Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4 BLOK BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI


KEDOKTERAN GIGI
SEMESTER GENAP

Oleh Kelompok Tutorial 2 :


Ketua : Lisa Wahyu (161610101016)
Sekretaris : Nina Raditya (161610101010)
Anggota : Najuwa Hana (161610101009)
Oksalani Cahaya R (161610101013)
Afifah Rizki F (161610101011)
Rosi Latifa (161610101012)
Ananda Regina (161610101014)
Devi Komala (161610101015)
Dosen Tutorial : drg. Erawati Wulandari, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018
Skenario 2

Logam/alloy

Skill lab mahasiswa semester IV FKG UNEJ membuat bentukan setengah


lingkaran diameter 1 cm dengan ketebalan 2 cm dari alloy. Mahasiswa dibagi menjadi
3 kelompok, kelompok I menggunakan bahan alloy CoCr , kelompok II
menggunakan alloy AgCu, dan kelompok III menggunakan logam Ag. Pada saat
casting suhu pembakaran tiap-tiap kelompok berbeda tergantung dari komposisi dan
tipe logam maupun alloy yang dipakai. Bila manipulasinya dilakukan dengan benar,
maka hasilnya tidak porous, permukaan rata, dan mengkilap.
STEP 1 (Clarifying unfamiliar terms)
1. Casting
Teknik untuk restorasi. Penuangan bahan logam ke dalam mould space.

2. Logam
Unsur yang diambil dari galian tambang sebagi penghantar listrik yang baik,
bisa menjadi reflektor sinar yang baik. Yang biasanya digunakan di
kedokteran gigi merupakan logam campuran karena logam murni bersifat
lunak dan korosif yang bersifat padat dan kristal kecuali galium dan merkuri
bersifat cairan dalam suhu tubuh. Logam campuran yang biasa digunakan
dalam kedokteran gigi merupakan campuran logam murni dengan logam
lain/non logam yang akan menjadi alloy untuk bahan KG.

3. Alloy
Gabungan dari dua logam (biner alloy), atau terdiri dari 3 (ternery alloy)
sampai 4 (quartener) secara atomik bercampur acak pada ruang geometri yang
sama dengan tujuan untuk mengoptimalkan sifat logam. Dulu emas digunakan
untuk membuat restorasi, karena harga yang semakin mahal, akhirnya
digantikan dengan alloy. Dilakukan dengan proses peleburan dengan suhu
yang tinggi yang akhirnya menghasilkan sifat baru yang lebih baik dari sifat
logam murni. Contoh cobalt chromium yang sifatnya lebih keras dan lebih
optimal karbon. Alloy bisa berasal dari logam dan non logam (seperti
metaloid: boron, silikon, dll).

4. Alloy AgCu
Alloy yang unsur utama tembaga dan perak yang merupakan alloy modern.

5. Alloy CoCr
Cobalt yang merupakan bahan utama, chromium 27-30%, mangan dan silikon
1%, besi 0.75%, nikel 0.25%,dan molybdenum. Cobalt dalam alloy untuk
menambah kekrasan dan kekakuan, chromium untuk daya tahan terhadap
korosif.

STEP 2 (Problem definition)


1. Apa saja komposisi alloy ?
2. Apa saja sifat logam dan sifat alloy ?
3. Apa saja syarat alloy yang baik ?
4. Apa saja tipe dan klasifikasi alloy ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan alloy ?
6. Bagaimana cara manipulasi alloy dan hal yang dapat mempengaruhi
manipulasi alloy?
7. Apa saja aplikasi alloy dalam kedokteran gigi ?

STEP 3 (Brainstorming)

1. Apa saja komposisi alloy ?


Berdasarkan klasifikasi ADA, komposisi alloy menurut presentasi berat dan
presentasi atom yaitu :

A. High noble alloy (logam paling mulia) memiliki kandungan berat lebih
dari atau sama dengan 60% (%wt), dengan kandungan emas 40%.

Ada 3 klasifikasi :

 Au, Ag, Pt
 Au, Cu, Pd,Ag (kandungan emas lebih dari 70%)
 Au, Cu, Pd, Ag(kandungan emas 50-60%).
B. Noble alloy (logam mulia) memiliki kandungan lebih dari atau sama
dengan 25% (wt)
C. Perdominanly based alloy (logam campuran yang berbahan utama dari
logam dasar) memiliki kandungan kurang dari 25% (wt). Contoh : nikel,
cobalt, chromium.

Ada beberapa bahan logam yang memiliki fungsi masing-masing diantaranya


adalah

 Chromium merupakan bahan yang paling sering digunakan agar tahan korosi,
 cobalt untuk meningkatkan modulus elastisitas,
 nikel untuk meningkatkan kekerasan,
 Ag memberikan warna putih dan menambah kekerasan dapat menyerap
oksigen yang dapat menyebabkan porositas dan tarnish,
 Cu memberikan warna merah dapat mengurangi kekerasan,
 Pt dapat meningkatkan titik cair dan juga dapat meningkatkan ketahanan
terhadap korosi,
 Au atau emas yang mudah ditempa tapi kekuatannya kurang, tidak
terpengaruh oleh suhu sehingga tidak mudah terjadi tarnish.

