Anda di halaman 1dari 2

Sistem Mastikasi, Penelanan Dan Gagging Reflex

Soal UTB Dr.drg. Tecky Indriana., M.Kes


1. Jelaskan mekanisme proses pengunyahan!
Pada saat siklus mastikasi, terjadi pergerakan rahang. Baik kepala kondilus dan
mandibula, keduanya sama-sama bergerak selama siklus pengunyahan. Gerakan
mandibula dan kondilus yang terkait dengan mastikasi adalah hasil koordinasi dari
kontraksi otot. Ketika pergerakan mandibula selama proses pengunyahan, pada fase
pembukaan, mandibula turun ke bawah dari posisi intercuspal ke titik di mana insisal
tepi gigi berjarak sekitar 16-18 mm. Mandibula kemudian bergerak ke 5-6 mm ke
samping dari garis tengah saat gerakan penutupan dimulai. Pertama, fase penutupan
menjebak makanan di antara gigi yang disebut tahap penghancuran. Mandibula terus
menutup yang kemudian akan memulai fase penggilingan dan menghasilkan bolus.
2. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengunyahan!
Faktor yang memengaruhi mastikasi antara lain:
a. Kontrol neuromuskuler dari proses pengunyahan memainkan suatu peran penting
dalam pemecahan makanan
b. Karakteristik makanan, misalnya persentase air dan lemak serta tingkat kekerasan
dapat mempengaruhi proses pengunyahan
c. Tingkat kekerasan makanan mempengaruhi kekuatan pengunyahan, aktivitas otot
rahang, dan gerakan mandibula
d. Integritas permukaan oklusi gigi dan otot pengunyahan
e. Kontrol saliva (volume dan laju aliran saliva) berperan dalam proses pengecapan
dan pelarutan substansi makanan
3. Jelaskan peranan palatum,mukosa pipi dan bibir pada proses pengunyahan!
Ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut, bibir yang akan mengontrol makanan.
Dengan menutup rongga mulut, bibir mencegah keluarnya cairan dan partikel makanan.
Lidah memulai proses pengunyahan dengan menekan makanan ke palatum durum,
kemudian mendorong makanan ke atas permukaan oklusal gigi tempat makanan bisa
dihancurkan. Setelah makanan dihancurkan dan dikunyah, lalu dipindahkan kembali di
bawah palatum molle. Palatum molle dilapisi oleh epitel pipih berlapis nonkeratin, yang
dapat dijumpai adanya taste buds sebagai perasa. Peran mukosa pipi ialah dapat
merenggang dan beradaptasi dengan baik terhadap kontraksi dan relaksasi otot-otot
pengunyahan.
4. Sebut dan jelaskan tahapan proses penelanan!
Menelan adalah proses yang berkelanjutan, yang dapat dibagi menjadi tiga fase dasar
yaitu:
a. Fase oral
Selama fase oral, bolus didorong dari rongga mulut ke faring. Selama fase ini, bibir
tertutup dan gigi atas dan bawah beroklusi. Ini diikuti oleh elevasi 2/3 anterior lidah
yang menekan bagian anterior palatum keras. Sementara itu katup glossopalatinus
dibuka oleh elevasi palatum lunak dengan depresi bagian posterior lidah. Ini
memungkinkan perjalanan makanan ke faring.
b. Fase faring
Pada fase faring, bolus berjalan dari orofaring ke dalam esofagus oleh gerak
peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi dari otot konstriktor faring. Fase faring
dimulai saat bolus berkontak dengan bagian posterior dari mukosa mulut dan mukosa
faring. Kontak-kontak ini pada area sensitif merangsang aktivitas refleks yang
bertanggung jawab untuk memindahkan bolus ke kerongkongan dan tidak kembali ke
trakea atau nasofaring.
c. Fase esofagus atau kerongkongan
Selama fase ini, bolus bergerak sepanjang esofagus ke perut. Ini adalah tahap yang
tidak sadar. Esofagus membantu memindahkan makanan dari faring ke perut. Gerakan
peristaltik membantu pergerakan makanan di esofagus.
5. Bagaimana proses terjadinya gagging reflex?
Mekanisme terjadinya gag reflek dimulai pada saat timbulnya iritasi atau sentuhan pada
palatum lunak atau bagian 1/3 posterior belakang lidah dan kemudian diteruskan oleh
serabut-serabut saraf aferen ke pusat pengaturan muntah di medulla oblongata. Dari
medula oblongata, stimulus dilanjutkan oleh serabut saraf eferen keluar dari serabut saraf
otak ke otot yang berperan dalam gag reflex. Informasi rangsang (sakit) datang dari
batang otak melalui SSP IX dan X, memasuki jalur spinal AV dan berakhir di caudal
spinal nucleus V. Sel di spinal nucleus V kemudian menghasilkan akson bilateral menuju
ke nucleus ambigus. Stimulasi sensori dari palatum lunak dan faring dapat mencapai
nukleus spinal V (melalui SSP IX dan X; ganglia superior) dan TTT (Trigeminothalamic
Tract), keduanya nukleus ambigus. Impuls sensorik ini kemudian akan meneruskan
impuls motorik dan sebagai hasilnya adalah respons gag reflex.

Anda mungkin juga menyukai