MAKALAH TUTORIAL
PEMBENTUKAN ENAMEL
drg. Izzata Barid, M.Kes.
Anggota Kelompok 3:
1. Ayu Ragil Destrian
(151610101020)
2. Magdaleni Hasna N.
(151610101025)
3. Dani Agam R.
(151610101026)
4. Indah Pratiwi
5. Reza Hesti Augustine
(151610101027)
(151610101029)
(151610101031)
7. Anindya Wahyu K.
(151610101032)
(151610101033)
9. Anisa Luthfiyani
(151610101035)
(151610101036)
(151610101037)
(151610101038)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pembentukan Enamel ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami berterima kasih pada drg. Izzata Barid, M.Kes selaku tutor
dalam tutorial blok Stomatognasi I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
2016 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai struktur dan komposisi enamel, proses pembentukan
enamel, factor yang mempengaruhi proses pembentukan enamel, serta gangguan
yang terjadi pada proses pembentukan enamel.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik serta saran yang membangun dari dokter demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
LEARNING OBJECTIVE 1
1. Magdaleni Hasna
2. Indah Pratiwi
3. Rindang S. S.
(151610101025)
(151610101027)
(151610101036)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perkembangan
gigi
geligi
merupakan
proses
yang
pembentukan bentuk gigi. Sel enamel organ juga berdiferensiasi menjadi sel outer
enamel epitelium yang menutupi enamel organ yang akhirnya menjadi ameloblast
yang membentuk enamel dari mahkota gigi. Antara kedua lapisan sel ini terdapat
sel retikulum stelata yang berbentuk star shape dimana prosesusnya melekat
satu sama lain.
Lapisan
keempat
dalam
enamel
organ
dibentuk
sel
stratum
kali
ameloblas
berdiferensiasi,
sehingga
prekursor
odontoblas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan enamel terdiri dari dua fase, yaitu :
BAB III
PEMBAHASAN
Pembentukan enamel di awali dengan pembentukan dentin terlebih
dahulu.
Matriks
dentin
menginduksi
inner
epitel
epithelium
menjadi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sperber,
Kraniosial.Jakarta: Hipokrates
Bhaskar, S.N. 1980. Oral Histology and Embryology. London : The C.V.
G.H(alih
bahasa
Yuwono,
Lilian).1991.
Embriologi
Mosby Co
BAB I Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi
elisa.ugm.ac.id/user/archive/.../13984ea60683108edc2845824f83b2bf
diakses pada 22 Februari 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/746/1/980600042.pdf
diakses pada 22 Februari 2016
LEARNING OBJECTIVE 2
STRUKTUR DAN KOMPOSISI ENAMEL
(151610101020)
(161610101026)
(151610101029)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
tersusun
atas
95%
kristal
hidroksiapatit
dan
makalah
ini
atas
dasar
bahwa
mahasiswa
mempengaruhi
pembentukan
dan
apa
saja
mempelajari
semua
komponen
diatas,
mahasiswa
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana struktur penyusun enamel?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan apa saja struktur penyusun enamel
1.3.2 Menjelaskan apa saja komposisi penyusun enamel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enamel
Enamel dibentuk oleh sel yang disebut sebagai ameloblast,
yang berasal dari lapisan embrio yang dikenal sebagai ectoderm.
Enamel melapisi bentuk anatomi mahkota gigi dan ketebalannya
berbeda pada setiap daerah. Enamel lebih tebal pada bagian
incisal dan oklusal gigi dan semakin lama semakin menipis pada
servikal
gigi
sampai
mencapai
semento-enamel
junction.
