Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM K3RS VER SI SNARS 2018

A. Pendahuluan
Rumah sakit dalam kegiatannya berpotensi menimbulkan bahaya fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan
dan keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung, maupun mesyarakat
di lingkungan rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan
khususnya terhadap pekerja. perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan dan
keselamatan kerja dengan menetapkan pedoman managemen kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit yang sejalan dengan peraturan-peraturan
pemerintah yang berlaku.
B. Latar Belakang
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan; mencegah gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan terhadap pekerjaan dalam pekerjaannya dari
resiko yang timbul akibat faktor yang merugikan kesehatan; serta penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologi. Upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara
pencegahan keceIakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Dalam undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23
dinyatakan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (k3) harus di
selenggarakan di semua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang mempunyai
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau memiliki karyawan paling
sedikit 10 orang. Rumah sakit sebagai salah satu tempat kerja termasuk kedalam
kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
rumah sakit, tetapi juga bagi pasien dan pengunjung rumah sakit.
Beberapa peraturan pemerintah yang menjadi referensi dalam pembuatan
kebijakan k3 di rumah sakit adalah: UU No. 1 tahun 1970 tentang kesehatan
kerja; Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit, PP No. 50 tahun 2012 tentang sistem managemen
keselamatan dan kesehatan kerja, UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan; PP
No. 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan; PP
No. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan; PP No. 63
tahun 2000 tetang keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi
pengion; Keppres No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena
hubungan kerja; Kepmenakes No. 1335 /Menkes/SK/X/2002 tentang standar
operasional pengambilan dan pengukuran kualitas udara ruangan rumah sakit;
Kepmenakes No. 1439/Menkes/SK/X/2002 tentang penggunaan gas medis pada
sarana pelayanan kesehatan; Kepmenakes No. 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite Kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan, dan masih banyak
lagi.
UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 05/Men. 1996
juga mengatur bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan lebih dari 100
orang atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahawa wajib menerapkan
sistem managemen K3 (Bab III pasal 3). Rumah sakit tidak terlepas dari
peraturan-peraturan ini karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi fisik
rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja, jika tidak
dikelola, rumah sakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana atau dampak buruk
pada kesehatan.
Berdirinya sebuah rumah sakit dilengkapi dengan bermacam-macam
peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeliharaan sedemikian rupa untuk
menjaga keselamtaan, kesehatan, mencegah kebakaran dan persiapan
penanggulangan bencana. Keselamatan kerja diterapkan di lingkungan yang mana
di dalamnya terdapat aspek manusia, alat, mesin, lingkungan dan bahaya kerja.
Upaya keselamatan kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
Dirumah sakit X masih terdapat kasus kecelakaan kerja, berdasarkan data
kecelakaan kerja Komite K3 RS tahun 2016, ada 6 kasus kecelakaan kerja yang
terlaporkan. Jumlah kasus ini meningkat di tahun 2017, yaitu sebanyak 22 kasus.
Pada tahun 2018, sampai dengan bulan November, tercatan ada 15 kasus
kecelakaan kerja. Dari berbagai kasus kecelakaan kerja yang terjadi, kasus
tertusuk benda tajam menyumbang angka terbnyak setiap tahunnya.
Rumah sakit meyakini bahwa semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dicegah, sehingga dibutuhkan usaha yang terus-menerus untuk
meningkatkan kesehatan dan keamanan kerja dan lingkungan kerja.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut di atas maka komite K3 bekerja sama
dismua bidang yang terkait berusaha untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamatan semua pasien, pengunjung dan karyawan yang berada di lingkungan
rumah sakit X dan lingkungan sekitarnya.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, selamat dan sehat serta produktif bagi seluruh
sumber daya manuasia di RS, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat, dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit.

2. Tujuan Khusus
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja pegawai di semua unit kerja ke
tingkat setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan berupa kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi keryawan di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
D. Kegiatan
1. Managemen resiko
2. Refitalisasi anggaran K3RS
3. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
4. Keselamatan dan keamanan untuk petugas/staf, pasien dan pengunjung
5. Pengelolaan bahan beracun dan berbahaya
6. Kesiapan penanggulangan bencana (disaster plan)
7. Pengamanan kebakaran (fire safety dan evakuasi)
8. Pemantauan pemeliharaan alat kesehatan
9. Pengawasan managemen utilitas
10. Pelayanan kesehatan kerja
11. Pengawasan program managemen resiko fasilitas dan lingkungan
12. Program pendidikan dan pelatihan K3, managemen resiko fasilitas dan lingkungan

E. Rincian kegiatan
1. Managemen resiko
Mengurangi dampak negatif dari suatu resiko dari bahaya K3 di tempat kerja
2. Refitalisasi rencana anggaran K3RS
Membuat rencana kerja tahunan untuk kegiatan K3RS dan rencana anggaran dari
kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
Membuat rencana kerja program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
dan rencana jadwal pelaksanaan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Serta mulai
menerapkan sistem managemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit (SMK3
RS)
4. Keselamtan dan keamanan untuk petugas/staff, pasien dan pengunjung
a. Melakukan assesment resiko untuk mengindentifikasi bangunan, area, peralatan dan
fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cidera.
b. Melakukan assesment resiko prakontruksi setiap ada kegiatan kontruksi, renovasi
atau penghancuran bangunan
c. Perencanaan dan koordinasi dengan unit terkait untuk penyediaan fasilitas
pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cidera, mengurangi resiko
dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, staff dan pengunjung.
d. Pengawasan pemakaian identitas pada staff, pasien, pengunjung dan outsourcing di
area rumah sakit
e. Koordinasi dengan pihak keamanan terkait keamanan rumah sakit
f. Pengawasan terhadap area beresiko di rumah sakit
g. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan pada kejadian tidak aman

5. Pengelolaan bahan beracun dan berbahaya


a. Inventarisasi B3 dan limbahnya
b. Penanganan, penyimpanan dan pengguanaan B3 serta limbahnya
c. Pengawasan penggunaan alat pelindung diri (APD) terkait B3 dan limbahnya
d. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya
e. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan inseden lainnya terkait B3
f. Pemantauan izin, lisensi terkait tempat penyimpanan B3, pengelola B3 dan limbah
B3

6. Kesiapan penanggulanan bencana (disaster plan)


a. Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan
kejadian
b. Menentukan integeritas struktural dilingkungan pelayanan pasien yang ada dan
bagaimana bila terjadi bencana
c. Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa bencana
d. Menentukan strategi komunikasi pada waktu bencana
e. Mengelola sumber daya manusia selama kejadian bencana
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif
pada waktu kejadian bencana
g. Mengidentifikasi dan penerapan peran serta tanggung jawab staff selama rencana
h. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staff dan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan
pasien

7. Pengamanan kebakaran (fire safety) dan evakuasi


a. Melakukan assesment resiko kebakaran
b. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan resiko seperti peyimpanan dan
penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas medis.
c. Penanganan bahaya terkait dengan kontruksi atau renovasi
d. Penyediaan jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi apabila terjadi kebakaran
e. Penyediaan dan pemeliharaan sistem peringatan dini/deteksi dini kebakaran
f. Penyediaan mekanisme pemadaman api
g. Monitoring pelaksanaan kawasan tanpa rokok di rumah sakit

8. Pemantauan pemeliharaaan alat kesehatan


a. Pemantauan inventarisasi peralatan medis secara berkala
b. Pemantauan pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan ketentuan dan rekomendasi
pabrik
c. Pemantauan pelaksanaan pemeliharaan preventif dan kalibrasi

