Anda di halaman 1dari 4

`

PROSEDUR PENANGGULANGAN BENCANA DI DALAM


UPTD RSUD
RUMAH SAKIT
BANGKA
TENGAH
No.Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2

Tanggal terbit Ditetapkan


Agustus Direktur,
STANDAR
2018
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Yeni marlina Sp.PD.
NIP.197706302005012007
Bencana di dalam Rumah Sakit adalah kejadian pada suatu
PENGERTIAN waktu (relatif singkat) berupa kecelakaan dalam jumlah
yang melebihi pekerjaan rutin sehari-hari sehingga
memerlukan penanggulangan cepat yang tidak terikat pada
peraturan normal yang menimpa pasien atau karyawan di
rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


penanggulangan bencana di dalam Rumah

KEBIJAKAN Penangguang jawab penanggulangan bencana adalah


ketua tim yang ditunjuk berdasarkan keputusan Direktur
RSUD Bangka Tengah.
1. Laporkan kejadian bencana pada ketua Tim .
PROSEDUR 2. Ketua tim dan timnya :
Identifikasi bencana (kemungkinan meluasnya bencana,
perkiraan jumlah korban dan menentukan tingkat siaga
serta penanganannya).
3. Laporkan kejadian bencana kepada Direktur RSUD
Bangka Tengah oleh Ketua Tim .
4. Siapkan koridor terdekat yang khusus untuk
mempersiapkan pertolongan oleh petugas triage.
5. Driver ambulance mempersiapkan ambulance bila ada
pasien yang perlu dirujuk.
6. Laporan tertulis kepada Direktur RSUD Bangka Tengah
oleh Ketua Tim,
`
PROSEDUR PENANGGULANGAN BENCANA DI DALAM
UPTD RSUD RUMAH SAKIT
BANGKA
No.Dokumen No. Revisi Halaman
TENGAH
0 2/2

1. Bidang penunjang dan sarana


2. Ambulance
3. Rumah tangga
UNIT TERKAIT 4. Instalasi gawat darurat
5. Bidang pelayanan medik
`
RUANG DEKONTAMINASI
UPTD RSUD
BANGKA TENGAH HALAMAN
NOMOR REVISI 1/2
NOMOR DOKUMEN

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR TANGGAL TERBIT UPTD RSUD BANGKA TENGAH
OPERASIONAL AGUSTUS 2019
(SPO) dr. YENI MARLINA Sp.PD
NIP.197706302005012007

Pengertian Dekontaminasi adalah langkah pertama menangani peralatan,


perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang
terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati lebih aman
untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya
menginaktivikasi HBV, HBC dan HIV) dan mengurangi tapi tidak
menghilangkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan dekontaminasi saat terjadi
bencana.
Kebijakan Peraturan Direktur Nomor tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat
Prosedur 1. Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik melakukan
dekontaminasi, pastikan korban dalam keadaan stabil atau
telah dilakukan stabilisasi fungsi vitalnya.
2. Buka seluruh pakaian korban (mengurangi 70-80%
kontaminant)
3. Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dgn
6 galon air ( 25 ltr air/ 4-5 ember air) dan diperlukan area 22
inches² (66 cm²) per-orang.
4. Lakukan dgn cepat pencucian / penyiraman seluruh tubuh
korban.
5. Gunakan cairan pembersih untuk seluruh tubuh. Cairan baru
0,5 % Sodium hypochlorite (HTH chlorine) efektif utk
kontaminant biologi atau kimia.
6. Utk kontaminant biologi perlu waktu 10 menit (hal ini sulit utk
korban masal).
7. Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai
ujung kaki (head to toe).
8. Yakinkan korban sudah dicuci dengan bersih, bila perlu
periksa dan bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
9. Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering
dan bersih.
10. Korban di masukkan ke ruang IGD sesuai kriteria triage
(dapat dilakukan triage ulang walaupun sudah dilakukan
triage di lapangan.
11. Penanganan dilakukan berdasarkan skala prioritas kegawat
`
daruratan korban bencana.
12. Pelayanan medik yang diberikan sesuai standar
kemampuan rumah sakit.
Catatan:
1. Pasien bisa yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera
lakukan dekontaminasi.
2. Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas
pindahkan dari area tindakan, pakaian dibuka dan observasi
(medical evaluation).
3. Pasien tidak bisa bergerak, lakukan evaluasi klinis , berikan
prioritas dekontaminasi.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai