Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring bertambahnya usia, semakin besar pula kerentanan seseorang untuk


kehilangan gigi. Gigi mempunyai banyak peran pada seseorang, kehilangan gigi pada
seseorang akan mengakibatkan perubahan anatomis, fungsional dan fisiologis, bahkan
tidak jarang menyebabkan trauma psikologis. Keadaan seperti ini berdampak pula
pada meningkatnya kebutuhan gigi tiruan. Gigi tiruan berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan dalam berbicara, mengunyah, dan estetik. Gigi tiruan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan
lepasdapat dibagi menjadi gigi tiruan lepas lengkap (Full Denture) dan gigi tiruan
lepas sebagian (Partial Denture) (Pongibidan, 2013).

Berdasarkan bahan basis yang digunakan, gigi tiruan lepas dibagi menjadi dua
yaitu gigi tiruan lepas resin akrilik dan gigi tiruan lepas kerangka logam. Bahan basis
gigi tiruan resin akrilik jenis heat cured, mempunyai kelebihan estetik yang baik,
karena basis dapat didesain sesuai warna normal gingiva, lebih ringan, dan nyaman
digunakan. Namun, bahan tersebut juga mempunyai kekurangan yaitu menyerap
cairan dan mempunyai sifat porus yang merupakan tempat untuk pengendapan
sisasisa makanan. Gigi tiruan kerangka logam lebih baik dibandingkan gigi tiruan
akrilik, karena dapat dibuat lebih tipis, lebih rigid, sehingga dapat dibuat design yang
tepat namun gigi tiruan kerangka logam mempunyai beberapa kekurangan seperti,
estetik kurang baik karena logam terlihat, dan proses pembuatan yang rumit serta
biaya yang mahal (Wagner, 2012). Gigi tiruan lepas konvensional memiliki
kekurangan estetik karena retensi yang digunakan pada gigi tiruan lepas
menggunakan klamer, sehingga dapat terlihat dan mengurangi estetik (Ozkan, 2012).
Unilateral overdenture adalah gigi tiruan sebagian lepas yang dibuat hanya terdapat
pada satu sisi rahang saja (Sravanthi et al.,2014).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dibidang


kedokteran gigi saat ini, ditemukan teknik-teknik baru dalam bidang kedokteran gigi,
mulai dari berbagai macam desain dan bahan yang digunakan. Banyaknya berbagai
kasus yang ada, telah dikembangkan beberapa jenis gigi tiruan. Setiap kasus
mempunyai tahap penyelesaian laboratoris yang berbeda. Salah satunya adalah sistem
gabungan antara gigi tiruan tetap dan gigi tiruan lepas dengan attachment. Attachment
merupakan alat mekanis yang menyokong retensi, stabilisasi, fiksasi dan dukungan
protesa gigi (Zaharia et al., 2014).Dilihat dari segi estetik, attachment memiliki estetik
yang baik karena tidak ada lengan cengkram yang terlihat, namun tetap lebih retentif
dibandingkan dengan gigi tiruan kerangka logam. Pemakaian attachment memiliki
kekurangan diantaranya biaya yang relatif mahal serta pembuatannya yang lebih rumit
dibandingkan dengan gigi tiruan konvensional (John, 2007). Saat ini ada banyak
macam desain attachment dan setiap desain memiliki prosedur laboratoris yang
berbeda-beda. Salah satunya adalah retensi kombinasi horizontal dan vertical
Page 1 of 6
attachment untuk Unilateral attachment. Karena memiliki design yang unik,
memberikan stabilitas yang baik, tidak diperlukan milling, retensi yang tinggi,
memiliki estetik, kemampuan fungsional yang baik (Sravanthi, 2014).

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi modeler malam!
2. Jelaskan tipe malam yang digunakan pada prosedur waxing!
3. Jelaskan prosedur waxing!
4. Jelaskan syarat-syarat wax yang digunakan pada gigi tiruan kerangka logam

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi modeler malam
2. Untuk mengetahui tipe malam yang digunakan pada prosedur waxing
3. Untuk mengetahui prosedur waxing
4. Untuk mengetahui syarat-syarat wax yang digunakan pada gigi tiruan kerangka
logam

BAB II

Page 2 of 6
PEMBAHASAN

A. Apa itu modeler malam

Waxing adalah proses menempelkan atau melekatkan pola malam/wax pattern


pada refratory cast sesuai desain yang telah ditentukan sebelumya
Waxing adalah proses menempelkan atau melekatkan pola malam/wax pattern
pada refratory cast sesuai desain yang telah ditentukan sebelumya. Untuk
memudahkan pola malam melekat pada model, maka cairanya ecetone yang dicampur
dengan potongan pola malam/plastic bisa digunakan dengan bantuan kuas kecil dan
penekanan dengan ujung pengahapus dari pensil.
 Prosedur waxing
rahang atas
1. Pasang lembaran malam plastik pada model mengikuti garis konektor
utama
2. Jangan biarkan malam menutupi garis. Rapikan malam dengan pisau
malam.
3. Sebelum malam dipasang kembali, malam biru dilelehkan kedalam
batas desain baik anterior maupun posterior perbatasan konektor
utama. Malam ini harus tipis tidak lebih dari 1 mm ketebalanya.
4. Lelehkan malam dengan menggunakan pisau malam dengan cara
menyilang. Lapisan malam yang cair mengisi palatal untuk
memperkuat retensi
5. Sepanjang pinggiran malam dihaluskan dengan pisau malam yang
dipanaskan.
6. Malam lembaran dipasang pada daerah strurt luar dengan ukuran 12-
14 gauge.

Page 3 of 6
7. Rapikan atau haluskan malam dengan pisau malam.
8. Gunakan 16-18 gauge malam untuk lintasan sturt
9. Pasang malam mengikuti garis pada daerah edentolous
10. Pilih bentuk cengkolan malam plastik yang tepat dari malam sediaan.
Panaskan malam pada api bunsen
11. Pasang cangkolan mengikuti garis, setelah itu rapikan dan haluskan
malam dengan pisau malam yang dipanaskan.
12. Potong kelebihan panjang didaerah konektor minor dengan
pemanasan ujung pisau malam dan sangat hati-hati dalam memotong
malam plastik.
13. Bar gesper harus ditebalkan dimana sturt lintas melekat pada sturt
lintas melekat pada sturt lua.
14. Ini akan membantu dalam memberikan ruang untuk aliran logam ke
bar gesper selama prosedur pengecoran.
15. Malam pada oklusal dengan ketebalan 1 sambai 1,5 mm permukaanya
harus sedikit cekung.
16. Batas konektor utama dibuat sehalus mungkin dengan mengunakan
malam 12 gauge.
17. Buat batas pada ridge edentulous dengan bantuan malam yang
melintang.

Rahang bawah
1. Harus dipelajari betul-betul gambar kerangka kita peroleh dari model
kerja yang dipindah ke model refractory dengan menggunakan pensil
malam.
2. Pemindahan gambar untuk lingual bar, tepi atas bar hendaknya
berjarak 3 mm dari tepi gingicak/servikal gigi. Sebaliknya bar ini
tidak boleh terlalu kebawah, sebab akan dapat mengganggu
pergerakan frenulum lingualis waktu lidah diangkat.

Page 4 of 6
3. Tempat cengkram dan rest ditentukan berdasarkan tembat yang telah
ditentukan dan batas-batas block out
4. Pemasangan cengkram dan rest sama caranya model RA, selesaikan
seluruh kerangka malam ini. Kemudian kita sambung seluruh bagain
pola malam sehingga merupakan sambungan yang halus dan kontinu.

Tahap selanjutnya proses wax up coping gigi penyangga, dengan milling pada
bagian lingual beserta female attachment.Namun, tidak semua model harus dimilling
tergantung permintaan dokter gigi. Pilih female yang sesuai dengan anatomi dan
ridge. Mengurangi aspek labial dari lengan penghubung untuk menghasilkan estetika
yang optimal Posisi female kontak pasif dengan jaringan gingival untuk mencegah
tertekannya papilla dan pemberian ruang embrasure. Female dilekatkan pada coping
malam dengan ketebalan konektor tergantung dari jenis logam yang dipakai, namun
permukaan bukal tidak boleh terlalu menonjol. Pada gigi tiruan lepasan, posisi female
di gigi pertama harus diposisikan tepat pada bagian tengah. Pada gingiva, posisi
female dalam kontak ringan dengan jaringan.
B. Prosedur waxing
Di laboratorium dilakukan wax up untuk pembuatan metal frame dengan
pemasangan male attachment. Pertama tutup lereng-lengan dan female dengan lapisan
tipis dari malam. Kemudian model master di duplikasi. Prosesing wax up frame pada
model duplikat dengan mengelilingi female menggunakan malam dan aspek oklusal
female dibiarkan terlihat (Gambar12).

Page 5 of 6
Kemudian dilakukan penuangan logam, finishing dan polishing frame (Gambar 13).

frame dicobakan ke pasien untuk ketepatan dan keakuratan .Pembuatan metal frame
dan attachment yang sudah dicobakan di pasien dan telah sesuai (Gambar15),dikembalikan
ke laboratorium untuk pemasangan anasirgigi dengan waxing up dilakukan pada model, lalu
.dipasang coba kembali ke pasien

Prosedur :

Tahap selanjutnya cetakan diisi untuk membuat model. Di laboratorium dilakukan wax up
untuk pem 55545 buatan metal frame dengan pemasangan male attachment.Pertama-tama
menutup lereng lengan dan female denganlapisan tipis dari malam. Setelah itu model master
diduplikasi. Prosesing wax up frame pada model duplikat dengan mengelilingi female
menggunakan malam dan aspek oklusal female dibiarkan terlihat. Kemudian dilakukan
penuangan logam, finishing dan polishing frame. Pembuatan metal frame dengan male,
digabungkan dengan mahkota PMF. Selanjutnya metal frame dicobakan ke pasien untuk
ketepatan dan keakuratan. Pembuatan metal frame dan attachment yang sudah dicobakan di
pasien dan sudah sesuai, di kembalikan ke laboratorium untuk pemasangan anasir gigi
dengan waxing up dilakukan pada model, lalu dipasang coba kembali ke pasien. Setelah
pencobaan, kemudian denture dikirim ke laboratorium untuk dilakukan prosesing akrilik dan
gigi tiruan selesai (Zahr, 2014).

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai