PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen, oxyhaemoglobin (dalam darah)
dan karoten, namun yang paling berperan adalah pigmen melanin. Pada penyakit kelainan
pigmentasi, sebagian besar diakibatkan oleh gangguan pada melanosit. Kelainan pigmentasi
Melasma atau hiperpigmentasi wajah, berasal dari bahasa Yunani yaitu melas, yang
artinya hitam. Disebut juga Kloasma Gravidarum dan Topeng Kehamilan (Mask of
Pregnancy)1. Secara tipikal mengenai wanita pada umur reproduktif dengan tipe kulit
menurutFritzpatrick tipeIV-VI, walaupun kondisi ini juga dapat terjadi pada pria2.
Melasma merupakan salah satu masalah kulit yang banyak dijumpai, timbulnya
kepercayaan diri pada penderitanya.3 Melasma adalah lesi pigmentasi kulit dan predominan
mengenai wanita dengan kulit lebih gelap2. Melasma adalah hipermelanosis didapat,
umumnya simetris, berupa makula berwarna cokelat tua yang tidak merata, mengenai area
yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir,
Insidensi melasma belum di ketahui, tetapi dominan terjadi pada wanita dan pada laki-
laki terjadi hanya 10% kasus. Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang
tinggal di daerah tropis dan pada tipe kulit IV–VI. Di Indonesia perbandingan kasus wanita
dan pria adalah 24:1. Terutama tampak pada wanita usia subur dengan riwayat langsung
terkena paparan sinar matahari. Insidensi terbanyak pada usia 30–44 tahun.4
1
Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama karena melasma bersifat
kronis residitif. Kontrol yang teratur serta kerja sama yang baik antara penderita dan dokter
mencegah atau mengurangi tingkat keparahan, mengurangi area yang terkena, memperbaiki
kerusakan kosmetik, dan mempersingkat waktu penyembuhan dengan efek samping yang
lebih sedikit. Penggunaan tabir surya dapat membantu melindungi kulit dari sinar UV
sedangkan pengobatan topikal efektif untuk mempercerah kulit yang mengalami melasma.1,5
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Melasma adalah hipermelanosis akuisita kronis pada kulit yang ditandai dengan makula
hiperpigmentasi simetris, ireguler, berwarna coklat muda hingga coklat tua pada bagian tubuh
cokelat tua yang tidak merata, mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat
predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu.1
histopatologik, dan pemeriksaan dengan sinar wood. Melasma dapat dibedakan berdasarkan
1. Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial, bawah hidung,
1. Tipe epidermal, melasma tampak lebih jelas dengan sinar Wood dibandingkan dengan
sinar biasa.
2. Tipe dermal, dengan sinar Wood tak tampak warna kontras dibandingkan sinar biasa.
3. Tipe campuran, tampak beberapa local lebih jelas sedang yang lainnya tidak jelas.
3
4. Tipe sukar dinilai karena warna kulit yang gelap, dengan sinar Wood lesi menjadi tidak
jelas, sedangkan dengan sinar biasa jelas terlihat. Perbedaan tipe-tipe ini sangat berarti
pada pemberian terapi, tipe dermal lebih sulit diobati disbanding tipe epidermal.2,6
1. Melasma tipe epidermal, umumnya berwarna coklat, melanin terutama terdapat pada
lapisan basal dan suprabasal, kadang-kadang di seluruh staratum korneum dan stratum
spinosum.
2. Melasma tipe dermal, berwarna coklat kebiruan, terdapat makrofag bermelanin di sekitar
pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus-
fokus infiltrat.1
2.2. Etiologi
Etiologi melasma sampai saat ini belum diketahui pasti. Faktor kausatif yang dianggap
1. Sinar ultra violet. Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di epidermis
yang merupakan penghambat enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu dari
enzim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak dihambat lagi
berperan pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma biasanya meluas pada
trimester ke-3. Pada pemakai pil kontrasepsi, melasma tampak dalam 1 bulan sampai
menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini ditimbun di lapisan dermis bagian atas
gelap.
