Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan terdiri atas logam dan non logam, setiap bahan itu memiliki sifat-sifat
mekanik yang berbeda, baik itu kekerasannya, keuletan, ketangguhan, kekuatan
maupun sifat deformasinya. Suatu produk material yang dihasilkan sebelum
disalurkan kepasaran maka dilakukan pengujian adalah uji keras. Uji keras adalah
pengujian terhadap material untuk mengetahui kekerasan suatu bahan mempunyai
banyak arti, oleh karena itu untuk membuktikan kekerasan suatu bahan maka
dilakukan uji keras.
Pengujian keras sangat bermanfaat pada aplikasinya di lapangan, kita dapat
menentukan kekerasan / kekeuatan yang diinginkan, sesuai dengan kondisi yang
ada di lapangan. Beberapa metode untuk uji kekerasan dapat dilakukan dengan
metode rockwell, metode brinell, metode vickers. Tiap-tiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu menentukan angka kekerasan bahan.
b. Mahasiswa mampu membandingkan beberapa metode pengukuran
kekerasan.
c. Mahasiswa mampu menginterprestasikan hasil kekerasan.

1.3 Batasan Masalah


Pada percobaan uji impack ini hanya menguji satu specimen dengan
memberikan 3 jenis perlakuan yaitu raw,normalizing,dan quenching. Pengujian
kekerasan ini menggunakan metode Rockwell dengan menggunakan indentor
intan. Sebenarnya dalam uji kekerasan banyak jenis metode yang bisa digunakan
yaitu metode Brinell,Vickers dan Mayers. Kemudian membandingkan hasil uji
kekerasan dari masing-masing spesimen dengan 3 perlakuan, yaitu raw,
normalizing, dan quenching.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Material adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai
massa,sedangkan material teknik adalah material atau bahan yang digunakan
dalam bidang keteknikan. Secara garis besar material dibagi menjadi dua yaitu
material organik dan material nonorganik.
a. Material organik
Material organik merupakan material yang berasal dari makhluk hidup.
Contoh : kayu, tulang
b. Material nonorganik
Material nonorganik merupakan material yang bukan berasal dari makhluk
hidup.
Material non organik terbagi atas :
2.1.1 Logam
Logam adalah material yang memiliki konduktivitas termal tinggi,
mempunyai ikatan ion dan kovalen,secara fisik bentuknya mengkilap,
kecepatan atom tinggi,elektronnya masih banyak yang belum berpasangan,
mampu menghantarkan listrik dengan baik.
Logam terbagi atas logam ferro dan non-ferro.
a. Logam ferro
Logam ferro adalah suatu logam yang unsur penyusun utamanya
adalah fe dan karbon. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia yang
sederhana antara besi dan karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam
besi dengan berbagai cara. Jenis logam ferro adalah sebagai berikut :

1. Baja
a. Baja karbon
 Baja karbon rendah : 0.02% ≤ C ≤ 0.2% wt
 Baja karbon sedang : 0.2% ≤ C ≤ 0.5%wt
 Baja karbon tinggi : 0.5% ≤ C ≤ 2.1%wt
b. Baja paduan
 Baja paduan tinggi : persentase paduan > 8%wt
 Baja paduan rendah : pesentase paduan <8%wt

2.Besi Cor
Merupakan ferro dengan kadar karbon 2,11%≤C≤6,67% wt terdiri dari :
a. Besi cor putih
Besi cor putih diperoleh dengan pendinginan,sifat sehingga
didapatkan fasa ferrite dan sementite yang mana jika patah
premukaannya, bewarna putih digunakan untuk menahan beban yang
sangat tinggi, bersifat sangat keras, tahan karat, karat dan tidak
memiliki grafit.
b. Besi cor kelabu
Komposisi karbon pada 2,5%-4%wt dan silicon 1%-3%wt.
Grafitnya yang berbentuk serpihan, membuatnya agak keras. Jika
patah permukaanya buram, bersifat mampu tempa, redam energy,
yang baik, mampu menyerap panas, tapi kekuatannya tariknya rendah.
Contoh : blok mesin (silinder)
c. Besi cor nodular
Besi cor modular yang mana besi cor ini ditambahkan silicon(Si)
sebanyak 1,8%-2,8%wt.Grafitnya berbentuk Modular (bulat) sifat
mekanik hampir sepeti baja.
Contoh : roda gigi
d. Besi cor malleable
Besi yang memiliki grafit berbentuk bongkahan, bersifat mampu
tempa,keras, kekerasan pada besi cor ditentukan oleh bentuk grafit
yang dimilkinya.

Gambar 2.1.1.1 Besi Cor Kelabu


Gambar 2.1.1.2 Besi Cor Nodular

Gambar 2.1.1.3 Besi Cor Putih

Gambar 2.1.1.4 Besi Cor Malleable

b. Non ferro
Merupakan logam dengan unsure penyususn utamanya adalah
bukan dari fe. Contohnya :
1.Aluminium (Al)
2.Seng (Zn)
3.Tembaga (Cu)
4.Moligdenum (Mo)
5.Nikel (Ni)
6.Silisium (Si)

2.1.2 Non logam


Merupakan unsur yang tidak dapat mengantarkan arus listrik.
Elektronnya telah banyak yang berpasangan yang terdiri dari :
a. Komposit
Paduan logam dengan nonlogam atau logam dengan logam yang
masih memiliki atau membawa sifat aslinya saat penggabungan yang
terjadi,terdiri dari matriks sebagai sebagai pengisinya dan fiber sebagai
penguat,terdiri dari :
1. Thermoplastis
Polimer dengan rantai hidrokarbon yang panjang,mempunyai sifat
sebagai berikut :
 Lunak pada temperature panas
 Memiliki kemampuan meregang pada skala yang cukup besar
 Dapat didaur ulang
2. Thermoseting
Polimer dengan rantai hidrokarbon yang bercabang, mempunyai sifat
sebagai berikut :
 Pada suhu kamar bersifat kaku, keras dan kuat
 Tidak akan mengalami perubahan fisik akibat pemanasan pada
suhu tinggi
 Tidak dapat di daur ulang
b. Keramik
Merupakan paduan logam adan non-logam yang tergabung secara
satu menurut keramik karbida, boride, aliran dan karbon keramik
terbagi atas :
1. Keramik tradisional
Keramik yang dibuat secara sederhana.
Contoh : tembikar dan kendi
2. Keramik teknik
Keramik yang dibuat untuk tujuan keteknikan.
Contoh : keramik putih pada busi.
c. Polimer
Merupakan gabungan monomer-monomer rantai hidrokarbon yang
panjang dan bercabang.
Polimer terbagi atas :
a. Thermoplastik, rantai hidrokarbonnya panjang
Sifat-sifat polimer :
 Lunak pada temperatur kamar, mempunyai kemampuan
meregang pada skala yang cukup besar.
 Meleleh akibat pemanasan pada suhu tinggi.
Contoh polimer : plastik biasa, asoy

b. Thermosetting, rantai hidrokarbonnya bercabang


Sifat-sifat Thermosetting :
 Pada temperatur kamar bersifat kaku, keras dan kuat.
 Tidak akan mengalami perubahan fisik akibat pemanasan pada
suhu tinggi.
 Tidak dapat di daur ulang.
Contoh : melamin dan Teflon

c. Elastomer, polimer yang elastis


Contohnya : karet gelang

2.1.3. Mikrostruktur
Merupakan bagaian-bagian terkecil (mikro) dari struktur maknik.
Mikrostruktur dapat berupa :
a. Atom
Bagian terkecil dari suatu material yang tidak dapat di bagi lagi
secara reaksi kimia biasa. Dimana masih memiliki sifat aslinya dalam
ukuran besar.
b. Sel satuan
Merupakan kumpulan atom-atom yang tersusun dengan pola
teratur dan berulang dengan orientasi yang sama.
Contoh :
1.Body Centered Cubic(BCC)
2 Face Centered Cubic(FCC)
3.Hexagonal Closed Package(HCP)
c. Butir
Merupakan kumpulan sel satuan yang tersusun dengan teratur dan
berulang.
d. Kristal
Merupakan kumpulan sel satuan yang tersusun dengan pola yang
teratur.

2.1.4 Cacat material


Cacat material merupakan ketidaksempurnaan atau kekurangan
material secara permanen.
Cacat materal terbagi atas :
1. Cacat titik
Cacat yang terjadi pada satu atom. Cacat terdiri atas :
a. Vacancy (kekosongan) : Hilangnya sebuah atom dari
barisannya.
b. Substitusi (penggantian) : Ada atom asing yang mengisi barisan
yang seharusnya di isi oleh atom tuan rumah.
c. Interstisi (penyisipan) : Ada atom yang terjepit diantara
barisan atom yang lain.

Gambar 2.1.4.1 Cacat Titik


2. Cacat garis (dislokasi)
Cacat yang tejadi dalam suatu garis struktur mikro yang terdiri dari :
a. Dislokasi ulir : Arah dislokasi sejajar dan tegak lurus dengan arah
bidang bujur.
b. Dislokasi sisi : dislokasi tegak lurus dengan arah bidang bujur.

Gambar 2.1.4 Dislokasi Tepi

Gambar 2.1.4 Dislokasi Ulir

3. Cacat bidang
Cacat karena ada bidang yang menyerong sehingga tidak sejajar
dengan bidang lainnya yang terdiri dari :
a. Voids (renik) : Adanya rongga-rongga kecil pada bidangterjadi saat
pembentukan material.
b. Crack (retak) : Adanya retak pada bidang terjadi saat
pembentukan material yang disebabkan oleh pendinginan yang
tidak sempurna.
c. Cacat Inklusi : Terjebaknya partikel-partikel asing dalam
padatan yang bukan merupakan struktur padatan logam Kristal.
2.1.5 Sifat-sifat material :
1. Sifat fisik merupakan sifat yang telah ada pada material tanpa
dilakukan pengujian (pembebanan luar) Contoh :Volume, Massa.
2. Sifat mekanik, merupakan sifat yang timbul pada material akibat
adanya pembebanan dari luar
a. Kekerasan : merupakan kemampuan material untuk menahan
deformasi plastis local akibat penetrasi permukaan.
b. Kekuatan : merupakan kemampuan material untuk menahan
deformasi total diseluruh permukaan specimen.
c. Keuletan: kemampuan atau besarnya regangan regangan
maksimum plastis yang mampu diterima material sampai patah.
d. Ketangguhan : kemampuan material unuk menyerap besarnya
energy sampai material itu patah.
e. Kelentingan : besarnya energy yang diserap oleh material
didaerah elastis dan akan kembali ke bentuk semula jika beban.
f. Modulus elastisitas : besarnya perbandingan antara tegangan dan
regangan di daerah elastisitas.
3. Sifat teknologi merupakan sifat mampu produksi.
Contoh : mampu las, mampu bentuk.
4. Sifat kimia merupakan sifat untuk bereaksi secara kimia atau dengan
lingkungan.
5. Sifat thermal merupakan sifat yang berhubungan dengan kemampuan
material untuk menyerap dan menghantarkan panas, contoh titik didih,
titik beku
6. Sifat listrik merupakan sifat material untuk dapat menghantarkan
listrik.
Contoh : konduktor.
7. Sifat akustik merupakan sifat yang berhubungan dengan bunyi.
Contoh : pemantulan bunyi.
8. Sifat optik merupakan sifat yang berhubungan dengan pencahayaan
material.
2.1.6 Jenis-jenis pengujian material
1. Pengujian merusak
Pengujian material yang menyebabkan kerusakan atau perubahan
permanen. Misal : Uji Impack
2. Pengujian tidak merusak
Pengujian yang tidak menyebabkan kerusakan atau perubahan
permanen.
Misal : Visual Test

2.1.7 Jenis-jenis pembebanan


1. Pembebanan Statis : Jenis pembebanan yang tidak berubah atau
berpengaruh pada waktu. Misal : Uji tarik,Uji kekerasan,Uji tekan
2. Pembebanan Dinamis : Jenis pengujian yang laju pembebanan tidak
berpengaruh pada waktu.
3. Pembebanan Kejut : Jenis pembebanan laju pembebanan tiba-tiba.

2.1.8 Perlakuan Panas (Heat Treatment)


Perlakuan panas (heat treatment) adalah suatu proses pemanasan
terhadap material untuk mendapatkan sifat-siafat yang diinginkan.
Pemanasan dilakukan sampai temperatur austenite. Pada temperatur ini
dilakukan holding time( waktu penahanan) beberapa saat. Untuk
meratakan pemanasan diseluruh bagian specimen. Temperatur pemanasan
yang umum dilakukan adalah
Ty=A3+100(0c)
Proses perlakuan panas (heat treatment) mengubah sifat material untuk
perubahan struktur mikro dengan cara :
1. Pemanasan
2. Pengaturan laju pendinginan
Proses perlakuan panas dilakukan tidak pernah mencapai titik cair.
Pada perlakuan panas antara lain terdapat proses :
1. Pelunakan (softering process)
Proses pelunakan mengubah material keras menjadi lunak.
2. proses pengerasan (hardening process)
Proses pengerasan mengubah material lunak menjadi keras.

Pemanasan dilakukan pada temperatur austenit, selanjutnya dari


temperatur austenit ini didinginkan melalui :
a. Annealing
Annealing adalah porses pendinginan yang lambat. Sifat yang
didapat adalah lunak, karena pendinginan dalam tungku.Proses
perlakuan panas yang bertujuan untuk mendapatkan struktur mikro
yang seragam dan untuk menghilangkan tegangan sisa.
Tahap-tahap proses Annealing :
 Baja dipanaskan diatas garis abc dengan kecepatan dan suhu
tertentu.
 Ditahan pada waktu tertentu (Holding Time)
 Didinginkan didalam oven.
b. Normalizing
Normalizing adalah proses pendinginan normal yang dilakukan di
udara terbuka tujuan mendapatkan sifat material yang normal.Tujuan
dari proses Normalizing adalah untuk mendapatkan sifat-sifat normal
dan sifat-sifat sebagai berikut :
 Memperbaiki kekuatan
 Memperhalus ukuran butiran
 Memperbaiki duckfility
 Mengurangi kekerasan
 Menghilangkan tegangan sisa
Tahap-tahap proses Normalizing :
 Baja dipanaskan sampai suhu 850 C
 Ditahan pada waktu tertentu
 Di dinginkan dengan media (udara bebas)
c. Quenching
Quenching adalah proses perlakuan panas dengan proses
pendinginan cepat dengan menggunakan media celup sifat yang
didapat adalah keras. Media celup yang digunakan biasanya oli, air,
atau air garam.Bertujuan merubah struktur suatu baja hingga
didapatkan struktur kartensit yang keras.
Tahap-tahap proses Normalizing :
 Baja dipanaskan sampai suhu 850 C
 Ditahan pada waktu tertentu
 Di dinginkan pada media pendingin (oli, air, minyak tanah)
d. Tempering
Proses pemanasan kembali dengan suhu kurang lebih 60 C di atas
suhu austenit didinginkan dengan fluida cair kemudian dipanaskan lagi
di oven.
Proses pada perlakuan panas hingga temperatur austenit didapat dilihat pada
diagram :

Gambar 2.1.8 Diagram perlakuan panas

Untuk memahami fasa-fasa yang terbentuk pada besi karbon, pada berbagai
suhu ditunjukan oleh diagram fasa Fe3C.

Gambar 2.1.9 Diagram fe-Fe3C


Karakteristik struktur yang terbentuk dari transformasi austenite
tergantung dari kombinasi kimia dan terutama sekali temperature dimana terjadi
transformasi.
Pada pemanasan baja karbon :
1. Jika pemanasan terlalu tinggi,maka terjadi pembesaran butir melalui
reorientasi dibatas butir kemudian menyatu menjadi butir batasan
kemudian menyatu menjadi butir yang lebih kasar.
2. Jika pemanasan terlalu lama,butir akan membesar.
Sifat-sifat yang diinginkan dari perlakuan panas,antara lain :
1. Patah Getas
Ciri-ciri patah getas :
 Adanya penjalaran retak yang tinggi.
 Terjadi pada batasan butir.
 Warna patahannya mengkilap.
 Patahannya tidak berserat.
 Tidak diketahui deformasi plastis.
2. Patah Ulet
Ciri-ciri patah ulet :
 Terjadi deformasi plastis sebelum terjadi patahan.
 Permukaan patahan berserat.
 Energi yang dikeluarkan sedikit.
Sifat mekanis dan sifat fisis material,antara lain :
a. Sifat mekanis adalah sifat yang telah ada pada material yang timbul terhadap
pembebanan:.
1.Kekuatan : Kemamapuan material menahan deformasi total.
2.Kekerasan : Kemampuan material menahan deformasi pada permukaan.
3.Keuletan : Besarnya regangan plastis maksimum.
4.Ketangguhan :Besarnya energy yang diserap material sampai patah.
5.Kelentingan : Besarnya energy yang diserap saat deformasi elastic.
6.Modulus Elastisitas : Ukuran kekakuan material saat deformasi elastic.
b. Sifat Fisis : Sifat yang telah ada pada material tanpa ada dilakukan pengujian.
2.2 Teori Khusus
Pengujian kekerasan adalah pengujian ketahanan material menahan
deformasi plastis yang diakibatkantekanan atau goresan dari benda lain.pengujian
kekerasan dilakukan dengan menekan sebuah indentor ke permukaan benda
uji.ukuran hasil penekanan di konversikan ke angka kekerasan.
Metode uji kekerasan ada 3 yaitu:
1.Pengujian kekerasan Rockwell
Dalam pengujian ini indentor terbuat dari baja.yang di perkeras berbentuk
bola dan selain itu ada juga yang berbentuk kerucut intan.

120°

A B

a.bentuk indentor Rockwell dari samping


b.berntuk indentor Rockwell dari atas

Indentor bola mempunyai ukuran diameter masing-masing


1,588,3,175,6,350 dan 12,70mm. dan 150 kg.
Angka kekerasan Rockwell di simbolkan dengan 4R
Contoh:804RB
Melambangkan angka kekerasan 80 pada B.
Skala kekerasan Rockwell

SCALESY INDENTOR MAJOR LOAD(KG)


A Diamond 60

B 1 100
in. ball
8
C Diamond 150

D Diamond 100
E 1 100
in. ball
8
F 1 60
in. ball
8
G 1 150
in. ball
8
H 1 60
in. ball
8
I 1 150
in. ball
8
J 1 60
in. ball
8
K 1 150
in. ball
8

Penyimpangan pada pengujian ini muncul bila specimen uji terlalu


tipis atau indentor terlalu dekat dengan tepi specimen.kekerasan permukaan
specimen uji sangat menentukan keakuratan hasil pengujian.
2.Pengujian kekerasan Brinell
Pengujian kekerasan brinell menggunakan penumbuk yang terbuat dari
bola baja yang diperkeras.diameter bola adalah 10 mm
D

Gambar indentor Brinell

Beban standar 500 dan 300 kg dengan peningkatan beban 500kg selama
pembebanan,beban ditekan 10-30 detik.pemilihan beban tergantung dari
kekerasan material maka beban yang diterapakn juga semakin besar.
Rumus angka kekerasan Brinell
∂p
𝐻𝐵 =
πD(D − √D2− d2 )

Dimana:HB=angka kekerasan Brinell


P =Beban
Ketebalan maksimum specimen sama dengan indentor,sedangakan jarak
antara penjejakan sama dengan pengujian Rockwell pengujian ini juga
memerlukan permukaan yang datar dan halus,angka kekerasan brinell di
simbolkan dengan HB.
3.pengujian kekerasan Knoop dan Vikers
Kedua pengujian ini mengggunakan indentor intan yang cukup kecil dan
mempunyai bentuk geometri berbentuk pyramid.sepertipada gambar di bawa ini

136°
𝑑1
𝑑1

Gambar Bentuk indentor Vikers

HV=1,854 P/ 𝑑 2

Keterangan:
HV=Angka kekerasan vikers
P =Beban

l/b=7,11
b/t=4,00

Bentuk indentor knoop


HK=14,2 P/𝐿2
HK=Angka beban kekerasan knoop
P =Beban
Kekerasan knoop dan vikers di lambangkan dengan HK dan HV.kedua
jenis pengujian ini cocok untuk pengujian dengan material yang nilai
kekerasannya rendah.knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang
getas seperti keramik.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


3.2 Bahan Dan Alat Yang Digunakan
a. Bahan
Specimen:
1. Raw
2. Quenching
3. Normalizing
b. Alat
1. Mesin uji kekerasan
2. Jangka sorong
3. Mistar
4. Oven pemanas
5.Amplas

3.3 Prosedur pengujian


1. Permukaan benda uji (specimen) dibersihkan hingga permukaan tersebut
rata dan sejajar terhadap permukaan meja uji.
2. Pemilihan metode pengujian kekerasan yang dipakai didasarkan atas
keperluan.
3. Pengukuran kekerasan dilakukan beberapa titik pada permukaan benda uji.
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Pengujian


Menggunakan Metode Rockwell

Titik Baja(Raw) Baja(Normalizing) Baja(Quenching)


1 53,3 HRB 56,6 HRB 44,8 HRB
2 51,9 HRB 56,6 HRB 54,5 HRB
3 52,4 HRB 54,1 HRB 54,6 HRB
4 54,5 HRB 57,1 HRB 61,7 HRB
5 49,6 HRB 57,6 HRB 58,7 HRB

4.2 Perhitungan
Rata-rata nilai HRB 980 pada Raw,Normalizing dan Quanching.
53,2+51,9+52,4+54,5+49,6
1.X Raw =
5
261,7
= 5

=52,34 HRB
56,6+56,6+54,1+57,1+57,6
2.X Normalizing = 5
281,9
= 5

=56,38 HRB
44,8+54,5+54,6+61,7+58,7
3. X Quanching = 5
274
=
5

=54,86 HRB
4.3 Tabel Hasil Perhitungan

Spesimen Nilai Kekerasan


Raw 52,34 HRB
Normalizing 56,38 HRB
Quenching 54,86 HRB

4.4 Grafik

55
54.5
54
53 53.3
52.4
52 51.9
51
50
49.6
49
48
47
1 2 3 4 5

Grafik Baja Perlakuan Raw

70

60 56.6
57.6
50 56.6 54.1 57.1

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5
Grafik Baja Perlakuan Normalizing
70
61.7
60 54.5 58.7
50 54.6
40 44.8
30
20
10
0
1 2 3 4 5

Grafik Baja Perlakuan Quenching

4.5 Analisa dan Pembahasan


Pada percobaan pengujian kekerasan ini menggunakan baja dengan 3
perlakuan yaitu : raw (tanpa perlakuan ),normalizing dan quenching.uji kekerasan
ini menggunakan metode Rockwell dengan HRB 980 menggunakan identor
intan.adapun cara menentukan nilai kekerasan material dengan melakukan
pengujian kekerasan dengan menekan mata intan kepermukaan
specimen.kemudian pada alat uji kekerasan akan muncul nilai kekerasan material
tersebut.pengujian ini dilakukan 5 kali pada setiap specimen.
Secara visual dapat kita analisa nilai kekerasan specimen yaitu dengan
cara mengamati bekas tekanan mata intan pada permukaan specimen,apabila
bekas mata intan terlalu dalam,material tersebut kurang keras dan apabila bekas
mata intan dangkal maka material tersebut keras.
Di dalam percobaan uji kekerasan dilakukan 5 kali pada 3 jenis perlakuan
didapat hasil rata-rata masing-masing specimen yaitu :
1. Nilai kekerasan rata-rata baja tanpa perlakuan (raw) = 52,34 HRB
2. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Normalizing = 56,38 HRB
3. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Quenching = 54,86 HRB
Nilai kekerasan yang didapat pada setiap titik berbeda pada suatu
material,yang seharusnya sama.adapun factor-faktor yang menyebabkan nilai
kekerasan yang berbeda-beda pada percobaan ini adalah :
1. Ada cacat pada permukaan specimen
2. Tidak meratanya pengamplasan material
3. Permukaan specimen yang tidak rata
4. Identor tidak tegak lurus terhadap permukaan specimen
5. Adanya gaya dari luar pada specimen pada saat melakukan percobaan
sehingga menyebabkan beban terganggu kestabilannya dan berpengaruh
terhadap skala yang dibentuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan bahan adalah :
1. Komposisi kimia : semakin banyak komposisi kimia maka material
semakin keras
2. Kadar butir : semakin banyak butiran yang kecil maka nilai kekerasan
suatu material semakin tinggi
3. Kadar karbon : semakin banyak kadar karbonnya semakin tinggi nilai
kekerasan dan sebaliknya
4. Struktur mikro ; struktur atom-atom didalam suatu material mempengaruhi
harga kekerasan.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Pada pratikum uji kekerasan ini bahan material yang di uji adalah
baja.yang mana hasil pengujiannya dengan menggunakan mesin uji
Rockwell pada 5 titik percobaan.
2. Dari mengujian yang dilakukan didapat nilai kekerasan sebagai berikut :
a. Nilai kekerasan rata-rata baja tanpa perlakuan (Raw) = 52,34 HRB
b. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Normalizing = 56,38 HRB
c. Nilai kekerasan rata-rata baja perlakuan Quenching = 54,86 HRB
3. Berdasarkan nilai uji tarik diatas,Normalizing memiliki nilai kekerasan
tertinggi,padahal secara teoritis yang memiliki nilai kekerasan tertinggi
adalah Quenching.Ada beberapa factor yang menyebabkan hal ini
terjadi,antara lain :
a. Tertukarnya specimen pada saat pengujian.
b. Adanya cacat pada permukaan specimen
c. Tidak meratanya pengamplasan specimen
d. Permukaan specimen tidak merata
e. Indentor tidak tegak lurus terhadap permukaan specimen
f. Adanya gaya dari luar pada specimen pada saat melakukan
percobaan sehingga menyebabkan beban terganggu kestabilannya
dan berpengaruh terhadap skala yang dibentuk

5.2. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar didapat ukuran kekerasan yang sesuai
percobaan :
1. Kekerasan suatu bahan dengan Rockwell maka skala dalam Rockwell
harus diseting nol terlebih dahulu
2. Pada pengukuran suatu bahan harus dihindari gerakan-gerakan yang
mengganggu keseimbangan rockwell
DAFTAR PUSTAKA

Hestiawan.Hendri.2010.modul Praktikum Material Teknik.Universitas Bengkulu.


Tugas sebelum praktikum

1. Kekerasan suatu bahan


Kekerasan suatu bahan menurun jika dipanaskan, karna karna pemuaiyan
pada bahan tersebut menyebabkan rongga antara komponen atom yang
menyusunnya hingga energy ikatannya rendah dan kekerasannya menurun.

2. Metode pengukuran kekerasan.


a. Brinell
Pengukuran beberapa bahan ditatapkan skema skema waktu tertentu
dan diameter lekukan diukurdengan mikroskop daya rendah setelah
beban dihilangkan, angka kekerasamn berupa p dibagi luas permukaan
lekukan pada permukaan logam.
b. Rockwell
Prinsip pengukuran kekerasan didasarkan pada dangkalnya intan antara
bola baja sampai indicator masuk kedalam logam pada beban tertentu.
c. Vickers
pengukuran piramida intan yang bentuknya bujur sangkar.
d. Mayer
Adalah angka kekerasan diperoleh dengan membandingkan beban
denganluas proyeksi lekukan.

3. Kekerasan suatu bahan berbanding lurus dengan kekuatan tariknya, karna


pada dasarnya kekuyatan merupakan ketahanan suatui bahan terhadap
deformasi plastis akibat penetrasi permukaan, sedangkan kekuatan tarik
adalah ukuran-ukuran gaya yang diperlukaan untuk mematahkan atau
merusak sutu bahan kekerasan. Dan kekuatan tarik sebanding dengan
samkin kerasnya suatu bahan, makin tinggi kekuatan tariknya.
𝑃
𝜎=𝐴

Ket: P: tekanan
A: luas penampang
4.Grafik perbandingan kekerasan.
TUGAS SESUDAH PRAKTIKUM

1. Syarat teoritis bahwa kekerasan sebanding dengan kekuatan kekerasan dan


kekuatan menyatakan kemampuan material terhadap deformasi plastis.
Hub antara kekerasan dan kekuatan :
T(psi) = 3,45 BHN
T(mp3) = 500 BHN
Kekerasan dalah kemampuan material untuk menahan deformasi lokal akbat
penetrasi di permukaan yang dinyatakan dengan P/A yaitu besarnya
pembebanan P terhadap luas penampang material.

2. Sumber- sumber kesalahan.


a. Kesalahan pada material.
- Cacat pada material.
- Spesimen terlalu kecil dan keras
b. Kesalahan pada alat uji keras.
- Spesimen yang tidak tegak lurus terhadap identor.
- Landasan yang tidak bersih.
c. Faktor manusia.
- Kurang teliti dalam pembacaan.
- Gangguan gaya luar.

3. Standart deviasi dari percobaan yang dilakukan adalah


Soal Free Test

1. Apa yang dimaksud dengan material ?


2. Sebutkan Sebutkan beberapa meterial ?
3. Sebutkan beberpa jenis mikrostruktur dan gambarkan BCC dan FCC ?
4. Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis cacat meterial ?
5. Sebutkan beberapa sifat mekanik dan jelaskan ?
6. Sebutkan beberapa jenis material non logam ?
7. Apa yang dimaksud uji kekerasan ?
8. Sebutkan beberapa metode dalam uji kekerasan ?
9. Tuliskan dan jelaskan persamaan untuk mengetahui nilai kekerasan brinell ?
10. Sebutkan tujuan praktikum ?
Jawab:
1. Material adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang.
2. Jenis logam
Ferro
A. Baja
Baja karbon
-baja karbon rendah
-baja karbon sedang
-baja karbon tinggi
Baja paduan
-baja paduan rendah
-baja paduan tinggi
B. Besi
Besi cor
-besi cor putih
-besi cor kelabu
-besi cor modular
-besi cor malleable
Non ferro adalah unsur utamanya bukan Fe
- Aluminium,tembaga,silisium,seng,krom,magnesium,dll.
3. Jenis mikrostruktur
- Atom
- Satuan sel
- Butiran
- Kristal
4. Jenis titik material
- Cacat titik : cacat yang terjadi pada struktur atom
a. cacat vacancy : hilangnya salah satu atom dari barisannya
b. cacat subtitusi : adanya atom lain yang mengisi barisanyang
seharusnya diisi oleh atom tuan rumah
c. cacat intrsity : adanya atomyang terdesak dan beda dari atom lain
- Cacat bidang : cacat yang terjadi pada batas butiran
a. renik : adanya rongga kecil pada bidang terjadi saat pembentukan
material
b. crack : adanya retak pada bidang terjadi saat pembentukan material
disebabkan oleh pendingin yang tidak sempurna
c. inklusi : terjebaknya partikel-partikel asing dalam padatan yang
bukan merupakan struktur
- Cacat garis : cacat yang terjadi pada sederetan struktur mikro
a. dislokasi tepi : arah dislokasi tegak lurus bidang bujur.
b. Dislokasi ulir : bidang menyerong sehingga tidak searah dengan
bidang lainnya.
5. Sifat mekanik
 Sifat mekanik : sifat yang telah ada pada material yang tibul terhadap
pada pembebanan.
 Sifat kekerasan : kemampuan material menahan deformasi pada
permukaan
 Sifat kekuatan : kemampuan material menahan deformasi total
 Sifat keuletan : besarnya regangan plastis maksimum
 Sifat ketangguhan : besarnya energi yang diserap material sampai
patah
 Sifat kelentingan : besarnya energi yang diserap saat deformasi elastis
 Modulus elastisitas : ukuran kekakuan material saat deformasi elastis
6. Jenis-jenis material non logam :
 Komposit :
- Thermoplastik
- Thermoseting
 Keramik
- Keramik tradisional
- Keramik murni
 Polimer
- Tidak panas
- Tidak tahan panas
- Elastisitas
7. Uji kekerasan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan kekerasn pada
material dengan memberikan penetrasi padapermukaan.
8. Metode dalam uji kekerasan
 Metode pantulan
 Metode lekukan
 Metode goresan
 Metode knop
9. Persamaan brinell
2p
BHN =
π D ( D− √D2 −d2

Ket :
- P = Beban yang ditentukan
- D = Diameter imdikator
- d = Diameter lekukan
10. Tujuan praktikum uji kekerasan :
 Menentukan angka kekerasan beban
 Membandingkan beberapa metodepengukuran kekerasan
 Mengintersprestasikan hasil uji kekerasan

Anda mungkin juga menyukai