Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Analisis Kualitatif Gigi

Dosen Pembimbing:

drg. Etny Dyah Harniati, MDSc

Disusun oleh:

Viona Sekar Melati (J2A020005)

TAHUN AJARAN 2020/2021

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


LEMBAR PENGESAHAN
BLOK BASIC DENTAL SCIENCE 2
Analisis Kualitatif Gigi

Palembang, 4 Juni 2021

Pembimbing Mahasiswa

drg. Etny Dyah Harniati, MDSc Viona sekar melati

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, kepadanya saya bersyukur atas segala
rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Biokimia Analisis Kualitatif
Gigi ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas
praktikum blok Basic Dental Science 2.

Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga Laporan Praktikum ini dapat terselesaikan. Adapun pihak-
pihak tersebut antara lain:

1. drg. Etny Dyah Harniati,MDSc selaku trainer blok basic dental science 2.

Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dikatakan sempurna.
Untuk itu, saya menerima kritik dan saran yang membangung dari pembaca sekalian, agar
kedepannya Laporan Praktikum ini dapat disempurnakan. Semoga laporan praktikum ini
bermanfaat untuk kita semua.

Palembang, 4 Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Manfaat laporan ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan laporan .......................................................................................... 2

BAB II. DASAR TEORI


2.1 Dasar Teori ............................................................................................... 3

BAB III. METODE PRATIKUM


3.1 Alat dan bahan ....................................................................................... 5
3.2 Skema Kerja .......................................................................................... 6

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ....................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14
5.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada manusia dewasa, normalnya terdapat 32 gigi permanen, yang tersusun dalam dua
lengkung simetris bilateral di tulang maksila dan mandibular. Setiap kuadran memiliki 8 gigi: 2
insisivus, 1 kaninus, 2 premolar, dan 3 molar tetap. Dua puluh dari gigi-gigi permanen ini berasal
dari gigi primer (gigi susu) yang akan terlepas; sisanya adalah gigi molar tetap yang tidak
memiliki prekursor desi-dua. Setiap gigi memiliki mahkota yang menonjol di atas gingival, suatu
bagian leher yang menyempit di gusi, dan satu atau lebih akar di bawah gingiva yang menahan
gigi pada kantong tulang yang disebut alveoli gigi.(Mescher, 2018)
Pada penampang melintang dapat diamati bahwa gigi terdiri dari email,dentin dan rongga
pulpa. Email gigi merupakan suatu jaringan keras yang mengalami proses mineralisasi yang
sangat tinggi sehingga disebut sebagai jaringan terkeras dari seluruh jaringan dalam tubuh
manusia. Email tersusun dari ion kalsium (Ca2+), ion fosfat (PO4 3- ), dan ion hidroksida (OH- )
yang tersusun kedalam kalsium hidroksiapatit. (Roberson,2013) Didalam gigi terdapat beberapa
macam senyawa mineral atau komponen anorganik sebagai penyusun gigi. Senyawa mineral
padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang mempunyai bentuk teratur ( sistem kristal )
dan terbentuk secara alami. Gigi tersusun atas kalsium, fosfor, dan berbagai mineral lain.(M Ana
Hidayati and Edy, 2005)
Pembeda antar kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan karbon-
hidrogen, sehingga asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak
pertama, organik. Nama ”organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya
bahwa senyawa organik hanya bisa di buat atau disintesis dalam tubuh organisme melalui visi
vitalis-life-force. Kebanyakan senyawaan kimia murni di buat secara artifisial.
Gigi berfungsi memotong, menggiling, dan mencampur makanan yang dimakan. Untuk
dapat melaksanakan fungsi ini maka rahang harus mempunyai otot-otot yang kuat sehingga
mempunyai tenaga oklusi antara gigi bagian depan sebesar 50 sampai 100 pon dan gigi geraham
sebesar 150 sampai 200 pon. Selain itu, gigi bagian atas dan bawah mempunyai tonjolan dan
faset yang saling berinterdigitasi sehingga gigi geligi bagian atas sesuai dengan gigi geligi bagian

1
bawah. Kesesuaian ini disebut oklusi, dan memungkinkan untuk menangkap dan menggiling
partikel makanan yang sekecil apa pun di antara permukaan gigi.(Hall, 2011)
1.2 Manfaat Laporan
a. Mengetahui komponen anorganik penyusun gigi
b. Mengetahui berbagai senyawa kimia dalam gigi
c. Dapat mengetahui karakteristik kelarutan ( solubilitas ) gigi dalam beberapa larutan
asam
d. Mengetahui adanya endapan pada senyawa yang mengandung mineral
e. Dapat mengetahui macam-macam senyawa mineral atau komponen anorganik
penyusun gigi berdasarkan analisis kualitatif
1.3 Tujuan Laporan
a. Mempelajari karakteristik kelarutan (solubilitas) gigi dalam beberapa larutan asam,
b. Mempelajari berbagai macam senyawa mineral atau komponen anorganik penyusun
gigi berdasarkan analisis kualitatif.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Dasar Teori

Gigi terdiri dari email, dentin, dan pulpa. Gigi terdiri dari materi keras yang ada
persamaannya dengan tulang yang tersusun atas substansi dasar yang mengapur dengan banyak
serat kolagen, mineral-mineral seperti (Ca), magnesium (Mg), Sulfat (SO4-), Fosfat (PO43-), dan
Klorida (Cl-). Mineral-mineral ini tersusun sangat kuat sehingga tidak mudah larut dalam air
namun lebih mudah larut dalam asam (Leeson, dkk, 1989).

Gigi dapat dibagi berdasarkan pertumbuhan dan bentuk. Berdasarkan pertumbuhan,


dikenal dengan gigi susu/decidui dan gigi tetap/ permanent. Berdasarkan bentuk maka gigi
terbagi menjadi gigi seri (insisive), taring (caninus), geraham kecil (premolar), geraham besar
(molar). Setiap bentuk gigi mempunyai fungsi masing-masing yaitu insisivus berguna untuk
memotong makanan, caninus untuk merobek/ mengoyak makanan, premolar dan molar untuk
menghaluskan makanan. (Nurzaman 2012)

Email terdiri atas 26% - 28% bahan organik. Sebagian besar bahannya merupakan
kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit (90%), dan sisanya berupa mineral-mineral lain.
Mineral email terdiri dari kristal dan struktur khas hidroksiapatit dan unsure tekecilnya adalah
Ca10(PO4)6(OH)2. Bahan kimia lain yang terdapat dala email adalah F, Cl, Zn, Pb, dan Fe
(Leeson, dkk, 1989).

Dalam susunan kimia, dentin lebih keras daripada semen karena banyak mengandung
bahan-bahan kimia organik. Kalsium merupakan mineral dalam tubuh yang membangun tulang
dan gigi serta menjaganya agar tetap kuat. 99% kalsium dalam tubuh disimpan di dalam tulang
dan gigi. Garam-garam kalsium dalam dentin menyebabkan dentin ini tahan terhadap daya
kompresi.(Hall, 2011)

Pulpa gigi berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi rongga pulpa serta saluran akar
gigi. Pulpa terdiri atas sel dan zat antar sel yang mengandung serat-serat kolagen halus dan
3
substansi dasar yang mengandung glikosaminoglikan. Bentuk utama selnya seperti bintang dan
menyerupai mesenkim tetapi tidak mempunai potensi seperti mesenkim (Lesson 1996)

Dari uraian diatas, telah kita ketahui bahwa gigi terdiri dari senyawa-senyawa organik,
maka dengan melalui pengujian secara kimiawi dapat diketahui unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya. Dengan mengetahui sifat-sifat kimia masing-masing unsur, maka dapat diketahui
unsur-unsur atau senyawa penyusun gigi. (Murray, 2001:232)

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan

a) Alat-alat

 Tabung reaksi/test tube + rak,


 Pipet tetes/pasteur,
 Pipet ukur/mohr,
 Gelas ukur,
 Corong gelas,
 Beaker glass,
 Pengaduk gelas,
 Spatula,
 Neraca analitis,
 Hot plate,
 Botol semprot, dan
 Lemari asam.

b) Bahan/reagent
Bahan/reagent yang digunakan meliputi sampel gigi manusia, asam nitrat HNO3 10%
dan pekat, ammonium hidroksida NH4OH pekat, perak nitrat AgNO3 2%, asam klorida HCl
10%, barium klorida BaCl2 10%, asam asetat CH3COOH 10%, ammonium oksalat
(NH4)2C2O4 atau asam oksalat H2C2O4 1%, urea CH4N2O 1 dan 10%, ammonium molibdat
(NH4)6MO7O24, kalium ferrosianida K4Fe(CN)6, ammonium klorida NH4Cl kristal dan
larutan, ammonium karbonat (NH4)2CO3, di-natrium hydrogen fosfat NaHPO4, ammonium
tiosianat NH4SCN, kalium ferrisianida K3Fe(CN)6, aquades, kertas saring, kertas lakmus, dan
tissue

5
3.2 Skema Kerja

1. Preparasi Sampel Gigi


 Direndam dalam 10 ml HNO3 pekat selama 24
jam
 Dipanaskan (lemari asam) hingga larutan bersisa
sekitar 20%
 Ditambahkan 50 ml HNO3 10%
 Disaring dan dipanaskan kembali hingga bersisa
sekitar 50%
 Ditambah aquades hingga bervolume 50 ml
 Larutan disaring kembali, endapan (I) ditampung
sementara, filtrat (I) digunakan sebagai bahan
analisis.

2. Pengujian atau Analisis Kualitatif

1. Pemisahan Senyawa yang Mengandung Fosfat


Dengan Bukan Fosfat
 Dikondisikan basa dengan NH4OH pekat dan
diperiksa dengan kertas lakmus.
 Disaring hingga menghasilkan filtrat (II) dan
endapan (II)

1.1 Pengujian atau Analisis Filtrat-Uji Klorida


 Diasamkan dengan HNO3 10% dalam tabung
reaksi dan diperiksa dengan kertas lakmus
 Ditambahkan 1 ml AgNO3 2% dan diaduk hingga
terbentuk endapan

6
1.2 Pengujian atau Analisis Filtrat-Uji Sulfat

 Diasamkan dengan HCl 10% dalam tabung reaksi


dan diperiksa dengan kertas lakmus
 Ditambahkan BaCl2 10% dan digojok sampai
terbentuk endapan

2. Pengujian Endapan

 Dielusi dengan 10 ml CH3COOH 10% untuk


mendapatkan filtrat (III)
 Ditampung dalam beaker glass dan digunakan
untuk pengujian kalsium, fosfat, magnesium, dan
besi

2.1 Pengujian atau Analisis Endapan-Uji Kalsium

 Ditambahkan 1 ml (NH4)2C2O4 1% atau H2C2O4


1% dalam tabung reaksi
 Diaduk hingga timbul endapan

2.2 Pengujian atau Analisis Endapan-Uji Fosfat

 Ditambahkan 1 ml CH4N2O 10% dan 3 ml


(NH4)6Mo7O24
 Diaduk dan ditambahkan 1 ml K4Fe(CN)6 -
Dibiarkan hingga terjadi perubahan warna

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Preparasi Sampel Gigi
a. Gigi berubah menjadi cairan berwarna kuning
b. Kemudian Setelah dipanaskan menghasilkan filtrat berwarna kuning dan endapan
berwarna putih yang jumlahnya cukup banyak

2. Pemisahan Senyawa yang Mengandung Fosfat dengan Bukan Fosfat


 Terbentuk banyak endapan berwarna putih dan ini menunjukkan bahwa gigi mengandung
sampel
a. Pengujian atau analisis filtrat – uji klorida
terbentuk endapan, namun hanya sedikit
b. Pengujian atau analisis filtrat – uji sulfat
- Filtrat (II) + HCl 10% = menghasilkan sedikit endapan
- Filtrat (II) + HCl 10%  BaCl2 10% = terbentuk endapan

3. Pengujian Endapan
 Endapan (II) + 10 ml CH3COOH 10%  filtrate (III)
a. Pengujian atau analisis endapan – uji kalsium
- Filtrat (III) + 1 ml (NH4)2C2O4 1%  terbentuk banyak endapan
b. Pengujian atau analisis endapan – uji fosfat
Filtrat (III) + 1 ml CH4N2O 10% + 3 ml (NH4)6Mo7O24  terbentuk warna putih
keruh. Setelah ditambahkan 1 ml K4Fe(CN)6  terbentuk biru pada seluruh larutan
c. Pengujian atau analisis endapan – uji magnesium
- Sisa filtrate (III) + kristal NH4Cl + (NH4)2CO3  endapan (IV) + filtrat (IV)
- Endapan (IV) + filtrat (IV) + kristal Na2HPO4 + NH4Cl = endapan magnesium karbonat
(MgCo3)
d. Pengujian atau analisis endapan – uji besi

8
- Endapan (IV) + 0,5 ml HCl 10% + CH3COOH  endapan (V) + filtrat (V)
- Filtrat (V) 1 ml + 1 ml NH4SCN  warna merah
- Filtrat (V) 1 ml + K3Fe(CN)6 1 ml = warna hijau kebiruan

4.2 Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah 5 (lima) gigi manusia yang direndam
dalam 10 ml HNO3 pekat selama 24 jam hingga larut. Lalu dipanaskan dan ditambahkan 50 ml
HNO3 10%. Yang di tambah aquades hingga bervolume 50 ml. Lalu di saring kembali sehingga
menghasilkan endapan (I) yang ditampung sementara,filtrate ( I) digunakan untuk bahan analisis.
Larutan ini yang kemudian digunakan sampel pada beberapa pengujian.
1. Pemisahan senyawa yang mengandung fosfat dengan bukan fosfat
Pada pemisahan senyawa yang mengandung fosfat/fosfor dengan bukan fosfat tahap awal
yaitu melarutkan unsure-unsurnya dengan didestruksi atau diabukan kemudian
melarutkannya dengan asam nitrat (HNO3) pekat sebanyak 10 tetes lalu diperiksa dengan
kertas lakmus hingga terlihat biru(basa). Selanjutnya disaring hingga menghasilkan filtrate
(II) dan endapan (I).
1.1 Pengujian atau analisis filtrat – uji klorida
Klorida adalah anion utama di CES. Potensial keseimbangannya adalah -70 mV, parsis sa
ma dengan potensial membran istirahat. Perpindahan Cl- yang bermuatan negatif
sendirian mengikuti gradien konsentrasinya akan menghasilkan gradien listrik yang
berlawanan, dengan bagian dalam lebih negatif dibanding bagian luar. Saat para ahli
fisiologi pertama kali meneliti efek ion yang berkontribusi atas potensial membran,
mereka penasaran dan berpikir bahwa perpindahan Cl- dan pembentukan potensial
keseimbangan Cl+ boleh jadi merupakan satu-satunya mekanisme yang bertanggung
jawab menghasilkan potensial membran istirahat yang identik. Kenyataannya, yang
terjadi adalah sebaliknya. Potensial membran bertanggung jawab mendorong distribusi
Cl- di kedua sisi membran(Sherwood, 2013)
Dalam pengujian klorida yang pertama filtrat (II) diasamkan dengan nitrid acid
HNO3(₂N) dalam tabung reaksi dan periksa dengan kertas lakmus sampai berwarna
merah, kemudian ditambahkan perak nitrat AgNO3 dan diaduk hingga terbentuk
endapan. Pengujian ini juga dilakukan menggunakan kontrol positif yang hasilya terdapat

9
endapan dan kontrol negatif yang hasilnya tidak terjadi perubahan. Jadi pada sampel gigi
tersebut mengandung klorida karena sampel gigi dan kontrol positif memiliki hasil yang
sama yaitu terdapat endapan.

1.2 Pengujian atau analisis filrat – uji sulfat


Dalam pengujian ini yang pertama dari 2 ml filtrate (II) sebanyak 8 tetes di asamkan
dengan HCL 10% dalam tabung reaksi dan diperiksa menggunakan kertas lakmus.
Kemudian ditambahkan dengan BaCl2 10% dan digojok smapai terbentuknya endapan.
Pada sample gigi : keruh ( terdapat endapan )
Pada control - : bening
Pada control + : keruh ( terdapat endapan )
Sehingga kesimpulannya terbentuk endapan putih atau penambahan kekeruhan pada
larutan.
Dari percobaan larutan gigi tidak langsung ditambahkan Barium Klorida tetapi terlebih
dahulu ditambah HCI, sehingga terbentuk reaksi :
SO4 2 2
4
+ 2CI

Fungsi HCI adalah sebagai katalisator. Setelah terbentuk H2SO4 baru kemudian
ditambahkan Barium klorida pada larutan tersebut sehingga terbentuk reaksi :
H2SO4 + BaCI2 4 + 2HCI

Terbentuk endapan putih karena adanya ion sulfat dari BaSO 4 atau keruh karena
sulfat dalam gigi dalam
4 bentuk SO 2 berikatan dengan Ba membentuk
4. BaSO
Barium klorida dan HCI ditambahkan pada larutan yang mengandung ion sulfat
karena barium sulfat tidak terlarut dalam HCI. Hal tersebut karena ion sulfat
merupakan anion dari asam kuat.

