Anda di halaman 1dari 38

Kedokteran Keluarga

Sembilan prinsip dasar pelayanan Dokter


Keluarga
• Pelayanan yang holistik dan komprehensif

• Pelayanan yang kontinu

• Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

• Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

• Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

• Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya

• Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

• Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

• Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu


PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
• Holistik
• Komprehensif
• Terpadu
• Bersinambung
PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
HOLISTIK
•  

• Mencakup seluruh tubuh jasmani dan rohani


pasien (whole body system), nutrisi
• Tidak hanya organ oriented
• Patient and Family oriented
 
• Memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial pada ekosistemnya
PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
KOMPREHENSIF
•  

•  Tidak hanya kuratif saja, tapi pencegahan dan pemulihan


•  Health promotion
•  Spesific protection
• Early diagnosis and Prompt treatment
•  Disability limitation
• Rehabilitation
PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
BERSINAMBUNG

• Tidak sesaat, ada follow upnya dan perencanaan manajemen pasien

TERPADU / TERINTEGRASI & TERKOORDINASI

• Kegiatan terpadu usaha promotif, preventif dan kuratif Memakai


seluruh ilmu kedokteran yang telah di dapat

• Bekerja sama dengan pasien, keluarga, dokter spesialis atau tenaga


kesehatan lain
Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal
2. Aspek Klinis
3. Aspek Internal
4. Aspek Eksternal
5. Derajat Fungsional
BerkasPasien
Tanggal 30 Januari 2014
Pasien Keterangan
Nama Ny. J Pasien

Umur / tgl. Lahir 64 tahun

Cipinang baru 3 No.25 RT 02 / RW


Alamat
02 Cipinang

Jenis kelamin Perempuan


Agama Islam
Pendidikan SMEA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Kawin/ Janda Memiliki 2 orang anak

Rujukan dari klinik / dokter lain / datang sendiri


Kegawatan / tenang
Kedatangan yang ke 1
Kunjungan pertama kali / kontrol / rutin
Sendiri / diantar oleh

Telah diobati sebelumnya Ya / tidak Diagnosis sebelumnya Hipertensi

Alergi obat Ya/tidak Bila ya /Macam obatnya


Sistem pembayaran Bayar sendiri / Asuransi / Jamkeskin
ANAMNESIS (subyektif)
  

• Alasan kedatangan: Rujukan dari Posbindu karena gula


darah tinggi (GDS 232). Selain itu kedua kaki pasien
bengkak sejak seminggu yang lalu
• Kekhawatiran : Pasien merasa terganggu dengan
kegiatannya sehari hari. Pasien khawatir penyakitnya
bertambah parah
• Harapan : Keluhan bisa sembuh atau minimal
berkurang
• Persepsi: Keluhan di atas membutuhkan waktu lama
 
dalam pengobatan

 
• Keluhan lain /tambahan
• Kedua lutut pasien sering terasa sakit
• Kedua kaki bengkak
RPS
• Ny. J, 64 tahun, datang ke klinik
kedokteran keluarga pada tanggal 30
Januari 2014 untuk yang pertama kalinya.
Pasien merupakan rujukan dari Posbindu
karena gula darahnya tinggi saat
diperiksa di Posbindu (GDS 232). Keluhan
sering makan, sering minum ataupun
sering buang air kecil disangkal pasien.
RPS
• Selain itu pasien datang dengan keluhan kedua
kaki bengkak sejak 1 minggu yang lalu serta nyeri
pada kedua lutut pasien sejak 5 tahun terakhir
(VAS 5). Pasien datang seorang diri ke klinik dokter
keluarga. Keluhan berat yang menjalar sampai ke
bahu disangkal. Pasien juga menyangkal pernah
mengalami nyeri dada, sesak nafas maupun
pandangan kabur. Keluhan kaku atau kesemutan
pada anggota gerak juga disangkal.
RPD
• Pasien mengaku memiliki riwayat darah
tinggi selama kurang lebih 5 tahun .Selama
ini pasien berobat ke bidan setempat. Pasien
mengkonsumsi obat darah tinggi namun
tidak rutin dan pasien pun tidak tidak rutin
periksa tensi.
 

