Anda di halaman 1dari 28

DIAGNOSIS, RENCANA

PERAWATAN DAN TERAPI


PADA FLARE UP, CRACKED
DAN FRACTURED TOOTH
Seri Amaliyah Lubis (04031181621024)

Aisyah Nurmawati (04031181621069)

Sania Hana Sangi (04031181621070)

Ena Dwi Retnowati (04031281621026)

Annisa Anindya (04031281621027)

Ardelia Griselda Tjiawi (04031281621029)

Ajeng Qonitah Ramadhanty (04031281621031)

Jessi Miranda (04031281621032)

Angelina Natalia Ricardo (04031281621033)

Irfan Aulia (04031281621035)

Andi Muhammad Imam R. (04031281419033)

Nining Elsa Noviolin (04031381419045)

Nurul Ifadah (04031381419048)


1. FLARE UP

– Endodontik flare-up merupakan sebuah acute exacerbation dari periradicular


pathosis setelah inisiasi atau melanjutkan perawatan saluran akar tanpa
pembedahan.
– Interappointment flare-up merupakan sebuah keadaan yang benar-benar
darurat dan sangat parah sehingga diperlukan kunjungan dan perawatan pasien
yang tidak terjadwal.
Faktor Penyebab

– Faktor pasien (jenis kelamin dan diagnosis preoperative)


Flare-up dilaporkan lebih sering terjadi pada perempuan.
Flare-up jarang terjadi pada pulpa gigi yang vital. Kasus ini lebih sering terjadi pada gigi
dengan nekrosis pulpa dan terutama terjadi pada pasien dengan diagnosis periapikal
baik pada symptomatic apical periodontitis ataupun pada acute apucal abscess.
– Faktor perawatan
Overinstrumentation, mendorong debris untuk keluar dari apeks, atau menyelesaikan
terapi endodontik dalam satu kali kunjungan, preparasi yang melebihi ujung
apikal,mendorong debris pulpa dan dentin ke dalam area periapikal, overextension
bahan pengisi saluran akar, hyperocclusion, fraktur akar, dan faktor mikrobiologi.
Diagnosis

Hal yang perlu dilakukan agar dapat menentukan diagnosis yang tepat dan akurat,
yaitu : (Weine, 1996; Walton ang Torabinejad, 2002)
– Riwayat Medis dan Gigi
– Pemeriksaan Subjektif
– Pemeriksaan Objektif
– Pemeriksaan Periodontium
– Pemeriksaan Radiografi
Treatment

Ketika terjadi flare-up, cara mengatasinya melalui 2 fase, yaitu:


– Manajemen secara psikologis
– Perawatan terlokalisir
A. Penatalaksanaan Kasus-kasus yang
Awalnya Vital dan Debridemen Sempurna

Disebabkan oleh instrumentasi melebihi apeks akar (overinstrumentasi) yang


mengakibatkan adanya trauma pada jaringan periapikal atau adanya debris yang
terdorong ke dalam jaringan periapikal dan iritasi kimiawi dari larutan irigasi atau
medikamen intrakanal. Saluran akar harus dibersihkan kembali secara hati-hati
dengan irigasi berulang kali. Sebuah cotton pellet kering diletakkan yang kemudian
diikuti dengan restorasi sementara. Flare-up tidak akan tercegah dengan
kortikosteroid, baik diberikan secara intrakanal atau secara sistemis.
B. Penatalaksanaan Kasus-kasus yang Awalnya
Vital dan Debridemen Tidak Sempurna

Debridemen yang tidak sempurna akan meninggalkan jaringan yang kemudian


terinflamasi dan menjadi iritan utama. Panjang kerja harus diperiksa ulang dan
ditentukan kembali, kemudian saluran akar dibersihkan hati-hati dan lakukan irigasi
dengan larutan natrium hipokhlorit yang banyak. Keringkan saluran akar dengan
paper point kemudian diisi pasta kalsium hidroksida lalu tambal sementara. Bila
perlu boleh diberi resep analgetik ringan atau sedang.
C. Penatalaksanaan Kasus-kasus yang
Awalnya Nekrosis Tanpa Pembengkakan
Abses terbatas pada tulang dan biasanya sangat nyeri. Pada kunjugan
kegawatdaruratan flare-up, prosedur perawatan yang sama dilakukan. Gigi di
preparasi dan saluran akar dibersihkan kembali dan diirigasi dengan larutan
natrium hipokhlorit. Saluran akar dikeringkan dengan paper point, kemudian diisi
bahan medikasi dengan pasta kalsium hidroksida dan ditutup tambalan sementara.
Setelah kunjungan yang banyak, cenderung menjadi abses apikalis akut, pada kasus
ini harus dilakukan drainase melalui gigi. Drainase tersebut harus terus dilakukan
sampai selesai. Kemudian saluran akar diirigasi dengan larutan natrium hipokhlorit.
Setelah itu keringkan saluran akar, letakkan pasta kalsium hidroksida dan tutup
dengan tambalan sementara. Jika tidak dilakukan drainase, saluran akar harus
dibersihkan kembali, diirigasi, dimedikasi, dan ditutup.
D. Penatalaksanaan Kasus-kasus yang
Awalnya Nekrosis dengan Pembengkakan

Gigi di preparasi dan saluran akar harus dibersihkan kembali dan kemudian
ditutup. Pada kasus dengan pembengkakan, paling baik ditangani dengan drainase,
saluran akar harus dibersihkan dengan baik. Jika drainase melalui saluran akar
tidak mencukupi, maka dilakukan insisi pada jaringan yang lunak dan berfluktuasi.
Saluran akar harus dibiarkan terbuka dan lakukan debridemen, kemudian beri
pasta kalsium hidroksida dan tutup tambalan sementara. Sebaiknya diberi resep
antibiotik dan analgetik.
Terapi

Farmakoterapi
– Medikamen intrakanal
– Anestesi lokal
– Pengobatan sistemik
2. CRACKED TOOTH

Cracked tooth menunjukkan retak yang memisahkan mahkota gigi menjadi dua
bagian secaea tidak sempurna. Jika retakan dibiarkan menyebar secara
longitudinal, gigi tersebut akhirnya akan fracture (patah) menjadi dua potongan,
sehingga terjadi split tooth.
Diagnosis

Dalam kasus cracked tooth, sejarah pasien mungkin serupa dengan cracked cusp-
yaitu, sakit yang tajam saat pengunyahan dan kegagalan dokter gigi yang terus-
menerus dalam menentukan sumber rasa sakit. Seiring waktu, pasien mungkin
akan melaporkan bahwa dia pernah mengalami sakit yang tajam dan sensitivitas
yang tinggi terhadap rangsangan dingin, pasien tersebut juga akan melapor, pada
tahap selanjutnya, bahwa rasa sakitnya telah mereda. Pengamatan ini konsisten
terhadap pulpitis atau nekrosis pulpa, dimana mungkin saja akan mempengaruhi
gigi yang bermasalah seiring berjalannya waktu.
Manifestasi Klinis

– Manifestasi Awal – Manifestasi Akhir


Cracked tooth mungkin memiliki restorasi luas yang Manifestasi akhir dari cracked tooth mungkin
melemahkan mahkota, atau mungkin memiliki melibatkan pulpa dan akhirnya hilangnya vitalitas
restorasi yang minimal atau tidak ada restorasi. pulpa atau meluasnya apikal fraktur, mengakibatkan
Cracked tooth dimulai dengan retak pada mahkota split tooth.
klinis, yang secara bertahap dapat meluas ke arah
apikal. Retakan seperti itu biasanya berjalan dengan
arah mesiodistal, sering kali membelah mahkota
menjadi bagian bukal dan lingual.
Treatment

– Bonding
– Cosmetic contouring
– Veneer
– Crowns
3. FRACTURED TOOTH

Terdapat 5 tipe fraktur gigi secara alongitudinal :


– I. Craze Lines
– II. Fractured Cusp
– III. Cracked Tooth
– IV. Split Teeth
– V. Vertical Root Fracture
I. Craze Lines

Selagi melakukan pemeriksaan pada gigi, perlu diingat bahwa gigi posterior orang
dewasa sering kali memiliki craze lines, biasanya terlihat melewati marginal ridge
dan memanjang pada permukan bukal dan lingual. Craze lines vertikal yang
panjang biasanya ditemukan pada gigi anterior, yang dimana mereka mengenai
enamel, namun tidak menyebabkan rasa sakit.
II. Fractured Cusp

Cusp yang retak ditandai dengan retak antara cusp dan sisa struktur gigi,
memungkinkan kelenturan mikroskopis saat pengunyahan. Retak ini biasanya tidak
melibatkan pulpa. Seiring berjalannya waktu, retak itu bias berkembang, akhirnya
menyebabkan cusp yang retak.
Diagnosis

