NIM : 04084821719223
TUGAS
4. Inervasi Gigi
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus
alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar
sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah
cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk
plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan
mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini
juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di
area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus
sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki
cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid,
terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan
memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa
individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament
periodontal.
Gambar Gejala klinis (a) selulitis fasialis a/r bukalis & temporal dextra (b) Angina Ludwig yang
meluas ke daerah colli dan mediastinum.
Apabila terdapat tanda-tanda seperti kondisi sistemik seperti malaise dan demam
tinggi, adanya disfagia atau dispnoe, dehidrasi atau pasien kurang minum, diduga adanya
penurunan resistensi terhadap infeksi, toksis sept ikemia da n infiltrasi ke daerah anatomi
yang berbahaya serta memerlukan anestesi umum untuk drainase, diperlukan
penanganan serius dan perawatan di rumah sakit sesegera mungkin. Jalan nafas harus
selalu dikontrol, intubasi endotracheal atau tracheostomi jika diperlukan. Empat prinsip
dasar perawatan infeksi (Falace, 1995), yaitu: menghilangkan causa (Jika keadaan umum
pasien mungkinkan segera dilakukan prosedur ini, dengan cara pencabutan gigi
penyebab), drainase (Insisi drainase bisa dilakukan intra maupun extra oral, ataupun bisa
dilakukan bersamaan seperti kasus-kasus yang parah. Penentuan lokasi insisi
berdasarkan spasium yang terlibat).
Dalam pemberian antibiotik perlu diperhatikan apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap antiboi tik tertentu, terutama bila diberikan secara intravena untuk itu perlu
dilakukan skin test terlebih dahulu. Antibiotik diberikan selama 5-10 hari (Milloro,
2004). Antibiotik per-oral yang efektif mengatasi infeksi ondontogenik ialah penisilin,
eritromisin, klindamisin, sefadroksil, metronidazole, tetrasiklin.
Antibiotika [contents]
Amoxicillin Larotid, Amoxil Approved B L1
Aztreonam Azactam Approved B L2
Cefadroxil Ultracef, Duricef Approved B L1
Cefazolin Ancef, Kefzol Approved B L1
Cefotaxime Claforan Approved B L2
Cefoxitin Mefoxin Approved B L1
Cefprozil Cefzil Approved C L1
Ceftazidime,
Ceftazidime Approved B L1
Fortaz, Taxidime
Ceftriaxone Rocephin Approved B L2
Ciprofloxacin [more] Cipro Approved C L3
Clindamycin Cleocin Approved B L3
E-Mycin, Ery- L1
Erythromycin tab, ERYC, Approved B L3 early
Ilosone postnatal
Fleroxacin Approved NR
Gentamicin Garamycin Approved C L2
Kanamycin Kebecil, Kantrex Approved D L2
Moxalactam Moxam Approved NR
Nitrofurantoin Macrobid Approved B L2
Ofloxacin Floxin Approved C L2
Penicillin Approved B L1
Streptomycin Streptomycin Approved D L3
Sulbactam Approved NR
Gantrisin, Azo-
Sulfisoxazole Approved C L2
Gantrisin
Achromycin,
Tetracycline Sumycin, Approved D L2
Terramycin
Ticarcillin,
Ticarcillin Approved B L1
Ticar, Timentin
Proloprim,
Trimethoprim/sulfamethoxazole Approved C L3
Trimpex