Anda di halaman 1dari 7

2.

4 Fisiologi dari Sistem Stomatognatik


Fungsi dari sistem stomatognatik ialah suatu tindakan untuk memecah makanan menjadi
partikel yang siap untuk ditelan. Pemecahan makanan ini melibatkan struktur jaringan yang
kompleks dari sistem neuromuskular dan sistem pencernaanTahapan proses pengunyahan tahap
membukanya mandibula, tahap menutupnyamandibula dan tahap berkontaknya gigi dengan
makanan dan gigi antagonisnya. (Suhartini, 2011)
Menelan adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus
hinggake lambung. Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah
dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring.
Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls aferen
ke pusat menelan yang terletak di medula batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks
mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat dalam proses menelan. Sedangkan
fungsi dari sistem bicara adalah alat komunikasi berupa penyampaian gagasan, pemikiran,
keinginan, harapan yang dituangkan, atau dikeluarkan melalui suara. Aktivitas berbicara
melibatkan organ alat ucap, yaitu: rongga mulut (gigi, palatum, lidah), saluran pernafasan
(laring, faring, paru) serta otot. Semua organ ini sangat berhubungan erat dengan daerah fungsi
motorik di cortex cerebri yang sangat menentukan kemampuan bicara. (Sherwood L, 2012;
Hamzah Z.,dkk , 2020)
Adapun mekanisme dari penelanan meliputi dua buah fase, yakni fase orofaringeal

(langkah 1 sampai 9) dan fase esofageal (tahap10 dan 11). Ada 11 tahap atau langkah-langkah :

1. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls

afferen ke pusat menelan yang terletak di medula batang otak. Pusat menelan kemudian

secara refleks mengaktifkan otot-otot yang terlibat dalam proses menelan dalam urutan

yang sesuai. Menelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini

tidak dapat dihentikan. Seperti tertelan permen karet.

2. Pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus. Ketika lidah

mendorong bolus ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan

dicegah untuk masuk dalam saluran napas seperti saluran hidung dan trakea.
3. Seorang lndividu tidak akan berusaha untuk bernapas ketika saluran napasnya tertutup

sementara karena pusat menelan secara sementara menghambat pusat respirasi yang

berdekatan.

4. Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari

faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.

5. Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak masuk

kembali ke mulut sewaktu menelan.

6. Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring

dan penutupan erat lipatan vokal cord di pintu masuk laring, atau glottis.

7. Selanjutnya epiglotis (epi artinya "di atas"), penutup jaringan kartilagenosa yang terletak

di anterior glotis, melipat ke belakang menutupi glotis yang telah tertutup sebagai

proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas.

8. Dengan glotis yang tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke

dalam esofagus.

9. Setelah bolus berada di dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas

terbuka, dan bernapas kembali dilakukan

10. Tahap esofageal pada menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu gelombang

peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di

depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung. Kata peristalsis merujuk kepada

kontraksi otot polos sirkular berbentuk cincin yang bergerak prugresif maju, mendorong

bolus ke bagian di depannya yang masih melemas.

11. Sewaktu gelombang peristalsik menyapu menuruni esofagus, sfingter gastroesofagus

melemas sehingga bolus dapat masuk ke dalam esofagus (Gambar 16-5, tahap 11 ).
Setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus

kembali berkontraksi. (Sherwood L, 2012)

Pada umumnya otot-otot pengunyahan disyarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial

trigeminal dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. Aktivitas

mengunyah diatur oleh sistem saraf parasimpatik yang diaktifkan oleh adanya refleks mastikasi

yang kemudian memicu produksi saliva dalam volume besar. Adanya makanan di rongga mulut

akan dikenali oleh mekanoreseptor yang terdapat di mukosa mulut dan kemudian diteruskan ke

sistem saraf pusat. Mengunyah dan menelan saling berhubungan secara fisiologis. Hal ini

dikarenakan mereka berbagi struktur motorik dan wilayah supranuklir dalam melaksanankan

proses mengunyah dan menelan. Proses tersebut melibatkan sinkronisasi sensorimotor yang

mampu mengoordinasikan proses yang terlibat di dalam proses mengunyah dan menelan.

(Hamzah, Z., dkk, 2020)

Adapun fungsi dari setiap otot-otot mastikasi menurut Aliyyuriski K et al. 2015,
meliputi:
a) Musculus masseter
 Mengangkat mandibula
 Menutup mulut
 Inervasi oleh nervous mandibula
b) Musculus temporalis
 Mengangkat mandibula dengan kuat
 Menutup mulut dan menarik mandibula ke posterior
 Inervasi oleh nervous mandibula

c) Musculus pterygoideus lateralis


 Membuka dan menggeser rahang
 Menurunkan dagu
 Menggerakkan mandibula ke anterior dan lateral

d) Musculus pterygoideus medialis


 Mengatupkan rahang
 Menutup mulut
 Inervasi oleh nervous mandibula

e) Musculus digastricus venter posterior


 Membuka mulut
 Menarik os.hyoid ke anterior
 Inervasi oleh nervous mandibula

f) Musculus digastricus venter anterior


 Membuka mulut
 Menarik os.hyoid ke anterior
 Inervasi oleh nervous mandibula

g) Musculus geniohyoid
 Menarik mandibula ke kaudal
 Mengangkat os.hyoid ke cranial
 Inervasi oleh nervous hypoglossus
h) Musculus sternocleidomastoideus
 Menyokong mandibula
 Mencegah dislokasi rahang

i) Musculus trapezius
 Menopang mandibula agar tetap tegak

j) Musculus infrahyoid
 Membuka rahang

k) Musculus suprahyoid
 Membuka rahang

Sedangkan fase-fase pengunyahan:


1) Fase persiapan: makanan yang akan dicerna ditempatkan di rongga mulut, mandibular
bergerak kearah sisi kerja, mulai terjadi pengunyahan.
2) Fase kontak makanan: sesaat ada gerakan ragu-ragu. Karena trigger dari reseptor sensorik
berkaitan dengan viskositas makanan.
3) Fase penghancuran: dimulai dengan kecepatan tinggi kemudian menjadi pelan, pada
kunyahan pertama pola penghancuran terlihat sama aktivitasnya dan sinkron pada kedua
sisi. Kekuatan kondili juga memegang peranan pada fase ini.
4) Kontak gigi: pengaturan reflex-reflex untuk kontak gigi terjadi fase penghancuran sebelum
kontak sesungguhnya. Ditandai dengan menurunnya aktivitas otot-otot penutup mulut
sebelum gigi kontak. Ada juga yang berpendapat bahwa perbedaan dan kebebasan motor
pause secara konsisten timbul pada otot temporalis dan otot masseter mengikuti kontak
gigi.
5) Fase grinding: bersamaan dengan geseran molar bawah bersilang dengan molar atas
antagonis. Gerakan ini sangat konstan dari siklus ke siklus. Centric occlusion: bila gigi
sampai pada perhentian tertentu dan berbeda pada satu titik terminal, persiapan untuk mulai
pengunyahan berikutnya.
Ada 4 fase penelanan yaitu :
1) Fase Persiapan
 Mulai cairan/makanan masuk kedal;am mulut dikunyah
 Cairan/bolus posisi perssiapan di dorsum lingualis
 Mulut di tutup bibir dan lidah
2) Fase dalam mulut
 Palatum molle keatas lidah turun ke bawah-belakang
 Laring dan os hyoid keatas dengan mudah bolus di dorong dari mulut oleh
gerakan gelombang lidah ke faring
3) Fase faringeal
 Mulai saar bolus melalui faucium
 Lubang faring keatas dan nasofaring tertutup oleh gerakan palatum molle
menutup dinding faring posterior
4) Fase Esofagus
 Mulai saat makanan melewati sphincter oricopharyngeal
 Gerakan peristaltic membawa makanan melalui esofagus
 Os hyoid,palatum dan lidah kembali ke posisi semula
Keempat fase tersebut berlangsung berkesinambungan sukar dideteksi perubahan fase-
fase tersebut (Aliyyuriski K et al. 2015)

Adapun fisiologi dari mandibula yang mana ia juga termasuk ke dalam salah satu organ

atau komponen yang terlibat dalam sistem stomaatognatik ialah gerakan mandibula selama

proses pengunyahan dimulai dari gerakan membuka mandibula yang dilakukan oleh kontraksi

muskulus pterygoideus lateralis. Pada saat bersamaan muskulus temporalis, muskulus masseter

dan muskulus pterygoideus medialis tidak mengalami aktifitas atau mengalami relaksasi.

Makanan akan masuk kerongga mulut dan disertai dengan proses menutupnya mandibula.

Gerakan menutup mandibula disebabkan oleh kontraksi muskulus temporalis, muskulus masseter

dan muskulus pterygoideus medialis, sedangkan muskulus pterygoideus lateralis mengalami


relaksasi. Pada saat mandibula menutup perlahan, muskulus temporalis dan muskulus masseter

juga berkontraksi membantu gigi geligi agar berkontak pada oklusi yang normal. Muskulus

digastrikus juga mengalami potensial aksi dan berkontraksi pada saat mandibula bergerak dari

posisi istirahat ke posisi oklusi. Muskulus digastrikus berperan dalam mempertahankan kontak

gigi geligi.(Suhartin, 2011)

Anda mungkin juga menyukai