7. Idiopatik.1
2.3. Epidemiologi
Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis.1
Melasma cenderung mengenai individu yang umumnya berkulit lebih gelap, khususnya Asia
Timur, Barat, dan Asia tenggara, Hispanik dan orang hitam yang tinggal di area pajanan
matahari yang intens dan memiliki tipe kulit IV dan V menurut Fitzpatrick.7
Melasma terutama dijumpai pada perempuan, meskipun didapat pula pada laki-laki
10%. Di Indonesia perbandingan kasus perempuan dan laki-laki adalah 24:1. Terutama
tampak pada perempuan usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Kelainan ini dapat mengenai ibu hamil, perempuan yang memakai kontrasepsi,
Faktor Ekstrinsik
a. Sinar Matahari,
b. Kosmetik
c. Obat-obatan
d. Pekerjaan
5
Faktor Intrinsik
a. Hormon
b. Genetik,
d. Usia.3
2.5. Diagnosa
2.5.1 Anamnesa
Pada anamnesa didapatkan bercak-bercak cokelat muda atau cokelat tua di pipi
yang selanjutnya meluas ke seluruh wajah. Pigmentasi biasanya terjadi cukup cepat
berbentuk konfluen atau berbelang-belang. Lesi biasanya bersifat simetris pada daerah
wajah dan biasanya terjadi pada daerah V leher. Berdasarkan pola distribusinya, ada
tiga gambaran klinis yaitu tipe sentrofasial yaitu terjadi pada daerah dahi, bibir atas,
hidung dan dagu, Tipe malar terdapat pada daerah pipi dan hidung, tipe mandibular
terdapat pada ramus mandibula. Lesi melasma berupa macula berwarna cokelat muda
atau cokelat tua berbatas tegas dengan tepi tidak teratur. Tipe sentrofasial adalah tipe
yang paling umum. Namun, terkadang melasma dapat terjadi di tempat lain yang
6
Gambar 2.5 Melasma dengan berbagai pola; a. Pola Sentrofasial; b. Pola Malar; c.
Pola Mandibular
a. Tipe epidermal : melanin terutama terdapat di lapisan asal dan sura asal,
sel-sel melanosit yang padat mengandung melanin, sel-sel lapisan asal, dan
dermis bagian atas dan bawah; terdapat fokus-fokus infiltrat pada dermis
bagian atas.1,2
c. Tipe campuran : lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak
7
d. Tipe tidak jelas : dengan Sinar Wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan
2.6. Patogenesis
Masih banyak yang belum diketahui. Banyak faktor yang menyangkut proses ini,
antara lain :
violet. Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan farmakologik
b. Penghambatan dalam Malpihhian cell turnover, keadaan ini dapat terjadi karena
obat sitostatik.1
Etiologi utama yang mendasari melasma masih menjadi suatu misteri. Beberapa faktor
risiko, antara lain warna kulit gelap terutama tipe kulit Fitzpatrick III dan IV, genetik, pajanan
melasma, seperti yang diduga pada kejadian melasma familia bahwa penyakit ini jauh lebih
sering ditemukan pada ras Hispanik, Latin,Oriental dan Indo-Cina. Faktor predisposisi
genetik pada melasma sering dijumpai pada penderita dengan tipe kulit III-VI.
Orang-orang yang berkulit coklat terang dari daerah yang banyak mengandung sinar
matahari, menunjukkan lebih dari 30% penderita melasma mempunyai riwayat keluarga
dengan melasma juga. Pada kembaridentik pernah dilaporkan menderita melasma, sementara
PenelitianRikyanto, pasien melasma yang terjadi pada usia 21-30 tahunkemungkinan besar
terjadi karena faktor genetik. Melasma terjadi pada usia lebih muda bila terdapat riwayat
8
melasma dalam keluarga. Meskipun telahdilaporkan beberapa kasus yang familial, bukti
dan tipe dari melanin yang disintesis, semua dibawah kontrol genetik.9
Paparan sinar matahari adalah faktor yang sangat berpengaruh, dan ini berlaku untuk
semua pasien yang mengalami perbaikan atau bertambah parah apabila terpapar
sinarmatahari. Eksaserbasi melasma hampir pasti dijumpai setelah terpapar sinar matahari
yang berlebihan, mengingat kondisi melasma akan memudar selama musimdingin. Lipid dan
jaringan tubuh (kulit) yang terpapar dengan sinar, terutama UV dapat menyebabkan
terbentuknya singletoxygen dan radikal bebas yang merusak lipid dan jaringan tersebut.
