0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas proses mastikasi, penelanan, dan gag reflex. Proses mastikasi melibatkan gerakan rahang dan mandibula untuk mengunyah makanan menjadi bolus. Faktor seperti kontrol neuromuskuler, karakteristik makanan, dan integritas gigi mempengaruhi mastikasi. Penelanan terdiri dari tahap oral, faring, dan esofagus untuk memindahkan bolus ke perut. Gag reflex terjadi ketika terjadi iritasi di palatum lunak at
Dokumen tersebut membahas proses mastikasi, penelanan, dan gag reflex. Proses mastikasi melibatkan gerakan rahang dan mandibula untuk mengunyah makanan menjadi bolus. Faktor seperti kontrol neuromuskuler, karakteristik makanan, dan integritas gigi mempengaruhi mastikasi. Penelanan terdiri dari tahap oral, faring, dan esofagus untuk memindahkan bolus ke perut. Gag reflex terjadi ketika terjadi iritasi di palatum lunak at
Dokumen tersebut membahas proses mastikasi, penelanan, dan gag reflex. Proses mastikasi melibatkan gerakan rahang dan mandibula untuk mengunyah makanan menjadi bolus. Faktor seperti kontrol neuromuskuler, karakteristik makanan, dan integritas gigi mempengaruhi mastikasi. Penelanan terdiri dari tahap oral, faring, dan esofagus untuk memindahkan bolus ke perut. Gag reflex terjadi ketika terjadi iritasi di palatum lunak at
1. Jelaskan mekanisme proses pengunyahan! Pada saat siklus mastikasi, terjadi pergerakan rahang. Baik kepala kondilus dan mandibula, keduanya sama-sama bergerak selama siklus pengunyahan. Gerakan mandibula dan kondilus yang terkait dengan mastikasi adalah hasil koordinasi dari kontraksi otot. Ketika pergerakan mandibula selama proses pengunyahan, pada fase pembukaan, mandibula turun ke bawah dari posisi intercuspal ke titik di mana insisal tepi gigi berjarak sekitar 16-18 mm. Mandibula kemudian bergerak ke 5-6 mm ke samping dari garis tengah saat gerakan penutupan dimulai. Pertama, fase penutupan menjebak makanan di antara gigi yang disebut tahap penghancuran. Mandibula terus menutup yang kemudian akan memulai fase penggilingan dan menghasilkan bolus. 2. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengunyahan! Faktor yang memengaruhi mastikasi antara lain: a. Kontrol neuromuskuler dari proses pengunyahan memainkan suatu peran penting dalam pemecahan makanan b. Karakteristik makanan, misalnya persentase air dan lemak serta tingkat kekerasan dapat mempengaruhi proses pengunyahan c. Tingkat kekerasan makanan mempengaruhi kekuatan pengunyahan, aktivitas otot rahang, dan gerakan mandibula d. Integritas permukaan oklusi gigi dan otot pengunyahan e. Kontrol saliva (volume dan laju aliran saliva) berperan dalam proses pengecapan dan pelarutan substansi makanan 3. Jelaskan peranan palatum,mukosa pipi dan bibir pada proses pengunyahan! Ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut, bibir yang akan mengontrol makanan. Dengan menutup rongga mulut, bibir mencegah keluarnya cairan dan partikel makanan. Lidah memulai proses pengunyahan dengan menekan makanan ke palatum durum, kemudian mendorong makanan ke atas permukaan oklusal gigi tempat makanan bisa dihancurkan. Setelah makanan dihancurkan dan dikunyah, lalu dipindahkan kembali di bawah palatum molle. Palatum molle dilapisi oleh epitel pipih berlapis nonkeratin, yang dapat dijumpai adanya taste buds sebagai perasa. Peran mukosa pipi ialah dapat merenggang dan beradaptasi dengan baik terhadap kontraksi dan relaksasi otot-otot pengunyahan. 4. Sebut dan jelaskan tahapan proses penelanan! Menelan adalah proses yang berkelanjutan, yang dapat dibagi menjadi tiga fase dasar yaitu: a. Fase oral Selama fase oral, bolus didorong dari rongga mulut ke faring. Selama fase ini, bibir tertutup dan gigi atas dan bawah beroklusi. Ini diikuti oleh elevasi 2/3 anterior lidah yang menekan bagian anterior palatum keras. Sementara itu katup glossopalatinus dibuka oleh elevasi palatum lunak dengan depresi bagian posterior lidah. Ini memungkinkan perjalanan makanan ke faring. b. Fase faring Pada fase faring, bolus berjalan dari orofaring ke dalam esofagus oleh gerak peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi dari otot konstriktor faring. Fase faring dimulai saat bolus berkontak dengan bagian posterior dari mukosa mulut dan mukosa faring. Kontak-kontak ini pada area sensitif merangsang aktivitas refleks yang bertanggung jawab untuk memindahkan bolus ke kerongkongan dan tidak kembali ke trakea atau nasofaring. c. Fase esofagus atau kerongkongan Selama fase ini, bolus bergerak sepanjang esofagus ke perut. Ini adalah tahap yang tidak sadar. Esofagus membantu memindahkan makanan dari faring ke perut. Gerakan peristaltik membantu pergerakan makanan di esofagus. 5. Bagaimana proses terjadinya gagging reflex? Mekanisme terjadinya gag reflek dimulai pada saat timbulnya iritasi atau sentuhan pada palatum lunak atau bagian 1/3 posterior belakang lidah dan kemudian diteruskan oleh serabut-serabut saraf aferen ke pusat pengaturan muntah di medulla oblongata. Dari medula oblongata, stimulus dilanjutkan oleh serabut saraf eferen keluar dari serabut saraf otak ke otot yang berperan dalam gag reflex. Informasi rangsang (sakit) datang dari batang otak melalui SSP IX dan X, memasuki jalur spinal AV dan berakhir di caudal spinal nucleus V. Sel di spinal nucleus V kemudian menghasilkan akson bilateral menuju ke nucleus ambigus. Stimulasi sensori dari palatum lunak dan faring dapat mencapai nukleus spinal V (melalui SSP IX dan X; ganglia superior) dan TTT (Trigeminothalamic Tract), keduanya nukleus ambigus. Impuls sensorik ini kemudian akan meneruskan impuls motorik dan sebagai hasilnya adalah respons gag reflex.