDOKTERAN
Standar Profesi Kedokteran adalah bidang pekerjaan
yang mempunyai
ciri utama :
keahlian profesi, tanggung jawab, dan kesejawatan.
Dalam menjalankan profesi Kedokteran,
ada dua hal yang mendasari perilaku dokter, yaitu :
1. berbuat demi kebaikan pasien (doing good),
2. tidak ada niat untuk menyakiti, menciderai dan merugikan pasien (primum non
nocere)
Menurut h.j.j. leenen bahwa : “suatu tidakan medik seorang
Dokter adalah sesuai dengan standar profesi kedokteran
Jika tindakan itu :
1. Dilakukan secara teliti dan hati-hati,
2. Sesuai dengan ukuran medik (yang telah ditentukan oleh
ilmu pengetahuan di bidang medis),
3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang dimiliki seorang dokter
di bidangnya,
4. Dilakukan pada situasi dan kondisi yang sama,
5. Memenuhi perbandingan yang wajar atau proporsional.
Pasal 50 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan :
STANDAR PROFESI adalah batasan kemampuan (knowledge, skill, and
professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri,
yang dibuat oleh organisasi profesi;
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah
yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, memberikan
langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan berdasarkan
standar profesi
Berdasarkan uraian tentang Standar Profesi Kedokteran, dapat dilihat kaitannya dengan
masalah malpraktik medis. Hal ini terlihat yakni pada saat para profesional kedokteran
melakukan praktik-praktik di bidang kedokteran,
tetapi tidak sesuai dengan standar profesi kedokterannya, maka hal tersebut dapat
diartikan sebagai telah terjadi malpraktik medis.
Dapat disimpulkan bahwa Malpraktik adalah :
1) sikap tindak yang salah, kekurangan keterampilan dalam
ukuran tingkat yang tidak wajar;
2) kegagalan untuk memberikan pelayanan professional dan melakukan pada ukuran
tingkat keterampilan dan kepandaian yang wajar, di dalam masyarakatnya, oleh teman
sejawat rata-rata dari profesi itu, sehingga mengakibatkan luka, kehilangan atau
kerugian pada penerima layanan tersebut yang cenderung menaruh kepercayaan
terhadap mereka
MALPRAKTIK DARI ASPEK PIDANA & PERDATA
Malpraktik dari aspek pidana dan perdatanya dapat dibahas dalam tiga arti, yaitu :
a. Malpraktik dokter dalam arti sempit, yang berarti pihak dokter bersalah karena :
adanya kesengajaan atau kelalaian (human error) proses hukumnya adalah proses
perdata sanksi terhadap pihak dokter yang bersalah adalah ganti rugi perdata.
b. Malpraktik dokter dalam arti luas, yang berarti pihak dokter bersalah karena :
ada kesengajaan atau kelalaian (human error)
tindakannya termasuk pelanggaran pidana, administrasi, dan etika
proses hukumnya adalah tuntutan pidana, gugatan perdata dan administrasi
sanksi berupa ganti rugi perdata, sanksi-sanksi pidana (penjara, kurungan, denda)
dan saksi disiplin organisasi (peringatan, pencabutan izin praktek untuk sementara
atau selamanya)
MALPRAKTIK DARI ASPEK PIDANA & ASPEK PERDATA
MALPRAKTIK DOKTER DALAM ARTI SANGAT LUAS, YAITU
TINDAKAN MALPRAKTIK DALAM ARTI LUAS DITAMBAH :
» ADANYA HUMAN ERROR YANG TIDAK TERMASUK KELALAIAN;
» ADANYA TINDAKAN (APAPUN) YANG MENYEBABKAN KERUGIAN BAGI
PASIEN, MESKIPUN DOKTER TIDAK DALAM KEADAAN BERSALAH ;
» TINDAKAN DOKTER SUDAH TERGOLONG KE DALAM TINDAKAN
STRICT LIABILITY ;
(TANGGUNG JAWAB MUTLAK)
Perbedaan Malpraktik dalam arti sempit,
Kelalaian Medis, dan Kecelakaan Medis :
 Malpraktik Medis (dalam arti sempit) yaitu setiap tindakan medis atau
pemberian layanan kesehatan yang dilakukan dengan SENGAJA untuk melanggar
peraturan perundangundangan, misalnya : melakukan abortus, eutanasia,
memberi surat keterangan medis yang isinya tidak benar, dsb.
 Kelalaian Medis yaitu tidak ada motif atau tujuan untuk menimbulkan/terjadinya
akibat yang merugikanpasien. Akibat yang timbul itu disebabkan adanya
kelalaian yang sebenarnya terjadi di luar kehendaknya.
 Kecelakaan Medis, merupakan kebalikan dari kesalahan dan kelalaian.
Kecelakaan yang terjadi tidak mengandung unsur yang dapat dipersalahkan, karena
tidak dapat dicegah dan terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya
JENIS- JENIS MALPRAKTIK :
1.Malpraktik Kriminal (pidana) :
a. Karena kelalaian (culpa) menyebabkan pasien mati atau luka (Pasal 359-361
KUHP).
b. Sengaja melakukan abortus provocatus (Pasal 299, Pasal 347, Pasal 348,
Pasal 349 KUHP).
c. Melakukan pelanggaran kesusilaan (Pasal 285, Pasal 286, Pasal 290 KUH)
d. Membuka rahasia kedokteran (Pasal 322 KUHP)
e. Melakukan pemalsuan surat keterangan (Pasal 263, Pasal 267 KUHP)
f. Bersepakat melakukan tindak pidana (Pasal 221, Pasal 304,
Pasal 351 KUHP).
2. Malpraktik Sipil (perdata) :
a. Kekurangtelitian/kelalaian yang menyebabkan pihak menderita kerugian
(Pasal 1366, 1367 KUHPdt)
b. Dokter salah mendiagnosa
JENIS- JENIS MALPRAKTIK :
MALPRAKTIK ETIK YANG MENGARAH PADA PENYALAHGUNAAN
PELAYANAN, DAPAT MENJADI KASUS HUKUM.
Contoh :
1. Over-utilization dari peralatan canggih, sekedar untuk dapat mengembalikan
pinjaman kepada leasing company;
2. Under-treatment dari pasien-pasien yang kurang mampu dan tidak bisa
membayar, atau tidak dapat menerimanya dengan berbagai dalih;
3. Menambah “length of stay” pada pasien kelas VIP dengan alasan medik, agar
income bertambah;
4. Melakukan ‘patient dumping’, yakni pasien yang tidak mampu dan tidak punya
asuransi secepat mungkin disuruh pulang atau dirujuk ke RS lain, meskipun
keadaan kesehatannya belum pulih benar/belum stabil;
5. Tidak menerima pasien yang dalam keadaan ‘terminal’ untuk menekan ‘mortality
rate’ dan menjaga nama baik rumah sakit;
6. Menahan-nahan pasien dan tidak merujuknya ke RS lain meskipun peralatan
yang diperlukan untuk diagnostik dan terapi dari RS yang bersangkutan tidak
ada atau tidak memadai.
IKATAN DOKTER INDONESIA
berdiri tanggal 24 Oktober 1950
Organisasi Profesi Kedokteran di Indonesia