Radikal bebas ini akan menstimulasi melanosit untuk memproduksi melanin yang
berlebihan.9
Panjang gelombang dari radiasi sinar matahari yang paling berisiko dalam
maka akan semakin menimbulkan reaksi di epidermis, dengan perkiraan 10% dapat mencapai
dermis, sementara 50% UVA akan mencapai dermis. Sinar UV akan merusak gugus sulfhidril
yang merupakan penghambat tirosinase sehingga dengan adanya sinar UV, enzim tirosinase
bekerja secara maksimal dan memicu proses melanogenesis. Pada mekanisme perlindungan
alami terjadi peningkatan melanosit dan perubahan fungsi melanosit sehingga timbul prose
stanning cepat dan lambat sebagai respon terhadap radiasi UV. Ultraviolet A menimbulkan
reaksi pigmentasi cepat. Reaksi cepat ini merupakan fotooksidasi dari melanin yang telah ada
dan melanin hasil radiasi UVA hanya tersebar pada stratum basalis. Pada reaksi pigmentasi
lambat yang disebabkan oleh UVB, melanosit mengalami proliferasi, terjadi sintesis dan
9
redistribusi melanin pada keratinosit disekitarnya. Melasma merupakan proses adaptasi
Terjadinya melasma pada daerah wajah karena memiliki jumlah melanosit epidermal
yang lebih banyak dibanding bagian tubuh lainnya dan merupakan daerah yang paling sering
terpapar sinar matahari. Interaksi antara faktor sinar matahari dan berbagai hormon terjadi
melanoepidermal unit.2,8
3. Hormon
estrogen, progesteron, dan Melanin StimulatingHormone (MSH). Hormon seks steroid dapat
meningkatkan gen transkripsi yang mengkode enzim melanogenik yaitu TYR dan DCT. Sel
melanosit memiliki reseptor estrogen baik disitosol maupun di intisel, sedangkan dari hasil
sebuah penelitian menyatakan bahwa hormon estrogen dapat bekerja pada sel keratinosit
melalui jalur genomik dan nongenomic. Hormon estrogen bekerja dengan mengikat
reseptornya yaitu estrogen receptorά (ERά) dan estrogen receptor β(ERβ). Erάterdapat pada
jaringan reproduksi, tulang, kardiovaskuler dan otak, baik pada perempuan maupun laki-laki.
Erβ juga terdapat dijaringan reproduksi, paru-paru, kandung kemih, jantung, ginjal dan kulit.
Estrogen memiliki fungsi yang berbeda-beda berdasarkan tipe sel yaitu keratinosit, fibroblast
dan melanosit. Pada keratinosit, estrogen akan menstimulasi proliferasi sel keratinosit, yang
kontrasepsi oral, selain itu dapat terjadi pada penggunaan obat Photosensitizing, tumor
ovarium ringan atau gangguan fungsi tiroid. Melasma merupakan suatu keadaan yang dapat
sembuh sendiri, tapi akan kembali lagi apabila ada ketidakseimbangan hormon yang
10
Pada kehamilan terjadi peningkatan pigmentasi atau melasma disebabkan oleh
karena faktor endokrin dan dengan adanya interaksi dari sinar matahari dan efek hormon .
Kira-kira 50-75% wanita hamil disertai dengan melasma. Biasanya timbul pada trimester
menghilang sesudah 1 tahun melahirkan, tetapi pada 30% kasus menetap sampai sesudah 10
tahun melahirkan. Keadaan ini sering dijumpai pada wanita berkulit gelap atau berambut
hitam.9
Progesteron merupakan suatu kloasmagen yang poten walaupun estrogen sendiri juga
dapat menyebabkan melasma, gabungan antara progesteron dan estrogen akan memberikan
efek yang lebih besar. Insidensmelasma yang disebabkan pil kontrasepsi sebesar 53,5%. KB
timbulnya melasma.9
4. Obat
Berbagai macam obat sistemik dapat menimbulkan melasma antara lain klorpromazin,
mesantoin, golongan tetrasiklin. Obat-obat ini ternyata tertimbun pada dermis bagian atas
secara kumulatif.9
menimbulkan pigmentasi biru abu-abu pada daerah yang terpajan sinar matahari,
terutama pada dahi, malar, dan hidung. Pigmentasi ini terjadi pada 1 – 15% penderita
yang mendapat klorpromazin dengan dosis 800 – 2000 mg perhari selama satu tahun.
2) Klorokuin. Kira-kira 25% pasien yang menggunakan klorokuin selama beberapa tahun
akan timbul hiperpigmentasi biru abu-abu di muka dan leher, kadang-kadang di tungkai
hiperpigmentasigeneralisata.
11
3) Minosiklin. Pemberian minosiklin 100-200 mg perhari selama 1-3 tahun akan
4) Fenotiazin. Penggunaan Fenotiazin dalam jangka lama akan menimbulkan warna biru
sel-selkeratinosit.10
5. Kosmetik
Berbagai zat yang terkandung didalam kosmetika dapat memberikan faktor positif dan
negatif bagi kulit. Perbedaan ras, warna dan jenis kulit seseorang dapat menimbulkan efek
kosmetik. Penelitian Tranggono pada bulan Januari sampai Desember 1978 terhadap 244
hiperpigmentasi/melasma yaitu yang berasal dari bahan iritan atau photosensitizer misalnya
minyak bergamot, tar, beberapa asam lemak,minyak mineral, petrolatum, lilin tawon, bahan
pewarna seperti Sudan III, para-fenilendiamin, pewangi, dan pengawet kosmetik. Melasma
yang terjadi biasanya difus dengan batas tidak jelas dan akan lebih jelas bilaterkena sinar
matahari.9,10
Patogenesis diduga akibat reaksi fotosensitisasi setelah terkena pajanan sinar matahari.
Absorbsi sinar oleh bahan fotosensitizer, kemudianterbentuk hapten yang akan bergabung
dengan protein karier dan memicuterjadinya respon imun. Mediator inflamasi yang
proliferasi melanosit.8
12
2.7. Patofisiologi
tirosinase dibentuk di dalam ribosom, ditransfer ke dalam lumen retikulum endoplasma kasar,
diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. Proses sintesis ini terdiri dari
Tahap I, premelanosom ditandai dengan struktur sferis dan matriks protein amorf,
Tahap II, stuktur mulai membentuk oval, aktifitas enzim tirosinase meningkat,
Tahap IV, melanin telah terbentuk sempurna dan matang, dengan panjang1µm dan
diameter4 µm.
menuju keratinosit disebut apocopation. Pada dasarnya terdapat tiga enzym yang bekerja
dalam mesintesis melanin yaitu tyrosinase (TRY), Thyrosinase Related Pritein1 (TRYP-1)
dan Dopachrometautomerase (DCT), tetapi enzim tirosinase memegang peranan paling besar
Sintesis melanin dimulai dengan oksidasi asam amino L-tirosin menjadi 3,4
kemudian keduanya dikatalisis oleh tirosinase. DOPAquinone kemudian akan diubah menjadi
DOPAchrome, dan pada proses berikutnya diubah menjadi 5,6-dihydroxyindole (DHI) dan
melanin berwarna hitam dan juga coklat. Pada proses tersebut, tirosinase juga berperan untuk
ditransfer dan didistribusikan ke keratinosit epidermal di sekitar melanosit maka akan terjadi
13
pigmentasi kulit. Dari uraian di atas tampak bahwa enzim utama dalam sintesis melanin
adalah tirosinase. Enzim ini berperan untuk katalisis berbagai tahap biosintesis melanin.6
Jalur sinyal yang terutama berperan dalam transkripsi gen yang diperlukan dalam
Karakteristik keadaan untuk melasma yaitu terjadi kelainan proses pigmentasi berupa
1) Efelid
Adalah makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit
yang sering terkena sinar matahari. Insiden sering terjadi pada orang kulit putih.
14
Etiologi, diturunkan secara dominan autosomal. Gejala klinis biasanya muncul pada
usia 5 tahun berupa macula hiperpigmentasi terutama pada kulit yang sering terkena
sinar matahari.1
2) Xeroderma Pigmentosa
kulit yang disebabkan karena kelainan sistem perbaikan DNA. Lesi berupa bintik
pigmentasi bervariasi dapat berwarna coklat hingga bercak atrofi berwarna putih
dengan telangiektasia.1
Perubahan warna kulit akibat inflamasi pada kulit yang berwarna tidak begitu
sama jelasnya dengan kulit putih. Proses inflamasi yang berat pada kulit putih akan
memperlihatkan kemerahan yang mencolok. Pada kulit yang berwarna tidak akan
4) Lentigenosis
bisa pecah dan muncul secara tiba-tiba. Pigmentasi bisa homogen atau beraneka
ragam, dengan warna mulai dari coklat kehitaman.Penampilan fisik dan morfologi
15
2.9. Penatalaksanaan
a. Pengelupasan Kimiawi
b. Bedah Laser
Bedah laser dengan menggunakan laser Q-Switched Ruby dan Laser Argon,
kekambuhan juga dapat terjadi.1Berbagai laser yang digunakan untuk melasma adalah
sebagai berikut.2
2.9.2 Farmakologi
1. Pengobatan Topikal
a. Hidroquinon (HQ)
menginhibisi sintesis RNA dan DNA dan destruksi dari melanosit. HQ merupakan
gol standar pengobatan melasma. Digunakan pada konsentrasi 2-4%. Efektif jika
dikombinasikan dengan obat lain. Kombinasi ini termasuk formula Kligman (5% HQ,
0,1 % Tretionin, dan 0,1 dexametason), formula modifikasi Kligman (4% HQ, 0,05%
dan antioksidan juga telah dilakukan pada melasma dengan hasil menunjukkan
peningkatan pada beratnya penyakit, intensitas pigmentasi, area lesi dan pemeriksaan
kolorimetri.2
perawatan khusus berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hidrokuinon dapat
Asam retinoat 0,1% terutama dgunakan sebagai terapi tambahan atau terapi
kombinasi. Krim tersebut juga dipakai pada malam hari, karena pada siang hari dapat
terjadi fotodegradasi. Kini asam retinoat dipakai sebagai monoterapi, dan didapatkan
perbaikan klinis secara bermakna, meskipun berlangsung agak lambat. Efek samping
dapat memperbaiki pigmentasi pada melasma. Tretionin juga daat digunakan sebagai
masker.2
Tretinoin juga berpotensi untuk menginduksi sintesis DNA sel epidermal dan
dermal. Hal ini dianggap dapat membantu meniadakan efek atrofogenik steroid topikal
dengan meningkatkan ketebalan kulit. Tretinoin mengesampingkan efek atrofi dan anti
17
memfasilitasi penetrasi epidermal dari HQ dan juga mencegah HQ teroksidasi.
Asam Azeleat merupakan obat yang aman untuk dipakai. Pengobatan dengan
asam azeleat 20% selama 6 bulan memberikan hasil yang baik. Efek sampingnya rasa
2. Pengobatan Sistemik
satu analog lisin yang digunakan sebagai anti fibrinolitik selama lebih dari 30 tahun.
traneksamat dapat melalui oral maupun topikal atau mikroinfeksi intradermal. Sebagai
Asam Traneksamat juga dapat digunakan secara topikal. Dari hasil studi
18
splitface. Temuan lain pada studi ini adalah eritema yang diinduksi oleh asam
traneksama topical.2
b. Asam Askorbat/Vitamin C
melanin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan
c. Glutation
tirosinase.1
2.10. Edukasi
pajanan langsung sinar ultraviolet terutama antara pukul 09.00 – 15.00. sebaiknya
jika keluar rumah menggunakan payung atau topi yang lebar. Melindungi kulit
dengan memakai tabir surya yang tepat, baik mengenai bahan maupun cara
pajanan sinar matahari. Ada 2 macam tabir surya yang dikenal, yaitu tabir surya fisis
dan tabir surya kimiawi. Tabir surya fisis adalah bahan yang dapat
dioksida, kaolin; sedangkan tabir surya kimiawi adalah bahan yang menyerap ultra
19
b. Yang tidak mengandung (non PABA)mislanyabensofenon, sinamat,
2.11. Komplikasi
Okronosis eksogen (exogenous ochronosis) yaitu, warna kulit bertambah hitam setelah
2.12. Prognosis
Prognosis untuk melasma baik, namun pengobatan dan perawatan kulit harus
dilakukan secara teratur dan sempurna karena melasma bersifat kronis residif. Pengobatan
yang sempurna adalah pengobatan yang kausal, maka penting dicari etiologinya.1
2.13. Profesinalisme
Membantu mengontrol kesembuhan pasien dengan pemberian obat dan dosis yang
tepat.
Kontrol ulang, bila keadaan tidak membaik bisa dirujuk ke dokter spesialis kulit dan
kelamin.
20
BAB III
KESIMPULAN
cokelat tua yang tidak merata, mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat
predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu.
Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama karena melasma bersifat
kronis residitif. Kontrol yang teratur serta kerja sama yang baik antara penderita dan dokter
mencegah atau mengurangi tingkat keparahan, mengurangi area yang terkena, memperbaiki
kerusakan kosmetik, dan mempersingkat waktu penyembuhan dengan efek samping yang
lebih sedikit. Penggunaan tabir surya dapat membantu melindungi kulit dari sinar UV
sedangkan pengobatan topikal efektif untuk mempercerah kulit yang mengalami melasma.1,5
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardiman Lily. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi Ketujuh. Badan Penerbit FK UI
2. Sarkar Rashmi, et al. Melasma Update. Indian Dermatology Online Journal. 2014; 5(4).
426-435p.
Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
5. Menul Ayu U, Rahmadewi, Studi Retrospektif: Diagnosis dan Terapi Pasien Melasma.
Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. 2014; 56-61 p.
7. James William D. Andrew’s Diseases of The Skin Clinical Dermatology Eleventh Edition.
22
9. Melyawati, Lis Surachmiati S, Irma B, Lili L. Perkembangan terbaru Etiopatogenesis
melasma. Departemen ilmu kesehatan kulit & kelamin FK Universitas Indonesia/RS Dr.
10. Evita et al. Perbandingan efektivitas dan keamanan terapi krimkombinasi asam retinoat
asamretinoat 0,05% dan hidrokuinon 4% untuk terapi melasma pada orang Indonesia.
Departemen ilmu kesehatan kulit & kelamin FK Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto
11. Hindriantriani Reti, et al. Penurunan Aktivitas Tirosinase dan Jumlah Melanin oleh
FraksiEtil Asetat Buah Malaka (Phyllantus emblica) pada Mouse Melanoma B16 Cell-
Line. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK Universitas Padjajaran. MKB.
12. Ahmad Nasrollahi et al. Evaluation of the safety and efficacy of a triple combination
Eastern skin. Journal of Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology. 2019; 437-
438 p.
13. Fitria Salim. Penatalaksanaan Terkini Pada Melasma. Fakultas Kedokteran Universitas
Syiahkuala/ Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin, Banda Aceh. 2014; 241-248 p.
23