MENGENAI
METODE PENGUATAN LOGAM
Disusun oleh :
NIM : 181010350105
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat serta izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah metalurgi fisik
mengenai “Penguatan Logam” untuk menyelesaikan makalah ini untuk
penyelesaian tugas dari mata kuliah Metalurgi Fisik.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangsih berupa
ide-ide dan bahan tambahan yang menunjang pembuatan makalah ini. Makalah ini
kami susun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk
mahasiswa Teknik Mesin.
A. Latar Belakang
Logam merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat
dibandingkan dengan bahan material lainnya. Logam juga merupakan
konduktor terhadap listrik serta panas yang sangat baik. Pemakaian kogam
diperkirakan pada masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material
utama maupun material pendukung dengan ketersediaan bijih logam di bumi
yang melimpah. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan disekitar kita
yang menggunakan material-material seperti logam sebagai bahan baku
utamanya. Seperti baterai, kompor, penyangga bangunan dll. Bahan Logam
dipilih untuk digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dikarenakan
memiliki tekstur yang lebih kuat karena mampu menahan beban yang berat
serta memiliki kekerasan diatas bahan material yang lain seperti plastik, karet,
polymer dsb.
C. Tujuan
A. Logam
Logam merupakan pali kristal yang terdiri dari banyak kristal yang tersusun
secara teratur. Logam memiliki berbagai jenis sesuai unsur penyusunnya.
Logam dibuat dari bijih besi yang dijumpai di alam.
1. Pengertian Logam.
Logam merupakan unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat,
merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur
tinggi. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih
logam dapat diperolah dengan cara menambang baik yang berupa bijih
logam murni maupun yang bercampur dengan materi lain. Bijih logam
yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas, platina,
perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur
dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon, karbon, serta pasir.
Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan
diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn.
σ y = σ 0 + k y d...........................................(2.1)
Keterangan:
σ0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan
dislokasi pada butir.
d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang
merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi
baru pada butir berikutnya
Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis
memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm) akan
menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding. Diameter
ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
a) Laju pembekuan (solidification),
b) Deformasi plastis,
c) Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat diperoleh
dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan pendinginan
terkendali serta pengaruh penambahan paduan. Dalam hal ini ukuran
butir dikendalikan melalui pengaturan temperatur dan besar deformasi
dalam suatu konsep perlakuan thermomekanik atau TMCP.
ε’ = ln ( l / lo )
ε’ = ln ( 1 + ε )
σ’ = K ε’ n............................................(2.2)
Keterangan:
n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
ε’ =regangan sebenarnya
ε = regangan teknik
σ’= tegangan
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan
deformasi tertentu.
( E = σ / ε)............................................(2.3)
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada
temperatur di bawah titik leleh ( ≤ 7230 C ). Alasan untuk pengerasan
regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan dislokasi
dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan dislokasi dan
dislokasi mulai memblokir gerakan satu sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan
tingkat deformasi plastis. Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi
dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini adalah alasan untuk
pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan
meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan)
akan menurun (material menjadi lebih brittle (getas)). Efek Strain
Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas annealing
Gambar 2.7 Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile
Strength,dan Ductility pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam Merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat
dibandingkan dengan bahan material lainnya. Kekuatan logam tersebut ada
yang didapat dengan cara alami dan juga ada yang diberi perlakuan yang
dapat menguatkan logam. Penguatan pada logam merupakan sebuah
perlakuan untuk menambahkan sifat logam menjadi sifat yang lebih baik
dibandingkan sifat aslinya. Penguatan pada logam dapat dilakukan dengan
cara Grain-size reduction (penghalusan butir), Solid-solution alloying
(paduan larutan padat) dan Strain hardening (pengerasan tegangan).
B. Saran