A. Pendahuluan
Rumah sakit dalam kegiatannya berpotensi menimbulkan bahaya fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan
dan keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung, maupun mesyarakat
di lingkungan rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan
khususnya terhadap pekerja. perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan dan
keselamatan kerja dengan menetapkan pedoman managemen kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit yang sejalan dengan peraturan-peraturan
pemerintah yang berlaku.
B. Latar Belakang
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan; mencegah gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan terhadap pekerjaan dalam pekerjaannya dari
resiko yang timbul akibat faktor yang merugikan kesehatan; serta penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologi. Upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara
pencegahan keceIakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Dalam undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23
dinyatakan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (k3) harus di
selenggarakan di semua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang mempunyai
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau memiliki karyawan paling
sedikit 10 orang. Rumah sakit sebagai salah satu tempat kerja termasuk kedalam
kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
rumah sakit, tetapi juga bagi pasien dan pengunjung rumah sakit.
Beberapa peraturan pemerintah yang menjadi referensi dalam pembuatan
kebijakan k3 di rumah sakit adalah: UU No. 1 tahun 1970 tentang kesehatan
kerja; Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit, PP No. 50 tahun 2012 tentang sistem managemen
keselamatan dan kesehatan kerja, UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan; PP
No. 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan; PP
No. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan; PP No. 63
tahun 2000 tetang keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi
pengion; Keppres No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena
hubungan kerja; Kepmenakes No. 1335 /Menkes/SK/X/2002 tentang standar
operasional pengambilan dan pengukuran kualitas udara ruangan rumah sakit;
Kepmenakes No. 1439/Menkes/SK/X/2002 tentang penggunaan gas medis pada
sarana pelayanan kesehatan; Kepmenakes No. 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite Kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan, dan masih banyak
lagi.
UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 05/Men. 1996
juga mengatur bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan lebih dari 100
orang atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahawa wajib menerapkan
sistem managemen K3 (Bab III pasal 3). Rumah sakit tidak terlepas dari
peraturan-peraturan ini karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi fisik
rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja, jika tidak
dikelola, rumah sakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana atau dampak buruk
pada kesehatan.
Berdirinya sebuah rumah sakit dilengkapi dengan bermacam-macam
peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeliharaan sedemikian rupa untuk
menjaga keselamtaan, kesehatan, mencegah kebakaran dan persiapan
penanggulangan bencana. Keselamatan kerja diterapkan di lingkungan yang mana
di dalamnya terdapat aspek manusia, alat, mesin, lingkungan dan bahaya kerja.
Upaya keselamatan kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
Dirumah sakit X masih terdapat kasus kecelakaan kerja, berdasarkan data
kecelakaan kerja Komite K3 RS tahun 2016, ada 6 kasus kecelakaan kerja yang
terlaporkan. Jumlah kasus ini meningkat di tahun 2017, yaitu sebanyak 22 kasus.
Pada tahun 2018, sampai dengan bulan November, tercatan ada 15 kasus
kecelakaan kerja. Dari berbagai kasus kecelakaan kerja yang terjadi, kasus
tertusuk benda tajam menyumbang angka terbnyak setiap tahunnya.
Rumah sakit meyakini bahwa semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dicegah, sehingga dibutuhkan usaha yang terus-menerus untuk
meningkatkan kesehatan dan keamanan kerja dan lingkungan kerja.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut di atas maka komite K3 bekerja sama
dismua bidang yang terkait berusaha untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamatan semua pasien, pengunjung dan karyawan yang berada di lingkungan
rumah sakit X dan lingkungan sekitarnya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, selamat dan sehat serta produktif bagi seluruh
sumber daya manuasia di RS, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat, dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja pegawai di semua unit kerja ke
tingkat setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan berupa kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi keryawan di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
D. Kegiatan
1. Managemen resiko
2. Refitalisasi anggaran K3RS
3. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
4. Keselamatan dan keamanan untuk petugas/staf, pasien dan pengunjung
5. Pengelolaan bahan beracun dan berbahaya
6. Kesiapan penanggulangan bencana (disaster plan)
7. Pengamanan kebakaran (fire safety dan evakuasi)
8. Pemantauan pemeliharaan alat kesehatan
9. Pengawasan managemen utilitas
10. Pelayanan kesehatan kerja
11. Pengawasan program managemen resiko fasilitas dan lingkungan
12. Program pendidikan dan pelatihan K3, managemen resiko fasilitas dan lingkungan
E. Rincian kegiatan
1. Managemen resiko
Mengurangi dampak negatif dari suatu resiko dari bahaya K3 di tempat kerja
2. Refitalisasi rencana anggaran K3RS
Membuat rencana kerja tahunan untuk kegiatan K3RS dan rencana anggaran dari
kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
Membuat rencana kerja program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
dan rencana jadwal pelaksanaan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Serta mulai
menerapkan sistem managemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit (SMK3
RS)
4. Keselamtan dan keamanan untuk petugas/staff, pasien dan pengunjung
a. Melakukan assesment resiko untuk mengindentifikasi bangunan, area, peralatan dan
fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cidera.
b. Melakukan assesment resiko prakontruksi setiap ada kegiatan kontruksi, renovasi
atau penghancuran bangunan
c. Perencanaan dan koordinasi dengan unit terkait untuk penyediaan fasilitas
pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cidera, mengurangi resiko
dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, staff dan pengunjung.
