PIGMEN
Minchatul Maula - 1102015135
PEMBIMBING :
dr. Hapsari Triandriyani, Sp. KK., M.Kes.
ANATOMI KULIT
KELAINAN
PIGMEN / HIPERMELANOSIS
MELANOSIS Disebabkan oleh sel melanosit bertambah maupun hanya
karena pigmen melanin saja yag bertambah.
01 GENDER
GENDER 02 WANITA
WANITA
Ibu hamil, Pengguna pil
Perempuan : Laki 24 : 1
kontrasepsi, kosmetik, obat.
03 PAJANAN
PAJANAN
Riwayat terkena pajanan sinar
matahari (30 – 44 tahun)
ETIOLOGI
Belum diketahui pasti, namun terdapat faktor kausatif yang
berperan dalam patogenesis :
SINAR UV
Menyebabkan enzim tyrosinase tidak dihambat, sehingga memacu proses melanogenesis
HORMON
Esterogen, Progesteron, Melanin Stimulating Hormone. (Ibu hamil T.3, Pengguna pil 1-2
tahun)
OBAT
Difenil hydantoin, Mesantoin, Klorpromasin, Sitostatik, Minosiklin. Dapat merangsang
melanogenesis.
GENETIK
20 – 70%
RAS
Sering dijumpai pada golongan kulit gelap
KOSMETIKA
Mengandung parfum, zat pewarna, atau bahan tertentu yang dapat menyebabkan
fotosensitivitas yang dapat mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah.
IDIOPATIK
KLASIFIKASI Berdasarkan Gambaran Klinis
Meliputi daerah dahi, hidung, Meliputi daerah hidung dan Meliputi daerah daerah
pipi bagian medial, bawah pipi bagian lateral. (21%) mandibula. (16%)
hidung, serta dagu. (63%)
KLASIFIKASI (berdasarkan
(berdasarkan Sinar
Sinar Wood)
Wood)
01 Tipe Epidermal
Tipe Epidermal 02 Tipe
Tipe Dermal
Dermal
03 Tipe campuran
Tipe campuran 04 Tipe
Tipe Sukar
Sukar Dinilai
Dinilai
Tampak beberapa lokasi lebih Dikarenakan warna kulit yang
jelas dan lainnya tidak gelap tidak jelas
KLASIFIKASI (berdasarkan
Histopatologis)
Lesi berupa :
Makula berwarna cokelat muda atau cokelat tua berbatas tegas dengan tepi tidak teratur.
MASI merupakan nilai untuk mengukur area pigmentasi, kegelapan, dan homogenitas kulit
pada pasien dengan melasma
Klinis :
Untuk menentukan tipe melasma, dapat dilakukan pemeriksaan Sinar Wood, sedangkan
2. Freckles
3. Lentigo senilis
4. Drug-induced hyperpigmentation
5. Dermatitis kontak
TATA LAKSANA Pengobatan yang sempurna pengobatan
yang kausal, penting dicari etiologinya.
Memerlukan waktu yang cukup lama.
Melasma bersifat kronis residif, maka dari itu Non – Medikamentosa
harus dilakukan pengobatan secara teratur. Tabir Surya SPF >30
1. TOPIKAL
● Diturunkan secara dominan autosomal, dan lebih sering pada orang kulit putih.
● Paparan sinar matahari akan menyebabkan terjadinya akumulasi melanin dan berdifusi di
keratinosit.
● Biasanya Asymptomatik dan simetris, timbul pada umur 5 tahun, berupa macula
hiperpigmentasi terutama pada daerah kulit yang sering terkena sinar matahari.
● Saat musim panas jumlahnya akan bertambah, lebih besar dan lebih gelap.
2. Melasma
3. Lentigo senilis
Terapi perlu waktu lama, dan tidak dianjurkan pada ibu
hamil dan menyusui
TATA LAKSANA TERAPI TOPICAL :
(dapat meringankan pigmentasi)
1. Tretinoin 0.025-0.1%
2. Hydrokuinon 2-5%
3. Asam Azelaik 20%
4. Asam Kojik 4%
5. Tabir Surya : SPF minimal 15
Tindakan :
Untuk pencegahan dapat diberikan
6. Bedah Listrik
Sunscreen. 7. Bedah Kimia (peeling) : alpha hydroxy acid
8. Bedah Laser
EDUKASI
1. Hindari pajanan langsung sinar matahari terutama antara pukul 08.00 s/d 16.00 WIB.
2. Gunakan tabir surya berspektrum luas dengan SPF minimal 30 bila keluar rumah.
walaupun dapat pula muncul pada masa anak-anak, awitan rata-rata berusia 20
tahun. Lebih sering mengenai orang berkulit gelap. Dapat mengenai perempuan
maupun laki-laki.
ETIOLOGI
Faktor Genetik
Faktor Genetik Hipotesis
Hipotesis Autoimun
Autoimun
Kerusakan mitokhondria
Menunjukkan adanya mediator mempengaruhi terbentuknya
neurokimia yang bersifat melanocyte growth factors dan
sitotoksik terhadap sel pigmen. sitokin perugalsi ketahanan
melanosit.
KLASIFIKASI (Ortonne,
(Ortonne, 1983)
1983)
Segmentalis : Vulgaris :
1 atau lebih makul dengan pola Makula tersebar pada seluruh tubuh
quasidermatomal dengan pola distribusi asimetris
Lesi berbentuk makula berwarna putih dengan diameter beberapa mm hingga cm, bulat ataupun
ANAMNESIS
1. Timbul bercak putih seperti susu/kapur onset tidak sejak lahir.
2. Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa gatal.
3. Progresivitas lesi: dapat bertambah luas/menyebar, atau lambat/menetap, kadang timbul
bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberikan pengobatan (repigmentasi spontan)
4. Bisa didapatkan riwayat vitiligo pada keluarga
5. Bisa didapatkan riwayat penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Terdapat makula depigmentasi berbatas tegas dengan distribusi sesuai klasifikasi sebagai
berikut:
1. Vitiligo Nonsegmental (VNS)/Generalisata/Vulgaris
a. Lesi berupa makula berwarna putih susu yang berbatas jelas, asimtomatik, melibatkan
beberapa regio tubuh, biasanya simetris
b. Terdiri dari vitiligo akrofasial, mukosal, universalis, dan vitiligo tipe campuran yang
berhubungan dengan vitiligo segmental.
Vitiligo stabil ini tidak efektif diterapi dengan berbagai modalitas terapi, sehingga merupakan
indikasi utama pembedahan (melanocyte grafting).
DIAGNOSIS BANDING
1. Tinea versicolor
2. Nevus anemikus
3. Nevus depigmentosus
4. Piebaldisme
Medikamentosa
LINI PERTAMA LINI KEDUA
1. Topikal 1. Topikal
a. Kortikosteroid Kortikosteroid + Vit. D3
b. Calcineurin Inhibitor (Takrolimus, 2. Sistemik
Pimekrolimus) Betametason 5 mg DT menahan penyebaran lesi
2. Foto Terapi aktif & progresif
a. Narrowband Ultraviolet B (NBUVB) 3. Excimer lamp / Laser 308 nm
b. Excimer lamp / Laser 308 nm. 4. Fotokemoterapi
3. Fotokemoterapi a. Psoralen + PUVA
Kombinasi Psoralen + Phototherapy Ultraviolet A b. NBUVB + Calcineurin Inhibitor Topikal
(PUVA) c. NBUVB + Kortikosteroid Sistemik
Medikamentosa Non - Medikamentosa
LINI KETIGA 1. Menghindari trauma fisik baik luka tajam,
Terapi pembedahan (vitiligo stabil, segmental tumpul, ataupun tekanan repetitif yang
dan yang memberikan respons parsial terhadap menyebabkan fenomena Koebner (lesi
terapi non-bedah). depigmentasi baru pada lokasi trauma).
Berupa: 2. Menghindari Stress
1. Minipunch Grafting 3. Meneghindari pajanan sinar matahari
2. Split-Skin Graf berlebihan
3. Suction Blister Epidermal Grafts
EDUKASI
1. Vitiligo merupakan penyakit kulit kronis, progresif, sulit ditebak perjalanan penyakitnya
namun dapat diobati dan tidak menular.
2. Lesi baru dapat timbul akibat gesekan, garukan atau trauma tajam maupun trauma tumpul
repetitive
3. Respon terapi setiap pasien berbeda-beda, dan membutuhkan kesabaran.
4. Dapat diturunkan baik berupa vitiligo atau manifestasi autoimun lainnya.
PROGNOSIS
Vitiligo tidak mengancam nyawa, tetapi mengganggu secara
estetika dan menimbulkan beban psikososial. Respons terapi
berbeda-beda, terutama bergantung pada jenis vitiligo, tetapi
terapi VNS memberikan respons yang lebih baik dibandingkan
pada VS.