2. Apa saja sifat logam dan sifat alloy ?


A. Sifat alloy :
1. Titik didih dan titik cair yang tinggi tergantung jumlah elektron yang
terdelokalisasi.
2. Daya hantar listrik baik susunan logam mudah terganggu, tetapi tetap
terbentuk dengan baik
3. Daya hantar panas baik akibat adanya penambahan energi, energi panas
ditrandfer saat melintasi susunan logam
4. Memiliki daya tempa yang baik meskipun dipanaskan tidak retak
5. Ketepatan dimensi yang baik

B. Sifat logam murni :

1. Sifat fisik
 Logam merupakan unsur kimia yang punya elektron valensi kecil
sehingga mudah berikatan dengan elektron lain. Saat terjadi perlakuan
mekanis, elektron yang bergerak tapi ikatan logam tetap.
 Memantulkan cahaya sehingga lebih mengkilat karena energi cahaya
ditangkap oleh elektron dipantulkan dengan energi yang sama
sehingga dapat dipantulkan ,
 Menghantarkan panas karena elektron yang bergerak
 Menghantarkan listrik karena ada elektron yang terdelokalisasi bebas
disekitar atom
 Dapat diubah menjadi lempengan
2. Sifat kimia
 Ada 1-3 atom di kulit terluar
 Titik didih dan titik lebur yang tinggi,
 Adanya ion yang rendah
3. Dapat menghantarkan panas
ada eletron yang bertumbukan dengan adanya energi kinetik, sehingga saat
ada panas dia akan lebih mudah menghantarkan panas.
4. Strength
Diukur dengan dua kekuatan yaitu yield strength (deformasi permanen) dan
tensile strenght.
5. Modulus elastisitas tinggi
Semakin tinggi nilai ME maka sedikit perubahan yang terjadi saat diberikan
gaya.
3. Apa saja syarat alloy yang baik ?
1. Syarat kimia
Alloy yang tahan terhadap korosi, tidak mudah larut dalam cairan rongga
mulut.
2. Syarat biologi
Tidak toxic, tidak iritasi, tidak menyebabkan mutagen,tidak karsinogen,
biokompatibel.
3. Syarat mekanis
Mampu menahan beban dengan baik.
4. Tahan abrasi
Mampu bertahan dengan tidak bersifat abrasif.
5. Syarat fisik
Memiliki sifat kuat dan tidak porus.

4. Apa saja tipe dan klasifikasi alloy ?


Ada beberapa tipe alloy, dengan beberapa klasifikasinya yaitu
1. Berdasarkan jumlah penyusun:
a. Binary tersusun dari dua unsur logam.
b. Ternery tersusun dari tiga unsur logam.
c. Quartenery tersusun dari empat unsur logam.
2. Berdasarkan fungsi :
a. Soft : berguna untuk restorasi dengan tekanan kecil contoh inlay kecil
b. Medium : untuk restorasi dengan tekan moderat / sedang. Contoh
untuk pembuatan mahkota.
c. High : untuk restorasi dengan tekan berat contoh basis gigi tiruan.
d. Extra high : contoh basis gigi tiruan, cengkram, full crown.
e. Metal ceramic alloy : untuk membuat veneer, copping
f. Removable partial denture : untuk gigi tiruan lepasan sebagian.
3. Berdasarkan kekerasan :
a. Tipe 1 :50-90 Vickers
b. Tipe 2 : 90-120 Vickers
c. Tipe 3 : 120-150 Vickers
d. Tipe 4 : lebih dari 150 Vickers.
4. Komposisi :
a. High noble : memiliki kandungan berat lebih dari atau sama dengan
60%.
b. Noble : memiliki kandungan lebih dari atau sama dengan 25%.
c. Perdominanly based alloy (logam campuran yang berbahan utama dari
logam dasar) memiliki kandungan kurang dari 25% (wt). Contoh :
nikel, cobalt, chromium.

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan alloy ?


A. Kelebihan
 Penghantar suhu yang baik, jika ada beda suhu dapat menstimulasi
dengan jaringan dibawahnya.
 Ketepatan dimensi yang baik.
 Dapat mempertahankan bentuk di rongga mulut.
 Permukaan licin sehingga tidak mudah ditempeli deposit makanan.
 Tahan abrasi.
 Kekuatan maksimal dengan ketebalan minimal, apabila ada basis logam
memiliki ketebalan lebih kecil daripada basis resin sehingga ruang gerak
lidah lebih luas.
 Kekerasan dan ketahan abrasi yang baik karena bahan yang berasal dari
logam bersifat padat.
 Meability atau mudah dibentuk atau dipolishing padat saat cair.
 Tidak mudah larut dalam cairan rongga mulut.

B. Kekurangan
 Warna basis logam tidak harmonis dengan jaringan disekitar
 Lebih berat terutama pada rahang atas
 Teknik pembuatan lebih sulit dan mahal
 Penghantar listrik yang baik dan reaktif saat berkontak dengan saliva yang
dapat melepas ion sehingga dapat menyebabkan iritasi
 Elektron yang berkontak dengan saliva didukung dengan komposisi yang
kurang baik dapat melepaskan elektron (Chromium, cobalt, nikel,
molybdenum) yang dapat menyebabkan korosi.
 Manipulasi tidak benar dapat menyebabkan prositas sehingga
mikroorganisme dapat mempaerparah jaringan dibawahnya
 Galvanis shock, contoh terjadi saat molar 1 rahang atas dan molar 1 rahang
bawah yang berkontak dapat menyebabkan galvanis shock dengan logam
yang berbeda jenis
 Logam butuh titik leleh tinggi yaitu 1000°C