9. Pengawasan managemen utilitas


a. Pemantauan ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari dalam seminggu
b. Pemantauan pembuatan daftaf inventaris komponen-komponen sistem utilitas
c. Pemantauan pemeriksaan, pemeliharaan serta perbaikan komponen utilitas
d. Pemantauan pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas
e. Identifikasi resiko peralatan, sistem serta area
f. Pemantauan pemeliharaan dan pengujian ketersediaan serta kehandalan sumber
listrik dan air alternatif
g. Pemantauan hasil pemeriksaan air bersih dan air limbah

10. Pelayanan ksehatan kerja


a. Melaksanakan kegiatan promotif terkait kesehatan kerja
b. Melaksanakan kegiatan preventif terkait kesehatan kerja
c. Melaksanakan kegiatan kuratif terkait kesehatan kerja

11. Pengawasan program managemen resiko fasilitas dan lingkungan


a. Mengawasi semua aspek program managemen resiko
b. Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c. Melakukan edukasi staff
d. Mengawasi pelaksanaan pengujian/testing dan pemantauan program
e. Menilai ulang dan merevisi program managemen resiko fasilitas dan lingkungan
f. Pembuatan laporan tahunan
g. Mengorganisasi dan mengelola laporan insiden, melakukan analisasi dan upaya
perbaikan

12. Program pelatihan dan pendidikan K3, managemen resiko fasilitas dan lingkungan
a. Edukasi staff terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan managemen fasilitas
dan keselamatan (MFK)
b. Pengajuan staff untuk mengikuti pelatihan terkait kompetensinya
c. Pengadaan simulasi terhadap penanggulangan bencana dan bahaya lainnya
F. Cara melaksanakan kegiatan
1. Managemen resiko
a. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko K3 dengan form HIRA (Hazard
Identification and Risk Assesmentt)
b. Pembuatan job safety analys (JSA)
2. Sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
a. Pelaksanaan managemen resiko K3
b. Rapat komite K3
c. Pelaksanaan dan monitoring keselamatan dan keamanan di rumah sakit
d. Pelaksanaan dan monitoring pengelolaan B3 di rumah sakit
e. Pelaksanaan dan monitoring penanggulangan bencana di rumah sakit
f. Pelaksanaan dan monitoring proteksi kebakaran di rumah sakit
g. Pemantauan dan monitoring pemeliharaan peralatan medis di rumah sakit
h. Pemantauan dan monitoring pemeliharaan sistem utilitas di rumah sakit
i. Pelaksanaan edukasi K3
j. Monitoring insiden yang berkaitan dengan K3, keselamatan dan keamanan, B3,
bencana, kebakaran, peralatan medis dan sistem utilitas
k. Melakukan investigasi terhadap insiden K3 yang terjadi
l. Melakukan sosialisasi K3
m. Pelaksanaan audit K3
n. Pelaksanaan audit K3 ke absourcing dan unit independen lain
o. Peningkatan mutu K3
p. Pembuatan laporan kerja
q. Pengadaan ATK
r. Pembuatan vidio safety briefing
s. Pemantauan, peninjauan dan menindaklanjuti indikator kinerja/mutu K3RS

3. Keselamatan dan keamanan rumah sakit


a. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang komprehensif menyangkut
keselamatan dan keamanan.
b. Membuat mapping/denah area beresiko terjadinya gangguan keselamatan dan
keamanan
c. Melakukan inspeksi bangunan/gedung
d. Koordinasi terkait penyediaan tanda pengenal kepada orang yang bekerja di rumah
sakit diluar staff rumah sakit dan pasien
e. Melakukan assesment resiko prokontruksi setiap ada kegiatan kontruksi, renovasi
dan demolish
f. Pengadaan anggaran untuk tindak lanjut hasil managemen resiko (HVA, PCRA,
ICRA, HSI, HIRA)
g. Pemasangan rambu/sign/label di area-area atau peralatan berbahaya
h. Melakukan pemantauan dan dokumentasi pemeliharaan fasilitas, sarana dan
prasarana
i. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewaspadaan standar di area
j. Melakukan pengecekan terhadap jalur evakuasi dan fasilitas darurat lainnya
k. Sosialisasi 6 unsur keamanan meliputi sarana, lingkungan, tempat, prosedur,
tindakan dan anggaran
l. Monitoring laopran CCTV
m. Review program/panduan/SPO terkait keselamatan dan keamanan
n. Pemantauan insiden K3 yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan
o. Pengadaan safety walk untuk anti slip di tangga atau lantai yang miring
p. Pengadaan alat pelindung diri
q. Pengadaan police line (berikade tape) untuk area yang tidak boleh dilewati
r. Monitoring, pengadaan dan isi ulang penggunaan kotak P3K
s. Pengadaan stiker jalur evakuasi
t. Pengadaan papan jalur evakuasi gantung
u. Sosialisasi K3 melalui poster/foto

4. Pengelolaan bahan beracun dan berbahaya


a. Identifikasi dan inventarisasi bahan beracun dan berbahaya
b. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko uang komprehensif menyangkut bahan
beracun dan berbahaya
c. Melakukan mapping/pemetaan area beresiko B3
d. Penyiapan MSDS di setiap unit yang memiliki B3 sesuai dengan jenis B3 nya
e. Koordinasi dengan unit terkait untuk menyiapkan sarana keselamatan bahan beracun
dan berbahaya seperti lemari B3, eyewasher, alat pelindung diri (APD), rambu/label
bahaya B3 dan spilkit.
f. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulai penanganan tumpahan dan pengelolaan
bahan beracun dan berbahaya.
g. Melakukan investigasi terkait kejadian tumpahan B3 atau insiden B3 lainnya.
h. Pemantauan izin pengelolaan B3 seperti izin TPS B3 dan izin vendor pengelola B3
i. Pemantauan pengadaan B3 yang dilengkapi dengan MSDS oleh suplier
j. Pemantauan insiden K3 yang diakibatkan oleh bahan beracun dan berbahaya
k. Review panduan /program/spo yang berkaitan dengan B3
l. Audit pengelolaan B3

5. Kesiapan penanggulangan bencana


a. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang komprehensif terkait kondisi darurat
atau bencana.
b. Penilaian analisa resiko kerentanan bahaya dengan HVA
c. Penilaian analisa resiko kerentanan bahaya dengan HSI
d. Pembentukan tim tanggap darurat dan melatihnya
e. Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan hasil identifikasi
f. Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu terkait keselamatan tanda-tanda pintu
darurat maupun jalur evakuasi
g. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana kebakaran
h. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana gempa bumi.
i. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana ancaman bom
j. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana penculikan bayi
k. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana gangguna keamanan/ancaman
huru-hara
l. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana darurat air atau listrik
m. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana internal dan eksternal lainnya
n. Sosialisasi penanggulangan bencana dengan media poster atau spanduk
o. Pemantauan insiden K3 yang diakibatkan oleh bencana
p. Review panduan/program/spo yang berkaitan dengan bencana

6. Penanganan kebakaran (fire safety) dan evakuasi


a. Idetifikasi bahayan dan penilaian resiko area beresiko kebakaran dan ledakan
b. Pembuatan fire safety risk assesment (FSRA)
c. Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi kebakaran pasif dan aktif
d. Mapping area beresiko kebakaran dan letak sarana proteksi kebakaran serta jalur
evakuasinya
e. Pengadaan smoke detektor atau heat detektor atau alarm kebakaran
f. Pengadaan sprinkler
g. Pengadaan APAR
h. Isi ulang APAR yang expired dan perbaikan APAR rusak
i. Pengadaan pintu darurat
j. Pengadaan fire safety box dan isi (lemari APD/peralatan kebakaran) di tiap lantai
untuk tanggap darurat bancana kebakaran
k. Pengadaan stiker yang barkaitan dengan kebakaran
l. Pelatihan tim penanggulangan kebakaran (tim kode red) di setiap unit
m. Pemeliharaan secara berkala APAR, hidrant dan smoke detektor.
n. Ujicoba secara berkala APAR, hidrant dan smoke detektor
o. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi terkait bahaya kebakaran
p. Melakukan pelatihan, sosialisasi dan simulasi terkait peragaan evakuasi
q. Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi seperti lampu darurat, lampu exit,
stiker jalur evakuasi.
r. Penyusunan fire emergency plan
s. Pelatihan APAR dan hidran
t. Pelaksanaan fire safety audit
u. Pengawasan pelaksanaan keberjalanan kawasan tanpa asap rokok di rumah sakit
v. Pemantauan insiden K3 yang diakibatkan oleh kebakaran
w. Review panduan/program/spo yang berkaitan dengan kebakaran

7. Pemantauan pemeliharaan alat kesehatan


a. Pemantauan dan memastikan tersedianya daftar inventaris seluruh peralatan medis
b. Pemantauan dan memastikan penandaan pada peralatan medis yang digunakan dan
yang tidak digunakan
c. Pemantauan dan memastikan dilaksanakan inspeksi berkala
d. Pemantauan dan memastikan dilaksanakannya kalibrasi
e. Pemantauan dan memastikan dilakukannya uji fungsi dan uji coba peralatan
f. Pemantauan dan memastikan dilakukan pemeliharaan terencana terhadap peralatan
medis
g. Pemantauan dan memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan
medis berkompeten dan terlatih
h. Pemantauan terhadap alat medis under recall, alat medis berbahaya
i. Pemantauan terhadap insiden K3 yang diakibatkan oleh peralatan medis

8. Pengawasan managemen utilitas


a. Identifikasi peralatan, sistem serta area yang memiliki resiko paling tinggi terhadap
pasien dan staff terkait sistem utilitas
b. Pemantauan dan memastikan adanya daftar inventaris komponen-komponen sistem
utilitas
c. Pemantauan dan memastikan dilakukan kegitan pemeriksaan, pengujian dan
pemeliharaan terhadap semua komponen utilitas
d. Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas
e. Pemantauan dan memastikan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan utilitas
f. Pemantauan ketersediaan air dan listrik 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam
seminggu
g. Pemantauan pengujian dan pemeliharaan sumber listrik dan air utama
h. Pemantauan pemeliharaan sumber air dan listrik alternatif (air PDAM dan genset)
i. Pemantauan hasil uji coba sumber air bersih dan lsitrik alternatif
j. Pemantauan haisl monitoring mutu air bersih, air limbah, air reverse osmosis (RO)

9. Pengawasan program pengawasan managemen resiko fasilitas dan lingkungan


a. Pemantauan dan monitoring keselamatan dan keamanan
b. Pemantauan dan monitoting pengelolaan bahan beracun dan berbahaya
c. Pemantauan dan monitoring kesiapan penanggulangan bencana
d. Pemantauan dan monitoring proteksi kebakaran dan evaluasi
e. Pemantauan dan monitoring peralatan medis
f. Pemantauan dan monitoring managemen sistem utilitas
g. Melakukan audit K3
h. Melakukan edukasi staff
i. Pembuatan laporan hasil pengawasan

10. Program pendidikan dan pelatihan K3, managemen fasilitas dan keselamatan
a. Melakukan pelatihan K3RS untuk staff K3
b. Melakukan pelatihan managemen resiko untuk staff RS dan Outsourcing
c. Melakukan pelatihan investigasi kecelakaan untuk staff K3
d. Melakukan pelatihan ToT untuk staff K3
e. Melakukan pelatihan terkait MFK untuk staff K3
f. Mengikuti seminar/workshop terkait K3 atau MFK
g. Diklat dasar K3 untuk orientasi karyawan baru
h. Diklat K3 untuk keperawatan
i. Koordinasi dengan Tim PKRS untuk melakukan edukasi K3 di pasien, pengunjung
rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit
j. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana kebakaran untuk staff RS dan
Outsourcing
k. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana Gempa bumi untuk staf RS dan
outsourcing
l. Pelatihan san simulasi penanggulangan bencana Penculikan bayi untuk staf RS dan
outsourcing
m. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana Ancaman bom untuk staf RS dan
outsourcing
n. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana gangguan keamanan dan ancaman
huru hara untuk staf RS dan outsourcing
o. Pelatihan pengelolaan B3 dan limbahnya
p. Pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana darurat air dan listrik
q. Pelatihan dan simulasi evakuasi/tanggap darurat
r. Pelatihan K3. MFK dan Disater untuk outsourcing
s. Pelatihan APAR

11. Pelayanan Kesehatan Kerja


a. Kegiatan Promotif
1) Kordinasi dengan Gizi terkait pemberian makanan tambahan dengan gizi yang
mencukupi bagi petugas yang bekerja di area beresiko tinggi serta petugas yang
dinas bergilir
2) Kordinasi dengan SDM terkait pelaksanaan program kebugaran jasmani seperti
senam dan rekreasi
3) Kordinasi dengan SDM terkait Pembinaan mental/rohani staf
4) Pengelolaan kantin bersih, sehat dan selamat/hygien sanitasi
5) Pemantauan Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan perorangan

b. Kegiatan Preventif
1) Berkordinasi dengan Bagian SDM untuk menginisiasi Pemberian imunisasi pada
SDM rumah sakit dan pada pekerja yang beresiko dan berbahaya (Imunisasi
thypoid, hepatitis)
2) Memantau pemeriksaan kesehatan bagi karyawan sebelum bekerja dan berkala
3) Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan karyawan secara populasi untuk
memberikan rekomendasi program kesehatan kerja dan perbaikan lingkingan
kerja
4) Surveilans Medik : Menganalisa data-data medik yang berkaitan dengan
karyawan dan memberikan rekomendasinya
5) Surveilans lingkungan kerja : Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil
pengukuran lingkungan kerja kemudian membuat rencana tindak lanjutnya
6) Memantau kesehatan SDM rumah sakit dan pekerja yang bekerja pada tempat
kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi

c. Kegiatan Kuratif
1) Memberikan pengobatan/penanganan bagi SDM/pengunjung rumah sakit yang
menderuta sakit akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang tidak
ditanggung BPJS Ketenagakerjaan
2) Kordinasi dengan bagian SDM terkait tindak lanjut hasil pemeriksaan kesehatan
karyawan yang bermasalah (Misal : vaksinasi)
3) Membuat diagnosis dan tata laksana Penyakit Akibat Kerja

G. Sasaran
Sasaran program Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah :
1. Seluruh karyawan, baik dokter, perawat, staff penunjang medis, staff non medis dan
pemberi layanan lainnya, seluruh pasien, keluarga pasien, serta pengunjung terlibat
dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
2. Seluruh badan independen dan tenaga outsourcing yang berada di lingkungan Rumah
Sakit X terlibat dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
3. Kegiatan program keselamatan dan kesehatan kerja terlaksana di rumah sakit
4. Standar sistem manajemen kesehatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan pada
pelayanan rumah sakit

H. Jadwal Pelaksanaan dan Rencana Anggaran Kegiatan


Telampit

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
dilakukan dalam empat kali dalam setahun, yaitu akhir triwulan pertama, akhir triwulan
kedua, akhir triwulan ketiga dan akhir triwulan keempat. Hasil evaluasi akhir pada satu
triwulan akan dievaluasi dan bila ada masalah akan ditindak lanjuti yang kemudian akan
dievaluasi lagi pada triwulan berikutnya dengan harapan masalah ataupun kendala yang ada
sebelumnya telah teratasi/ada perbaikan.
J. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dalam empat kali dalam setahun yaitu pada
triwulan 1, triwulan 2, triwulan 3 dan triwulan 4 yang dilaporkan kepada Pimpinan Rumah
Sakit.

Anda mungkin juga menyukai