paling
keras
dari
gigi
ini
dapat
mengalami
mekanis,
misalnya
karena
menyikat
gigi
dengan
gigi
tidak
mempunyai
kemampuan
untuk
hidroksiapatit
[Ca10(PO4)6(OH)2]
sekitar
90-92%
dari
Sementara
kandungan
organik
terdiri
atas
protein,
mineral
organik
tersusun
dalam
bentuk
Struktur Enamel
Secara struktural enamel terdiri atas jutaan enamel rod atau
prisma yang merupakan struktur komponen terluas. Struktur ini
berubah-ubah jumlahnya dari kira-kira 5 juta pada insisivus
mandibula sampai sekitar 12 juta pada molar maksila. Prisma ini
memanjang
dari
arah
perbatasan
enamel
dan
dentin
ke
dan
kepadatan
enamel
mempengaruhi
dan
oklusal
gigi
dan
semakin
menipis
hingga
ke
tidak
lurus
melainkan
bergelombang
untuk
BAB III
PEMBAHASAN
Enamel gigi membentuk lapisan luar dari anatomi mahkota
gigi. Enamel berfungsi sebagai pelindung dentin gigi. Enamel
yang matang adalah jaringan terkalsifikasi yang paling keras
dalam tubuh manusia, tetapi tidak mempunyai pembuluh darah
dan sistem saraf. Nilai kekerasan enamel biasanya sekitar 250360 HV atau 270-350 KHN. Enamel merupakan struktur yang
poreus dan bersifat semi-permeabel sehingga memungkinkan ion
dan beberapa jenis cairan, bakteri, dan produk bakteri dalam
rongga mulut berdifusi ke dalam enamel. Enamel tidak dapat
memperbaharui dirinya apabila menjadi nonvital, tetapi dapat
mengalami
perubahan
mineralisasi
apabila
mengalami
terdiri
atas
92-93%
materi
anorganik
yang
kisi-kisi kristal yang hilang dapat diganti dengan ion lain seperti
magnesium, natrium, fluoride, klorida, dan karbonat yang
mempunyai ukuran partikel yang hampir sama dengan ukuran
ion yang hilang.
Sebagian besar yang tersusun dalam enamel adalah kalsium
yang rata-rata mempunyai komposisi sebesar sekitar 35,8% dan
fosfor sebesar 17,4%. Mayoritas fosfor dalam tubuh terdapat
dalam bentuk ion fosfat (PO4). Setelah selesainya kalsifikasi,
kalsium dan fosfor tidak dapat ditarik dari apatit gigi seperti yang
terjadi pada tulang. Fungsi utama dari kalsium adalah untuk
memberian rigiditas dan kekuatan kepada tulang dan gigi. Fosfor
mempunyai beberapa fungsi, tetapi dua fungsi utamanya adalah
sebagai mineral pembentukan tulang dan gigi serta produksi dan
transfer dari high energy phosphates. Sebagai tambahan fosfor
mempunyai peran dalam absorbsi transportasi zat gizi sebagai
alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyebrangi membran
sel atau di dalam aliran darah yang disebut dengan proses
fosforilasi (Carvallho, 2001.p. 48). Komponen metabolit esensial,
dan mengatur keseimbangan asam-basa.
Komponen yang termasuk materi organik pula adalah rod sheath dan proteinprotein enamel. Enamel mengandung dua jenis protein yaitu amelogenin dan
enamelin. Amelogenin adalah protein yang terlibat dalam amelogenesis,
pengembangan enamel . Amelogenin adalah jenis matriks ekstraselular (ECM)
protein, bersama
pada
struktur
hidroksiapatit
akan
memengaruhi
ini
juga
dapat
dijumpai
di
antara
kristal-kristal
ameloblas dan membraneini cepat hilang kecuali pada tempattempat yang terlindung. Garis-garis Retziuz merupakan garis
pergantian kalsifikasi oleh ritme siang danritme malam serta
menggambarkan bagian-bagian yang kalsifikasinya kurang
Perikimata adalah bentukan pada permukaan garis-garis
Retzius yang banyak dijumpai pada gigi muda berjalan tegak
lurus pada panjangnya elemen. Pada enamel juga dijumpai
tonjolan serabut Tomes, dibentuk didalam dentin mantel saluran
akar dan juga akibat dari kalsifikasi yang kurang baik, serta
terdapat bentuk bintu batas antara email dan gigi.
cross sectional
KESIMPULAN
Enamel/email gigi adalah jaringan yang paling termineralisasi
dibentuk oleh sel-sel ameloblast dan merupakan struktur kristalin
yang terdiri dari komponen anorganik, komponen organik, dan air
yang diukur dari beratnya. Secara mikroskopis, sebagian besar
struktur email tersusun oleh kristalit anorganik yaitu kristal
hidroksiapatit [(Ca10(PO4)6(OH)2] berbentuk heksagonal, karena
terdiri dari komponen tersebut yang memberikan kekerasan pada
gigi. Struktur utama enamel adalah prisma enamel, interprisma
tersebut
membantu
dalam
proses
pembentukan
enamel gigi.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21936/3/C
hapter%20II.pdf
diakses pada tanggal 23 Februari 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19600/4/C
hapter%20II
diakses pada tanggal 24 Februari 2016
LEARNING OBJECTIVE 3
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PEMBENTUKAN ENAMEL
(151610101033)
(151610101035)
(151610101037)
keluhan pada giginya. Waktu erupsi gigi tiap anak berbeda-beda, dipengaruhi oleh
nutrisi dan ras. Faktor nutrisi yang mempengaruhi antara lain kandungan gizi,
pola makan, dan jenis makanan. Kebiasaan makan dan jenis makanan pada setiap
ras juga berbeda-beda. Proses erupsi gigi di dalam mulut sangat kompleks.
