Anda di halaman 1dari 3

Model Malam

Model malam adalah awal dari restorasi cor yang sudah selesai, yang akan ditepatkan pada gigi
yang sudah dipreparasi. Karena model malam akan diduplikat dengan persis melalui teknik
penanaman dan pengecoran, restorasi akhir yang sudah jadi tidak akan lebih baik dari pada odel
malamnya.

Ada dua teknik untuk membuat model malam:

1. Teknik langsung, ala langsung diukir di gigi yang sudah dipreparasi di dalam mulut.
2. Teknik tidak langsung, malam diukir ke model stone yang dibuat dari cetakan gigi preparasi
yang akurat.

Pemilihan alam yang digunakan dalam pembuatan model malam merupakan hal yang penting.
Malam tipe l dibuat untuk model malam intraoral. Malam tipe ll dibuat untuk pembuatan model
malam ekstraoral, dan mempunyai titik leleh yang sedikit lebih rendah. Karena itu, jika dilakukan
pembuatan model malam tidak langsung, malam yang digunakan harus memenuhi persyaratan
American Dental Association (ADA) No. 4, yaitu malam tipe ll. Malam harus mempunyai warna
seperti biru hijau, merah yang kontras dan mudah dibedakan dari die stone serta tepinya.

Pembuatan Model Malam

Peralatan:

Instrumen waxing P.K Thomas (PKT) (No. 1-5) (Osung)


Burniser beavertail
Spatula malam No. 7
Sikat
Pensil warna
Pisau laboratorium dengan mata pisau no. 25
Penjepit kapas
Tungku bunsen
Malam inlay
Bubuk seng stearat
Pelumas die

Teknik pembuatan coping

Tahan pertama dalam pembuatan model malam adalah membuat coping yang tipis atau
selubung pada die. Coping biasanya dibuat dari malam, tetapi dapat juga dibuat dari lembaran resin
yang dipanaskan. Bahan polistiren vakum dan polipropilen yang dibuat dengan di pres juga
digunakan untuk membuat pola mahkota logam-keramik. Jika coping dibuat pada die yang terpisah,
coping selanjutnya akan dipindahkan ke model kerja yang sudah diartikulasikan, yang berfungsi
sebagai dasar untuk pembentukan kontur aksial dan morfologi oklusal.

Untuk mncegah agar malam tidak menempel ke stone die, die harus diulasi seluruhnya dengan
pelumas, yang memungkinkan die menjadi basah selama beberapa menit. Jika permukaan die
tampak kering setelah periode waktu itu, pelumas dapat diulang. Kelebihan pelumas dihilangkan
dengan menggunakan semprotan udara biasa.

Malam dialirkan di atas permukaan preparasi pada die dengan spatula malam No. 7 yang
dipanaskan. Malam pada tepi die sering terlihat saling menumpuk dan dilapis ulang. Mencelupkan
die ke dalam wadah metal yang berisikan malam cair merupakan metode lain yang berisikan malam
cair merupakan metode lain yang dapat digunakan untuk membuat coping awal yang tipis dan
merata dari malam pada die.

Untuk memastikan bahwa restorasi yang sudah jadi mempunyai kontak proksimal yang adekuat
dengan gigi-gigi didekatnya, model malam harus mempunyai ukuran mesiodistal yang sedikit
berlebihan. Keadaan ini akan memberi sedikit ketebalan di daerah kontak untuk memungkinkan
dilakukannya pengecoran, penyelesaian dan pemolesan tanpa kehilangan kontak pada hasil
restorasi.

Jika digunakan die yang terpisah, model kerja harus diberi pelumas dan coping malam dilakukan
di model tersebut. Diprlukan pengurangan malam sebersar 1,0 mm ari tepi marginal model untuk
memastikan bahwa malam akan terletak baik pada model kerja. Juga harus dilakukan pengurangan
stone dari daerah model yang menggambarkan gusi di dekat garis akhiran gigi yang diprparasi.

Kontur Aksial

Kontak proksimal dan kontur fasial serta lingual model malam harus dibuat saat ini. Kontak
proksimal gigi-gigi posterior terletak pada sepertiga oklusal mahkota, kecuali untuk kontar antar
molar pertama dan kedua atas, yang terletak pada sepertiga tengah. Perlu diperhatikan bahwa
sepertiga oklusal dan sepertiga tengah adalah bukan dari permukaan proksimal melainkan dari
mahkota anatomis. Kontak tidak hanya berupa satu titik di oklusalgingiva, tetapi tidak boleh terlalu
lebar ke servikal sehinggah menyentuh daerah embrasur gingiva. Permukaa aksial mahkota di
servikal ke kontak proksimal harus datar atau sedikit cekung. Sama halnya di atas, tidak boleh
menyentuh ke papila interdental. Kontur yang datar merupakan bentuk optimal karena sangat
mudah dilewati benang gigi.

