ANGKATAN : 2013
3. Perjalanan Karies Gigi mulai dari gigi sehat sampai gigi mati
b. Karies email
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar dan
terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat pada
enamel. Pemeriksaan gigi yang mengalami karies email dapat dilakukan menggunakan sonde
dan sonde tampak seperti menyangkut. Pasien belum merasakan ngilu/sakit. Tatalaksana
yang dapat diberikan adalah remineralisasi dengan fluor, konsul diet dan faktor risiko lain,
serta aplikasi penutupan fissure.
c. Karies dentin
Karies dentin adalah perkembangan dari karies email yang sudah mencapai pertengahan
antara permukaan gigi dan pulpa. Pemeriksaan menggunakan sonde dan dirasakan
menyangkut. Pasien sudah merasakan ngilu, karena pada dentin terdapat tubulus-tubulus
yang dapat menghantarkan rasa sakit/ngilu. Tatalaksana dari karies dentin adalah pembuatan
ragangan restorasi yang diinginkan, pertimbangan resistensi dan retensi, pembuangan karies
dentin dan penempatan restorasi, penyingkiran karies dentin, penghalusaan bagian dalam
kavitas, dan penghalusan tepi preparasi.
d. Iritasi pulpa
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai
batas dentino enamel junction. Pada pemeriksaan dapat dilakukan inspeksi yang
menunjukkan adanya karies kecil. Dengan sonde tidak memberikan reaksi dan tes thermis
dengan chlor etil terasa ngilu. Tatalaksana yang dapat diberikan adalah dilakukan
penumpatan sesuai indikasi.
e. Hiperemia pulpa
Hiperemia pulpa adalah keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan, terjadi
peningkatan sirkulasi darah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.
Pada hiperemia pulpa, dilakukan tes dengan chlor etil terasa ngilu, tes menggunakan sonde
terasa ngilu, sedangkan pada perkusi tidak ada rasa apa-apa. Tatalaksana yang diberikan
adalah penumpatan sesuai indikasi, bila karies sudah mencapai profunda, maka dilakukan
pulp capping.
f. Pulpitis reversibel
Pulpitis reversibel adalah keadaan dimana terjadinya inflamasi pada pulpa akibat jejas yang
dapat menimbulkan infeksi, namun pulpa masih mampu kembali pada keadaan tidak
terinflamasi setelah jejas ditiadakan. Diagnosis dapat ditegaskan oleh pemeriksaan visual,
taktil, termal, dan pemeriksaan radiograf. Pulpitis reversibel akut berhasil dirawat dengan
prosedur paliatif yaitu aplikasi semen seng oksida eugenol sebagai tambalan sementara, rasa
sakit akan hilat dalam beberapa hari. Bila sakit tetap bertahan atau menjadi lebih buruk, maka
lebih baik pulpa diekstirpasi. Bila restorasi yang dibuat belum lama mempunyai titik kontak
prematur, memperbaiki kontur yang tinggi ini biasanya akan meringankan rasa sakit dan
memungkinkan pulpa sembuh kembali. Bila keadaan nyeri setelah preparasi kavitas atau
pembersihan kavitas secara kimiawi atau ada kebocoran restorasi, maka restorasi harus
dibongkar dan aplikasi semen seng oksida eugenol. Perawatan terbaik adalah pencegahan
yaitu meletakkan bahan protektif pulpa dibawah restorasi, hindari kebocoran mikro, kurangi
trauma oklusal bila ada, buat kontur yang baik pada restorasi dan hindari melakukan injuri
pada pulpa dengan panas yang berlebihan sewaktu mempreparasi atau memoles restorasi
amalgam.
g. Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel adalah suatu infeksi jaringan pulpa yang merupakan proses lanjut dari
karies yang bersifat kronis yang akan berakhir dengan nekrosis. Diagnosa dapat ditegakkan
melalui beberapa cara, yaitu:
Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar.
Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri
lama sampai berjam-jam.
Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan
kadang-kadang ada keluhan.
Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan vital.
Perawatan gigi pada pulpitis irreversibel dilakukan dengan pulpektomi. Pulpektomi adalah
pembuangan seluruh jaringan nekrotik pada ruang pulpa dan saluran akar diikuti pengisian
saluran akar dengan bahan semen yang dapat diresorbsi.
h. Nekrosis pulpa
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya. Gigi ditemukan sudah
berubah warna menjadi abu-abu kehitaman, terdapat lubang gigi yang dalam. Saat dilakukan
sondenasi tidak ada rasa apa-apa dan tidak sakit. Ketika sudah sampai tahap nekrosis pulpa,
dapat dilakukan perawatan saluran akar pada gigi nekrosis
i. Periodontitis
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi. Pada
pemeriksaan ditemukan gusi bengkak, merah dan keluar nanah atau darah diantara gusi dan
gigi dan gusi terasa nyeri. Tatalaksana yang dapat diberikan yaitu scalling, root planning, dan
pemberian antibiotik.
5. Trepanasi Gigi
Trepanasi gigi adalah tindakan pembongkaran gigi untuk menciptakan drainase melalui
saluran akar atau tulang untuk mengeluarkan sekret luka/nanah agar menghilangkan rasa
sakit.
6. Pengertian, tatalaksana, dan cara diagnosis dari ludwig angina
Ludwig angina adalah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau flegmon yang
progresif dengan tanda khas berupa pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak
membentuk abses dan tidak ada limfadenopati, sehingga keras pada perabaan submandibula.
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang didapatkan pasien mempunyai riwayat
perawatan hygine mulut atau baru saja melakukan ekstraksi gigi, mengorek dan sakit gigi.
Pada pemeriksaan tanda vital pasien merasa demam, takipnea,dan takikardi.
Tatalaksana yang dapat diberikan menggunakan 4 prinsip utama, yaitu:
1. Proteksi dan kontrol jalan napas
Antibiotika [contents]
Amoxicillin Larotid, Amoxil Approved B L1
Aztreonam Azactam Approved B L2
Cefadroxil Ultracef, Duricef Approved B L1
Cefazolin Ancef, Kefzol Approved B L1
Cefotaxime Claforan Approved B L2
Cefoxitin Mefoxin Approved B L1
Cefprozil Cefzil Approved C L1
Ceftazidime,
Ceftazidime Approved B L1
Fortaz, Taxidime
Ceftriaxone Rocephin Approved B L2
Ciprofloxacin [more] Cipro Approved C L3
Clindamycin Cleocin Approved B L3
E-Mycin, Ery- L1
Erythromycin tab, ERYC, Approved B L3 early
Ilosone postnatal
Fleroxacin – Approved – NR
Gantrisin, Azo-
Sulfisoxazole Approved C L2
Gantrisin
Achromycin,
Tetracycline Sumycin, Approved D L2
Terramycin
Ticarcillin,
Ticarcillin Approved B L1
Ticar, Timentin
Proloprim,
Trimethoprim/sulfamethoxazole Approved C L3
Trimpex