IDI bertugas senagai organisasi yang menaungi seluruh


dokter di Indonesia dan berafiliasi dengan Pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan.

untuk mendapatkan surat kompetensi dokter (dokter umum)


dan registrasi dokter masih melalui Ikatan Dokter Indonesia.
Jadi kalau tidak masuk IDI maka tidak bisa mengurus
surat kompetensi dan surat tanda registrasi dokter.
Bila tidak surat tanda registrasi, maka tidak bisa mengurus
surat izin praktik.

IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh Indonesia,
menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan profesi kedokteran,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta
meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat sehat dan
sejahtera.

Konsil Kedokteran Indonesia atau KKI


merupakan suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang
bertanggung jawab kepada Presiden RI. KKI didirikan pada tanggal 29 April 2005 di
Jakarta yang anggotanya terdiri dari 17 (tujuh belas) orang, merupakan perwakilan
dari :
Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia : 2 (dua) orang,
Kolegium Kedokteran Indonesia : 1 (satu) orang,
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia : 2 (dua) orang,
Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi Indonesia : 2(dua) orang,
Persatuan Dokter Gigi Indonesia : 2 (dua) orang,
Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia : 1 (satu) orang,
Tokoh Masyarakat : 3 (tiga) orang,
Departemen Kesehatan : 2 (dua) orang, dan
Departemen Pendidikan Nasional : 2 (dua) orang.

KKI mempunyai fungsi, dan tugas yang diamanatkan dalam pasal 7 Undang-undang
Praktik Kedokteran nomor 29 tahun 2004
(UUPK) yaitu melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar
pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap
penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UUPK di
atas, KKI mempunyai wewenang sesuai pasal 8 UUPK yaitu menyetujui dan menolak
permohonan registrasi dokter dan dokter gigi.
Menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi. Mengesahkan standar kompetensi.
Melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi.
Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi.
Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan
etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
Melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang
dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar
ketentuan etika profesi.

MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN INDONESIA


(MKEKII)

salah satu badan otonom Ikatan Dokter Indonesa (IDI) yang dibentuk secara
khusus di tingkat Pusat, Wilayah dan Cabang untuk menjalankan tugas kemahkamahan
profesi, pembinaan etika profesi dan atau tugas kelembagaan dan ad hoc lainnya dalam
tingkatannya masing-masing.

Tugas MKEK melalui divisi kemahkamahan sesuai yurisdiksinya sebagai lembaga etika
yang memeriksa, menyidangkan, membuat putusan setiap konflik etikolegal
yang berpotensi sengketa medikdi antara perangkat dan jajaran IDI dan setiap sengketa
medik antara dokter pengadunya yang belum atau tidak ditangani oleh
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.

TUGAS DAN WEWENANG MKEK


a. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan
yang ditetapkan muktamar.
b. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam pelaksanaan etik
kedokteran, termasuk perbuatan anggota yang melanggar kehormatan dan tradisiluhur
kedokteran.
c. Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia.
d. Memberikan usul dan saran diminta atau tidak diminta kepada pengurus besar,
pengurus wilayah dan pengurus cabang, serta kepada Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia.
e. Membina hubungan baik dengan majelis atau instansi yang berhubungan dengan etik
profesi, baik pemerintah maupun organisasi profesi lain.
f. Bertanggung jawab kepada muktamar, musyawarah wilayah dan musyawarah cabang.

MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)

adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang
dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.

MKDKI membantu penyelesaian kasus hukum di kesehatan. Tujuan dibentuknya


lembaga ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada pasien, menjaga mutu
dokter, serta menjaga kehormatan profesi kedokteran.
Sengketa medis adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih atas suatu
persitiwa hukum yang terajdi dalam lingkup medis termasuk tindak dokter atau
perawat atau para medis terhadap pasien.
“sengketa medis, dapat terjadi dalam beberapa ranah yaitu bisa dalam konteks
ranah pidana, perdata, maupun administrasi

Penyelesaian Sengketa Medis

1. Penyelesaian suatu sengketa medik dapat dilakukan dengan dua jalur, yakni jalur
litigasi dan non litigasi.

2.Adanya jalur litigasi dapat diselesaikan melalui tuntutan


ke pengadilan.

3.Serta adanya non litigasi, biasanya dilakukan dengan


mendorong terbentuknya kesepakatan bersama dalam proses mediasi.

MENURUT PASAL 29 DARI UU NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN, MEDIASI DIPILIH SEBAGAI
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA MEDIS.

MENGAPA sengketa MEDIS dianjurkan penyelesaiannya secara mediasi?

Mediasi merupakan upaya utama dalam penyelesaian kasus sengketa medis.


Dengan proses mediasi diharapkan hubungan dokter pasien tetap terjaga dan
mencapai kese- pakatan perdamaian yang bersifat win-win solution.

MEDIASI
 Sudah ada sejak jaman nenek moyang;
 Sebagai bagian dari proses hidup bermasyarakat;
 Diperankan oleh pihak ketiga sebagai penengah (ketua suku, pak rt, tokoh
masyarakat);
 Kemampuan berkomunikasi;
 Tidak perlu berlatar belakang keilmuan hukum.
It is a process by which a neutral third party the mediator assists disputing parties in
reaching a mutually satisfactory resolution (kovach)
Mediasi adalah proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak ketiga yang tidak
memihak, bekerjasama dengan para pihak yang bersengketa membantu memperoleh
kesepakatan yang memuaskan
Mengapa kita perlu mediasi?
• Perkembangan masyarakat dan bisnis menghendaki efisiensi dan kerahasiaan
serta lestarinya hubungan kerjasama dan tidak formalistis serta menghendaki
penyelesaian yang lebih menekankan pada keadilan.
• Lembaga litigasi tidak dapat merespon, karena dalam operasionalnya dinilai
lamban, mahal, memboroskan energi, waktu dan uang.
• Litigasi tidak dapat memberikan win – win solution.
DASAR HUKUM MEDIASI
• Mediasi di pengadilan hir pasal 130 dan rbg pasal 154 telah mengatur lembaga
perdamaian. Hakim wajib terlebih dahulu mendamaikan para pihak yang
berperkara sebelum perkaranya diperiksa.
• Mediasi diluar pengadilan diatur dalam pasal 6 uu nomor 30 tahun 1999 tentang
arbitrasi dan alternatif penyelesaian sengketa;
• Sema nomor 1 tahun 2002 tentang pemberdayaan lembaga perdamaian dalam
pasal 130 hir/154 rbg
• Perma nomor 2 tahun 2003 tentang mediasi di pengadilan
• Perma nomor 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan
• Lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang tersebar dalam undang – undang
misalnya di bidang perlindungan konsumen,perburuhan, lingkungan hidup, dan
lain –lain.
KARAKTERISTIK MEDIASI
• Penyelesaian sengketa melalui perundingan ;
• Pihak ketiga (mediator) bersifat netral;
• Mediator bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian yang win win solution
MEDIASI DALAM SENGKETA MEDIS
Proses negosiasi pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesehatan antara (pihak
pasien/keluarga pasien dengan tenaga medis/tenaga kesehatan/fasilitas kesehatan)
dimana
terdapat pihak ketiga yang tidak memihak, bekerjasama dengan para pihak yang
bersengketa membantu memperoleh kesepakatan yang memuaskan
TAHAPAN MASALAH
1. Pernyataan Pembukaan mediator
a. Ucapan selamat dating
i. Selamat datang kepada Pak Amir dan Bapak Budi dari pihak
rumah sakit Bahagia di acara mediasi”
ii. Terima kasih kepada Pak Amir beserta Pengacaranya dan Bapak
Budi dari pihak Rumah Sakit Bahagia beserta pengacaranya yang
telah meluangkan waktu untuk proses mediasi
iii. Assalamu’alaikum Wr. Wb Terima kasih atas kedatangan Bapak
Amir dan bapak Budi dari pihak Rumah Sakit Bahagia dalam
proses mediasi ini.
b. Perkenalkan diri
Contoh:
1. “Perkenalkan, Saya Diana Murtianingsih selaku mediator Bapak Amir
dan Bapak Budi dari Pihak Rumah Sakit Bahagia”
2. “Saya ingin memperkenalkan diri, nama saya Diana Murtianingsih
selaku mediator Bapak Amir dan Bapak Budi dari Pihak Rumah Sakit
Bahagia”
c. Penjelasan Peran Mediator
. Penjelasan Peran Mediator – Penjelasan bahwa proses mediasi ini tidak
memihak.
Contoh:
1. “Saya selaku mediator akan membantu proses mediasi ini dan saya
tidak akan memihak kepada salah satu dari Bapak-Bapak sekalian.”
2. “Proses mediasi ini akan berlangsung fair dan saya selaku mediator
tidak akan memihak kepada salah satu dari Bapak-Bapak sekalian.”
d. Penjelasan keuntungan menempuh mediasi
Contoh:
1. “Terima kasih kepada Bapak-Bapak yang telah memilih proses
mediasi karena proses mediasi ini akan memakan waktu yang lebih
cepat dan murah dan akan menghasilkan win-win solution.”
2. “Perkenankan saya menjelaskan keuntungan dari proses mediasi ini
adalah permasalahan yang dihadapi Bapak-Bapak akan diselesaikan
dalam waktu yang lebih cepat, biaya yang lebih murah dibandingkan
jika Bapak-Bapak menyelesaikan kasus ini di Pengadilan, dan yang
pasti akan menghasilkan win-win solution.”
e. Penjelasan proses mediasi
. Penjelasan proses mediasi – Sifat tidak formal, aturan main, kemungkinan
kaukus, larangan interupsi, pengungkapan secara santun (tidak
menyinggung/ menyerang), kemungkinan menghadirkan ahli, menjaga
kerahasiaan, kesepakatan mengenai biaya.
Contoh:
“Proses mediasi ini sifatnya tidak formal, jadi Bapak-Bapak silahkan santai
saja. Saya akan menjelaskan aturan dalam proses mediasi ini, yaitu: (1) jika
Bapak Amir berbicara Bapak Budi dilarang menginterupsi, jadi mohon jika
salah satu pihak berbicara pihak yang lainnya diminta untuk mendengarkan,
(2) mohon nanti jika Bapak-Bapak mengutarakan permasalahan tidak
menyerang atau menyinggung salah satu pihak. Jadi, jika Bapak Amir
berbicara terkait dengan permasalahan yang ada dimohon jangan bersifat
menyerang kepada Bapak Budi atau sebaliknya; (3) saya akan melakukan
kaukus (saya akan berbicara secara terpisah kepada masing-masing pihak
jika hal ini diperlukan); (4) saya akan menjaga kerahasiaan segala bukti yang
akan Bapak-Bapak ajukan kepada saya; (5) Adapun mengenai biaya saya
selaku mediator adalah sejumlah Rp…”

2. Pernyataan pembuka para pihak


Pada tahapan ini seorang mediator dapat menggali isu ataupun
permasalahan untuk dicross-check dengan resume.
Mengungkapkan riwayat sengketa
Mengungkapkan posisi-posisi dan kepentingan
A. Mengungkapkan riwayat sengketa
Contoh:
Bapak Amir : “permasalahan ini diawali oleh patah tulang tangan kanan
yang dialami oleh anak saya, kemudian saya bawa ke Rumah Sakit Harapan
tetapi bukan kesembuhan yang dialami oleh anak saya tetapi malah
kecacatan yaitu tangan anak saya sampai sekarang tidak dapat digerakkan.
Saya menuntut Rumah Sakit untuk menyembuhkan anak saya hingga
tangannya dapat digerakkan seperti semula”
Bapak Budi : “waktu itu Pak Amir membawa anak tersebut dalam keadaan
patah tulang tangan kanan dan kami mengobatinya sesuai prosedur tetapi
kami tidak tahu kenapa akhirnya Bapak Amir menuntut Rumah Sakit
dikarenakan tangan kanan anaknya yang patah sekarang tidak dapat
digerakkan.”
B. Mengungkapkan posisi-posisi dan kepentingan
Contoh:
Bapak Amir : “Kami meminta pertanggungjawaban Rumah Sakit secara
moril dan materiil terhadap kasus yang dialami anak saya sampai anak
saya sembuh”
Bapak Budi : “Kami adalah rumah sakit yang profesional. JIka terbukti itu
merupakan kesalahan kami, kami akan mempertimbangkan tuntutan dari
Bapak Amir tetapi jika tidak terbukti maka saya meminta Bapak Amir
memohon maaf melalui media.”
Ibu Diana M : “Jadi Bapak Amir ingin tangan kanan anaknya sembuh, dan
diperkirakan proses penyembuhan tangan kanan anak Bapak Amir
memakan biaya RP……, berdasarkan bukti yang diberikan Bapak Amir
berupa bukti Rontgen, video dan resep obat yang diberikan Rumah Sakit
dan dari pernyataan Bapak Budi bahwa Pihak Rumah Sakit akan bersedia
menyembuhkan tangan kanan anak Bapak jika terbukti ada kelalaian pada
pihak Rumah Sakit.”
3. Merancang Proses Pemecahan Masalah
 Menyusun jadwal
 Menyusun agenda (masalah atau isu yang harus diperundingkan),
yang digali dari resume perkara dan Pernyataan Pembuka Para
Pihak
 Menyusun rencana pembahasan tiap masalah
 Jika diketahui ada masalah baru (kepentingan tersembunyi), dicatat
dan ditegaskan untuk dipecahkan bersama – manfaatkan
whiteboard, laptop, dan LCD yang tersedia di ruang mediasi.
4. Pemecahan/Pemetaan Masalah
 Mengetahui dan mengkaji kepentingan para pihak
 Menggali berbagai opsi untuk tiap masalah
 Membahas tiap opsi: untung dan ruginya
 Memilih opsi yang terbaik dari berbagai opsi (Agar penyelesaian
sengketa berakhir tuntas perlu diperhatikan kemungkinan adanya
kepentingan tersembunyi)
 Mengetahui dan mengkaji kepentingan para pihak
Pemecahan/Pemetaan Masalah (lanjutan)
A. Mengetahui dan mengkaji kepentingan para pihak
Contoh:
“Bapak Amir ingin tangan kanan anaknya sembuh, dan diperkirakan proses
penyembuhan tangan kanan anak Bapak Amir memakan biaya Rp……, dan
memakan waktu paling cepat 2 tahun.”
“Bapak Budi selaku Pihak Rumah Sakit bersedia menyembuhkan tangan
kanan anak Bapak Amir dengan total biaya Rp….. Dan dalam jangka waktu 1,5
tahun jika terbukti ada kelalaian pada pihak Rumah Sakit.”
B. Menggali berbagai opsi untuk tiap masalah
5. Tawar-menawar
 Mengadakan perubahan-perubahan dari opsi semula
 Mendorong para pihak untuk tidak bertahan pada pola pikir posisional
agar realistis
 Rumuskan kesepakatan awal
 Trade off, mengembangkan rencana, pelaksanaan
Bila perlu ingatkan kembali pada tujuan perundingan: bangun motivasi.
Jika perundingan alot maka perlu dilakukan Kaukus.

6. Kaukus
Tujuan:
Menjalin hubungan dengan para pihak
Membangun kepercayaan
Menyediakan ruang bagi para pihak untuk merefleksikan persoalan secara
personal mengenai apa yang terjadi, dirasakan, bagaimana
penyelesaiannya, apakah proses mediasi dapat membantu.
Dapat dilakukan kapan saja, lebih-lebih ada tanda-tanda akan
DEAD LOCK asal mediator dapat berlaku adil (memberikan waktu yang sama
kepada masing-masing pihak).
Contoh:
Dengan Bapak Amir: “Bapak mohon dijelaskan kepada saya apa yang
Bapak rasakan dan penyelesaian seperti apa yang sebenarnya yang Bapak
inginkan?”
Dengan Bapak Budi: “Bapak setelah saya melihat bukti yang diberikan
Bapak Amir ternyata memang terjadi kelalaian pada Rumah Sakit Bahagia,
menurut Bapak penyelesaian apa yang akan Bapak inginkan supaya kasus
ini tidak berlarut-larut.”

7. Penyiapan Draft kesepakatan


 Siapkan Draft berdasarkan kesepakatan awal
 Bahas ulang satu per satu disertai dengan penjelasan
 Lakukan perubahan jika perlu
 Dimungkinkan menempuh Kaukus

8. Kesepakatan akhir

KASUS DUGAAN MALAPRAKTIK TENAGA MEDIS


• PENGGUGAT : SUAMI DARI NYONYA (B) YANG SEDANG MENGALAMI KOMA
SETELAH DILAKSANAKAN OPERASI BEDAH UNTUK RAHIMNYA. OPERASI
BEDAH DILAKUKAN DI RS BAHAGIA SUKABUMI.
• TERGUGAT : RS BAHAGIA KARENA MEMPERKERJAKAN DOKTER SPEALIS
BEDAH BERNAMA DR X SEBAGAI TENAGA MEDIS TETAP. (RS BAHAGIA
DIWAKILI OLEH BAGIAN LEGAL RS)
• MEDIATOR : ANDA
• PENGGUGAT MERASA KONDISI ISTRINYA MAKIN MELEMAH DAN KOMA
SETELAH DILAKUKAN OPERASI BEDAH DAN MENDUGA TERJADI
MALPRAKTIK YANG DILAKUKAN OLEH TENAGA MEDIS/ DOKTER RS
TERSEBUT.
KESEPAKATAN PERDAMAIAN
A. Dituangkan dalam perjanjian tertulis, ditandatangani para pihak dan Mediator.
Jika para pihak diwakili Kuasa Hukum, harus ada pernyataan tertulis dari para pihak
yang berisi persetujuan atas kesepakatan tersebut
B. Kesepakatan perdamaian dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sehingga
mempunyai kekuatan Eksekutorial seperti putusan Hakim.
C. JIka tidak dikuatkan dengan Akta Perdamaian harus disertai Klausula pencabutan
gugatan atau perkara telah selesai. Hanya sebagai akta di bawah tangan.
Akta perdamaian sama dengan putusan Hakim / mempunyai kekuatan
Eksekutorial.
Kesepakatan Perdamaian: Akta di bawah tangan tidak mempunyai kekuatan
Eksekutorial seperti putusan Hakim
PENYIAPAN DRAFT KESEPAKATAN PERDAMAIAN (lanjutan)
Contoh
Draft kesepakatan Perdamaian pada ISI AKTA:
Pasal 1
Pihak Pertama bersedia menerima perhatian dari Pihak Kedua berupa
penyembuhan tangan kanan anaknya tersebut selama 1,5 tahun dengan total
biaya Rp…..
Pasal 2
Pihak kedua bersedia memperhatikan penyembuhan tangan kanan anak
Pihak Pertama sebagaimana Pihak pertama menyatakan menerima
penyembuhan tangan kanan anaknya tersebut selama 1,5 tahun dengan total
biaya Rp…..

ANATOMI KESEPAKATAN PERDAMAIAN

Kerangka Isi Keterangan

Kepala Judul Judul Kesepakatan Perdamaian dilengkapi dengan


Akta Kesepakatan kata/frase tentang sengketa yang diselesaikan

Pembukaan Nama Mediator dapat disebutkan di bagian ini.


(Penanggalan)

Komparisi Identitas pihak- Pihak materiil: Pihak yang sesungguhnya


pihak
Pihak Formil : Pihak yang bertindak dalam kedudukan
Jika kesepakatan Perdamaian dibuat dalam mediasi di
Pengadilan, kedudukan Pihak dalam perkara yang
bersangkutan harus disebut dalam Komparisi

Praemisse Pendahuluan Berisi substansi kesepakatan yang akan diatur dalam isi
kesepakatan perdamaian atau keterangan yang
melatarbelakangi dibuatnya kesepakatan perdamaian

Isi akta Isi kesepakatan Berisi hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban para
pihak
Klausula
pencabutan Pernyataan bahwa sengketa dinyatakan selesai
gugatan/
selesainya
sengketa

Penutup Penandatanganan - Dapat berisi para pihak dan mediator


- JIka salah satu pihak tidak hadir langsung dalam
mediasi dapat diwakilkan oleh Kuasa Hukumnya.
- Bisa dicantumkan tanda tangan saksi kalau para
pihak menyertakan saksi untuk ttd kesepakatan
perdamaian

Anda mungkin juga menyukai