Logam/alloy
2. Logam
Unsur yang diambil dari galian tambang sebagi penghantar listrik yang baik,
bisa menjadi reflektor sinar yang baik. Yang biasanya digunakan di
kedokteran gigi merupakan logam campuran karena logam murni bersifat
lunak dan korosif yang bersifat padat dan kristal kecuali galium dan merkuri
bersifat cairan dalam suhu tubuh. Logam campuran yang biasa digunakan
dalam kedokteran gigi merupakan campuran logam murni dengan logam
lain/non logam yang akan menjadi alloy untuk bahan KG.
3. Alloy
Gabungan dari dua logam (biner alloy), atau terdiri dari 3 (ternery alloy)
sampai 4 (quartener) secara atomik bercampur acak pada ruang geometri yang
sama dengan tujuan untuk mengoptimalkan sifat logam. Dulu emas digunakan
untuk membuat restorasi, karena harga yang semakin mahal, akhirnya
digantikan dengan alloy. Dilakukan dengan proses peleburan dengan suhu
yang tinggi yang akhirnya menghasilkan sifat baru yang lebih baik dari sifat
logam murni. Contoh cobalt chromium yang sifatnya lebih keras dan lebih
optimal karbon. Alloy bisa berasal dari logam dan non logam (seperti
metaloid: boron, silikon, dll).
4. Alloy AgCu
Alloy yang unsur utama tembaga dan perak yang merupakan alloy modern.
5. Alloy CoCr
Cobalt yang merupakan bahan utama, chromium 27-30%, mangan dan silikon
1%, besi 0.75%, nikel 0.25%,dan molybdenum. Cobalt dalam alloy untuk
menambah kekrasan dan kekakuan, chromium untuk daya tahan terhadap
korosif.
STEP 3 (Brainstorming)
A. High noble alloy (logam paling mulia) memiliki kandungan berat lebih
dari atau sama dengan 60% (%wt), dengan kandungan emas 40%.
Ada 3 klasifikasi :
Au, Ag, Pt
Au, Cu, Pd,Ag (kandungan emas lebih dari 70%)
Au, Cu, Pd, Ag(kandungan emas 50-60%).
B. Noble alloy (logam mulia) memiliki kandungan lebih dari atau sama
dengan 25% (wt)
C. Perdominanly based alloy (logam campuran yang berbahan utama dari
logam dasar) memiliki kandungan kurang dari 25% (wt). Contoh : nikel,
cobalt, chromium.
Chromium merupakan bahan yang paling sering digunakan agar tahan korosi,
cobalt untuk meningkatkan modulus elastisitas,
nikel untuk meningkatkan kekerasan,
Ag memberikan warna putih dan menambah kekerasan dapat menyerap
oksigen yang dapat menyebabkan porositas dan tarnish,
Cu memberikan warna merah dapat mengurangi kekerasan,
Pt dapat meningkatkan titik cair dan juga dapat meningkatkan ketahanan
terhadap korosi,
Au atau emas yang mudah ditempa tapi kekuatannya kurang, tidak
terpengaruh oleh suhu sehingga tidak mudah terjadi tarnish.
1. Sifat fisik
Logam merupakan unsur kimia yang punya elektron valensi kecil
sehingga mudah berikatan dengan elektron lain. Saat terjadi perlakuan
mekanis, elektron yang bergerak tapi ikatan logam tetap.
Memantulkan cahaya sehingga lebih mengkilat karena energi cahaya
ditangkap oleh elektron dipantulkan dengan energi yang sama
sehingga dapat dipantulkan ,
Menghantarkan panas karena elektron yang bergerak
Menghantarkan listrik karena ada elektron yang terdelokalisasi bebas
disekitar atom
Dapat diubah menjadi lempengan
2. Sifat kimia
Ada 1-3 atom di kulit terluar
Titik didih dan titik lebur yang tinggi,
Adanya ion yang rendah
3. Dapat menghantarkan panas
ada eletron yang bertumbukan dengan adanya energi kinetik, sehingga saat
ada panas dia akan lebih mudah menghantarkan panas.
4. Strength
Diukur dengan dua kekuatan yaitu yield strength (deformasi permanen) dan
tensile strenght.
5. Modulus elastisitas tinggi
Semakin tinggi nilai ME maka sedikit perubahan yang terjadi saat diberikan
gaya.
3. Apa saja syarat alloy yang baik ?
1. Syarat kimia
Alloy yang tahan terhadap korosi, tidak mudah larut dalam cairan rongga
mulut.
2. Syarat biologi
Tidak toxic, tidak iritasi, tidak menyebabkan mutagen,tidak karsinogen,
biokompatibel.
3. Syarat mekanis
Mampu menahan beban dengan baik.
4. Tahan abrasi
Mampu bertahan dengan tidak bersifat abrasif.
5. Syarat fisik
Memiliki sifat kuat dan tidak porus.
B. Kekurangan
Warna basis logam tidak harmonis dengan jaringan disekitar
Lebih berat terutama pada rahang atas
Teknik pembuatan lebih sulit dan mahal
Penghantar listrik yang baik dan reaktif saat berkontak dengan saliva yang
dapat melepas ion sehingga dapat menyebabkan iritasi
Elektron yang berkontak dengan saliva didukung dengan komposisi yang
kurang baik dapat melepaskan elektron (Chromium, cobalt, nikel,
molybdenum) yang dapat menyebabkan korosi.
Manipulasi tidak benar dapat menyebabkan prositas sehingga
mikroorganisme dapat mempaerparah jaringan dibawahnya
Galvanis shock, contoh terjadi saat molar 1 rahang atas dan molar 1 rahang
bawah yang berkontak dapat menyebabkan galvanis shock dengan logam
yang berbeda jenis
Logam butuh titik leleh tinggi yaitu 1000°C
STEP 4 (Mapping)
Logam
Murni Alloy
aplikasi
STEP 5 (Learning objective)
STEP 7 (Reporting/Generalisation)
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan
elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1 seperti natrium
dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya
hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan - tetapi ada hal lain
yang menyababkan hal ini terjadi, Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan
tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti
kebanyakan logam.Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar
(berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan
lemahnya ikatan.
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron
bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui
elektron yang bergerak.
a. Sifat Kimia:
Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam
segala macam cairan yang dikonsumsi dan tidak luntur dan berkarat atau
korosi.
b. Secara Fisika:
Konduktivitas thermal dan kuat, titik cairnya tinggi.
c. Sifat Biologi:
Tidak beracun terhadap pasien, dokter gigi, perawat maupun tekniker, tidak
mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menghasilkan
reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen, biokompatibel.
d. Syarat Mekanis:
Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan, modulus elastisitas tinggi,
mudah disolder dan dipoles.
e. Syarat Ekonomis:
Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar dan mudah didapat, biaya tidak
mahal baik biaya harga bahan maupun laborat. (Anusavice, 2003).
3. Mahasiswa mampu mengkaji klasifikasi alloy
Ketika dua logam dicampur, maka akan terbentuk solution. Pada saat pendinginan
solution kemungkinan akan terjadi satu dari tiga hal yang mungkin terjadi yaitu :
Di masa lalu spesifikasi ADA no. 5 mengacu pada alloys berbahan dasar emas.
Sejak tahun 1989, alloys yang disetujui ADA boleh mempunyai komposisi apapun
asalkan lulus tes toksisitas, karat, kekuatan luluh (yield Str) dan persentasi
perpanjangan (elongasi) (Craig & Powers. 2002; 460).
Pada tahun 1984 ADA mengajukan sebuah klasifikasi sederhana untuk casting
alloys. Spesifikasi ADA terbaru ini mengklasifikasikan alloy berdasarkan
komposisinya membagi alloy dalam tiga kategori yaitu:
1. High Noble Alloy atau logam sangat mulia
Kandungan noble alloy minimal 60 wt % dan kandungan emas minimal 40%.
High noble alloy dibagi menjadi 3 klas :
1) Au-Ag-Pt Alloy
2) Au-Cu-Ag-Pd-/ : kandungan emas > 70%
3) Au-Cu-Ag-Pd-// : kandungan emas > 50% - 65%
2.) Logam campur terner, yaitu logam campur yang terdiri dari tiga unsur.
3.) Logam campur kuarter, yaitu logam campur yang terdiri dari empat unsur.
Dengan meningkatnnya jumlah elemen lebih dari dua, struktur yang terbentuk
makin kompleks.
Casting alloy merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah
logam dalam bidang kedokteran gigi dengan cara mencairkan logam. Sebelum
memulai proses casting alloy ada beberapa alat dan bahan dan tahapan-tahapan yang
harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut terbagi dalam tahap pre investment,
investment dan tahap pasca investment.
Pickling adalah cara menghilangkan oksidasi yang terjadi pada permukaan logam
cor yang mengandung logam mulia dengan larutan pickling.
Larutan pickling ada dua jenis yaitu larutan asam hidrochlorida dan larutan asam
sulfat. Pickling dilakukan karena logam alloy yang mengandung dasar mulia
warnanya hitam diikat dengan benang dan dipanaskan terlebih dahulu. Sebelumya
sudah dipersiapkan dahulu salah satu larutan pickling yang sudah diencerkan.
Sesudah panas, hasil cor dimasukkan kedalam larutan pickling sebentar sampau
warna hilang dan warna semula muncul. Oleh karena pickling ini sangat toksis,
maka untuk menetralisir, hasil cor dimasukkan ke dalam larutan sodium
bicarbonat.
2. Mahkota
Dalam bidang kedokteran gigi, logam dapat juga digunakan
sebagaimahkota tiruan. Dan logam yang sering digunakan adalah logam jenis
baja atau stainless steel. Namun selain itu alloy emas, alloy Ag – Pd, dan alloy
Ni – Cu juga digunakan untuk pembuatan mahkota (Annusavice, 2003).
3. Dental Impant
Logam dapat juga digunakan sebagai dental implant dan jenis logam yang
bisa digunakan adalah titanium. Selain itu dapat juga digunakan alloy Co -
Cr, yang berkomposisi :
a. Cobalt 35 – 65 %
b. Crom 20 – 35%
c. Nikel 0 – 30%
d. Mo 0 – 7 %
e. Carbon 0 – 0,4 %
(Annusavice, 2003).
Titanium banyak digunakan karena berbagai kelebihan yang dimilikinya
dibandingkan logam lain. Titanium memiliki sifat kekerasan dan kekuatan
tinggi, selastisitas dan korosi baik, tahan terhadap pemakaian serta
biokompabilitas baik. Di bidang kedokteran gigi, Titanum banyak digunakan
untuk perawatan implan, prthodonti dan basis gigi tiruan (Bambang, 2000)
6. Amalgam
Amalgam merupakan bahan tambal gigi pada daerah yang mengalami
abrasi yang kuat. Amalgam merupakan alloy campuran dari liquid, yaitu
logam mercury, dan powder, yaitu logam paduan; perak timah; dan lain-lain.
Rasio dari campuran tersebut yaitu mercury 40% dan powder 60%
(Annusavice, 2003). .
DAFTAR PUSTAKA
William J. O’ Brien. 2002. Dental Material and Their Selection 3rd ed. Quintessence
Publishing Co, Inc.
Harty, F.J., dan Ogston, R., 2012, Kamus Kedokteran Gigi. Alih Bahasa: Narlan
Sumawinata dari “Concise Illustrated Dental Dictionary”. Jakarta: EGC.
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC
Powers. J.M & Ronald. L. S. Craig’s Restorative Dental Materials. 11th ed. St. Louis,
Missouri; Mosby; 2002: 186
Bambang Irawan. Titanium & Paduan Titanium Material Pilihan Kedokteran Gigi.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000. (Edisi
Khusus) : 106-109
Bauer JRO. Microhardness of Ni-Cr alloys under different casting onditions, Braz
Oral Res 2006 : 20 (1) : 40-6.
McCabe, JF., Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Blackwell :
Munksgaard.pg.80-83.