2. Pengujian endapan
Endapan II yang masih berada di kertas saring dielusi dengan 10 ml CH3COOH 10% untuk
mendapatkan filtrate (III).
2.1 Pengujian atau analisis endapan – uji kalsium
Kalsium adalah unsur kimia dengan symbol dan Ca nomor atom 20 ini memiliki massa
atom 40,078. Kalsium adalah logam alkali tanah yang lunak berwarna abu, dan
10
merupakan unsur yang paling berlimpah kelima massa di kerak bumi. Kalsium dengan
kerapatan 1,55 g/cm3 , adalah paling ringan dari logam alkali tanah yaitu magnesium
(gravitasi spesifik 1,74) dan berilium (1,84) yang lebih padat, meskipunn lebih ringan
dalam masa atom dari strontium, logam-logam alkali menjadi lebih padat dengan masa
atom meningkat. Kalsium juga ion terlarut kelima paling melimpah di air laut baik oleh
molaritas dan massa, setelah natrium klorida, magnesium, dan sulfat. Kalsium sangat
penting untuk organisme hidup terutama dalam fisiologi sel, pergerakan ion kalsium Ca2
+ ke dalam dan keluar dari fungsi sitoplasma sebagai sinyal untuk banyak proses seluler.
(Abrams SA 2003)
Pada pengujian atau analisis endapan yang pertama dilakukan adalah filtrat (III)
ditambahkan dengan ammonium hidroksida NH4OH kemudian diaduk samapi timbul
endapan. Adanya endapan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sampel gigi tersebut
terdapat kandungan kalsium.
2.2 Pengujian atau analisis endapan – uji fosfat
Fosfor (fosfat) adalah anion utama cairan intraselular. Fosfat mempunyai kemampuan
berkombinasi bolak-balik dengan sejumlah besar sistem koenzim dan juga dengan
sejumlah besar senyawa lain yang penting pada proses metabolisme ion yang paling
berperan dalam komposisi gigi, kira-kira 85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan
gigi. Zat anorganik yang utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-
92% dari volumenya yang tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat.(Hall,
2011)
Dari analisis endapan untuk mengetahui kandungan fosfat ini didapatkan bahwa
larutan yang awalnya hijau berubah warna menjadi hijau lebih pekat setelah dilakukan
penambahan 1 ml K4Fe(CN)6. Perubahan warna yang menjadi semakin pekat ini
merupakan suatu indikator yang menunjukkan bahwa dalam ekstrak gigi yang diuji
didapatkan kandungan fosfat didalamnya. Namun,pada analisa yang didapat larutan
sampel gigi berubah warna menjadi biru pekat setelah dilakukan penambahan 1 ml
K4Fe(CN)6.

Reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

berwarna kuning jeruk)

11
Ammonium molibdat 5% memiliki sifat basa sehingga cocok untuk mengendapkan
fosfat, selain itu ammonium molibdat merupakan indikator karena berwarna kuning.
Fungsi pemanasan :
 Mempercepat reaksi (katalisator)
 Sumber energy untuk mengendapkan
Persamaan reaksi untuk tes fosfat.:

Penambahan HNO3 tidak dilakukan pada praktikum karena larutan gigi dibuat
dengan HNO3. HNO3 digunakan karena garam amonium fosfomolibdat
mengendap dalam HNO3.

2.3 pengujian atau analisa endapan-uji magnesium


Magnesium adalah sekitar 250-300 mg/hari, tetapi hanya sekitar separuh dari asupan ini
yang diabsorbsi oleh traktus gastrointestinalis. Untuk mempertahan kan imbangan
magnesium, ginjal harus mengekskresikan magnesium yang diabsorbsi ini yaitu sekitar
separuh dari asupan magnesium harian atau 125 sampai 150 mg/hari. Normalnya ginjal
mengekskresikan sekitar 10-15 persen magnesium dalam filtrat glomerulus. Magnesium
adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol mg dan nomor atom 12
serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelepan yang
membentuk 2% berat kulit bumi.(Hall, 2011)
Dari analisis endapan yang dilakukan adalah filtrat (III) ditambahkan di-natrium
hydrogen fosfat NaH₂PO4 kemudian panaskan dengan menggunkan spirtus, setelah itu
ditambahkan ammonium klorida NH4Cl kemudian disaring ditambahkan lagi dengan
NaH₂PO4 dan NH4Cl menghasilkan endapan. Adanya endapan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam sampel gigi tersebut terdapat kandungan magnesium.

12
2.4 Pengujian dan analisis endapan-uji besi
Besi (Fe) adalah logam-logam yang berwarna putih keperakan, liat dan dapat di
bentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII B, dengan
berat atom 55,85 g.mol-1 , nomor atom 26, berat jenis 7.86 g.cm-3 dan umumnya
mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari
bijih besi, jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi
campuran lain harus dipisahkan melalui kimia. Besi merupakan elemen kimiawi yang
dapat ditemukan hampir di setiap tempat di bumi pada semua lapisan-lapisan, namun
besi juga merupakan salah satu logam berat yang berbahaya apabila kadarnya melebihi
ambang batas besi. (Lesson 1996)
Dari pengujian atau analisis endapan yang dilakukan adalah sisa filtrat (III) ditambahkan
ammonium tiosianat NH4SCN dan ditambahkan kalium ferrisianida K3Fe(CN)6
sehingga menghasilkan larutan berwarna kuning. Pada pengujian kontrol positif
menghasilkan larutan berwarna biru dan kontrol negatif larutan berwarna kuning. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sampel gigi tersebut tidak mengandung besi.

13
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Gigi terdiri dari email, dentin, dan pulpa. Terdiri dari matriks keras yang ada
persamaannya dengan tulang yang tersusun atas substansi dasar yang mengapur dengan
banyak serat kolagen, mineral-mineral seperti (Ca), magnesium (Mg), Sulfat (SO4-),
Fosfat (PO43-), besi (Fe)dan Klorida (Cl-)
2. Elemen gigi yang digunakan sebagai sampel pada percobaan kali ini mengandung
klorida, sulfat, kalsium, fosfat, magnnesium dan tidak mengandung besi.
3. Kandungan mineral penyusun gigi lebih mudah larut dalam asam dibandingkan dalam air
4. Secara kimiawi, pengujian atau analisis unsur oganik dalam gigiberdasarkan pada sifat-
sifat dari masing-masing unsur yang terdapat dalam reaksi dan warna hasil reaksinya.

5.2 Saran

Dalam pembuatan laporan ini saya yakin masih terdapat banyak kekurangan. Saya akan
memperbaiki dengan berpedoman pada banyak sumber. Kritik maupun saran sangat diperlukan
guna untuk membangun pembuatan laporan selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hall, J. E. (2011) GUYTON AND HALL. 12 ed. Diedit oleh Groliow Rebecca. filadelfia:
SAUNDERS ELSEVIER.

M Ana Hidayati and Edy (2005) “Penetapan Kadar Senyawa Abbrasive (Kalsium) pada pasta
gigi,” Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang, hal. 43–47.

Mescher, A. L. (2018) Jonqueira’s Basic Histology. 13 ed, McGraw-Hill Education. 13 ed. New
york,London,maxico,lisbon,soul: Mc Graw Hill Education.

Sherwood, L. (2013) Introduction To Human Physiology, International Edition. 8 ed. Diedit oleh
S. Alexander. ASIA: Yolanda Cossio.

Abrams SA, Atkinson SA. "Calsium, Magnesium, Phosporous, and Vitamin D Fortifcation of
Comlementary Foods." Journal of Nutrition 13(9) (2003): 994-9.

Lesson, Paparo. Buku Ajar Histology FKU dari textbook of Histology. Jakarta: EGC, 1996.

Nurzaman, N.,Fatimah,D,D.S,Damiri. "Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis


Penyakit Gigi dan Mulut pada Manusia." Jurnal Algoritma 9(1) (2012): 104-111.

15

Anda mungkin juga menyukai