Masing-masing gigi pada tiap individu memiliki waktu erupsi yang berbeda-beda.
Penyimpangan waktu erupsi dapat terjadi karena adanya variasi dari waktu erupsi
normal gigi. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas, menyebutkan
bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan
erupsi gigi lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari tingkal
sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anakanak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik. Variasi kecepatan erupsi
juga dimungkinkan pada perbedaan jenis kelamin. Umumnya anak perempuan
memiliki waktu kalsifikasi lebih cepat dari pada laki-laki dan waktu erupsi gigi
anak laki-laki lebih lambat dari pada anak perempuan. Berdasarkan latar belakang
di atas, kami tertarik untuk mengulas lebih jauh tentang proses pertumbuhan gigigeligi sulung dan permanen dan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan gigi serta kelainan-kelainan yang
mungkin muncul selama proses ini. Enamel adalah struktur yang melapisi bagian
luar gigi atau sebagai pelindung gigi. Enamel terletak diluar dentin dan
merupakan struktur gigi yang paling keras karena mengandung bahan anorganik
lebih banyak daripada dentin yaitu kristal hidroksiapatit. Enamel mulai terbentuk
pada saat intrauterine. Pada saat pembentukan enamel merupakan satu rangkaian
pembentukan gigi yang disebut odontogenesis. Enamel dibentuk setelah dentin
selesai mengalami pertumbuhan. Adanya induksi dari matrix dentinlah yang
menyebabkan sel-sel inner enamel epithelium berdiferensiasi menjadi sel
ameloblas. Sel-sel ameloblas merupakan sel pembentuk enamel.
Jika membicarakan tentang proses pembentukan enamel tentu ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor ini menentukan bagaimana
enamel seseorang nanti terbentuk apakah normal atau bisa juga menyebabkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor faktor yang mempengaruhi proses pembentukan enamel:
1. Genetik
Karakteristik
gigi
diturunkan
secara
genetis
sehingga
dapat
menjadi
cirri
khas
suatu
populasi.
bentuk.
Kondisi
lingkungan
yang
berbeda
mampu
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam proses pembentukan enamel tidak selalu berjalan lancar, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan enamel yaitu
factor genetik, lingkungan dan hormonal yang dapat menimbulkan kelainan
ataupun gangguan pada enamel.
Faktor genetik sangat besar dalam mempengaruhi proses pembentukan
jaringan gigi. Genetik dari orang tua misalnya dengan menurunkan kromosom
kepada anak sehingga kromosom dari ayah atau ibu memberikan efek kromosom
yang sama kepada anak. Dari penurunan kromosom itu dapat mempengaruhi
proses pembentukan protein kemudian protein akan diterjemahkan dan
membentuk sel sel seperti odontoblas, ameloblas, dan sel sel lain yang
membentuk jaringan gigi. Jadi jika orang tua memiliki kelainan maka besar
kemungkinan anaknya akan memiliki kelainan yang sama. Atau jika bukan
kelainan mialnya morfologi rahang atas yang maju akan memberikan pengaruh
kepada keturunannya yaitu memiliki cirri yang sama. Jadi factor genetic ini sangat
berpengaruh terhadap proses pembentukan jaringan gigi termasuk enamel.
Selain faktor genetic juga terdapat factor lingkungan seperti stress,
ketinggian tempat tinggal (kondisi geografis), pola makan (status gizi), dan radiasi
mampu memberikan dampak terhadap pembentukan morfologi gigi. Ketinggian
suatu tempat tinggal pasti akan mempengaruhi tinggat stress sehingga dapat
berakibat pada pola makan. Misalnya orang dipedesaan dengan tempat tinggal
yang kebanyakan di daerah gunung akan lebih susah mencari makan sehingga
dapat berdampak stress dan akhirnya mempengaruhi pola makan, begitu
sebaliknya bagi orang perkotaan. Pola makan dapat berpengaruh pada morfologi
rahang, gigi serta wajah dan berakibat maloklusi pada penduduk yang memiliki
tempat tinggal berbeda. Adanya perbedaan pola makan dan jenis makanan akan
mengakibatkan gambaran pada permukaan gigi serta lebar mesiodistal gigi.
Ukuran mesiodistal gigi pada kelompok berpola makan keras baik pria maupun
wanita lebih kecil dibanding kelompok dengan makanan lunak. Oleh karena itu,
pada kelompok dengan makanan keras permukaan gigi mengalami atrisi berat,
dan gigi molar mengalami atrisi lebih banyak daripada gigi incisivus.
Sedangkan pada factor hormonal, perbedaan jenis kelamin dapat dilihat
dari volume kompleks pulpa, dentin dan enamel. Hormone seksual juga
mempengaruhi fungsi odontoblas dikemudian hari. Reseptor antigen estrogen juga
telah diidentifikasi pada lapisan odontoblas pre-dentin dan pembuluh darah pulpa.
KESIMPULAN
Dalam pembentukan enamel ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu faktor genetik, lingkungan dan hormonal.
Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi bagaimana nantinya enamel seseorang
ataupun gigi seseorang terbentuk. Faktor genetik hubungan antar keluarga yang
dekat seperti orang tua dan anak, saudara kandung, saudara sepupu menunjukkan
hubungan yang signifikan pada ukuran dimensi mahkota gigi yang meliputi
enamel, dentin dan rongga pulpa. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi karena
kondisi lingkungan yang berbeda mampu menghasilkan morfologi gigi yang
berbeda karena sifat alami manusia yang berdaptasi dengan lingkungannya.
Sedangkan dari faktor hormonal yaitu Hormone seksual mempengaruhi pada
proses pertumbuhan jaringan gigi anak laki laki memiliki ketebelan dentin yang
lebih besar dibanding anak perempuan yang didasar pada pengaruh dari
kromosom Y terhadap pertumbuhan gigi.
DAFTAR PUSTAKA
http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/765/gdlhub-gdl-s3-2015-kristianis-38211-9.bab-2-a.pdf
Diakses pada tanggal 22 Februari 2016
Bhaskar, S.N. 1980. Oral Histology and Embryology. London : The C.V.
Mosby Co
LEARNING OBJECTIVE 4
GANGGUAN YANG TERJADI
PADA PROSES PEMBENTUKAN ENAMEL
1. Retno Dewi A
2. Anindya Wahyu
3. Yosefin Maihanani
(151610101031)
(151610101032)
(151610101038)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur gigi secara mikroskopis terdiri dari jaringan keras (hard tissue)
dan jaringan lunak (soft tissue). Jaringan keras adalah jaringan yang mengandung
kapur yang terdiri dari enamel, dentin dan sementum, sedangkan jaringan lunak
yaitu jaringan yang terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen apikal.
Enamel atau email adalah
lapisan
bisa
dilihat. Lapisan
ini
mengandung 5% air dan 95% zat inorganik hidroksi apalit (senyawa kalsium
fospat) dan zat organik (protein dan mukopolisakarida). Enamel merupakan
bagian paling terkuat dalam tubuh manusia. Bagian ini bahkan lebih kuat
daripada tulang. Email terdiri dari batang heksagonal disebut prisma enamel yang
terletak sejajar satu sama lain. Fungsi dari jaringan ini adalah untuk melindungi
gigi dari kerusakan, karena strukturnya yang amat keras, sehingga gigi dapat
memotong makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Seiring dengan fungsinya,
apabila terjadi gangguan dalam proses pembentukannya atau dari faktor lain maka
fungsi dari enamel tidak akan berjalan dengan baik. Tujuan kami menyusun
laporan tutorial pada sub bab gangguan pada enamel ini adalah untuk
mengidentifikasi gangguan apa saja yang dapat timbul pada jaringan enamel serta
proses terjadinya gangguan tersebut. Sehingga diharapkan dengan kami menyusun
laporan sub bab ini pembaca dapat lebih mengantisipasi agar kelainan enamel
tidak terjadi dan lebih menjaga kesehatan gigi.