• Pasien juga mengaku memiliki riwayat asma


pada waktu kecil, namun sekarang jarang
kambuh
Riwayat Reproduksi
• Riwayat haid tahun, siklus 28 hari
• Menarche pada usia 12 tahun,
sudah menopause
 

•Riwayat Kehamilan: G1P0A0 pada


usia 21 tahun, G2P1A0 pada usia 25
tahun   

• Riwayat KB : tidak pernah


menggunakan KB
Riwayat Pekerjaan, Sosial dan Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai tukang urut di lingkungan
sekitar rumahnya. Selain sebagai tukang urut
pasien merupakan kader posbindu dan seorang
ketua RT.
Oleh karena pekerjaan dan kegiatan yang cukup
banyak, pasien sering mengeluh kelelahan dan
jenuh memikirkan warga dan lingkungannya yang
kumuh.
Selain itu karena pasien tinggal dengan anaknya
yang belum menikah dan memiliki keterbelakangan
mental, pasien mengatakan ia sering mengabaikan
kesehatannya sendiri dan memiliki pola hidup yang
kurang sehat.
RPK

Orang tua pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan darah tinggi.

Pasien memiliki dua orang anak, suami pasien telah meninggal 14


tahun yang lalu karena sakit gagal ginjal. Saat ini pasien hanya
tinggal berdua dengan anaknya yang berumur 42 tahun yang juga
mengidap diabetes melitus.
Anak pasien memiliki keterbelakangan mental, sehingga saat
berobat biasanya pasien hanya pergi sendiri.

Anak pasien yang pertama tidak tinggal bersama pasien karena


sudah berkeluarga dan bertempat tinggal jauh dengan rumah pasien.
Komunikasi dengan anak pertama pasien tidak terlalu sering
PF
•30 Januari 2014 pk 10.20 WIB
•Keadaan umum & tanda-tanda vital termasuk status gizi
•Keadaaan umum : Tampak sakit sedang
•Suhu : 36,7 oC
•Tekanan Darah : 170 / 100 mmHg
•Berat Badan : 88 kg
•Frek. Nadi : 78 x/menit
•Tinggi Badan : 149 cm
•Frek. Nafas : 20 x/menit
•Status Gizi : Obesitas Gr.II
•IMT : 38

•STATUS GENERALIS DALAM BATAS NORMAL


Status lokalis at Regio cruris dextra et sinistra

• Inspeksi : warna kulit


sama dengan
sekitarnya, tidak
ditemukan massa,
bengkak, tidak tampak
sianosis
• Palpasi : tidak
ditemukan benjolan,
teraba pitting edema
Status lokalis at Regio genu dextra et sinistra

• Inspeksi : warna kulit


sama dengan sekitarnya,
tidak ditemukan massa,
edema maupun sianosis
• Palpasi : teraba hangat,
tidak ditemukan
benjolan maupun
pembengkakan, krepitasi
(+/+), nyeri tekan (-)
• Rotation of movement : ekstensi < 90∘, terbatas
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Rontgen Thorax AP Hasil : Kardiomegali dan
edema paru
• Pemeriksaan laboratorium
• GDS : 232 mg/dl
• GTT puasa : 128 mg/dl
• GTT 2 jam : 290 mg/dl
• Creatinin : 1,0 mg
• Kolesterol total : 342 mg%
• Asam urat : 6,9 mg%
Genogram
• Memuat 3 generasi
Psikologis
• Pasien merupakan seorang janda sehingga
sering sekali sedih memikirkan suaminya yang
telah meninggal. Selain itu karena kegiatan
pasien yang merangkap sebagai ketua RT,
pasien sering merasa jenuh terhadap keluhan
para warga sekitarnya.
• Fungsi psikologis berjalan tidak cukup baik.
Terdapat masalah antarkeluarga dan masalah
pada lingkungan tempat tinggal pasien.
Sosial
• Keluarga ini merupakan keluarga dengan pendidikan
menengah. Pasien lulusan SMEA dan suami lulusan
SMEA. Semua anak pasien lulusan SMA dikarenakan
faktor biaya. Hubungan dengan masyarakat sekitar
terjalin dengan baik. Anak-anak bekerja sebagai
wiraswasta dan penjahit. Hubungan pasien dengan
lingkungan sekitar sangat baik karena psien seorang
ketua RT dan kader posbindu.
• Fungsi sosial berjalan dengan baik
Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan

• Kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi


dari dana tabungan yang dimiliki pasien dan
anaknya
• Namun tidak ada alokasi dana untuk
kesehatan sehingga pasien disarankan untuk
mendaftar BPJS
DIAGNOSIS HOLISTIK (assessment)
Aspek personal
• Alasan kedatangan : Rujukan dari Posbindu karena gula darah tinggi. Selain
itu kedua kaki pasien bengkak sejak seminggu yang lalu
• Kekhawatiran : Pasien merasa terganggu dengan kegiatannya sehari-har.
Pasien khawatir penyakitnya bertambah parah
• Harapan : Keluhan bisa
sembuh atau minimal berkurang
• Persepsi : Keluhan di atas
membutuhkan waktu lama dalam pengobatan
Aspek klinik
• Sindroma Metabolik (Hipertensi grade II, Diabetes Melitus tipe II, obesitas grade 2,
hiperkolesterolemia)

• Nyeri lutut ec Osteoartritis genu bilateral diperberat oleh pekerjaan dengan


hiperuricemia

• udem tungkai , kardiomegali dan udem paru suspek CHF

• CAD anterolateral
Aspek risiko internal
• Riwayat keluarga hipertensi dan penyakit jantung
• Pasien mengalami obesitas
• Pola makan tidak sehat
• Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
• Pola berobat masih kuratif
• Pengetahuan pasien mengenai penyakitnya masih kurang
• Tingkat pendidikan pasien hanya sampai
SMEA
• Pekerjaan pasien sebagai tukang urut, ketua RT dan kader posbindu
Aspek psikososial keluarga

• Seorang janda yang ditinggal mati suami


• Anak satu-satunya belum menikah dan memiliki sedikit keterbelakangan mental
• Tinggal terpisah dengan anak pertama pasien, komunikasinya tidak terlalu sering
• Tidak adanya alokasi dana khusus untuk kesehatan
Derajat fungsional
• Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN
KELUARGA
Penatalaksanaan (patient’s
centered)
• Memberikan informasi tentang sindroma metabolik
dan penyakit penyakitnya (hipertensi, diabetes melitus,
obesitas grade 2, hiperkolesterolemia) ; osteoarthritis,
diabetes melitus dan penyakit jantung (diagnosis,
gejala, komplikasi lebih lanjut)
• Edukasi bahwa dengan penatalaksanaan yang
tepat maka tekanan darah dan kadar gulanya bisa
terkontrol
• Edukasi mengenai penyakit sendi pada lututnya yang
erat kaitannya dengan pekerjaan dan berat badan pasien
Penatalaksanaan (family focused)

• Edukasi dan Konseling kepada keluarga


mengenai penyakit pasien serta perlunya
partisipasi penuh dari anggota keluarga dalam
penatalaksanaan masalah kesehatan
• Konseling untuk melakukan tindakan
pencegahan penyakit
• Konseling kepada keluarga pasien untuk
mengingatkan pasien melakukan kontrol ke
dokter dan merencanakan untuk konsultasi
lebih lanjut ke dokter dan konseling gizi
• Konseling mengenai pola makan dan aktifitas
fisik untuk pasien dan anak pasien
• Konseling untuk memotivasi anak pasien
kontrol ke psikiatri
• Edukasi konseling perlunya penatalaksanaan
pada anak kedua pasien yang juga telah
mengalami diabetes mellitus
• Edukasi konseling keluarga mengenai
pentingnya deteksi dini penyakit sindroma
metabolik (terutama diabetes dan hipertensi)
pada anggota keluarga yang lain ?
• Konseling kepada keluarga pasien untuk
memberikan motivasi kepada pasien
• Konseling keluarga bahwa partisipasi tidak hanya
dilakukan oleh anak kedua pasien, tapi juga ada
baiknya melibatkan anak pertama pasien yang
tinggal terpisah
• Melakukan komunikasi kepada anak pertama pasien
yang tinggal terpisah, untuk menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami pasien serta pentingnya
partisipasi dari beliau
Penatalaksanaan
(community oriented)
• Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
hal membantu penatalaksanaan bagi pasien

• Meningkatkan kesadaran dan peran serta


masyarakat akan penyakit diabetes dan
pentingnya deteksi dini
FOLLOW UP
• Adakah perubahan?
• Kelima aspek diagnosis holistik?
• Kaji kembali
Aspek Religi
• Tanyakan di aspek personal  persepsi medis
dan persepsi religi
ALHAMDULILLAH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai