Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RANGKUMAN

MATA KULIAH METALURGI FISIK

BAHAN MATERI : BAB I LOGAM, BESI DAN BAJA

A. LOGAM
a. Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi.
b. Logam adalah elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara alami.
Jumlah logam di perkirakan 4% dari kerak bumi.
c. Contoh logam yang sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknik tertentu
dan dapat diperoleh dalam jumlah cukup adalah besi, tembaga, seng, timah,
timbel nikel, aluminium dan magnesium.
d. Contoh logam bagi penggunaan khusus dan paduan antara lain emas, perak,
platina, iridium, wolfram, tantal, molybdenum, titanium, vokalt, anti
monium (metaloid), khrom, vanadium, beryllium.
e. Sifat-sifat logam di klasifikasikan antara lain :
1) Sifat Kimia dikaitkan dengan :
➢ Keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas electron
membentuk ion positif.
➢ Titik leleh dan titik didih : dalam suatu periode, titik cair dan titik
didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan IVA, kemudian turun
drastic. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
2) Sifat Fisik
➢ Titik leleh dan titik didih : titik leleh dan titik didih terjadi karena
atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat.
➢ Daya hantar listrik : disebabkan oleh adanya valensi yang bergerak
bebas dalam kristal logam, electron-elektron valensi logam
memabawa muatan listrik ke Seluruh logam dan bergerak menuju

1
potensial yang lebih rendah sehingga terjadi aliran listrik dalam
logam.
➢ Daya hantar panas : disebabkan adanya elektron valensi yang dapat
bergerak bebas, bila logam dipanaskan maka eleaktron menerima
sejumlah energi sehingga energi kinetisnya bertambah dan
bergerak cepat.
➢ Dapat ditempa, dibengkokkan dan ditarik : karena electron valensi
logam mudah bergerak dalam kristal logam, maka electron-
elektron tersebut mengelilingi ion logam yang bermuatan positif
secara simetris, karena gaya Tarik antar ion logam dan elektron-
elektron valensi sama ke segala arah.
➢ Sifat mengkilap : bila cahaya tampak jatuh pada permukaan logam,
sebagian elektron valensi yang mudah bergerak tersebut tereksitasi.
(electron berpindah dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi).
3) Sifat Mekanik
➢ Kekuatan (strength) : kemampuan suatu bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan tersebut patah. Contoh
kekuatan Tarik, tekan, geser, torsi dan kekuatan lengkung.
➢ Kekerasan : kemampuan suatu material untuk menerima penetrasi
benda runcing, goresan, kikisan tanpa mengalami deformasi.
➢ Kekenyalan (Elasticity) % : kemampuan bahan untuk mengalami
sejumlah deformasi platis (permanen) tanpa menyebabkan
terjadinya kerusakan.
➢ Ketangguhan (Toughness) (kg/mm) : kemampuan bahan untuk
menyerap energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan.
➢ Kekakuan (Stiffeness) : kemampuan bahan untuk menerima
tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk (deformasi) atau defleksi.

2
➢ Kelelahan (fatigue) : kecenderungan bahan untuk patah apabila
menerima tegangan berulang-ulang yang besarnya jauh dibawah
batas kekakuan elastisitas.
➢ Mulur (Creep) : kecenderungan logam mengalami deformasi platis
yang besarnya merupakan fungsi waktu saat menerima beban yang
besarnya tetap.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik :
➢ Kadar karbon
➢ Unsur kimia
➢ Ukuran butir
➢ Fasa dan struktur
➢ Cacat
➢ Endapan
5) Pembebanan pada sifat mekanik ada 2 macam :
➢ Pembebanan statik : pembebanan yang sifatnya static atau besarnya
tetap atau berubah-ubah dengan sangat lambat.
➢ Pembebanan mekanik : pembebanan yang besarnya beban
berubah-ubah atau dinamis.

B. BESI DAN BAJA


a. Besi adalah logam putih seperti perak, dapat dipoles, keras, dapat ditempa,
dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetic.
b. Biji besi yang banyak dikenal diantaranya Magnetite (Fe3O4), Hermanite
(Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2)
c. Proses tanur sembur (blast furnace) konstruksinya berupa silinder tinggi 30
meter dan dilengkapi alat penyembur panas. Bijih besi ditambah kokas dan
kapur dimasukkan dalam tanur, lalu penyembur panas dinyalakan yang
menyebabkan panas tinggi terjadi dalam tanur (bisa mencapai 1700 oC)
sehingga kokas akan terbakar dan bijih besi tereduksi serta terbentuk gas
karbon monoksida yang keluar melalui cerobong asap tanur.

3
d. Reaksi kimia yang terjadi pada proses tanur sembur
Fe2O3 + 3C ------→ 2 Fe + 3 CO
e. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon (Carbon Steel) dibagi
menjadi :
1) Baja karbon rendah (mild steel) : kandungan karbon 0,05 –
0,30%mempunyai kekuatan sedang, sifatnya mudah ditempa.
2) Baja karbon sedang (medium carbon steel) : kandungan karbon 0,25 –
0,6%, sifatnya sulit dibengkokkan, dilas atau di potong.
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel) : kandungan karbon 0,6 – 1,6%,
sifatnya sangat keras dan kuat.
f. Baja paduan (Alloy Steel) adalah baja yang komposisi unsur-unsur
paduannya dibuat secara khusus. Unsur yang paling banyak digunakan
untuk baja paduan, yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
g. Baja tahan karat (Stainless Steel) adalah paduan besi dengan minimal 12%
Chromium.
h. Proses pembuatan baja tahan karat melalui 2 tahap yaitu :
1) Sistem Electric arc furnace untuk melelehkan scrap dan ferro alloy
berkarbon tinggi sebagai bahan murah sumber krom
2) Penyempurnaan dengan alat Argon Oxygen Decarburizer (AOD)
i. Baja tahan karat dibedakan sesuai struktur mikronya terdiri dari :
1) Baja tahan karat Mantensitic : mengandung 13% chrom, mempunyai
sifat mudah leleh dan sesuai untuk lingkungan korosif ringan seperti
untuk pembuatan pipa, saluran air dan turbin.
2) Baja tahan karat ferritic : mengandung 18% Chrom dan 2%
molybdenum, sesuai di lingkungan korosif terutama terhadap bahan
kimia asam nitrat, biasa dipakai dalam komponen industry kimia.
3) Baja tahan karat austenitic : mengandung 18% Cr, 8% Ni (Tipe 302),
12% Cr (Tipe 410), 17% Cr (tipe 430). sesuai di lingkungan yang
mengandung garam tinggi, biasa untuk pembuatan baling-baling kapal
laut.

4
j. Analisa kimia yang dibutuhkan untuk klasifikasi stainless steel adalah
sebagai berikut :
1) Analisa kadar Chromium dengan metode Tirimetri Oksidasi Persulfat.
Reaksi Oksidasi sebagai berikut :
3 (NH4)2S2O8 + 3 H2O → 3 (NH4)2SO4+3 H2SO4 + 3(O)
6 AgNO3+3(O)+3 H2O → 3 AG2O2+6HNO3
2 Cr(NO3)3+3 Ag2O2+6HNO3+H2O → H2Cr2O7+6 HNO3+6 AgNO3
2 Cr(NO3)3+3(NH4)2S2O8 → 3 (NH4)2SO4+6HNO3 + 3 H2SO4 +
H2Cr2O7
Reaksi Titrasi :
6 Fe2+ + Cr2O72 + 14H+ → 2Cr3 + 6 Fe3 + 7H2O
5 Fe2+ + MnO4- + 8 H+ → Mn2 + 5 Fe2 + 4H2O
2) Analisa kadar nikel dengan metode pengendapan Ni-Dimetilglioksima,
Reaksi yang terjadi:
Ni2+ + 2 C4H8N2O2 → Ni (C4H7N2O2)2 + 2H+
3) Analisa kadar silokon dengan metode penguapan HF
Reaksi yang terjadi : SiO2 + 4 HF → SiF4 + 2 H2O
4) Analisa kadar Phosphor dengan metode pembentukan kompleks
molybdenum biru, Reaksi :
HPO42 + 3NH4+ + 12M0O42- + 23H+ → (NH4)3[P(M03O10)4] + 12H2O
(NH4)3[P(M03O10)4] + Hydrazin → [M02O3,M0O4,M0O2]
5) Analisa kadar Cu, Mn, Mo dengan metode AAS : Sampel didekstruksi
dulu dengan aqua regia, residu dilarutkan dengan air bidest lalu diukur
dengan alal AAS dengan lampu katoda yang sesuai.
6) Analisa kadar Carbon dan Sulphur : Menggunakan alat khusus seperti
C & S Determinator Leco CS-444 dengan prinsip sampel stainless steel
dibakar pada suhu tinggi sehingga membentuk CO2 dan SO2 yang dapat
terukur pada detector infra red alat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai