Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Etiologi Dan Patogenesis

Kebanyakan saddle nose berhubungan dengan gangguan pada kartilago

septum. Penyebab gangguan tersebut antara lain trauma nasal, infeksi post

operasi, reseksi berlebihan dari dorsum nasi saat prosedur rinoplasti. Operasi

septum yang buruk menjadi salah satu penyebab saddle nose yang paling sering,

dengan faktor yang berkontribusi antara lain dislokasi septum kaudal dari

punggung hidung, reseksi berlebihan bagian kaudal dari L-strut, kelemahan

penyangga hidung karena sisa L-strut tidak adekuat, hematoma atau abses post

operasi septum, dan tidak menyambungnya penyambung tulang-kartilago pada

daerah keystone.A

Saddle nose dapat terjadi karena kondritis sekunder setelah kauterisasi

mukosa septum untuk penatalaksanaan epistaksis. Saddle nose juga berkaitan

dengan kondisi medis lainnya seperti granulomatosis Wegener, sarkoidosis,

penyakit Crohn, sifilis, leprosi, polikondritis relaps, dan penggunaan

vasokonstriktor jangka panjang seperti kokain dan oksimetazolin. Perforasi

septum seringkali ditemukan pada pasien dengan saddle nose.A

TEHNIK BEDAH

Rekonstruksi Kartilago Septum

Metode yang dipilih untuk rekonstruksi septum tergantung dari banyaknya

kartilago septum yang tersisa. Sumber utama dari graft kartilago adalah septum
nasi, tetapi pasien dengan saddle nose biasanya memiliki kartilago hidung yang

lemah dan kurang mencukupi untuk dijadikan graft sehingga menyulitkan untuk

pengambilan graft yang adekuat. Sumber kartilago lain antara lain kosta

autologus, kosta homologus, atau kartilago konkal. Kartilago konkal tidak ideal

untuk rekonstruksi karena sifat alami kelengkungan, kelemahan, dan

elastisitasnya. Kartilago kosta merupakan pilihan karena lebih kuat bila

dibandingkan dengan kartilago konkal maupun kartilago septal. Kartilago kosta

lebih rigid sehingga lebih baik untuk menyangga jika terjadi tarikan dari

kontraktur skar selama penyembuhan luka. Selain itu jika dibandingkan dengan

kartilago septal dan kartilago konkal, jumlah kartilago kosta lebih banyak

sehingga dapat digunakan baik untuk rekonstruksi septal maupun untuk

augmentasi dorsal dan tip hidung.A

Terdapat bermacam bentuk graft septal, Lan et al membagi menjadi tiga

variasi tehnik rekonstruksi septal untuk memperkuat dan memperpanjang segmen

sentral dari hidung. Tiga tehnik tersebut antara lain:

1) Satu graft spreader ekstended dan satu graft ekstensi kaudal septal dijahit pada

sisi yang berbeda dari L-strut.

2) Graft spreder ekstended bilateral dan batten graft dijahit pada kedua sisi dari

L-strut.

3) Graft spreader ekstended bilateral ditempatkan pada kedua sisi dari L-strut,

dan satu graft ekstensi kaudal septal di jahit sandwich di antaranya. Pada

metode ini graft ekstensi kaudal dijahit pada septum kaudal.


Beberapa pasien dengan saddle nose memiliki hampir tidak ada kartilago

yang tersisa. Pada kasus ini dapat dibuat kartilago septal baru dari kartilago kosta,

dimasukkan dengan bentuk seperti L-strut atau kartilago kuadrangular meniru

seperti kartilago septal yang hilang.A

Penempatan graft spreader ekstended dan batten memerlukan diseksi pada

mukoperikondrium septum, dimana dapat mempengaruhi kestabilan dari kartilago

dorsum. Untuk mempertahankan hubungan antara kartilago lateral superior dan

septum, Qian et al pada kasus saddle nose menggunakan implan kartilago kosta

berbentuk L, menghindari dorsum nasi dan menempatkan graft di atas kartilago

dorsum. Qian et al mempertahankan implant kartilago bentuk L dengan dua screw

titanium monokortikal pada tulang hidung untuk memastikan kestabilan dan

kesimetrisan rekonstruksi.A

Augmentasi Dorsal

Augmentasi dorsal merupakan prosedur penting untuk koreksi dari saddle

nose. Augmentasi diperlukan untuk mengisi depresi dorsal pada saddle nose dan

juga untuk meningkatkan kecembungan dari dorsum hidung. Pemilihan material

untuk augementasi dapat tergantung dari ahli bedah dimana dirasa paling nyaman

untuk digunakan. Material implan dorsal termasuk kartilago atau fascia

homolog/autolog, lemak kulit, dan material alloplastik seperti

politetrafluoroetilen, PHDPE, dan silikon. Saat ini penggunaan kartilago yang

dibungkus dengan fascia paling sering digunakan sebagai pilihan untuk

augmentasi dorsal. Kartilago costae autologus seringkali diambil untuk


rekonstruksi dan memperkuat kerangka kartilago septalis, ahli bedah juga

cenderung untuk menggunakannya sebagai material untuk augmentasi dorsal.

Pembedahan Tip Hidung

Pada saddle nose dengan tip tidak muncul dengan baik, tip harus dikoreksi

agar tercapai estetik yang baik. Saat melakukan pembedahan tip hidung untuk

pasien dengan hidung yang pendek, penting untuk mengingat bahwa kelebihan

proyeksi tip nasal dapat memberikan ilusi dari hidung yang lebih mancung. Pada

kebanyakan kasus, vektor

DAFTAR PUSTAKA

A. Lee HJ & Jang YJ. Correction of saddle and short noses. Current Opinion

Otolaryngology Head Neck Surgery 2016; 24: p. 294-9.

Anda mungkin juga menyukai