MELASMA
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. M. Athuf Thaha, SpKK(K), FINSDV, FAADV
Oleh:
Rebeka Anastasia Marpaung
Gambar 1. Transverse Section of Skin Epidermis and Dermis (Malick, Terrence Developmental Biology Film Series
Preservation Project . Distinguished University Professor of Geoscience Lynn Margulis. Chelsea Green Publishing.
2016)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Gambar 2. Transverse Section of Skin Melanocytes (Malick, Terrence Developmental Biology Film Series
Preservation Project . Distinguished University Professor of Geoscience Lynn Margulis. Chelsea Green Publishing.
2016)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Gambar 3. Keratinocytes and Melanocytes (Malick, Terrence Developmental Biology Film Series Preservation
Project . Distinguished University Professor of Geoscience Lynn Margulis. Chelsea Green Publishing. 2016)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Gambar 4. Raper Mason Pathway (Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di
sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam vesikel kompleks Golgi. Vesikel yang
bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin
diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III. Terakhirstruktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan
membentuk granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Gambar 5. Biosintesis melanin. Biosintesis melanin dimulai dari asam amino tirosin yang diubah menjadi L-DOPA (3,4
dihidroksifenilalanin) yang dikatalisasi tirosinase. L-DOPA kemudian dikonversikan menjadi DOPAquinon dengan
bantuan enzim yang sama, tirosinase. Kemudian diproduksi DHI (5,6-dihidroksiindol) dan DHICA (5,6-dihidroksiindol-2-
asam karboksilat) untuk menghasilkan baik eumelanin hitam maupun coklat. Secara alternatif, melalui penggabungan
glutathione atau sistein, DOPAkuinon dapat membentuk pheomelanin. TRP = tyrosine related protein.6
3. ETIOPATOGENESIS
Melasma memiliki banyak faktor etiologi yang diakui namun patogenesis
pastinya tidak diketahui (genetik, paparan radiasi UV, kehamilan, kontrasepsi
oral, terapi estrogen / progesteron, disfungsi tiroid, kosmetik, dan obat-
obatan seperti obat anti kejang dan fototoksik)
1. Sinar UV
• Radiasi UV merusak gugus sulfhidril (pengambat tirosinase)
peningkatan aktivitas tirosinase melanogenesis >>
2. Hormon
• Estrogen meningkatkan aktivitas tirosin dan jumlah melanosit in vitro
• Sel kulit pada wajah memiliki reseptor estrogen dan progesteron dengan
kemampuan ekspresi yang lebih tinggi predileksi di wajah.
3. Faktor Genetik
3. MANIFESTASI KLINIS
• Melasma ditandai oleh makula - patch bewarna
coklat, berbatas tegas dan ireguler, simetris,
biasanya pada daerah pipi dan dahi.
• Terdapat tiga pola klinis melasma yaitu:
1) Sentrofasial (lesi pada dahi, pipi, hidung, bibir
bagian atas dan dagu) 63%
2) Malar (lesi pada lateral pipi dan hidung) 21%
3) Mandibular (lesi pada ramus mandibular) 16%
3. MANIFESTASI KLINIS
• Bedah Laser
• Mikrodermabrasi
Merupakan prosedur yang aman dan efektif dalam
mencerahkan melasma pada tipe kulit orang Asia, dapat selesai dalam
6 kali perawatan dengan interval 1-2 minggu. Akan tetapi harus
dilakukan dengan hati-hati karena dapat merusak melanosit yang
dimana dapat meningkatkan produksi pigmen dan menggelapkan
melasma.
• Preventif
– Photoprotection mencegah paparan sinar
matahari langsung (menggunakan pakaian,
kacamata, sepatu, topi, dll)
– Sunscreen (mencegah kerusakan DNA,
mengurangi produksi melanin , mengurangi
kerukasan kolagen dan serat elastik)
– Meminimalisir efek hormonal
7. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad fuctionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : bonam
• Quo ad cosmeticum: dubia ad bonam
8. KESIMPULAN
• Melasma merupakan hipermelanosis ireguler,
didapat, makula dan patch berwarna coklat
dengan distribusi simetris pada wajah dengan 3
pola klinis (sentrofasial, malar, mandibular).
• Patogenesis melasma tidak sepenuhnya
dimengerti, namun diperkirakan stimulus
endogen dan eksogen.
• Tatalaksana: Proteksi UV, Triple Combination
Therapy, Tindakan Khusus
• Kelainan kosmetik tanpa gangguan sistemik.
TERIMA KASIH
6. TATALAKSANA
• Hidrokuinon (2-4% hidrokuinon) merupakan
tatalaksana standar dan cukup efektif
pengobatan melasma menghambat kerja
enzim tirosinase pada melanosit, memberikan
efek sitotoksik selektif pada melanosit,
meningkatkan degradasi melanosom serta
menurunkan produksi melanosom.
• Retinoids such as tretinoin, is thought to have an inhibitory
effect on tyrosinase by inhibiting the enzyme’s transcription
• Oil on water
• Laser menggunakan prinsi foto termolisis,
merusak lesi target dengan menggunakan
termal/suhu, pd pjg gelombang tertentu,
selektif jd melewati kulit tanpa menimbulkan
efek dan membentuk panas hanya pada target
kromofor tertentu (melanin, hb, air)
depigmentasi.
Chemical peeling
• tipe epidemal antara lain adalah Asam Glikolat
50–70% (5-20 menit), solusio Jessner (5–10
lapisan), TCA 10–35% (1 lapis)
• tipe demal dan campuran adalah Asam
Glikolat 70% (5–30 menit), TCA 35% kombinasi
dengan Asam Glikolat 50–70%, solid CO2,
solusio Jessner
Chemical Peeling
PASIEN DENGAN KELUHAN
MELASMA
Diagnosis
Diagnosis alternatif
Apakah gambaran klinis sesuai melasma?
Evaluasi
Kategori tipe melasma
(Sinar Wood)
Medikamentosa
- hidroquinon
- asam retinoat
- asam azeleat
- asam glikolat
- asam kojik
Tindakan lain:
Teruskan terapi dengan Follow up
Peeling,laser, LED, meso
masa istirahat setiap 3 bulan Adakah perbaikan setelah 3/6 bulan terapi, dll.
• Faktor yg paling berpengaruh uv, genetik (suku
tertentu).
• Melasma secara prognosis
• Pemeriksaan khusus dermal
• Informed consent dulu inflamasi hiperpigmentasi
post inflamasi jd tambah gelap (kemungkinan)
• Kombinasi fungsi beda2
• Efek samping bisa terjadi okronasi, vitiligo like siap2
• Kecenderungan keluarga terjadi vitiligo
• Pencegahan uv, hormon, kapan hentikan obat? 3
kombinasi dilihat 3-6 bulan, kemudian kadar
diturunkan atau alternatif way (Selang seling)
• Acneform eruption hrs dipikirkan juga.
• Hq miliaria dan komedogenik