1.2 Rumusan masalah
Hipoplasia Enamel
Adalah gangguan pada enamel yang ditandai dengan tidak lengkap atau
tidak sempurnanya pembentukan enamel. Kelainan ini dapat terjadi pada gigi
sulung maupun gigi tetap. Gambaran klinisnya, terdapat groove, pit dan fisur yang
kecil pada permukaan enamel. Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya
guratan-guratan pit yang dalam, tersusun secara horizontal pada permukaan gigi.
Fluorosis
Secara klinis terlihat semua gigi tetap warnanya berubah dari putih ke
kuningan coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel berubah
menjadi enamel berlubang-lubang. Fluor yang terdapat pada air mineral
menyebabkan keadaan mi jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor 11 juta
yang ditambahkan di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi.
High fever
Pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai akibat
demam pada masa kanak-kanak dan penyakit campak.
Focal byp oinaturation
Terdapat bintik-bintik putih setempat pada gigi pada bagian tengah
mahkota gigi pada permukaan facial, lingual/ palatal (sedangkan dekalsifikasi/
permulaan karies berbentuk sekitar 1/3 cervikal mahkota gigi atau permukaan
oklusal gigi posterior) sebagai akibat trauma atau gangguan lain pada saat enamel
matriks masak.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat proses pembentukan enamel pada intrauterine, kondisi tubuh
sang ibu harus benar-benar dijaga. Hal ini dapat mempengaruhi proses
pembentukan email pada sang calon bayi. Pembentukan email yang mengalami
kegagalan dapat menyebabkan kelainan pada email. Kelainan-kelainan tersebut
dapat
Gangguan-gangguan
pada
pembentukan
diantaranya
amelogenesis
2. Tipe hipomatur
Tipe ini mempunyai email yang normal banyaknya, tetapi emailnya lunak
dan kurang mineral karenanya sonde gigi bila ditekan akan melubangi
permukaan email. Pada tipe ini, mahkota-mahkota gigi berkontak di
interproksimal tetapi tampak berkapur, kasar, beralur dan ada perubahan
warna serta email mudah patah.
3. Tipe kalsifikasi
Pada tipe ini, gigi mempunyai email yang lunak tetapi jauh lebih cepat
hilang dan mengakibatkan terbukanya dentin segera setelah erupsi. Warna
gigi biasanya mempunyai warna madu dengan corak permukaan kasar,
gigi-gigi tidak erupsi multiple dan gigitan terbuka interior
4. Tipe hipoplasia-hipomaturasi dengan tipe taurodontisme
Pada tipe ini memperlihatkan gigi-gigi yang kekuning-kuningan dengan
bercak-bercak
opak,
berlubang-lubang
di
servikal,
atrisi
dan
taurodontisme.
Kelainan yang menyertai amelogenesis adalah karies, kegoyangan gigi, deep bite
serta kehilangan dimensi vertikal.
Hipoplasia Enamel
Hipoplasia enamel merupakan gangguan pada masa pembentukan matriks
organik yang menyebabkan gangguan struktur pada enamel sehingga secara klinis
terlihat pada suatu bagian dari gigi tidak terbentuk enamel dan kadang-kadang
sama sekali tidak terbentuk enamel, serta diikuti dengan perubahan warna pada
gigi. Gambaran patologis hipoplasia enamel adalah adanya perubahan pada
ketebalan enamel, prisma enamel, lamela enamel, garis retzius, enamel tuft,
enamel spindle serta daerah interglobularis pada dentin yang bertambah
dibandingkan dengan keadaan normal.Hipoplasia dapat disebabkan karena faktor
lokal atau faktor sistemik.
Fokal Hipomaturasi
Bintik-bintik putih setempat pada sepertiga tengah mahkota gigi
dipermukaan fasial dan lingual atau palatal (sementara dekalsifikasi/permulaan
karies terbentuk sekitar sepertiga servikal mahkota gigi atau permukaan oklusal
gigi posterior) sebagai akibat dari trauma atau gangguan lain pada saat matriks
email matang.
KESIMPULAN
enamel.
Kegagalan pada tiap proses akan menghasilkan gangguan email yang tidak
sama.
Gangguan pembentukan email misalnya amelogenesis imperfecta,
DAFTAR PUSTAKA
Conen and Buens ,R.C., 1995, Pathways of The Pulp, Mosby Co., Toronto.
Dixon ,A.D., 1993, Anatomi untuk Kedokteran Gigi (terj), 5th ed, Church
ii Livingstone, London.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8154
diakses pada tanggal 22 Februari 2016