PENDAHULUAN
1. Baja
a. Baja karbon
Baja karbon rendah : 0.02% ≤ C ≤ 0.2% wt
Baja karbon sedang : 0.2% ≤ C ≤ 0.5%wt
Baja karbon tinggi : 0.5% ≤ C ≤ 2.1%wt
b. Baja paduan
Baja paduan tinggi : persentase paduan > 8%wt
Baja paduan rendah : pesentase paduan <8%wt
2.Besi Cor
Merupakan ferro dengan kadar karbon 2,11%≤C≤6,67% wt terdiri dari :
a. Besi cor putih
Besi cor putih diperoleh dengan pendinginan,sifat sehingga
didapatkan fasa ferrite dan sementite yang mana jika patah
premukaannya, bewarna putih digunakan untuk menahan beban yang
sangat tinggi, bersifat sangat keras, tahan karat, karat dan tidak
memiliki grafit.
b. Besi cor kelabu
Komposisi karbon pada 2,5%-4%wt dan silicon 1%-3%wt.
Grafitnya yang berbentuk serpihan, membuatnya agak keras. Jika
patah permukaanya buram, bersifat mampu tempa, redam energy,
yang baik, mampu menyerap panas, tapi kekuatannya tariknya rendah.
Contoh : blok mesin (silinder)
c. Besi cor nodular
Besi cor modular yang mana besi cor ini ditambahkan silicon(Si)
sebanyak 1,8%-2,8%wt.Grafitnya berbentuk Modular (bulat) sifat
mekanik hampir sepeti baja.
Contoh : roda gigi
d. Besi cor malleable
Besi yang memiliki grafit berbentuk bongkahan, bersifat mampu
tempa,keras, kekerasan pada besi cor ditentukan oleh bentuk grafit
yang dimilkinya.
b. Non ferro
Merupakan logam dengan unsure penyususn utamanya adalah
bukan dari fe. Contohnya :
1.Aluminium (Al)
2.Seng (Zn)
3.Tembaga (Cu)
4.Moligdenum (Mo)
5.Nikel (Ni)
6.Silisium (Si)
2.1.3. Mikrostruktur
Merupakan bagaian-bagian terkecil (mikro) dari struktur maknik.
Mikrostruktur dapat berupa :
a. Atom
Bagian terkecil dari suatu material yang tidak dapat di bagi lagi
secara reaksi kimia biasa. Dimana masih memiliki sifat aslinya dalam
ukuran besar.
b. Sel satuan
Merupakan kumpulan atom-atom yang tersusun dengan pola
teratur dan berulang dengan orientasi yang sama.
Contoh :
1.Body Centered Cubic(BCC)
2 Face Centered Cubic(FCC)
3.Hexagonal Closed Package(HCP)
c. Butir
Merupakan kumpulan sel satuan yang tersusun dengan teratur dan
berulang.
d. Kristal
Merupakan kumpulan sel satuan yang tersusun dengan pola yang
teratur.
3. Cacat bidang
Cacat karena ada bidang yang menyerong sehingga tidak sejajar
dengan bidang lainnya yang terdiri dari :
a. Voids (renik) : Adanya rongga-rongga kecil pada bidangterjadi saat
pembentukan material.
b. Crack (retak) : Adanya retak pada bidang terjadi saat
pembentukan material yang disebabkan oleh pendinginan yang
tidak sempurna.
c. Cacat Inklusi : Terjebaknya partikel-partikel asing dalam
padatan yang bukan merupakan struktur padatan logam Kristal.
2.1.5 Sifat-sifat material :
1. Sifat fisik merupakan sifat yang telah ada pada material tanpa
dilakukan pengujian (pembebanan luar) Contoh :Volume, Massa.
2. Sifat mekanik, merupakan sifat yang timbul pada material akibat
adanya pembebanan dari luar
a. Kekerasan : merupakan kemampuan material untuk menahan
deformasi plastis local akibat penetrasi permukaan.
b. Kekuatan : merupakan kemampuan material untuk menahan
deformasi total diseluruh permukaan specimen.
c. Keuletan: kemampuan atau besarnya regangan regangan
maksimum plastis yang mampu diterima material sampai patah.
d. Ketangguhan : kemampuan material unuk menyerap besarnya
energy sampai material itu patah.
e. Kelentingan : besarnya energy yang diserap oleh material
didaerah elastis dan akan kembali ke bentuk semula jika beban.
f. Modulus elastisitas : besarnya perbandingan antara tegangan dan
regangan di daerah elastisitas.
3. Sifat teknologi merupakan sifat mampu produksi.
Contoh : mampu las, mampu bentuk.
4. Sifat kimia merupakan sifat untuk bereaksi secara kimia atau dengan
lingkungan.
5. Sifat thermal merupakan sifat yang berhubungan dengan kemampuan
material untuk menyerap dan menghantarkan panas, contoh titik didih,
titik beku
6. Sifat listrik merupakan sifat material untuk dapat menghantarkan
listrik.
Contoh : konduktor.
7. Sifat akustik merupakan sifat yang berhubungan dengan bunyi.
Contoh : pemantulan bunyi.
8. Sifat optik merupakan sifat yang berhubungan dengan pencahayaan
material.
2.1.6 Jenis-jenis pengujian material
1. Pengujian merusak
Pengujian material yang menyebabkan kerusakan atau perubahan
permanen. Misal : Uji Impack
2. Pengujian tidak merusak
Pengujian yang tidak menyebabkan kerusakan atau perubahan
permanen.
Misal : Visual Test
Untuk memahami fasa-fasa yang terbentuk pada besi karbon, pada berbagai
suhu ditunjukan oleh diagram fasa Fe3C.
120°
A B
B 1 100
in. ball
8
C Diamond 150
D Diamond 100
E 1 100
in. ball
8
F 1 60
in. ball
8
G 1 150
in. ball
8
H 1 60
in. ball
8
I 1 150
in. ball
8
J 1 60
in. ball
8
K 1 150
in. ball
8
Beban standar 500 dan 300 kg dengan peningkatan beban 500kg selama
pembebanan,beban ditekan 10-30 detik.pemilihan beban tergantung dari
kekerasan material maka beban yang diterapakn juga semakin besar.
Rumus angka kekerasan Brinell
∂p
𝐻𝐵 =
πD(D − √D2− d2 )
136°
𝑑1
𝑑1
HV=1,854 P/ 𝑑 2
Keterangan:
HV=Angka kekerasan vikers
P =Beban
l/b=7,11
b/t=4,00
4.2 Perhitungan
Rata-rata nilai HRB 980 pada Raw,Normalizing dan Quanching.
53,2+51,9+52,4+54,5+49,6
1.X Raw =
5
261,7
= 5
=52,34 HRB
56,6+56,6+54,1+57,1+57,6
2.X Normalizing = 5
281,9
= 5
=56,38 HRB
44,8+54,5+54,6+61,7+58,7
3. X Quanching = 5
274
=
5
=54,86 HRB
4.3 Tabel Hasil Perhitungan
4.4 Grafik
55
54.5
54
53 53.3
52.4
52 51.9
51
50
49.6
49
48
47
1 2 3 4 5
70
60 56.6
57.6
50 56.6 54.1 57.1
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Grafik Baja Perlakuan Normalizing
70
61.7
60 54.5 58.7
50 54.6
40 44.8
30
20
10
0
1 2 3 4 5
5.1. Kesimpulan
1. Pada pratikum uji kekerasan ini bahan material yang di uji adalah
baja.yang mana hasil pengujiannya dengan menggunakan mesin uji
Rockwell pada 5 titik percobaan.
2. Dari mengujian yang dilakukan didapat nilai kekerasan sebagai berikut :
a. Nilai kekerasan rata-rata baja tanpa perlakuan (Raw) = 52,34 HRB
b. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Normalizing = 56,38 HRB
c. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Quenching = 54,86 HRB
3. Berdasarkan nilai uji tarik diatas,Normalizing memiliki nilai kekerasan
tertinggi,padahal secara teoritis yang memiliki nilai kekerasan tertinggi
adalah Quenching.Ada beberapa factor yang menyebabkan hal ini
terjadi,antara lain :
a. Tertukarnya specimen pada saat pengujian.
b. Adanya cacat pada permukaan specimen
c. Tidak meratanya pengamplasan specimen
d. Permukaan specimen tidak merata
e. Indentor tidak tegak lurus terhadap permukaan specimen
f. Adanya gaya dari luar pada specimen pada saat melakukan
percobaan sehingga menyebabkan beban terganggu kestabilannya
dan berpengaruh terhadap skala yang dibentuk
5.2. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar didapat ukuran kekerasan yang sesuai
percobaan :
1. Kekerasan suatu bahan dengan Rockwell maka skala dalam Rockwell
harus diseting nol terlebih dahulu
2. Pada pengukuran suatu bahan harus dihindari gerakan-gerakan yang
mengganggu keseimbangan rockwell
DAFTAR PUSTAKA
Ket: P: tekanan
A: luas penampang
4.Grafik perbandingan kekerasan.
TUGAS SESUDAH PRAKTIKUM
Ket :
- P = Beban yang ditentukan
- D = Diameter imdikator
- d = Diameter lekukan
10. Tujuan praktikum uji kekerasan :
Menentukan angka kekerasan beban
Membandingkan beberapa metodepengukuran kekerasan
Mengintersprestasikan hasil uji kekerasan