6. Bagaimana cara manipulasi alloy dan hal yang dapat mempengaruhi


manipulasi?
A. Cara manipulasi :
1. Pra-Investmen
Mencetak model malam dengan inlay wax pada model (inlay wax
memiliki flow yang baik sehingga detail bagus), membuat sprue(jalan
menuju mould space, dengan diameter 1-1,5 mm jika terlalu besar logam
yang dibutuhkan lebih banyak), ventilator former (diletakkan sebelah
sprue, agar udara dalam bahan investemen dapat keluar sehingga logam
cair dapat masuk ke mould space)membuang minyak dengan sabun agar
bahan investmen menempel dengan akurat, painting dengan investmen
material pada leher, menempelkan pada crussing former untuk
memasukkan lelehan logam , lalu dimasukkan ke mumbung tuang.
2. Investmen
Pada tahap ini tergantung bahan alloy yang digunakan lalu dituangkan ke
bumbung tuang dan dimasukkan ke oven. Setelah itu mould space
dimasukkan logam/casting lalu dimasukkan dalam air agar mendinginkan
2.1 Bahan investmen :
a. Binder material :bahan pengikat yang dibagi menjadi tiga berdasarkan
bahan pengikat :
 Gips bonded material, pengikat kalsium sulfat hemihidrat dan alfa
hemihidrat 80%.gips dan air sebagai pengencer . Dengan titik cair
kurang dari 1000 °C jika lebih retak
 Phospat bonded material pengikatnya asam phospat dan asam sulfat
dan magneium oksidat, bahan pengencer liquid, titik cair lebih dari
1000 °C,pemanasan lebih dari 1000 °C.
 Silicat bonded material bahan pengikat silicat, bahan pengencer
liquid, titik cair 10.000 °C
b. Refractory material
c. Asher chemical

2.2 Cara pencampuran invesment kering dan air dengan pengadukan


dengan dua cara yaitu :
 Single : bubuk dicampur dengan cairan dengan ratio tertentu
 Double: dibagi menjadi 2 kelompok yaitu A dan B. Kelompok A
dibagi menjadi 2 yaitu A1 dan A2. A1 dengan mencampurkan bahan
bubuk dengan air dengan konsistensi yang cair, sedangkan A2 dengan
mencampurkan bahan yang lebih kering/ bubuk. Dan kelompok b
dengan cara pencampuran bubuk dan cairan yang tidak terlalu encer
dan tidak terlalu padat.

3. Pasca investmen yaitu dengan finishing dan polishing

B. Hal yang dapat mempengaruhi manipulasi alloy


 Mekanisme nembah kekuatan dan kekerasan logam :
Memanaskan kembali dengan benar akan terbentuk fase kedua pada
tubuh logam, logam bisa bercampur dengan baik sehingga dapat lebih
kuat.
Contoh : Iridium, retenium, rodium.
 Kesalahan yang dapat terjadi saat manipulasi :
1. Cara penuangan yang kasar dapat menyebabkan ekspansi mould
yang besar. Jika terlalu pelan ekspansi mould terlalu kecil
2. Saat casting investmen saat terjadi investemn pecah, allo bisa lebih
kasar
3. Saat pengadukan bahan investmen yang terlalu lunak akan
mempengaruhi permukaan alloy sehingga permukaan lebih kasar.

7. Apa saja aplikasi alloy dalam kedokteran gigi ?


Aplikasi alloy beradsarkan bahan penyusun
1. Alloy emas : untuk inlay, onlay, mahkota, jembatan.
2. Alloy Ag-Pd : untuk inlay, onlay, mahokta, jembatan, klamer.
3. Alloy Ni-Cu : untuk untuk inlay, onlay, mahokta, jembatan.
4. Alloy emas, alloy CoCr, alloy Ag-Pd : untuk pembuatan gigi tiruan
sebagian.
5. Alloy Ni-Cr : untuk porcelain fused to metal restorasi.
6. Titanium alloy : untuk instrumen implan.
7. Amalgam : untuk membuat tumpatan.

STEP 4 (Mapping)

Logam

Murni Alloy

Komposisi Syarat sifat klasifikasi manipulasi

aplikasi
STEP 5 (Learning objective)

1. Mahasiswa mampumengkaji komposisi alloy


2. Mahasiswa mampu mengkaji sifat dan syarat alloy
3. Mahasiswa mampu mengkaji klasifikasi alloy
4. Mahasiswa mampu mengkaji manipulasi, faktor yang mempengaruhi
manipulasi dan instrumen yang digunakan
5. Mahasiswa mampu mengkaji aplikasi alloy dalam kedokteran gigi

STEP 7 (Reporting/Generalisation)

1. Mahasiswa mampumengkaji komposisi alloy

Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khusunya di


bidang kedokteran gigi telah mengantarkan logam sebagai salah satu bahan yang
sering digunakan. Untuk mengoptimalkan sifat logam, kebanyakan dari logam yang
biasa digunakan adalah campuran dari dua atau lebih unsur logam atau pada beberapa
keadaan, logam dengan nonlogam. Meskipun campuran tersebut dapat dibuat dengan
berbagai cara, umumnya dihasilkan dari fusi unsur-unsur di atas titik cairnya.
Campuran padat dari logam dengan satu atau lebih unsur nonlogam atau logam lain
disebut logam campur. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi
tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan
perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point
endodontik. (Kamus Kedokteran Gigi-F.J Harty & R.Ogston)

Komposisi Alloy dalam Kedokteran gigi dibagi menjadi dua yaitu :

A. noble metal alloys : logam mulia, yang terdiri dari :


 berat atom ± 100 & densitas 12-13 g/cm3 : ruthenium, rhodium, dan
palladium
 berat atom ± 190 & densitas 19-23 g/cm3 : osmium, iridium, platinum,
gold
B. base-metal alloys : Yaitu Bahan Logam/Metal yang digunakan dibidang
kedokteran Gigi, contoh :
 Wrought Alloys : Alloy yang dibuat untuk diadaptasikan dalam bentuk
prefabricated sebagai bahan restorasi
Contoh : precision attachment, backing, wire dengan berbagai
potongan melintang
Komposisi :
 Pt-Au-Pd
 Au-Pt-Cu-Ag
 Au-Ag-Cu-Pd
 PD-Ag-Cu
 Wrought Stainless Steel Alloys:
Merupakan alloy dari iron dan karbon yang mengandung chromium,
nickel, dan metal lain untuk meningkatkan kekuatannya. Biasanya
pada alat ortodontik dan instrumen endodontic
 Wrought Nickel-Titanium Alloy
Digunakan sebagai wire dalam alat ortodontik. High resiliency, limited
formability, dan thermal memory. Terdiri dari 55% nikel dan 45%
titanium Shape-memory alloy
2. Mahasiswa mampu mengkaji sifat dan syarat alloy

SIFAT FISIK LOGAM

a. Titik leleh dan titik didih

Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan
elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1 seperti natrium
dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya
hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan - tetapi ada hal lain
yang menyababkan hal ini terjadi, Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan
tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti
kebanyakan logam.Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar
(berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan
lemahnya ikatan.

b. Daya hantar listrik

Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di


seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas
butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal,
selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.Cairan
logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom
logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa
sampai logam mendidih.

c. Daya hantar panas

Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron
bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui
elektron yang bergerak.

d. Kekuatan dan kemampuan kerja


1. Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat
dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik
menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk
menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi
posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan
mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan
lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi
seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis. Jika tekanan yang lebih besar
dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang satu sama lain
sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen.
2. Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini
dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana
mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-
butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu
daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain,
logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran
tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat
logam menjadi rapuh.
3. Pengontrolan ukuran butiran kristal
Jika memiliki bagian logam yang murni, dapat mengontrol ukuran butiran
kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.Pemanasan
logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi susunan
yang lebih rapi - penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat
logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin
cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat
logam menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, dapat
dipanaskannya lagi. juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur
melalui penyisipan atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada
struktur logam. Alloy seperti kuningan (campuran tembaga dan seng)
lebih keras dibandingkan logam asalnya karena ketidakteraturan struktur
membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain.
4. Ikatan Logam
Kulit terluar unsur logam relatif kosong karena elektron valensinya
berjumlah sedikit. Hal ini memungkinkan berpindahnya elektron dari satu
atom ke atom yang lain. Elektron valensi mengalami penyebaran yang
cukup berarti karena kemudahan untuk berpindah sangat besar. Akibat
penyebaran tersebut, elektron valensi menjadi berbaur dan menyeruapai
awan elektron atau lautan elektron yang membungkus ion positif di dalam
atom. Sehingga struktur logam dapat dibayangkan sebagai pembungkusan
ion-ion positif oleh awan atau lautan elektron.
5. Pembentukan ikatan logam
Struktur yang demikian dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat
khas logam seperti daya hantar listrik, daya tempa dan kuat tarik. Akibat
awan elektron valensinya yang mudah mengalir maka logam juga bersifat
sebagai konduktor yang baik. Penyebaran dan pergerakan elektron valensi
yang cukup besar membuat logam ketika ditempa atau ditarik hanya
mengalami pergeseran pada atom-atom penysunnya sedangkan ikatan
yang terbentuk tetap. Sifat- sifat suatu logam tergantung dari perlakuan
termis dan meknis yang dikenakan. Sifat suatu alloy tidak hanya
tergantung pada dua faktor ini, tetapi juga pada komposisinya. Sifat – sifat
mekanis suatu alloy dapat sangat berbeda dengan komponen logam atau
metalloid asalnya. Sebagai contoh, suatu alloy yang terdiri dari 50% emas
(Au) dan 50% kuningan (Cu) mempunyai ultimate tensile strength ynag
lebih besar dari baik emas maupun kuningan.( Combe: 1992 )
Syarat Alloy Yang Baik Digunakan Dalam Kedokteran Gigi

a. Sifat Kimia:
Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam
segala macam cairan yang dikonsumsi dan tidak luntur dan berkarat atau
korosi.
b. Secara Fisika:
Konduktivitas thermal dan kuat, titik cairnya tinggi.
c. Sifat Biologi:
Tidak beracun terhadap pasien, dokter gigi, perawat maupun tekniker, tidak
mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menghasilkan
reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen, biokompatibel.
d. Syarat Mekanis:
Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan, modulus elastisitas tinggi,
mudah disolder dan dipoles.
e. Syarat Ekonomis:
Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar dan mudah didapat, biaya tidak
mahal baik biaya harga bahan maupun laborat. (Anusavice, 2003).
3. Mahasiswa mampu mengkaji klasifikasi alloy

Ketika dua logam dicampur, maka akan terbentuk solution. Pada saat pendinginan
solution kemungkinan akan terjadi satu dari tiga hal yang mungkin terjadi yaitu :

a. Solution padat dapat terbentuk


b. Kedua logam mungkin sama sekali tidak larut dalam keadaan padat, meskipun
hal ini jarang terjadi
c. Mungkin ada kelarutan padat parsial. Selain itu, kemungkinan ada senyawa
intermetalik yang kemungkinan terbentuk.
1) Klasifikasi Berdasarkan Fungsi
Pada tahun 1927 the bureau of standard yang sekarang menjadi the national
institute standard and technology menetapkan logam campur emas cor (gold casting
alloy) tipe I-IV berdasarkan fungsinya dalam kedokteran gigi, dengan kekerasan yang
meningkat dari tipe I sampai tipe IV. Pada tahun 1960, muncul alloy logam keramik
kemudian dimasukan dalam klasifikasi. Apabila alloy untuk gigi tiruan lepasan
dimasukkan juga maka dihasilkan enam kategi yang dapat dibedakan sebagai berikut
:
Tipe I (lunak) untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan contoh: inlay
kecil.
Tipe II (sedang) untuk restorasi yang terkena tekanan sedang, contoh: mahkota ¾
abutment, pontik, dan mahkota penuh.
Tipe III (keras) untuk restorasi dengan tekanan besar, contoh:
mahkota ¾ yang tipis, abutment, pontik, mahkota penuh, basis gigi tiruan, gigi
tiruansebagian cekat yang pendek.
Tipe IV (ekstra keras) untuk keadaan dengan tekanan besar, contoh: inlay yang
terkena yang sangat besar, termasuk lempeng basis dan cengkeram gigi tiruan, gigi
tiruan sebagian rengka logam, dan gigi tiruan sebagian cekat yang panjang. Alloy
untuk mahkota dan jembatan cocok digunakan untuk restorasi venir dengan dental
porselen coping gigi tiruan cekat dengan span pendek. Alloy untuk gigi tiruan
sebagian lepasan (saunders, 1991)
2) Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Kekerasan
Pada tahun 1932, kelompok bahan-bahan gigi di Biro Standard Nasional
mensurvai logam campur dan mengelompokkannya berdasarkan angka kekerasan
yaitu:
Tipe I (lunak) angka kekerasan Vickers (VHN) 50-90
Tipe II (sedang) angka kekerasan Vickers (VHN) 90-120
Tipe III (keras) angka kekerasan Vickers (VHN) 120-150
Tipe IV (ekstra keras) angka kekerasan Vickers (VHN) >150 (Anusavice,2003)
Pada masa lalu Spesifikasi ADA no. 5 mengacu pada Alloys berbahan dasar
emas, tahun 1989, alloys yang disetujui boleh mempunyai komposisi apapun asalkan
untuk toksisitas, karat, kekuatan luluh, dan presentasi perpanjangan
Spesifikasi terbaru ADA no. 5 (ISO 1562) juga menggunakan klasifikasi tipe I
sampai IV sebagai tambahan klasifikasi berdasarkan komposisi yang telah
dijelaskannya. Namun pada spesifikasi terbaru, tipe alloy (I-IV) dibedakan
berdasarkan yield str dan elongasi nya. (Anusavice, 2003)

Komposisi (presentasi berat) konvensional alloy tipe I-IV


Yield Str Elongnasi
(kekuatan luluh)(Mpa) (perpanjangan minimal)(%)
Alloy
Annealing Setelah Annealing Setelah
mengeras mengeras
(lunak) 140 Tidak ada 18 Tidak ada
(sedang) 140-200 Tidak ada 18 Tidak ada
(keras) 200-340 Tidak ada 12 Tidak ada
(ekstra keras) >340 500 10 2

3) Klasifikasi berdasarkan komposisi

Di masa lalu spesifikasi ADA no. 5 mengacu pada alloys berbahan dasar emas.
Sejak tahun 1989, alloys yang disetujui ADA boleh mempunyai komposisi apapun
asalkan lulus tes toksisitas, karat, kekuatan luluh (yield Str) dan persentasi
perpanjangan (elongasi) (Craig & Powers. 2002; 460).
Pada tahun 1984 ADA mengajukan sebuah klasifikasi sederhana untuk casting
alloys. Spesifikasi ADA terbaru ini mengklasifikasikan alloy berdasarkan
komposisinya membagi alloy dalam tiga kategori yaitu:
1. High Noble Alloy atau logam sangat mulia
Kandungan noble alloy minimal 60 wt % dan kandungan emas minimal 40%.
High noble alloy dibagi menjadi 3 klas :
1) Au-Ag-Pt Alloy
2) Au-Cu-Ag-Pd-/ : kandungan emas > 70%
3) Au-Cu-Ag-Pd-// : kandungan emas > 50% - 65%

2. Noble alloy atau logam mulia dengan komposisi logam mulia


Kandungan noble alloy min 25 wt %. Noble alloy dibagi menjadi 4 klas :
1) Au-Cu-Ag-Pd-/// : kandungan emas > 40%
2) Au-Ag-Pd-In : kandungan emas 20%
3) Pd-Ag-Ga
4) Ag-Pd

3. Predominantly base mental


Alloy berbahan utama logam dasar dengan kandungan logam mulia. Mandungan
noble minimal < 25 wt %

4) Klasifikasi Berdasarkan Jumlah


1.) Logam campur biner, yaitu logam campur yang terdiri dari dua unsur.

Contohnya untuk kedokteran gigi adalah sistem perak-tembaga. Sebuah perak


92,5% dan paduan tembaga 7,5%, kadang-kadang digunakan untuk tujuan inlay di
gigi sulung,

2.) Logam campur terner, yaitu logam campur yang terdiri dari tiga unsur.
3.) Logam campur kuarter, yaitu logam campur yang terdiri dari empat unsur.

Dengan meningkatnnya jumlah elemen lebih dari dua, struktur yang terbentuk
makin kompleks.

1.3 Alloy AgCu dan CoCr


1.) Alloy AgCu terbentuk pada reaksi pengerasan amalgam high copper.
Perbedaan utama antara low dan high copper amalgam tidak hanya dalam hal
persentase tembaga tetapi efeknya dalam reaksi amalgam. Tembaga ini
disajikan baik sebagai bagian dari alloy Ag-Sn, maupun ditambahkan
(admixed) sebagai partikel terpisah dari Ag-Sn. Pada kedua penyajian ini, jika
alloy bereaksi dengan Hg maka akan terbentuk hasil reaksi Cu-Sn dan bukan
gamma 2. Prosesnya dapat digambarkan seperti ini :
Ag3Sn+Ag-Cu+HgAg3Sn+AgCu+Ag2Hg3+Cu6Sn5
2.) Alloy CoCr
Material yang digunakan untuk pembuatan implan gigi adalah alloys. Dunia
kedokteran gigi terfokus pada pengembangan logam titanium. Namun saat ini
material cobalt-based alloy, terutama cobalt chromium menjadi minat para
peneliti untuk mempelajari lebih lanjut, terutama karena keunggulan sifat
mekanis dan biologisnya (Hjalmarsson, 2009). Cobalt chromium adalah
cobalt-based alloy dengan campuran chromium. Cobalt chromium memiliki
kekuatan yang sangat tinggi dan pada umumnya digunakan pada turbin udara,
implan gigi, dan implan ortopedi. Campuran komposisi logam yang
digunakan pada implan gigi adalah cobalt sebagai kandungan utama, 27-30%
chromium, 5-7% molybdenum, dan komponen elemen penting lainnya seperti
mangaan dan silikon kurang dari 1%, besi kurang dari 0,75%, nikel kurang
dari 0,5%, karbon nitrogen, tungsten, fosfor, sulfur, boron, dan lain-lain.
Kelebihan yang paling utama dari cobalt chromium adalah ringan, kaku
(modulus elastisitas tinggi), kekuatan tinggi, dan relatif ekonomis.

Dental Gold Casting Alloy

1. High-gold alloy ( Tipe 1 ) : emas - paladium - platinum alloy memiliki


ketahanan terhadap korosi yang baik dan mudah untuk di cor dan di solder,
tetapi bahan ini memiliki kekuatan moderat dan buruk dalam menolak distorsi
termal. Platinum dan paladium meningkatkan proses pencairan dan
menurunkan koefisien ekspansi termal sementara iron memperkuat dengan
membentuk presipitat FePt3 melalui pemanasan ( 30 menit pada 550 ° C )
selama siklus pembakaran porselen. Alloy ini mengandung indium dan/atau
timah, yang dimana mengoksidasi lebih mudah daripada emas dan platinum,
dan memfasilitasi ikatan keramik.
2. Low -gold alloy( Tipe 2 dan 3 ) : Alloy tipe 2 mengandung palladium lebih
tinggi tapi tidak ada platinum atau besi. Alloy tipe 3 mengandung perak, yang
dapat menyebabkan permasalahan dengan porselen . Indium, gallium, timah,
atau kobalt lmemberi efek pada pengerasan, menurunkan suhu fusi, dan
meningkatkan ikatan porselen. Alloy ini memiliki sifat mekanik yang baik,
berat jenis rendah, suhu leleh tinggi, dan ketahanan korosi yang baik dan
dapat segera di cor dan disolder .
3. Alloy tipe 4, 5, dan 6 : merupakan paladium alloy yang mengandung perak,
tembaga, dan/atau cobalt untuk memperkuat dan untuk proses ikatan dengan
porselen. Sifat bahan ini meningkatkan selama proses porselen tetapi bahan
membentuk oksida gelap. Alloy tipe 4 mengandung lebih banyak perak tetapi
sebaliknya mirip dengan Alloy tipe 3. Alloy tipe 5 mengandung tembaga,
memiliki kekuatan tinggi dan daktilitas moderat, dan mudah di cor dan
disolder tetapi tipe ini kurang menolak distorsi termal. Alloy tipe 6
mengandung Cobalt yang memiliki sifat yang mirip dengan alloy tipe 4 tetapi
alloy jenis ini lebih lebih mudah dibentuk.

5) Mahasiswa mampu mengkaji manipulasi, faktor yang mempengaruhi


manipulasi dan instrumen yang digunakan

Proses Casting Alloy

Casting alloy merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah
logam dalam bidang kedokteran gigi dengan cara mencairkan logam. Sebelum
memulai proses casting alloy ada beberapa alat dan bahan dan tahapan-tahapan yang
harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut terbagi dalam tahap pre investment,
investment dan tahap pasca investment.

Tahapan pre investment adalah tahapan persiapan yang dilakukan sebelum


melakukan investment dengan menggunakan investment material. Bahan yang
dipergunakan adalah wax dengan tujuan dapat di burning out atau dibakar habis
sehingga menghasilkan mould space yang diinginkan. Selain itu pada tahap ini juga
dilakukan pembuatan dari model lilin, sprue, ventilator, dan crussible former. Setelah
alat-alat di atas terbentuk, maka dilakukanlah assemblin atau perakitan dengan
casting ring.

Investment dilakukan setelah semua bahan yang digunakan telah siap


digunakan. Investment atau penanaman disini dilakukan dengan menggunakan bahan
investment material. Bahan ini dipilih karena bahan ini memiliki setting time dan
ekspansi yang cukup, kemudian memiliki kekuatan yang baik pada temperatur tinggi
sehingga cukup kuat menerima tekanan alloy yang masuk rongga cetak, selain itu
bahan ini juga memiliki sifat permeable yang memudahkan udara mudah keluar saat
alloy cair masuk dan luga logam ini mudah dirusak dan dipecahkan setelah casting
selesai.

Tahapan Pre investment yaitu membuat alat-alat sebagai berikut :


1. Pattern former
Pattern atau pola dibuat dari inlay wax atau malam cor atu malam biru.
Yang dipanaskan kemudian dibentuk sesuai model yang diinginkan.
Pemilihan inlay wax sebagai bahan dikarenakan wax ini memiliki tingkat flow
yang tinggi. Sehingga dapat membentuk detail yang halus. Proses
manipulasinya seperti memanipulasi wax normal dengan cara heating (
pemanasan ) kemudian dibentuk sesuai yang dibutuhkan.
2. Sprue former
Sprue adalah jalan masuk logam menuju mold space model pattern. Sama
halnya dengan pattern former sprue juga dibentuk dari inlay wax. Diameter
sprue yang ideal adalah 1-1,5 mm. Apabila lebih dari ukuran tersebut maka
logam cair akan dibutuhkan lebih banyak. Apabila lebih kecil maka logam
cair akan kesulitan untuk memasuki mould space. Diujung sprue juga diberi
bentukan reservoir yang berfungsi sebagai cadangan logam. Bentukannya
berupa bulatan mempat berujung kerucut.
3. Ventilator former
Ventilator adalah bentukan sebagai jalan keluar udara dari investment material
saat proses casting. Udara harus disalurkan keluar dengan tujuan logam cair
dapat masuk sempurna pada mould space model pattern. Bentukannya mirip
gagang paying dimana ujung dari ventilator berjarak 2-3 mm diatas model
pattern. Apabila lebih dari jarak tersebut maka udara tidak tersalurkan keluar.
Apabila kurang dari jarak tersebut maka ketebalan model yang terbentuk akan
berkurang disebabkan keterbatasan proses ekspansi.
4. Crossible former
Crossible former adalah bentukan kawah sebagai pintu masuk cairan logam
saat proses casting. Dibentuk dari base plate wax yang dimanipulasi
menyerupai kerucut. Selain sebagai pintu masuk saat casting crossible former
berfungsi sebagai penutup casting ring saat proses penanaman.
5. Assembling
Proses perakitan, setelah dibentuk alat-alat dari wax maka proses selanjutnya
adalah perakitan. Pattern dilekatkan pada ujung sprue dengan sudut tumpul
yang memudahkan logam cair memasuki mould space model pattern. Sprue
dilekatkan dipuncak crossible former. Sedangkan ventilator dilekatkan pada
crossable former dengan jarak terjauh dari sprue dan tidak terlalu dekat
dengan lereng crossible former. Tujuan dari peletakan tersebut, agar logam
cair tidak memasuki ventilator dan masuk dalam sprue.
6. Wetting
Wetting adalah proses wax dengan sabun,bertujuan agar tegangan permukaan
dari wax akan turun dan memudahkan investment material membentuk detail,
tanpa adanya space yang terbentuk akibat tegangan permukaan wax.
7. Painting
Pengolesan wax dengan cairan hasil manipulasi investment material, hal
tersebut dilakukan agar mould space terbentuk dengan detail yang sempurna
saat proses investment. Sehingga model akan terlapisi dengan investment
material dan membentuk mould yang dibutuhkan.
8. Powdering
Powdering adalah satu rangkaian dengan proses painting, powdering adalah
penaburan investment material pada wax yang telah dilakukan proses
painting.
Proses wetting, painting dan powdering merupakan satu proses yang saling
berkesinambungan dimana proses ini bertujuan untuk mengurangi tegangan
permukan yang terjadi pada model malam pada saat proses penanaman
dengan bahan investment material sehingga pada proses penghilangan malam
menggunakan oven ataupun alat lain semua detail dari model malam
terbentuk jelas.
9. Asbestos Lining
Pemberian pita asbestos untuk menyelimuti casting ring adalah cara yang
dilakukan untuk member space yang memungkinkan ekspansi pada
investment material, Ekspansi sangat dibutuhkan karena alloy atau logam
akan mengalami konstraksi sehingga ekspansi yang dialami oleh investment
material merupakan penyeimbang dari kontraksi alloy.
10. Investment atau penanaman
Seluruh model malam yang telah diulasi dengan selapis bahan tanam,
kemudian dimasukkan ke dalam casting ring. Bahan tanam dituang sedikit
demi sedikit di atas vibrator. Setelah bahan tanam mengeras, dilakukan
pembakaran/pemanasan dalam oven untuk menghilangkan model malam.
11. Casting
Segera dilakukan casting setelah pemanasan dalam oven. Proses casting
dilakukan di dalam mesin cor atau casting machine. Pencairan logam
dilakukan pada centrifugal casting machine. Pencairan logam dilakukan
dengan dua cara yaitu pencairan logam dengan blow torch dan pencairan
logam secara elektrik. Kemudian casting machine diputar untuk memasukkan
logam cair ke dalam bumbung tuang.
12. Membersihkan tuangan
Setelah casting selesai, bumbung tuang dikeluarkan dari casting machine,
kemudian bumbung tuang direndam dalam air segera setelah logam pada
sprue berkilau merah gelap.
13. Finishing
- Grinding : memotong bintil dan sayap, kemudian dihaluskan.
- Polishing : Mengkilapkan permukaan logam

Pickling adalah cara menghilangkan oksidasi yang terjadi pada permukaan logam
cor yang mengandung logam mulia dengan larutan pickling.
Larutan pickling ada dua jenis yaitu larutan asam hidrochlorida dan larutan asam
sulfat. Pickling dilakukan karena logam alloy yang mengandung dasar mulia
warnanya hitam diikat dengan benang dan dipanaskan terlebih dahulu. Sebelumya
sudah dipersiapkan dahulu salah satu larutan pickling yang sudah diencerkan.
Sesudah panas, hasil cor dimasukkan kedalam larutan pickling sebentar sampau
warna hilang dan warna semula muncul. Oleh karena pickling ini sangat toksis,
maka untuk menetralisir, hasil cor dimasukkan ke dalam larutan sodium
bicarbonat.

Faktor yang mempengaruhi manipulasi :

a. Panas yang berlebihan


Gaseous porousity di dalam casting dihasilkan oleh gas dimana menjadi
penghancur pada alloy cair. Copper, gold, silver, platinum dan partikel
palladium semua melarutkan oksigen di dalam bagian cair. Saat mendingin,
alloy membebaskan gas yang terabsorbsi tapi beberapa sisa gas dikurangi
dengan menghindari pemanasan berlebih dari alloy atau casting di dalam
atmosfer dari gas yang tidak aktif (Mc.Cabe,2008,pg.82)
b. Subsurface porosity
Adanya permukaan yang porus yang disebabkan oleh nukleasi stimultaneous
butiran padat dan gelembung gas pada saat pertama ketika alloy membeku
pada dinding cetakan, hal ini dapat diatas dengan mengontrol tingkat dimana
logam cair memasuki cetakan (Annusavice, 2003).
c. Entrapped air porosity
Jenis porus ini dapat menghasilkan cekungan yang besar akibat depresi, hal
ini disebabkan akibat udara dalam mould tidak dapat keluar melalui pori-pori
dari investment. Dan adanya porus ini menyebabkan adanya celah pada
bagian marginal (Annusavice, 2003).

6) Mahasiswa mampu mengkaji aplikasi alloy dalam kedokteran gigi


1. Kerangka Logam Gigi Tiruan
Dalam bidang kedokteran gigi, logam dapat digunakan sebagai
kerangka logam gigi tiruan (frame metal denture). Jenis logam yang biasa
digunakan untuk kerangka logam gigi tiruan adalah alloy emas, Alloy Ni - Cr,
alloy Co – Cr, alloy Ag – Pd, palladium dan titanium (Annusavice, 2003).
Aloi yang sering digunakan untuk restorasi salah satunya adalah aloi
nikelkromium (NiCr). Pertimbangan pemakaian aloi NiCr terutama karena
harganya relative murah dibanding precious alloy, mempunyai kekerasan
yang cukup, serta sifat fisik dan mekanik yang baik.3 Komposisi aloi NiCr
terdiri dari komponen utama Ni 68 – 80 % dan Cr 11,9 – 26,3 %, serta
komponen tambahan seperti molibdenum (Mo), niobium (Nb), berilium (Be),
silikon (Si), alumunium (Al) dan titanium (Ti). Aloi NiCr banyak digunakan
untuk konstruksi metal frame denture (rangka logam gigi tiruan), fixed
prosthodontics (mahkota dan jembatan), serta dapat juga dikombinasikan
dengan porselen (Baurer, 2006).

2. Mahkota
Dalam bidang kedokteran gigi, logam dapat juga digunakan
sebagaimahkota tiruan. Dan logam yang sering digunakan adalah logam jenis
baja atau stainless steel. Namun selain itu alloy emas, alloy Ag – Pd, dan alloy
Ni – Cu juga digunakan untuk pembuatan mahkota (Annusavice, 2003).

3. Dental Impant
Logam dapat juga digunakan sebagai dental implant dan jenis logam yang
bisa digunakan adalah titanium. Selain itu dapat juga digunakan alloy Co -
Cr, yang berkomposisi :
a. Cobalt 35 – 65 %
b. Crom 20 – 35%
c. Nikel 0 – 30%
d. Mo 0 – 7 %
e. Carbon 0 – 0,4 %
(Annusavice, 2003).
Titanium banyak digunakan karena berbagai kelebihan yang dimilikinya
dibandingkan logam lain. Titanium memiliki sifat kekerasan dan kekuatan
tinggi, selastisitas dan korosi baik, tahan terhadap pemakaian serta
biokompabilitas baik. Di bidang kedokteran gigi, Titanum banyak digunakan
untuk perawatan implan, prthodonti dan basis gigi tiruan (Bambang, 2000)

4. Restorasi Mahkota Inlay dan Onlay


Logam juga dipergunakan sebagai inlay dan onlay, yang dipergunakan
antara lain alloy emas, alloy Ag – Pd, dan alloy Ni – Cu (Annusavice, 2003). .
5. Klamer
Klamer merupakan kawat yang digunakan di kedokteran gigi dalam berbagai
bidang (prosthodonsia, orthodonsia dan periodonsia) yang secara umum
berfungsi membantu proses perawatan. Alloy yang dipergunakan untuk
klamer yaitu Alloy Ag – Pd, yang berkomposisi :
a. Ag 45 %
b. Pd 24 %
c. Au 15 %
d. Cu 15 %
e. Zn 1 %
(Annusavice, 2003).

6. Amalgam
Amalgam merupakan bahan tambal gigi pada daerah yang mengalami
abrasi yang kuat. Amalgam merupakan alloy campuran dari liquid, yaitu
logam mercury, dan powder, yaitu logam paduan; perak timah; dan lain-lain.
Rasio dari campuran tersebut yaitu mercury 40% dan powder 60%
(Annusavice, 2003). .
DAFTAR PUSTAKA

William J. O’ Brien. 2002. Dental Material and Their Selection 3rd ed. Quintessence
Publishing Co, Inc.

Harty, F.J., dan Ogston, R., 2012, Kamus Kedokteran Gigi. Alih Bahasa: Narlan
Sumawinata dari “Concise Illustrated Dental Dictionary”. Jakarta: EGC.

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC

Powers. J.M & Ronald. L. S. Craig’s Restorative Dental Materials. 11th ed. St. Louis,
Missouri; Mosby; 2002: 186

Bambang Irawan. Titanium & Paduan Titanium Material Pilihan Kedokteran Gigi.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000. (Edisi
Khusus) : 106-109

Bauer JRO. Microhardness of Ni-Cr alloys under different casting onditions, Braz
Oral Res 2006 : 20 (1) : 40-6.

McCabe, JF., Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Blackwell :

Munksgaard.pg.80-83.

Anda mungkin juga menyukai