Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Fisika dasar II merupakan salah satu mata kuliah dalam perguruan
tinggi Universitas Muslim Indonesia Makassar sebagai pondasi
pembelajaran tentang fenomena fisis yang terjadi, termasuk tentang mesin
atau permesinan. Dalam jurusan Teknik mesin, wajib adanya pembekalan
dari matakuliah Fisika dasar II untuk memudahkan pemahaman dalam
menempuh keahlian dibidang Teknik mesin, salah satunya mengenai Medan
Magnet.
Medan magnet ini memiliki beberapa penerapan atau aplikasi pada
kehidupan masyarakat, ataupun menjadi teknologi tersendiri dalam
perkembangan di ranah industri.
Disamping materi, sebagai mahasiswa Universitas Muslim
Indonesia Makassar pembuatan karya tulis di haruskan untuk memenuhi
nilai indeks prestasi dalam mata kuliah Fisika dasar II sebagai syarat
menempuh gelar Sarjana Teknik.

1.2 Rumusan masalah


Dalam pembuatan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah
diantaranya adalah :
1. Apakah definisi dan pengertian dari medan magnet ?
2. Bagaimana analisa yang ditimbulkan medan magnet menurut ahli fisika
Carl Friedrich Gauss ?
3. Apa saja medan magnet yang ada di bumi ?
4. Apa saja variasi medan magnetik di bumi beserta fenomenanya ?
5. Apa saja sifat kemagnetan tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :

1
1. Untuk mengetahui definisi dari medan magnet
2. Untuk mengetahui bagaimana Analisa yang ditimbulkan medan magnet
menurut para ahli
3. Untuk mengetahui apa saja medan magnet yang ada di bumi
4. Untuk mengetahui variasi medan magnetic dan fenomenanya
5. Untuk mengetahui sifat-sifat kemagnetan

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka dengan
mengumpulkan data dari referensi buku ataupun jejaring internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Medan Magnet


Medan magnet adalah daerah yang ada di sekitar magnet dimana
objek-objek magnetik lain dapat terpengaruh oleh gaya magnetismenya.
Definisi lainnya merupakan suatu ruang yang disekitar benda bendanya
terdapat gaya magnet. Benda magnetik selalu mencoba untuk mengarahkan
diri selaras dengan pengaruh medan magnet disekitarnya. Makin kuat gaya
megnetisme yang dimiliki oleh suatu benda, maka makin luas pula
cangkupan medan magnetnya.
Sedangkan pengertian gaya magnet itu sendiri, merupakan gaya
dorongan ataupun tarikan yang dihasilkan oleh magnet itu sendiri.
1. Medan magnet disekitar kawat lurus berarus
Kawat lurus yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang homogen untuk jarak yang sama dari kawat tersebut.
Medan magnet yang dihasilkan membentuk lingkaran mengelilingi
kawat dan arahnya ditentukan menggunakan kaidah tangan kanan. Ibu
jari tangan kanan menyatakan arah arus listrik dan keempat jari lainnya
yang menekuk menunjukkan arah medan magnet.

Gambar 1 . Kaidah tangan kanan disekitar kawat lurus

3
Dari percobaan yang dilakukannya Oersted menyimpulkan bahwa:
a) Di sekitar arus listrik terdapat medan magnet. Ini dapat dideteksi
dengan menggunakan serbuk besi yang memerlukan kuat arus yang
tinggi, jadi tidak bisa dengan baterai yang kecil.
b) Arah medan magnet (garis-garis gaya magnet) bergantung pada arah
arus listrik. Jika arah arus diubah, maka arah medan magnet berubah.
c) Besar medan magnet dipengaruhi oleh kuat arus dan jarak terhadap
kawat.

Untuk menentukan arah garis-garis gaya magnet di sekitar


penghantar lurus yang dialiri arus listrik agar lebih mudah digunakan
kaidah tangan kanan.
Besar medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik
dipengaruhi oleh besar arus lisrik dan jarak titik tinjauan terhadap
kawat. Semakin besar kuat arus yang diberikan dan semakin dekat
jaraknya terhadap kawat, maka semakin besar kuat medan magnetnya.
Besarnya kuat medan magnet pada kawat lurus panjang dapat
dirumuskan seperti di bawah ini:

B = Medan magnet dalam tesla ( T )


μo = permeabilitas ruang hampa = μ0 = 4 πx 10-7 Wb/Am

I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )


a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)

2. Medan magnet sebuah kumparan


Kawat lurus melingkar yang dialiri arus listrik pada arah tertentu
maka di sumbu pusat lingkaran akan timbul medan magnet dengan arah
tertentu. Medan magnet di sekitar kawat melingkar juga dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Berbeda dengan kawat lurus

4
panjang, pada kawat melingkar ibu jari tangan kanan menyatakan arah
medan magnet dan keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan
arah arus listrik seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Kaidah tangan kanan kawat melingkar berarus


Besar medan magnet di sekitar kawat melingkar dipengaruhi oleh
besar arus lisrik dan jari-jari lingkaran kawat. Semakin besar kuat arus
yang diberikan dan semakin kecil jari- jari lingkaran kawat, maka
semakin besar kuat medan magnetnya. Besarnya kuat medan magnet
pada kawat melingkar dapat dirumuskan seperti di bawah ini:

Dimana :
BP = Induksi magnet di P pada sumbu kawat melingkar
dalam tesla (T)
I = Kuat arus pada kawat dalam ampere (A)
a = Jari-jari kawat melingkar dalam meter (m)
r = jarak P ke lingkaran kawat dalam meter (m)
ϴ = sudut antara kawat dan garis hubung P (derajat)
X = jarak titik P ke pusat lingkaran (m)

5
Besarnya medan magnet dibawah pusat lingkaran dapat dihitung dengan :

Dimana :
B = Medan magnet dalam tesla (T)
μo = permeabilitas ruang hampa = 4 πx 10-7 Wb/Am
I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )
A = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)

2.2 Analisa Carl Friedrich Gauss


Pada tahun 1893 Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik
dari medan magnetik bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa
selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada kesimpulan umum
yang dibuat oleh Gauss yaitu :
1. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam
bumi
2. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan
persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan potensial
dwi kutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan
11.5o terhadap sumbu geografi.

Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi , yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :

1. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen


horizontal yang dihitung dari utara menuju timur.

6
2. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal
ke bawah.
3. Intensitas Horizontal (Bh), yaitu besar dari medan magnetik total pada
bidang horizontal.
4. Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar 3. Komponen medan magnetik bumi

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk


menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar
nilai yang disebut International Geomagnetiks Reference Field (IGRF)
yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut
diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1
juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun.

2.3 Medan magnet bumi


Ada 3 bagian medan magnet dibumi, yaitu :
1. Medan magnet utama
Medan magnet utama dapat di definisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
yang cukup luas lebih dari 1juta km2.

7
Gambar 4. Orientasi gambar medan magnetik bumi

2. Medan magnet luar


Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal
(crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang
mengandung mineral bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan
lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari
pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan
(anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik
induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar
terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya
sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari
survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan

8
induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan
magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula
sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan
magnet utama bumi (Telford, 1976).

2.4 Variasi Medan Magnetik Bumi


Intensitas medan magnetik yang terukur di atas permukaan bumi
senantiasa mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan medan
magnetik ini dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat ataupun lama.
Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi
dapat terjadi antara lain:
1. Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi
medan magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi
kutub magnetik bumi. Pengaruh variasi sekuler telah diantisipasi
dengan cara memperbarui dan menetapkan nilai intensitas medan
magnetik utama bumi yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun
sekali.
2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari
partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga
menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet.
Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma dengan perioda 24
jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya berkisar 2
gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan
(Telford, 1976).

9
3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam
medan magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor
penyebabnya diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodanya acak
tetapi kejadian ini sering muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu
suatu periode yang berhubungan dengan aktivitas sunspot (Telford,
1976). Badai magnetik secara langsung dapat mengacaukan hasil
pengamatan.
Untuk mendapatkan anomali medan magnetik yang menjadi target
survei, maka data magnetik yang telah diperoleh harus dibersihkan atau
dikoreksi dari pengaruh beberapa medan magnet yang lain. Secara
umum beberapa koreksi yang dilakukan dalam survei magnetik
meliputi:
1. Koreksi harian
Koreksi harian adalah koreksi yang dilakukan terhadap data
magnetik terukur untuk menghilangkan pengaruh medan magnet
luar atau variasi harian.
2. Koreksi IGRF
Koreksi IGRF adalah koreksi yang dilakukan terhadap data medan
magnet terukur untuk menghilangkan pengaruh medan utama
magnet bumi.

2.5 Fenomena Medan Magnet


Timbulnya medan magnet ada yang disebabkan oleh muatan listrik.
Apabila sebuah muatan titik bergerak dalam ruang, maka di sekitarnya
akan timbul medan magnet. Bagaimana besar dan arah induksi magnetik
yang dihasilkan oleh muatan titik yang bergerak?

10
Gambar 5. Medan magnet oleh muatan bergerak

Apabila muatan titik q bergerak dengan kecepatan 𝑣⃗ akan menghasilkan


medan magnet dengan induksi magnetik 𝐵⃗⃗ dalam ruang yang diberikan
oleh persamaan

q adalah besar muatan yang bergerak. Satuan q adalah coulomb C.


𝑣⃗ adalah vektor kecepatan gerak muatan. Satuan 𝑣⃗ adalah m/s.
𝑟⃗ adalah vektor yang mengarah dari muatan q ke titik medan P. Satuan
𝑟⃗ adalah m.
𝜇0 adalah permeabilitas ruang hampa yang memiliki nilai, μ0 = 4π x 10-7
Tm/A
𝐵⃗⃗ adalah induksi magnetik. Satuan 𝐵⃗⃗ adalah tesla (T) atau gauss (G)
dengan 1 T = 104G.

Dari persamaan di atas kita lihat bahwa induksi magnetik 𝐵⃗⃗ memiliki
karakteristik berikut.

11
1. Nilai 𝐵⃗⃗ berbanding lurus dengan muatan q dan kecepatan 𝑣⃗ , serta
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak muatan ke titik medan 𝑟⃗ .
2. Arah 𝐵⃗⃗ tegak lurus terhadap vektor kecepatan 𝑣⃗ dan tegak lurus
terhadap vektor 𝑟⃗ . Arah 𝐵⃗⃗ mengikuti aturan sekrup dengan arah
putar sekrup dari arah 𝑣⃗ ke arah 𝑟⃗ dan arah maju/mundur sekrup
merupakan arah 𝐵⃗⃗
3. Induksi magnetik 𝐵⃗⃗ bernilai nol sepanjang garis gerak muatan.

Berikutnya kita akan mempelajari bagaimana besar dan arah induksi


magnetik 𝐵⃗⃗ di sekitar kawat lurus yang dialiri arus listrik. Perhatikan
gambar dan penjelasan ini

Gambar 6. Medan magnet oleh kawat lurus

Kawat dipilih sebagai sumbu X dan titik medan P berada di sumbu Y.


Elemen arus 𝐼𝑑𝑙⃗ =𝐼𝑑𝑥⃗ berjarak x dari titik asal. P berjarak y dari titik
asal. 𝑟⃗ adalah vektor yang mengarah dari 𝐼𝑑𝑙⃗ ke

12
titik medan P. 𝑑𝐵⃗⃗ yang dihasilkan 𝐼𝑑𝑙⃗ tegak lurus 𝐼𝑑𝑙⃗ dan tegak lurus
𝑟⃗ serta mendekati pembaca.

Contoh permasalahan :
Kawat yang sangat panjang dibengkokkan seperti pada gambar. Jika arus
yang mengalir pada kawat 5 ampere, tentukan besar dan arah induksi
magnetik 𝐵⃗⃗ di titik P ! .

Solusi permasalahan :
µ˳ 𝐼
Gunakan rumus 𝐵⃗⃗ = (𝑠𝑖𝑛𝜃1+𝑠𝑖𝑛𝜃2)
4𝜋 𝑅

Untuk kawatt (1)


µ˳ 5 4
𝐵⃗⃗ = 4𝜋 3(5 + 𝑠𝑖𝑛 90o) arah 𝐵⃗⃗ 1 mendekati pembaca.

Untuk kawat (2)


µ˳ 5 3 3
𝐵⃗⃗ = 4𝜋 4(5 +5 ) arah 𝐵⃗⃗ 2 mendekati pembaca.

Untuk kawat (3)


µ˳ 5 4
𝐵⃗⃗ = 4𝜋 3(𝑠𝑖𝑛 90o + 5 ) arah 𝐵⃗⃗ 3 mendekati pembaca.

13
2.6 Sifat Kemagnetan
Sifat magnet dari suatu bahan dipengaruhi oleh bilangan
kuantumkeempat yang dikenal sebagai bilangan kuantum spin (ms).
Bilangan ini menunjukkan arah dari gerakan elektron mengelilingi inti
atom. Spin electron mempunyai nilai +1/2 jika elektron bergerak searah
jarum jam, dan bernilai -1/2 jika elektron bergerak berlawanan arah
dengan jarum jam. Kontribusi gerakan elektron dalam atom yang saling
berlawanan ini akan menimbulkan suatu gaya yang disebut momen
magnetik, dimana resultannya akan sama dengan nol jika momen yang
dihasilkan oleh gerakan elektron yang searah jarum jam diimbangi dengan
gerakan elektron yang berlawanan dengan jarum jam.
1. Diamagnetik
Bahan ini menghasilkan efek penolakan yang lemah terhadap medan
magnet, dan mempunyai sifat kemagnetan hanya karena pengaruh dari
medan magnet eksternal dihilangkan. Sifat diamagnetik timbul karena
penyusunan kembali orbit electron dalam pengaruh medan
magnet. Merupakan sifat yang dimiliki oleh bahan yang semua
elektron dalam kulitnya berpasangan. Hal ini disebabkan resultan
momen magnetiknya sama dengan nol, karena semua spin
elektron -1/2 diimbangi denagn semua spin elektron +1/2,
sehingga bahan ini tidak menciptakan medan magnet. Permeabilitas
bahan ini : µ <µo. Contoh : Bi, Cu, Au, Ag, Zn, NaCl.
2. Paramagnetik
Bahan ini memiliki kerentanan positif tetapi masih kecil terhadap
medan magnet. Bahan ini sedikit tertarik oleh medan magnet tetapi
tidak dapat menyimpan pengaruh magnet tersebut apabila medan
magnet eksternal dihilangkan. Merupakan sifat magnet dari bahan
yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbitalnya. Hal
ini menyebabkan momen magnetiknya tidak sama dengan nol, karena
ada arah putaran elektron yang tidak diimbangi. Sifat paramagnetik
timbul karena penyusunan kembali orbit elektron yang disebabkan

14
oleh pengaruh medan magnet eksternal. Jika bahan ini masuk ke
dalam solenoid, akan timbul induksi magnet. Permebilitas bahan ini :
µ >µo. Contoh : Al, Mg, W, Pt.
3. Ferromagnetik
Bahan ini memiliki kerentanan positif yang besar terhadap medan
magnet eksternal, dan dapat tertarik kuat dalam medan magnet, serta
dapat menyimpan pengaruh magnetik walaupun medan magnet
eksternalnya telah dihilangkan. Memiliki elektron yang tidak
berpasangan dalam orbitalnya, maka resultan momen magnetiknya
tidak sama dengan nol. Sifat magnetik yang kuat ini juga dipengaruhi
oleh adanya magnet domain. Contoh Fe, Ni, Co.

15
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Medan magnet adalah daerah yang ada di sekitar magnet dimana
objek-objek magnetik lain dapat terpengaruh oleh gaya
magnetismenya
2. Menurut Analisa Carl Friedrich Gauss tentang medan magnet yaitu :
a. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari
dalam bumi
b. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan
persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan
potensial dwi kutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini
mempunyai kemiringan 11.5o terhadap sumbu geografi.
3. Ada 3 bagian medan magnet di bumi yaitu : medan magnet utama,
medan magnet luar dan medan magnet anomali.
4. Variasi medan magnet di bumi terdiri dari : variasi sekuler, variasi
harian, badai magnetik.
5. Sifat-sifat kemagnetan terdiri dari : Diamagnetik, paramagnetik dan
ferromagnetik.

1.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, lebih baik jika isi pembahasan diperbanyak
referensinya sehingga mutu ilmu lebih baik dengan konsep keilmuan yang
tidak luntur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mikrajudin, Abdullah, 2017, Buku Fisika Dasar II, Bandung : Kampus Ganesa
Douglas C. Giancoli, 2001, Fisika Jilid 2, Jakarta : Erlangga
Severinus, Domi, 2018, Medan magnet dan Elektromagnet, Ristekdikti
Halliday dan Resnick dkk.1997. Fisika jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga
https://www.academia.edu/36623343/Makalah_Kalkulus_II_Bab_Fungsi_ tangal
akses 19 maret 2019
https://www.kamusq.com/2012/09/medan-magnet-pengertian-dan-definisi.html
tanggal akses 20 maret 2019
http://calya-chesta.blogspot.com/2015/04/gaya-magnet.html tanggal akses 20
maret 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Magnet tanggal akses 20 maret 2019
https://tanya-tanya.com/rangkuman-contoh-soal-pembahasan-induksi-magnet/
tanggal akses 25 maret 2019

17

Anda mungkin juga menyukai