Anda di halaman 1dari 8

KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

EFEKTIVITAS PENYULUHAN GIZI DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK


MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KEAMANAN MAKANAN
JAJANAN SEKOLAH SISWA SEKOLAH DASAR

Khairuna Hamida , Siti Zulaekah, Mutalazimah

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Sebuah survei pendahuluan di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 2 Kauman
Diterima Maret 2012 Surakarta menunjukkan tingkat pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan
Disetujui April 2012
di sekolah masih rendah, yaitu dari 55%. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat
Dipublikasikan Juli 2012
atau metode untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang keamanan makanan
jajanan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
Keywords: pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan di sekolah setelah diberikan
Comic
perlakuan menggunakan strategi yang berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian
School-vended food safety
Students’ knowledge dan pengembangan dan dalam pelaksanaannya, jenis penelitian ini adalah eksperimen
semu dengan menggunakan pretest kelompok kontrol posttest. Sampel dalam penelitian
ini adalah 70 sampel atas dasar kriteria inklusi dan eksklusi. Uji statistik yang digunakan
adalah Wilcoxon dan Mann Whitney. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, menunjukkan
bahwa ada peningkatan pengetahuan, di mana p= 0,000 artinya ada pengaruh setelah
intervensi. Kemudian untuk mencari perbedaan peningkatan pengetahuan antara
kelompok-kelompok dengan menggunakan uji Mann Whitney, dengan hasil p= 0,000
berarti bahwa ada perbedaan antara kelompok, di mana wacana kelompok dengan
media komik memiliki peningkatan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok wacana dengan tidak ada media komik.

Abstract
A preliminary survey in Elementary School of SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta
shows the level of students’ knowledge on school-vended food safety remains low, which
is of 55%. Therefore, it is necessary the appropriate strategies or methods to improve the
students’ knowledge about the school-vended food safety. The objective of this research is to
know the difference of students’ knowledge on school-vended food safety after illumination
using different strategies. Type of this research is research and development and in the
implementation, the type of the research is quasy experiment using pretest posttest control
group. Sample in this research is of 70 samples on the base of inclusion and exclusion criteria.
Statistical test used is Wilcoxon and Mann Whitney. Based on the results of Wilcoxon test,
it shows that there is improvement of knowledge, where p= 0.000 meaning that there is
an influence after intervention. Then to look for the difference of knowledge improvement
among groups using Mann Whitney test, it has p= 0.000 meaning that there is a difference
among groups, where discourse group with comic media has better knowledge improvement
compared with discourse group with no comic media.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

Pendahuluan mengurangi paparan anak sekolah terhadap


makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak
Ketersediaan dan keamanan pangan aman adalah dengan promosi keamanan
merupakan hak dasar manusia. Masalah pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang
tersebut saat ini menjadi keprihatinan dunia tua, anak sekolah, serta pedagang.
karena ratusan juta manusia dilaporkan Berbagai metode telah dikembangkan
menderita penyakit akibat keracunan pangan. dunia pendidikan dalam menyampaikan pesan
Salah satu kelompok masyarakat yang sering yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
mengalami masalah akibat keracunan makanan sikap dan ketrampilan. Ceramah dan tanya
jajanan adalah anak sekolah (BPOM, 2009). jawab adalah metode yang cukup efektif sebagai
Jajanan anak sekolah merupakan masalah yang penyampaian pesan (Sukanto, 2000). Salah
perlu diperhatikan masyarakat, khususnya satu media penyuluhan yang dapat digunakan
orang tua dan guru karena makanan jajanan ini untuk menarik perhatian siswa adalah gambar.
sangat berisiko terhadap cemaran biologis atau Gambar dapat menimbulkan kreatifitas siswa
kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan, yang beragam dalam membahasakannya.
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keunggulan media gambar ini yaitu dapat
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) memperjelas suatu permasalahannya dengan
pada jajanan anak sekolah tahun 2004-2006, melihat gambar yang jelas dan sesuai dengan
kelompok siswa Sekolah Dasar (SD) paling pokok bahasan. Siswa akan lebih jelas terhadap
sering mengalami keracunan pangan. Menurut suatu pokok bahasan atau materi yang
WHO keracunan makanan yang dapat disampaikan guru (Februhartanty, 2004).
menyebabkan kematian mencapai 2,2 juta orang Bentuk media gambar yang dimodifikasi
dan sebagian besar terjadi pada anak-anak. Hal dengan tulisan dalam media pendidikan
ini didukung oleh survey BPOM tahun 2004 sering disebut dengan komik. Rivai (2001),
yang menunjukkan bahwa 60% jajanan sekolah mendefinisikan komik sebagai suatu bentuk
tidak memenuhi standar mutu dan keamanan. kartun yang mengungkapkan karakter dan
Survey BPOM tahun 2007 juga membuktikan memerankan suatu cerita dalam urutan
bahwa 45% jajanan sekolah merupan makanan yang erat dihubungkan dengan gambar dan
jajanan yang berbahaya (BPOM, 2009). dirancang untuk memberikan hubungan
Makanan jajanan memegang peranan kepada pembaca..Kelebihan komik menurut
yang cukup penting dalam memberikan Damayanti (2003) adalah: komik tidak
asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak berbahaya dan tidak merusak minat baca anak-
usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak anak. Komik dapat memperkaya kecerdasan
sekolah perlu diperhatikan karena aktivitas visual dan bisa mendorong anak belajar
anak yang tinggi. Konsumsi makanan jajanan mencocokan antara latar belakang dengan
anak diharapkan dapat memberikan kontribusi kejadian yang dipaparkan dalam cerita. Bonneff
energi dan zat gizi lain yang berguna untuk (1998) mengemukakan bahwa komik punya
pertumbuhan anak. peranan yang positif yaitu mengembangkan
Hasil survei di Bogor pada tahun 2004 kebiasaan membaca. Dunia anak-anak penuh
menunjukkan sebanyak 36% kebutuhan energi dengan imajinasi dan kreasi. Itulah sebabnya
anak sekolah diperoleh dari makanan jajanan sebagian besar anak-anak menyukai gambar,
yang dikonsumsinya. Akan tetapi tingkat sketsa dan komik. Komik adalah salah satu alat
keamanan makanan jajanan saat ini masih media yang menyenangkan untuk anak belajar.
memprihatinkan karena banyak makanan Edukasi melalui media komik ini diharapkan
jajanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan mampu membentuk pola pikir yang tepat agar
baik mutu maupun keamanannya. Salah satu anak mampu memilih jajanan yang sehat dan
penyebab kurangamannya makanan jajanan aman untuk dikonsumsi (Leif, 2002).
ini adalah kurangnya pengetahuan produsen Komik juga dapat membantu pemahaman
dan konsumen tentang persyaratan keamanan anak tentang suatu informasi, dalam hal ini
pangan dan dampaknya bagi kesehatan tentang keamanan makanan jajanan. Anak-anak
(Judarwanto, 2006). Salah satu usaha untuk banyak yang lebih menyukai gambar kartun

70
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

atau karikatur dibandingkan dengan gambar makanan jajanan. Uji coba komik dilakukan
poster. Perpaduan antara gambar dengan isi dengan cara focus group discussion (FGD). Uji
tentang keamanan makanan jajanan ini dapat coba dilaksanakan di SDIT Muhammadiyah Al
memberikan suatu informasi serta pendidikan Kautsar Gumpang Kartasura. Jumlah sampel
pada anak yang lebih mudah dipahami dan sebanyak 8 orang murid kelas IV dan 2 orang
dimengerti maksud dan tujuannya. Anak juga guru. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
dapat menikmati gambar lucu yang dikemas keterbacaan komik, materi dan mencari
dengan tema keamanan makanan jajanan, serta masukan-masukan lain untuk penyempurnaan
dapat pula dijadikan suatu hiburan dan ada komik.
maksud pendidikan di dalamnya (Leif, 2002). Hasil uji coba menunjukkan bahwa 6
Hasil observasi tentang keamanan sampel mengatakan huruf yang digunakan
makanan jajanan di SD Muhammadiyah 2 dalam komik masih ada yang ukurannya terlalu
Kauman menunjukkan bahwa pengetahuan kecil sehingga sulit untuk dibaca dan ukuran
siswa tidak baik sebanyak 55%. Oleh karena itu huruf masih banyak yang berbeda ukurannya,
peneliti tertarik untuk meneliti peran komik menurut 3 sampel warna komik kurang
untuk meningkatkan pengetahuan siswa bervariasi dan 2 orang guru mengatakan komik
tentang keamanan makanann jajanan. Tujuan masih banyak menggunakan kalimat tidak
penelitian ini adalah mengetahui efektifitas baku. Hasil dari uji coba ini menjadi bahan
penyuluhan gizi dengan media komik dalam untuk memperbaiki komik.
meningkatkan pengetahuan siswa tentang Ukuran huruf komik yang masih kecil
keamanan makanan jajanan sekolah. Siswa diganti menjadi yang lebih besar. Warna komik
sekolah dasar. dibuat lebih bervariasi lagi agar terlihat lebih
menarik. Kalimat dalam komik yang kurang
Metode baku diganti ke dalam kalimat baku supaya
lebih bisa dipahami siswa.
Jenis penelitian ini adalah Quasy Pengambilan data dilakukan dengan
experiment dengan rancangan pretest posttest melakukan dua kegiatan pada kelompok subyek
control group. Dalam penelitian ini digunakan yang berbeda yaitu satu kelompok diberi
dua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok penyuluhan dengan menggunakan ceramah
yang diberi ceramah tanpa media komik dan dan kelompok yang satu diberi penyuluhan
kelompok yang diberi ceramah dengan media dengan komik dan ceramah. Masing-masing
komik. Pada kelompok ceramah tanpa media kelompok subyek diberi kuesioner, selanjutnya
komik dilakukan di SD Al-Irsyad dan pada masing-masing subyek diminta untuk mengisi
kelompok ceramah dengan media komik sendiri kuesioner yang ditunggu langsung
dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Kauman. dan dikembalikan pada peneliti. Uji statistik
Populasi penelitian ini adalah siswa Wilcoxon digunakan untuk menganalisis
sekolah dasar yang bersekolah di SD Al-Irsyad perbedaan pengetahuan awal dan akhir pada
dan SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta tiap kelompok. Sedangkan untuk mengetahui
dengan jumlah populasi 116 siswa. Subyek perbedaan peningkatan pengetahuan antar
penelitian ini berjumlah 70 subyek berdasarkan kedua kelompok digunakan uji Mann Whitney.
kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuisioner Hasil dan Pembahasan
pengetahuan giz.i Skor pengetahuan diukur
dengan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan. Skor SD Muhammadiyah 2 Kauman
minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 20, Surakarta berada di Kampung Batik Kauman,
jawaban salah nilai 0 dan benar nilai 1. Dengan Pasarkliwon, Surakarta. SD Muhammadiyah
cut of point pengetahuan baik skor ฀ 80% dan 2 Kauman Surakarta mempunyai satu kantin
tidak baik bila skor < 80% (Madaniyah, 2004). dan satu koperasi sekolah yang berada di
Komik yang digunakan sebagai media disusun dalam kompleks sekolah. Koperasi dikelola
oleh peneliti dengan bantuan ahli media. Komik oleh pihak sekolah dan kantin dikelola oleh
berisi materi-materi mengenai keamanan para wali murid. Koperasi hanya menjual alat

71
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

tulis, seragam sekolah, makan dan minuman tahap revisi.


kemasan, sedangkan kantin sekolah selain Komik dipilih sebagai media alat bantu
menjual makanan dan minuman kemasan penyuluhan tentang keamanan makanan
kantin sekolah juga menjual makanan matang. jajanan sekolah karena komik merupakan
Salah satu contoh makanan matang yang media cetak yang memuat suatu cerita dan
disediakan adalah nasi bungkus, es kucir gambar, praktis dan mudah dibawa kemana
dan aneka gorengan. Ketika siswa membeli saja. Kelebihan lain dari media cetak ini adalah
gorengan kertas yang dipakai membungkus mudah dipahami dengan adanya gambar yang
adalah kertas koran. Selain makanan yang sederhana ditambah kata-kata dengan bahasa
dijual di kantin dan koperasi sekolah, siswa sehari-hari membuat komik dapat dibaca
dapat membeli makanan di luar pagar sekolah semua orang. Pemilihan bahan baku komik
pada saat istirahat maupun waktu pulang disesuaikan dengan pertimbangan biaya yang
sekolah. Penjual makanan keliling banyak yang ada, isi komik dicetak dengan menggunakan
mangkal di sekitar lingkungan sekolah, baik kertas HVS dan dijilid menggunakan jilid
pada waktu istirahat maupun waktu pulang spiral.
sekolah. Makanan yang dijual bermacam- Tahap perumusan masalah dan isi sesuai
macam antara lain siomay, batagor, tempura dengan tujuan pendidikan (penyuluhan) dengan
dan bakso. Dimana makanan ini banyak komik yaitu meningkatkan pengetahuan siswa
menggunakan saos yang berwarna mencolok. tentang keamanan makanan jajanan sekolah.
Gulali dan agar-agar yang dijual juga berwarna Materi komik tentang keamanan makanan
mencolok. jajanan sekolah yaitu meliputi: Bab I. Tentang
Sekolah Dasar Al-Irsyad terletak di Jl. keamanan makanan, Bab II. Tentang kemasan
Kapten Mulyadi 167 Pasarkliwon Surakarta. makanan, Bab III. Tentang tanggal kadaluarsa,
SD Al-Irsyad mempunyai satu kantin yang Bab IV. Tentang bahan tambahan makanan.
berada di dalam kompleks sekolah. Jenis Tahap evaluasi pada pengembangan
makanan yang disediakan di kantin tersebut komik dilakukan oleh ahlimedia (desain
adalah makanan dan minuman matang. Salah grafis), staf pengajar dan 8 siswa di SDIT
satu contoh makanan matang yang disediakan Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
adalah gorengan, dimana setelah digoreng Kartasura. Tujuan evaluasi adalah untuk
diletakan dalam tempat yang dilapisi kertas mengetahui keterbacaan komik, materi
koran. Selain makanan yang dijual di kantin dan mencari masukan-masukan lain untuk
sekolah, siswa dapat membeli makanan di penyempurnaan komik. Evaluasi dilakukan
luar pagar sekolah pada saat istirahat maupun dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
waktu pulang sekolah. Penjual makanan Hasil FGD menunjukkan bahwa 6 sampel
keliling banyak yang mangkal di sekitar mengatakan huruf yang digunakan dalam
lingkungan sekolah, baik pada waktu istirahat komik masih ada yang ukurannya terlalu
maupun waktu pulang sekolah. Makanan yang kecil sehingga sulit untuk dibaca dan ukuran
dijual bermacam-macam antara lain siomay, huruf masih banyak yang berbeda ukurannya,
batagor, tempura dan bakso dimana makanan 3 sampel mengatakan warna komik kurang
ini banyak menggunakan saos yang berwarna bervariasi dan 2 orang guru mengatakan komik
mencolok. masih banyak menggunakan kalimat tidak
Pengembangan media komik sebagai baku.
media penyuluhan tentang keamanan Penggunaan bahasa dalam komik ini
makanan jajanan sekolah dalam upaya untuk menurut staf pengajar di SDIT Muhammadiyah
meningkatkan pengetahuan siswa dengan Al Kautsar Gumpang Kartasura perlu diperbaiki.
menggunakan model pengembangan media Bahasa dalam dialog komik ini disarankan
pendidikan menurut Sadiman dkk (2002), yaitu untuk menggunakan kalimat yang baku agar
tahap identifikasi kebutuhan, pemilihan bahan kelompok sasaran lebih mudah memahami.
baku komik, tahap perumusan materi dan isi Materi dalam komik perlu diperluas lagi agar
komik, tahap penulisan teks dan pembuatan siswa lebih paham isi penyuluhan. Gambar
gambar, perhitungan biaya, tahap evaluasi, dan komik menurut staf pengajar sudah cukup

72
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kelompok Ceramah tanpa Media Komik

Pengetahuan Rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum p


Awal 15,94 7 20 0,025
Akhir 17,06 7 20 0,008

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kelompok Ceramah dengan Media Komik

Pengetahuan Rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum p


Awal 16,14 9 20 0,323
Akhir 18,77 13 20 0,005

baik, tetapi warna gambar perlu divariasi agar sedangkan nilai pengetahuan akhir minimal
lebih menarik lagi. adalah 7 dan maksimal 20 dengan rata-rata
Tahap revisi dari uji coba keterbacaan 17,06. Peningkatan nilai pengetahuan pada
komik dan hasil wawancara dalam tahap evaluasi kelompok ini meningkat sebesar 1,12 point.
menjadi bahan untuk memperbaiki komik Hasil uji Wilcoxon pengetahuan awal
ini. Warna komik lebih divariasi lagi. Usulan dan akhir pada kelompok ceramah tanpa
pada evaluasi belum semuanya dapat dipenuhi media komik diperoleh nilai p = 0,000. Hasil
karena tujuan dari pengembangan komik analisis tersebut menunjukkan terdapat
ini adalah sebagai alternatif pengembangan perbedaan pengetahuan yang signifikan
media pembelajaran kesehatan secara umum, antara pengetahuan awal dan akhir pada
khususnya tentang keamanan makanan jajanan kelompok ceramah tanpa media komik.
sekolah bagi siswa sekolah dasar. Rata-rata pengetahuan meningkat setelah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diberi penyuluhan sehingga terdapat manfaat
usia terendah subyek adalah 8 tahun dan usia penyuluhan tentang keamanan makanan
tertinggi adalah 10 tahun. Pada kelompok jajanan dengan metode ceramah di SD Al-
ceramah tanpa media komik terdapat 2,9% Irsyad.
subyek berusia 8 tahun, usia 9 tahun sebesar Pada kelompok ceramah dengan media
57,1% dan usia 10 tahun sebesar 40%. Sedangkan komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah
pada kelompok ceramah menggunakan 9 dan maksimal 20 dengan rata-rata 16,14
media komik terdapat 71,4% subyek berusia sedangkan nilai pengetahuan akhir minimal
9 tahun, dan 28,6% subyek berusia 10 tahun. adalah 9 dan maksimal 20 dengan rata-rata
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 18,77. Peningkatan nilai pengetahuan pada
pada kelompok ceramah tanpa media komik kelompok ini meningkat sebesar 2,63 point.
terbanyak adalah laki-laki yaitu 54,3% dan Hasil analisis perbedaan pengetahuan
kelompok ceramah menggunakan media awal dan akhir pada kelompok ceramah
komik subyek terbanyak adalah perempuan tanpa media komik dengan uji Wilcoxon
yaitu 71,2%. diperoleh nilai p= 0,001. Hasil analisis tersebut
Nilai pengetahuan awal diambil pada menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan
awal penelitian sebelum subyek diberikan yang signifikan antara pengetahuan awal dan
perlakuan. Nilai pengetahuan akhir diambil akhir pada kelompok ceramah dengan media
pada akhir penelitian setelah subyek diberikan komik. Rata-rata nilai pengetahuan meningkat
perlakuan. Sedangkan perubahan nilai setelah diberi penyuluhan, hal ini menunjukkan
pengetahuan adalah nilai pengetahuan akhir bahwa terdapat manfaat pemberian penyuluhan
dikurangi dengan nilai pengetahuan awal. tentang keamanan makanan jajanan dengan
Pada kelompok ceramah tanpa media media komik pada anak SD Muhammadiyah 2
komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah Kauman.
7 dan maksimal 20 dengan rata-rata 15,94 Peningkatan Pengetahuan pada Kedua

73
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kedua Kelompok

Kelompok Perlakuan
Variabel Ceramah tanpa Media Ceramah dengan Media p
Komik Komik
Perubahan Nilai Pengetahuan
Minimal 0 0 0,001
Maksimal 5 8
Rata-rata 1,11 2,63
Selisih nilai kedua kelompok 1,12 2,63

Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Tiap Kelompok

Kelompok Intervensi
Variabel
Ceramah tanpa Media Komik Ceramah dengan Media Komik
Tingkat Pengetahuan Awal
Baik 22 (62,9 %) 23 (65,7 %)
Tidak Baik 13 (37,1 %) 12 (34,3 %)
Tingkat Pengetahuan Akhir
Baik 26 (74,3 %) 32 (91,4 %)
Tidak Baik 9 (25,7 %) 3 ( 8,6 %)

Kelompok hubungannya dengan peningkatan prestasi


Peningkatan nilai pengetahuan tentang belajar siswa. Hal tersebut tampak pada
keamanan makanan jajanan pada kedua perbedaan hasil belajar siswa dari rata-rata
kelompok nilai rata-rata pada kelompok perolehan nilai dengan menggunakan metode
ceramah dengan media komik adalah 2,63 ceramah sebesar 6,6. Sementara perolehan nilai
dan untuk kelompok ceramah tanpa media dengan metode dengan menggunakan media
komik perubahan nilai rata-rata adalah OHP mempunyai rata-rata nilai sebesar 7,1.
1,11. Perubahan nilai pengetahuan tentang Tingkat pengetahuan siswa pada
keamanan makanan jajanan pada kelompok penelitian ini dikategorikan menurut Madanijah
ceramah dengan media komik lebih besar (2004). Distribusi tingkat pengetahuan kedua
dibandingkan dengan kelompok ceramah kelompok tentang keamanan makanan jajanan
tanpa media komik. dapat di lihat pada tabel 4. Tingkat pengetahuan
Hasil uji normalitas perubahan nilai siswa sebelum diberi penyuluhan tentang
pengetahuan berdistribusi tidak normal, keamanan makanan jajanan dalam kategori
selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney. Hasil pengetahuan baik sebesar 62,9% dan yang
uji Mann Whitney pada kedua kelompok tidak baik adalah 37,1%. Tingkat pengetahuan
diperoleh nilai p-value sebesar 0,001. Hal ini siswa setelah diberi penyuluhan dalam kategori
menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan baik sebesar 74,3% dan yang tidak baik sebesar
yang signifikan antara kelompok ceramah 25,7%.
tanpa media komik dan kelompok ceramah Hasil penelitian in menunjukkan bahwa
dengan media komik. Rata-rata pengetahuan sebelum diberi penyuluhan tentang keamanan
meningkat lebih tinggi setelah diberi makanan jajanan pengetahuan subyek sebagian
penyuluhan dengan media komik. besar tidak baik, hal ini disebabkan informasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diterima siswa tentang keamanan makanan
penelitian Rahmad (2008) bahwa pemberian jajanan masih kurang dan subyek belum
alat bantu media dalam proses belajar erat pernah mendapatkan materi atau penyuluhan

74
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

serupa. Sesudah diberi penyuluhan tentang proses pembelajaran antara lain: pengajaran
keamanan makanan jajanan jumlah subyek akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
yang berpengetahuannya baik meningkat 11,4 dapat menumbuhkan motivasi belajar
% karena informasi yang diperoleh sesudah siswa, bahan pembelajaran akan lebih jelas
penyuluhan dapat diterima dengan baik. maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
Pada kelompok ceramah dengan media siswa dan memungkinkan siswa menguasai
komik terlihat bahwa tingkat pengetahuan tujuan pembelajaran yang lebih baik, metode
siswa sebelum diberi penyuluhan tentang mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-
keamanan makanan jajanan dalam kategori mata komunikasi verbal melalui penuturan
pengetahuan baik sebesar 65,7% dan yang tidak kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan,
baik adalah 34,3%. Tingkat pengetahuan subyek siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
setelah diberi penyuluhan dalam kategori baik sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
sebesar 91,4% dan tidak baik sebesar 8,6%. tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti
Tabel 4 menunjukkan bahwa peningkatan mengamati.
pengetahuan siswa setelah diberi penyuluhan Sugiono (2006), mengemukaan bahwa
p tentang keamanan makanan jajanan dengan pengetahuan manusia diperoleh melalui
media komik lebih besar dibandingkan dengan persepsinya terhadap stimulus dengan
tanpa media. Hal ini karena informasi yang menggunakan alat indera. Hasil persepsi berupa
diperoleh sesudah penyuluhan dapat diterima informasi akan disimpan dalam sistem memori
dengan baik dan dilengkapi dengan cerita dan untuk diolah dan diberi makna, selanjutnya
gambar yang menarik sehingga siswa lebih jelas informasi tersebut digunakan (retrival) pada
menerima informasi. saat diperlukan. Seseorang dapat memperoleh
Peningkatan pengetahuan pada pengetahuan dengan mengoptimalkan
kelompok ceramah tanpa media komik lebih kemampuan perceptual dan perhatiannya
rendah dibandingakan dengan kelompok serta mengatur penyimpanan informasi secara
ceramah menggunakan media komik terjadi tertib. Pengetahuan terbagi dalam dua kategori
karena penyuluhan tanpa media memiliki yaitu pengetahuan yang diterapkan dalam
beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan berbagai situasi general (general knowledge)
penyuluhan tanpa menggunakan media dan pengetahuan yang berkenaan dengan tugas
diantaranya adalah interaksi yang terjadi atau persoalan tertentu (specific knowledge).
cenderung bersifat centered (berpusat pada Pemanfaatan sumber belajar berupa
guru), guru kurang dapat mengetahui media pembelajaran, dapat meningkatkan
dengan pasti sejauh mana siswa telah keinginan dan minat baru, membangkitkan
menguasai bahan ceramah, siswa memperoleh motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan
konsep-konsep lain yang berbeda dengan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
apa yang dimaksudkan guru, siswa kurang siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
menangkap apa yang dimaksudkan oleh tahap orientasi pengajaran sangat membantu
guru, jika ceramah berisi istilah-istilah keefektifan proses pembelajaran dan
yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
dan akhirnya mengarah kepada verbalisme, itu. Disamping membangkitkan motivasi dan
tidak memberikan kesempatan kepada minat siswa, media pembelajaran juga dapat
siswa untuk memecahkan masalah, kurang membantu siswa meningkatkan pemahaman,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan data dengan menarik dan terpecaya
mengembangkan kecakapan dan kesempatan serta memadatkan informasi (Angkowo, 2007).
mengeluarkan pendapat, guru lebih aktif Penelitian ini sejalan denagn hasil penelitian
sedangkan murid bersikap pasif (Arief, 2002). yang dilakukan oleh Nova (2007). Nova bahwa
Pada kelompok ceramah menggunakan pembelajaran dengan menggunakan media
media komik siswa lebih aktif dan tertarik komik dapat meningkatkan hasil belajar
karena adanya media komik. Hal ini sesuai biologi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2001), 8 Surakarta khususnya pada materi pokok
yang menyatakan manfaat media dalam pencemaran lingkungan sebesar 30%.