Kontak proksimal akan terletak sedikit ke permukaan fasial dari pertengahan gigi-gigi posterior,
kecuali untuk kontak antara gigi molar pertama dan kedua atas, yang umumnya tepat pada
pertengahan fasiolingual. Akibatnya embrasur lingual sedikit lebih besar daripada embrasur fasial.
Kontak yang terlalu sempit memungkinkan makanan berserat terselip di antara gigi-gigi, dan kontak
yang terlalu lebar di fasiolingual akan membuat makanan tidak cukup terdorong dari jaringan gusi.

Tinggi kontur pada permukaan fasial gigi-gigi posterior umumnya pada sepertiga servikal. Tinggi
kontur ini terletak pada sepertiga tengah permukaan lingual gigi premolar dan molar. Kontur fasial
gigi-gigi posterior atas maupun bawah meluas kira-kira 0,5 mm dari outline akar pada daerah
sementoemail.

Emergence profile

Bagian dari kontur aksial meluas dari basis sulkus gingiva melewati tepe bebas gingiva disebut
sebagai emergence profile oleh stein dan kuwata. Emergence profile meluas ke tinggi kontur,
menghasilkan profil lurus pada sepertiga gingiva permukaan aksial. Pembentukan profil yang lurus
yang lurus harus menjadi tujuan perawatan dalam merestorasi sebuah gigi karena kemungkinan
akses untuk tindakan pembersihan mulut. Selain itu, profil yang lurus mudah dievaluasi dengan
sonde periodontal. Parkinson melaporkan bahwa mahkota logam-keramik yang mempunyai lebar
fasiolingual rata-rata 0,71 mm lebih besar dar pada gigi kontralateral yang tidak direstorasi yang
berfungsi sebagai kontrol. Mahkota emas umumnya 0,36 mm lebih lebar. Sebagai akibatnya dokter
gigi maupun teknikar gigi sering membua kecembungan di tempat yang seharusnya tidak boleh ada
dan meletakkan kecembungan ini lebih ke apikal pada daerah servikal.

Kelihatannya tidak ada alasan untuk membenarkankecembungan protektif ini. Tonjolan fasial
yang kecil, yang ada pada gigi-gigi sulung manusia dan gigi-gigi spesies lain terletak di subgingiva,
tanpa menimbulkan trauma pada gingiva akibat kurangnya perlindungan. Insisif lateral yang
berbentuk pahat juga kuranh mempunyai tonjolan servikal.

Morfologi Oklusal

Pengukiran malam pada permukaan okluasal ditunda sampai permukaan aksial seleai
seluruhnya. Oleh karena okluasal untuk restorasi ini dibuat pada model malam, diskusi tentang
model malam baru dianggap sempurna jika menyebut teori okluasal dan efek artikulasi pada
permukaan oklusal model malam.

Selama penutupan sentrik pada gigi-geligi normal, tonjol palatal gigi-geligi posterior maksila dan
tonjol fasial gigi-geligi posterior mandibula akan berkontak dengan fosa oklusal atau lingir tepi gigi-
geligi antagonis. Tonjol menggiling makanan seperti mortar selama pengunyahan dan disebut tonjol
fungsional. Sebaiknya, tonjol fasial molar maksila dan tonjol lingual molar mandibula tidak berkontak
dengan gigi-gigi antagonisnya. Tonjol-tonjol ini berfungi seperti tepi alu, untuk mencegah maknan
mengalir keluar dan melindungi mukosa bukal serta lidah dengan menjauhkannya dari tonjol
fungsional.

Susunan tonjol-linggir tepi

Hubgunga tonjol-linggir tepiadalah tipe pola okslusal dengan tonjol fungsional berkontak
dengan permukaan oklusal yang berlawanan pada linggir tepi pasangan gigi-gigi antagonis atau pada
fosa. Oleh karena itu, hubungan oklusi tonjol-linggir teoi ini, pola oklusal orang dewasa menunjukan
yang digunakan secara luas pada praktik sehari-hari.

Teknik waxing yang digunakan untuk oklusi tonjol-lingir tepi pada awalnya dibuat oleh E.V
Payne dan merupakan teknik wax-added yang pertama kali untuk waxing fungsional. Teknik yang
sama, yang dimodifikasi dengan menggunakan malam berkode warna, menjadi metode yang
digunakan secara umum dalam mengajarkan waxing fungsional.

Anda mungkin juga menyukai