– Riwayat Pasien
Dalam kasus cusp yang retak, riwayat pasien paling penting untuk membuat diagnosis.
Kemungkinan pasien mengeluh tentang rasa sakit saat mengunyah, tidak bisa
mengunyah di sisi tempat retakan terjadi. Pasien juga akan sering menyatakan bahwa
kondisinya sudah ada waktu yang relatif lama dan dokter gigi mereka tidak dapat
menemukan sumbernya atau mendapatkan informasi dari radiografi. Saat ditanya
apakah sakitnya tajam atau tumpul, pasien biasanya melaporkan rasa sakit yang tajam
yang membuat mereka segera berhenti mengunyah di sisi itu. Tantangan diagnostiknya
adalah mencoba untuk menentukan titik di mana gigi terlibat, pasien sering mengalami
kesulitan menentukan lokasi spesifik dari ketidaknyamanannya. Karena sakitnya berasal
dari pulpa, propiosepsi pasien mungkin tidak akurat, karena tidak ada ligamen
periodontal yang dilibatkan. Terkadang, rasa sakit saat mengunyah mungkin memancar
ke lokasi non dental pada sisi wajah yang sama.
– Tes Gigit
Cusp yang retak dapat di diagnosis, untuk sebagian besar, berdasar pada riwayat
pasien. Untuk menemukan gigi yang terkena, tes gigit harus dilakukan dengan
menggunakan Tooth Slooth (results, Profesional, Laguna Niguel, CA).
Manifestasi Klinis

– Manifestasi Awal – Manifestasi Akhir


Ciri khas cusp retak adalah rasa sakit yang tajam Seiring berjalannya waktu, retak bias
saat mengunyah, meskipun gigi yang terkena berkembang dan berakibat cusp retak. Jika garis
mungkin tidak sensitif, atau hanya sensitive patahnya terjadi secara koronal ke periodontal
secara selektif, untuk perkusi. Gigi masih vital, ligament bagian yang retak hanya akan terpisah
dan respon terhadap stimulus dingin mungkin dari gigi. Namun, jika garis patahnya meluas
normal; tetapi seiring waktu, respon sini secara subgingival, serat gingival atau ligamen
mungkin menyerupai pulpitis, yang mungkin periodontal seringkali akan mempertahankan
terjadi baik lokal atau disebut lokasi cusp yang retak.
odontogenic atau non odontogenic lainnya.
Etiologi

Restorasi intrakoronal yang ekstensif mungkin merupakan faktor predisposisi untuk


cusp retak dan patah. Sebaliknya, maka etiologi kondisi ini mirip dengan gigi retak.
Rencana Perawatan

– Keretakan Cusp – Fractured Cusp


Perawatan harus terdiri dari melindungi bagian Perawatan terhadap cusp yang retak bergantung
yang terkena dampak dari tekanan oklusal, baik pada jumlah struktur gigi yang tersisa Jika bagian
untuk mencegah rasa sakit saat mengunyah dan yang hilang terbatas dalam ukuran, maka
mencegah perambatan retak menjadi fraktur pemulihan konservatif dari bonded resin
penuh. Full coverage crown atau onlay komposit dapat diindikasikan untuk menutupi
direkomendasikan, restorasi bonded komposit dentin yang terpapar. Sebaliknya, ketika fragmen
juga telah diusulkan. yang lebih besar telah retak dan dibuang atau
hilang, mahkota penuh atau onlay mungkin
diperlukan.
IV. Split Tooth

Diartikan sebagai fraktur sempurna diinisiasi dari mahkota dan memanjang secara
subgingival, biasanya secara mesiodistal melewati margial ridge dan permukaan
proksimal. Fraktur terletak apda koronal dan memnjang dari mahkota ke akar
proksimal. Crack yang terletak di tengah akan memanjang secara apical. Split tooth
adalah evolusi dari cracked tooth, fraktur yang sekarang sempurna dan memanjang
dari permukan semua area. Tidak ada koneksi dari dentin, yang sekarang segmen
gigi benar-benar terpisah. Dapat terjadi begitu saja, tapi biasanya ini adalah hasil
dari jangka panjang cracked tooth.
V. Vertical Root Fracture

Vertical root fracture (VRF) merupakan sebuah fraktur yang menyeluruh atau tidak
menyeluruh yang berorientasi membujur (longitudinal) dimulai pada akar dengan
level dan biasanya diarahkan secara buccolingual. Menurut definisi, jenis fraktur
tidak timbul dari perambatan fraktur yang berasal dari mahkota. Definisi ini
memisahkan VRF dari split tooth (gigi yang retak), yang dimulai dengan retakan
pada mahkota yang merambat secara apikal sampai ke akar sebagai fraktur
longitudinal. Meskipun keduanya merupakan masalah besar pada fraktur
longitudinal, vertical root fracture seharusnya dibedakan dengan jelas dari split
tooth (gigi yang retak) dikarenakan penyebabnya, asal-usulnya, dan khas
permukaan fraktur yang pada dasarnya berbeda.
Diagnosis

Dalam sebuah kasus VRF, pasien mungkin mengeluhkan rasa sakit atau sensitivitas
yang diberikan pada gigi sebelahnya. Sensitivitas dan ketidaknyamanan sementara
dalam menguyah juga merupakan keluhan pada umumnya. Pembengkakan kadang
mungkin terjadi di daerah tersebut.
Manifestasi Klinis

– Gigi yang Rentan dan Lokasi VRF


Vertical root fracture biasanya berhubungan dengan endodontik perawatan gigi. Meskipun
demikian, VRFs dapat juga terjadi pada gigi dengan tanpa perawatan saluran akar sebelumnya.
Tempat yang paling rentan dari kelompok gigi adalah maksila dan gigi premolar mandibula, akar
mesial molar madibula, akar mesiobukal molar mandibula dan insisiv mandibula. Namun, VRF
kadang-kadang terjadi di gigi dan dan akar lainnya juga.
Vertical root fracture dapat berkembang dari arah buccolingual pada gigi dan akar, yang biasanya
terbatas di mesiodistal dan luas di buccolingual. Namun, VRFs mungkin juga berkembang secara
diagonal, sehingga mempengaruhi mesial atau distal dari aspek akar. VRF dapat dimulai pada level
akar. Biasanya dimulai di bagian apikal pada akar dan menyebar ke koronal. Namun, VFR tertentu
berasal dari coronal, bagian servikal pada akar dan meluas secara apikal, dan dalam kasus lain,
VRF dapat dimulai sebagai midroot fracture (fraktur akar di bagian tengah)
Etiologi

– VRF mungkin timbul dari serangkaian faktor, beberapa di antaranya bersifat alami sedangkan
yang lainnya bersifat iatrogenik, timbul dari prosedur gigi seperti perawatan endodontik dan
prosedur restoratif yang mengikutinya. Prosedur gigi yang paling umum yang berkontribusi
pada fraktur akar vertikal adalah perawatan endodontic.
– Sebagian besar fraktur akar vertikal terjadi pada gigi yang diobati secara endodontik. VRF
biasanya tidak terjadi selama obturasi aktual saluran akar, namun terjadi lebih lama setelah
prosedur selesai.
– Etiologi VRF bersifat multifaktorial. Kemungkinan bahwa dengan adanya satu atau akumulasi
faktor predisposisi yang lebih banyak serta beban oklusal fungsional atau parafunctional yang
berulang selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun dalam hal pengembangan VRF .
Faktor predisposisi mungkin termasuk yang alami, seperti anatomi akar, atau iatrogenik, dan
seperti kekuatan berlebihan selama instrumentasi saluran akar, penghapusan struktur gigi
yang berlebihan, atau tekanan obturasi yang berlebihan.
Rencana Perawatan dan Terapi

Rencana perawatan untuk fraktur cusp tergantung dari struktur gigi yang tersisisa, dapat dilakukan
dengan membuang cusp yang terkena dan dilakukan restorasi (full crown atau onlay). Biasanya
root canal treatment digunakan jika sudah melibatkan ruang pulpa yang menyebabkan
irreversible pulpitis. Gigi fraktur dapat diobati dengan restorasi sederhana, endodontik, atau
bahkan ekstraksi, tergantung pada sejauh mana dan orientasi tingkat gejala fraktur, dan apakah
gejala dapat dihilangkan atau tidak. Salah satu treatment yang dapat dipredeksi adalah dengan
ekstraksi gigi. Dalam gigi yang memiliki jumlah akar lebih dari satu, dapat dilakukan amputasi akar
(root resection). Sedangkan Split teeth tidak dapat diselamatkan, tapi posisi dari crack dan
perpanjang dari crack dapat menentukan prognosis dan pengobatan. Jika frakturnya parah, gigi
harus diekstraksi. Jika fraktur tidak sampai jauh ke apical, biasanya segmen yang kecil ada
mobilitas. Maka kemungkian segmen yang kecil dapat dibuang. Jika gigi tersebut sukar dicabut,
maka teknik bedah trans alveolar diindikasikan untuk mengeluarkan gigi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai