PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan bahan basis yang digunakan, gigi tiruan lepas dibagi menjadi dua
yaitu gigi tiruan lepas resin akrilik dan gigi tiruan lepas kerangka logam. Bahan basis
gigi tiruan resin akrilik jenis heat cured, mempunyai kelebihan estetik yang baik,
karena basis dapat didesain sesuai warna normal gingiva, lebih ringan, dan nyaman
digunakan. Namun, bahan tersebut juga mempunyai kekurangan yaitu menyerap
cairan dan mempunyai sifat porus yang merupakan tempat untuk pengendapan
sisasisa makanan. Gigi tiruan kerangka logam lebih baik dibandingkan gigi tiruan
akrilik, karena dapat dibuat lebih tipis, lebih rigid, sehingga dapat dibuat design yang
tepat namun gigi tiruan kerangka logam mempunyai beberapa kekurangan seperti,
estetik kurang baik karena logam terlihat, dan proses pembuatan yang rumit serta
biaya yang mahal (Wagner, 2012). Gigi tiruan lepas konvensional memiliki
kekurangan estetik karena retensi yang digunakan pada gigi tiruan lepas
menggunakan klamer, sehingga dapat terlihat dan mengurangi estetik (Ozkan, 2012).
Unilateral overdenture adalah gigi tiruan sebagian lepas yang dibuat hanya terdapat
pada satu sisi rahang saja (Sravanthi et al.,2014).
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi modeler malam!
2. Jelaskan tipe malam yang digunakan pada prosedur waxing!
3. Jelaskan prosedur waxing!
4. Jelaskan syarat-syarat wax yang digunakan pada gigi tiruan kerangka logam
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi modeler malam
2. Untuk mengetahui tipe malam yang digunakan pada prosedur waxing
3. Untuk mengetahui prosedur waxing
4. Untuk mengetahui syarat-syarat wax yang digunakan pada gigi tiruan kerangka
logam
BAB II
Page 2 of 6
PEMBAHASAN
Page 3 of 6
7. Rapikan atau haluskan malam dengan pisau malam.
8. Gunakan 16-18 gauge malam untuk lintasan sturt
9. Pasang malam mengikuti garis pada daerah edentolous
10. Pilih bentuk cengkolan malam plastik yang tepat dari malam sediaan.
Panaskan malam pada api bunsen
11. Pasang cangkolan mengikuti garis, setelah itu rapikan dan haluskan
malam dengan pisau malam yang dipanaskan.
12. Potong kelebihan panjang didaerah konektor minor dengan
pemanasan ujung pisau malam dan sangat hati-hati dalam memotong
malam plastik.
13. Bar gesper harus ditebalkan dimana sturt lintas melekat pada sturt
lintas melekat pada sturt lua.
14. Ini akan membantu dalam memberikan ruang untuk aliran logam ke
bar gesper selama prosedur pengecoran.
15. Malam pada oklusal dengan ketebalan 1 sambai 1,5 mm permukaanya
harus sedikit cekung.
16. Batas konektor utama dibuat sehalus mungkin dengan mengunakan
malam 12 gauge.
17. Buat batas pada ridge edentulous dengan bantuan malam yang
melintang.
Rahang bawah
1. Harus dipelajari betul-betul gambar kerangka kita peroleh dari model
kerja yang dipindah ke model refractory dengan menggunakan pensil
malam.
2. Pemindahan gambar untuk lingual bar, tepi atas bar hendaknya
berjarak 3 mm dari tepi gingicak/servikal gigi. Sebaliknya bar ini
tidak boleh terlalu kebawah, sebab akan dapat mengganggu
pergerakan frenulum lingualis waktu lidah diangkat.
Page 4 of 6
3. Tempat cengkram dan rest ditentukan berdasarkan tembat yang telah
ditentukan dan batas-batas block out
4. Pemasangan cengkram dan rest sama caranya model RA, selesaikan
seluruh kerangka malam ini. Kemudian kita sambung seluruh bagain
pola malam sehingga merupakan sambungan yang halus dan kontinu.
Tahap selanjutnya proses wax up coping gigi penyangga, dengan milling pada
bagian lingual beserta female attachment.Namun, tidak semua model harus dimilling
tergantung permintaan dokter gigi. Pilih female yang sesuai dengan anatomi dan
ridge. Mengurangi aspek labial dari lengan penghubung untuk menghasilkan estetika
yang optimal Posisi female kontak pasif dengan jaringan gingival untuk mencegah
tertekannya papilla dan pemberian ruang embrasure. Female dilekatkan pada coping
malam dengan ketebalan konektor tergantung dari jenis logam yang dipakai, namun
permukaan bukal tidak boleh terlalu menonjol. Pada gigi tiruan lepasan, posisi female
di gigi pertama harus diposisikan tepat pada bagian tengah. Pada gingiva, posisi
female dalam kontak ringan dengan jaringan.
B. Prosedur waxing
Di laboratorium dilakukan wax up untuk pembuatan metal frame dengan
pemasangan male attachment. Pertama tutup lereng-lengan dan female dengan lapisan
tipis dari malam. Kemudian model master di duplikasi. Prosesing wax up frame pada
model duplikat dengan mengelilingi female menggunakan malam dan aspek oklusal
female dibiarkan terlihat (Gambar12).
Page 5 of 6
Kemudian dilakukan penuangan logam, finishing dan polishing frame (Gambar 13).
frame dicobakan ke pasien untuk ketepatan dan keakuratan .Pembuatan metal frame
dan attachment yang sudah dicobakan di pasien dan telah sesuai (Gambar15),dikembalikan
ke laboratorium untuk pemasangan anasirgigi dengan waxing up dilakukan pada model, lalu
.dipasang coba kembali ke pasien
Prosedur :
Tahap selanjutnya cetakan diisi untuk membuat model. Di laboratorium dilakukan wax up
untuk pem 55545 buatan metal frame dengan pemasangan male attachment.Pertama-tama
menutup lereng lengan dan female denganlapisan tipis dari malam. Setelah itu model master
diduplikasi. Prosesing wax up frame pada model duplikat dengan mengelilingi female
menggunakan malam dan aspek oklusal female dibiarkan terlihat. Kemudian dilakukan
penuangan logam, finishing dan polishing frame. Pembuatan metal frame dengan male,
digabungkan dengan mahkota PMF. Selanjutnya metal frame dicobakan ke pasien untuk
ketepatan dan keakuratan. Pembuatan metal frame dan attachment yang sudah dicobakan di
pasien dan sudah sesuai, di kembalikan ke laboratorium untuk pemasangan anasir gigi
dengan waxing up dilakukan pada model, lalu dipasang coba kembali ke pasien. Setelah
pencobaan, kemudian denture dikirim ke laboratorium untuk dilakukan prosesing akrilik dan
gigi tiruan selesai (Zahr, 2014).
Page 6 of 6