d. Pengawasan pemakaian identitas pada staff, pasien, pengunjung dan outsourcing di
area rumah sakit
e. Koordinasi dengan pihak keamanan terkait keamanan rumah sakit
f. Pengawasan terhadap area beresiko di rumah sakit
g. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan pada kejadian tidak aman
12. Program pelatihan dan pendidikan K3, managemen resiko fasilitas dan lingkungan
a. Edukasi staff terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan managemen fasilitas
dan keselamatan (MFK)
b. Pengajuan staff untuk mengikuti pelatihan terkait kompetensinya
c. Pengadaan simulasi terhadap penanggulangan bencana dan bahaya lainnya
F. Cara melaksanakan kegiatan
1. Managemen resiko
a. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko K3 dengan form HIRA (Hazard
Identification and Risk Assesmentt)
b. Pembuatan job safety analys (JSA)
2. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
a. Pelaksanaan managemen resiko K3
b. Rapat komite K3
c. Pelaksanaan dan monitoring keselamatan dan keamanan di rumah sakit
d. Pelaksanaan dan monitoring pengelolaan B3 di rumah sakit
e. Pelaksanaan dan monitoring penanggulangan bencana di rumah sakit
f. Pelaksanaan dan monitoring proteksi kebakaran di rumah sakit
g. Pemantauan dan monitoring pemeliharaan peralatan medis di rumah sakit
h. Pemantauan dan monitoring pemeliharaan sistem utilitas di rumah sakit
i. Pelaksanaan edukasi K3
j. Monitoring insiden yang berkaitan dengan K3, keselamatan dan keamanan, B3,
bencana, kebakaran, peralatan medis dan sistem utilitas
k. Melakukan investigasi terhadap insiden K3 yang terjadi
l. Melakukan sosialisasi K3
m. Pelaksanaan audit K3
n. Pelaksanaan audit K3 ke absourcing dan unit independen lain
o. Peningkatan mutu K3
p. Pembuatan laporan kerja
q. Pengadaan ATK
r. Pembuatan vidio safety briefing
s. Pemantauan, peninjauan dan menindaklanjuti indikator kinerja/mutu K3RS
10. Program pendidikan dan pelatihan K3, managemen fasilitas dan keselamatan
a. Melakukan pelatihan K3RS untuk staff K3
b. Melakukan pelatihan managemen resiko untuk staff RS dan Outsourcing
c. Melakukan pelatihan investigasi kecelakaan untuk staff K3
d. Melakukan pelatihan ToT untuk staff K3
e. Melakukan pelatihan terkait MFK untuk staff K3
f. Mengikuti seminar/workshop terkait K3 atau MFK
g. Diklat dasar K3 untuk orientasi karyawan baru
h. Diklat K3 untuk keperawatan
i. Koordinasi dengan Tim PKRS untuk melakukan edukasi K3 di pasien, pengunjung
rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit
j. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana kebakaran untuk staff RS dan
Outsourcing
k. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana Gempa bumi untuk staf RS dan
outsourcing
l. Pelatihan san simulasi penanggulangan bencana Penculikan bayi untuk staf RS dan
outsourcing
m. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana Ancaman bom untuk staf RS dan
outsourcing
n. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana gangguan keamanan dan ancaman
huru hara untuk staf RS dan outsourcing
o. Pelatihan pengelolaan B3 dan limbahnya
p. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana darurat air dan listrik
q. Pelatihan dan simulasi evakuasi/tanggap darurat
r. Pelatihan K3. MFK dan Disater untuk outsourcing
s. Pelatihan APAR
b. Kegiatan Preventif
1) Berkordinasi dengan Bagian SDM untuk menginisiasi Pemberian imunisasi pada
SDM rumah sakit dan pada pekerja yang beresiko dan berbahaya (Imunisasi
thypoid, hepatitis)
2) Memantau pemeriksaan kesehatan bagi karyawan sebelum bekerja dan berkala
3) Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan karyawan secara populasi untuk
memberikan rekomendasi program kesehatan kerja dan perbaikan lingkingan
kerja
4) Surveilans Medik : Menganalisa data-data medik yang berkaitan dengan
karyawan dan memberikan rekomendasinya
5) Surveilans lingkungan kerja : Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil
pengukuran lingkungan kerja kemudian membuat rencana tindak lanjutnya
6) Memantau kesehatan SDM rumah sakit dan pekerja yang bekerja pada tempat
kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi
c. Kegiatan Kuratif
1) Memberikan pengobatan/penanganan bagi SDM/pengunjung rumah sakit yang
menderuta sakit akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang tidak
ditanggung BPJS Ketenagakerjaan
2) Kordinasi dengan bagian SDM terkait tindak lanjut hasil pemeriksaan kesehatan
karyawan yang bermasalah (Misal : vaksinasi)
3) Membuat diagnosis dan tata laksana Penyakit Akibat Kerja
G. Sasaran
Sasaran program Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah :
1. Seluruh karyawan, baik dokter, perawat, staff penunjang medis, staff non medis dan
pemberi layanan lainnya, seluruh pasien, keluarga pasien, serta pengunjung terlibat
dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
2. Seluruh badan independen dan tenaga outsourcing yang berada di lingkungan Rumah
Sakit X terlibat dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
3. Kegiatan program keselamatan dan kesehatan kerja terlaksana di rumah sakit
4. Standar sistem manajemen kesehatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan pada
pelayanan rumah sakit