75
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76

Penutup Damayanti. 2003. Media Yang Tepat Untuk


Pembelajaran. Jakarta: Grasindo
Peningkatan pengetahuan pada Februhartanty, J. 2004. Amankah Makanan Jajanan
kelompok yang diberi penyuluhan dengan Anak Sekolah Di Indonesia? Diakses tanggal
6 Juli 2010. http: //www.gizi.net
media komik mempunyai pengetahuan yang
Judarwanto, W. 2006. Prilaku Makan Anak Sekolah.
lebih baik dibandingkan kelompok tanpa Diakses tanggal 7 April 2010. http://
media komik. www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/
Ada perbedaan peningkatan makanan140206.htm
pengetahuan tentang keamanan makanan Leif, P., dan Frank, O. 2002. Comic With an Attitude.
jajanan antara kelompok yang diberi Diakses tanggal 8 Agustus 2010. http://
penyuluhan menggunakan metode ceramah media-ide.com/categorycomic/page2
tanpa media komik dan kelompok yang diberi Nova. 2007. Efektivitas Pembelajaran Biologi
ceramah menggunakan media komik. Menggunakan Media Komik Pada Materi
Saran Pokok Perencanaan Lingkungan Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
Dalam rangka meningkatkan efisiensi
Muhammadiyah 8 Surakarta. Skripsi.
pendidikan gizi ,maka pendidikan gizi Surakarta: Universitas Muhammadiyah
yang diberikan kepada siswa sebaiknya Surakarta
menggunakan media yang disukai anak. Salah Rahmad. 2008. Perbedaan Hasil Belajar Siswa
satu media yang bisa digunakan adalah komik Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Antara Yang
yang pelaksanaannya bisa dimasukkan dalam Menggunakan Media Visual OHP Dengan
proses belajar mengajar di sekolah. Yang Tidak Menggunakan Media Visual
OHP Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA
Daftar Pustaka Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran
2007/2008. Skripsi. Surakarta: Pendidikan
Angkowo, R. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Jakarta: Grasindo Surakarta
Arief. 2002. Media Pembelajaran Siswa. Jakarta: Rivai, A. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Gramedia Baru Algensindo
Boneff, M. 1998. Komik Indonesia. Gramedia: Sadiman, S. 1996. Media Pendidikan. Jakarta:
Jakarta Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali
BPOM. 2009. Sistem Keamanan Pangan Terpadu Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Jajanan Anak Sekolah. http://bpom.go.id. Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Diakses tanggal 6 April 2010 Sukanto. 2000. Dasar-dasar Metode Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta

76

Anda mungkin juga menyukai