Anda di halaman 1dari 8

Lo 1.

Definisi dan macam-macam restorasi plastis


Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas, dan
setelah beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat
mengeras. Restorasi plastis terdiri dari bahan logam dan non-logam. Bahan logam
yang biasa digunakan adalah amalgam, sedangkan untuk bahan non logam adalah
Resin Komposit dan Glass ionomer cement.

1. Amalgam
Restorasi amalgam merupakan paduan logam (aloy) dengan komposisi terdiri
atas merkuri (air raksa atau Hg), Perak (Ag) 35%, Timah Putih (Sn) 14%, seng 0-
1% dan Tembaga (Cu) 0,3%, serta beberapa elemen tambahan yang akan
meningkatkan sifat fisik dan mekanik bahan. Hal yang unik dari restorasi
amalgam adalah pada awal pencampuran metal dengan merkuri mempunyai
konsistensi seperti pasta, yang akan mengeras dalam mulut setelah melalui
rangkaian reaksi kimia yang menjadi massa paduan logam yang stabil.
Sifat logam Ag dalam amalgam membentuk senyawa logam dan merkuri,
meningkat pemuaian, meningkatkan waktu pengerasan, menambah kekuatan dan
meningkatkan resistensi terhadap karat. Aloi dengan jumlah perak yang tinggi
membuat amalgam amat keras, tapi cepat berubah warna menjadi hitam.
Tembaga (Cu) bersifat menambah kekuatan dan kekerasan, meningkatkan
pemuaian saat pengerasan tetapi menurunkan kelenturan. Aloi dengan jumlah Cu
lebih banyak bersifat mengurangi disklorasi, proses karat sangat sedikit,
menambah keras amalgam, dan secara klinis menjadikan tambalan lebih baik.
Timah putih (Sn) bersifat menurunkan pemuaian saat pengerasan dan
membentuk anti-merkuri, mengurangi sifat ekspansi amalgam. Seng mempunyai
sifat mengurangi oksidasi dalam campuran aloi dan mempercepat reaksi,
pembersih dan mengurangi oksidasi. Merkuri berfungsi mengubah bentuk cair
menjadi padat dan komponen intermetal dalam keadaan stabil.
Komposisi dan Fungsi Masing-Masing Komponen:
1) Perak (Ag) 67-74%
a. Elemen utama dalam reaksi
b. Menaikkan setting expansion
c. Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam
d. Memperputih alloy
e. Menaikkan strength
f. Menurunkan creep

2) Timah (Sn) 25-28%


1) Mengontrol reaksi antara silver&mercury
2) Mengurangi strength & hardness
3) Mengurangi resistance terhadap tarnish & korosi

3) Tembaga (Cu) 0-6%


a. Menaikkan hardness & strength
b. Menaikkan setting expansion

4) Seng (Zn) 0-2%


a. Dalam jumlah kecil, tidak memengaruhi setting reaction & sifat
amalgam
b. Zinc menyebabkan tertundanya ekspansi jika campuran amalgam
terkontaminasi oleh uap lembab selama manipulasi
c. Mencegah masuknya O2 ketika terjadi fusi logam paduan

5) Air raksa (Hg) 0-3%


Kadang-kadang ditambahkan untuk menciptakan kondisi pre-
amalgamisasi pada logam paduan.

Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat
digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.

2. Resin Komposit
Resin komposit ialah tumpatan pada generasi ke 60-an, dan secara umum
dikenal sebagai bahan tumpatan kosmetik dentis.5Komposit merupakan salah satu
bahan tumpatan yang dapat memenuhi permintaan pasien mengenai estetika,
karena dapat disesuaikan dengan warna gigi.
Bahan resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya
ditambahkan partikel anorganik sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya
ditingkatkan, dan agar dapat berikatan dengan baik. Bahan tumpatan resin
komposit ini paling sering digunakan dan memiliki biokompabilitas yang tinggi.
Bahan resin komposit ini biasa digunakan untuk menumpat gigi anterior,
memperbaiki gigi yang patah, melapisi permukaan gigi yang rusak, atau menutup
warna gigi yang berubah karena obat-obatan antibiotik tertentu
misalnya tetrasiklin.
Kandungan utama resin komposit terdiri atas matriks resin dan bahan pengisi.
Dimasukannya partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara nyata
meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan
dengan matriks.
Resin komposit juga memiliki sifat antara lain sifat fisik, sifat mekanis dan
sifat khemis. Sifat fisik resin komposit diantaranya dari warna resin komposit
resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive
pada penodaan. Sifat fisik tensile strength resin komposit ini lebih rendah dari
amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi
pada pembuatan insisal.
Dari aspek klinis seting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya
waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan
dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada
bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama
pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan
instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang
penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus
menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka
waktu tertentu.
1. Adhesi
Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu : Adhesi
terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan
adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin
komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua
cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi
melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut
sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan
lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud
menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding
agent).

2. Kekuatan dan keausan


Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap
fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut
insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin
matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas. Resin
komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara umum, resin
komposit digunakan untuk:
1. Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
2. Fondasi atau core buildups
3. Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif).
4. Prosedur estetis tambahan Partial veneers Full veneers modifikasi kontur gigi
penutupan/perapatan diastema.
5. Semen (untuk restorasi tidak langsung)
6. Restorasi sementara.
7. Periodontal splinting.

3. Glass Ionomer Cement (GIC)


Glass Ionomer Cement (GIC) pertama kali dikenal dalam profesi kedokteran
gigi sekitar 30 tahun yang lalu. Glass Ionomer Cement adalah bahan tambal
sewarna gigi yang komponen utamanya terdiri dari likuid yang merupakan
gabungan air dengan polyacid (Asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan
bubuk berupa fluoroaluminosilicate glass. Material kedokteran gigi yang salah
satunya bisa digunakan untuk bahan restoratif.
Bahan ini bersifat antikariogenik oleh karena mampu melepaskan flourida,
mempunyai thermal compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai
biocompatibility yang baik.

Indikasi Glass Ionomer Cement :


1. Lesi erosi servikal Kemampuan glass ionomer cement untuk melekatkan secara
kimiawi dengan dentin, menyebabkan glass ionomer cement saat ini menjadi
pilihan utama dalam merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki
kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi.
2. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent) Karena semen glass ionomer ini
memiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email.
Aktivitas kariostatik, flow yang lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan
kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent semen ini diindikasikan
untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva
yang memerlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai
mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.
3. Glass Ionomer Cement dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah
tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD.
Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin melalui etsa
asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan dentin bonding
agents yang dapat member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya
dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding
sering kali gagal. Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa
dari irirtasi, glass ionomer cement digunakan sebagaibahan sub bonding.
4. Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawah restorasi amalgam
mempunyai kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass
ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidens
karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen
cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam.
5. Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung
mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor
maka semen glass ionomer dapat mengurangi white spot yang umumnya nampak
disekeliling orthondontic brackets.
6. Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan
perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.
7. Glass ionomer cement yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat
digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami
kerusakan mahota yang parah.
8. Restorasi gigi susu. Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat
berguna dalam mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi
permanen.
9. Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam
hal ini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkat.

Lo 5
bahan

Komposit
Komposit adalah suatu campuran dari dua material atau lebih, masing-
masing materialnya memberikan kontribusi pada sifat resin komposit. Ada 3
komponen utama pada resin komposit, yaitu:
a) Matriks resin organik
b) Bahan pengisi anorganik (filler)
c) Bahan pengikat (coupling agent)
Macam-macam resin komposit:
A. Komposit Fowable:
 Komposit dengan viskositas rendah.
 Perlu aktivasi sinar.
 Terutama untuk lesi servikal, restorasi untuk gigi decidiu, restorasi
kecil dan bebas dari tekanan pengunnyahan.
 Dimethacrylate resin & bahan pengisi anorganik dengan ukuran
0,4-3 µm. Volume bahan pengisi: 42-53%.
 Mempunyai modulus elastisitas rendah.
 Pengkerutan polimerisasi tinggi karena bahan pengisi sedikit.
 Aplikasinya langsung dari sryinge karena mempunyai viskositas
rendah.

B. Komposit Packable
 Diindikasikan: kabitas kelas I, II & VI (Mesial Oklusal Distal).
 Perlu aktivasi sinar.
 Dimethacrylate resin & bahan pengisi (volume 66-70%).

Glass Ionomer Cement


Glas ionomer cement memiliki beberapa tipe, yani:
a. Tipe 1: Luting
b. Tipe 2: Restorasi
c. Tipe 3: Lining/base
d. Tipe 4: Fissure sealent
e. Tipe 5: Orthodontic cement
f. Tipe 6: Core build up
g. Tipe 7: Flouride release
h. Tipe 8: ART
i. Tipe 9: Decidiu restorastion

DAFTAR PUSTAKA
1. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard Edisi 6, Alih bahasa : Narlan
Sumawinata. Jakarta 2002
2. Anang, Mariati, Mintjelungan : Penggunaan Bahan Tumpatan Jurnal e-GiGi (eG),
Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015
3. Sari : Kebocoran Mikro Akibat Efek Suhu Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No2.
September 2016 : 108-112
4. Anusavice, Kenneth J. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10.
2003. Jakarta: EGC.
5. Melissa Justisia Aviandani, Elly Munadziroh dan Yogiartono Perbedaan
kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca Jurnal PDGIn61 (3) Hal. 81-87
©2012
6. Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Alih bahasa, Narlan Sumawinata; editor,
Narlan Sumawinata dan LIlian Yuwono. Ed.2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai