MENGENAI
Dosen :
Tambos A. Sianturi, M.T
Oleh :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah metalurgi mengenai
“Penguatan Logam” untuk menyelesaikan makalah ini untuk penyelesaian tugas
dari mata kuliah Material Teknik.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan bantuan berupa ide-
ide dan bahan tambahan yang menunjang pembuatan makalah ini. Makalah ini
saya susun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk
mahasiswa Teknik Mesin.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Logam
Logam merupakan pali kristal yang terdiri dari banyak kristal yang tersusun
secara teratur. Logam memiliki berbagai jenis sesuai unsur penyusunnya.
Logam dibuat dari bijih besi yang dijumpai di alam.
1. Pengertian Logam.
Logam merupakan unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat,
merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur
tinggi. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih
logam dapat diperolah dengan cara menambang baik yang berupa bijih
logam murni maupun yang bercampur dengan materi lain. Bijih logam
yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas, platina,
perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur
dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon, karbon, serta pasir.
Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan
diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn.
Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam meningkatkan
ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan ukuran
butir mengacu pada persamaan Hall-Petch:
σ y = σ 0 + k y d...........................................(2.1)
Keterangan:
σ0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan
dislokasi pada butir.
d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang
merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi
baru pada butir berikutnya
Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis
memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm) akan
menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding. Diameter
ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
a) Laju pembekuan (solidification),
b) Deformasi plastis,
c) Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat diperoleh
dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan pendinginan
terkendali serta pengaruh penambahan paduan. Dalam hal ini ukuran
butir dikendalikan melalui pengaturan temperatur dan besar deformasi
dalam suatu konsep perlakuan thermomekanik atau TMCP.
ε’ = ln ( l / lo )
ε’ = ln ( 1 + ε )
σ’ = K ε’ n............................................(2.2)
Keterangan:
n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
ε’ =regangan sebenarnya
ε = regangan teknik
σ’= tegangan
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan
deformasi tertentu.
( E = σ / ε)............................................(2.3)
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada
temperatur di bawah titik leleh ( ≤ 7230 C ). Alasan untuk pengerasan
regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan dislokasi
dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan dislokasi dan
dislokasi mulai memblokir gerakan satu sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan
tingkat deformasi plastis. Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi
dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini adalah alasan untuk
pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan
meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan)
akan menurun (material menjadi lebih brittle (getas)). Efek Strain
Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas annealing
Gambar 2.7 Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile
Strength,dan Ductility pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Logam Merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat
dibandingkan dengan bahan material lainnya. Kekuatan logam tersebut ada
yang didapat dengan cara alami dan juga ada yang diberi perlakuan yang
dapat menguatkan logam. Penguatan pada logam merupakan sebuah
perlakuan untuk menambahkan sifat logam menjadi sifat yang lebih baik
dibandingkan sifat aslinya. Penguatan pada logam dapat dilakukan dengan
cara Grain-size reduction (penghalusan butir), Solid-solution alloying
(paduan larutan padat) dan Strain hardening (pengerasan tegangan).
Saran
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129830D%2000933%20%20 Rekayasa %
20proses--Pendahuluan.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juni 2015 pada
pukul 14.30 WIB.