Abstract
A preliminary survey in Elementary School of SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta
shows the level of students’ knowledge on school-vended food safety remains low, which
is of 55%. Therefore, it is necessary the appropriate strategies or methods to improve the
students’ knowledge about the school-vended food safety. The objective of this research is to
know the difference of students’ knowledge on school-vended food safety after illumination
using different strategies. Type of this research is research and development and in the
implementation, the type of the research is quasy experiment using pretest posttest control
group. Sample in this research is of 70 samples on the base of inclusion and exclusion criteria.
Statistical test used is Wilcoxon and Mann Whitney. Based on the results of Wilcoxon test,
it shows that there is improvement of knowledge, where p= 0.000 meaning that there is
an influence after intervention. Then to look for the difference of knowledge improvement
among groups using Mann Whitney test, it has p= 0.000 meaning that there is a difference
among groups, where discourse group with comic media has better knowledge improvement
compared with discourse group with no comic media.
Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
70
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
atau karikatur dibandingkan dengan gambar makanan jajanan. Uji coba komik dilakukan
poster. Perpaduan antara gambar dengan isi dengan cara focus group discussion (FGD). Uji
tentang keamanan makanan jajanan ini dapat coba dilaksanakan di SDIT Muhammadiyah Al
memberikan suatu informasi serta pendidikan Kautsar Gumpang Kartasura. Jumlah sampel
pada anak yang lebih mudah dipahami dan sebanyak 8 orang murid kelas IV dan 2 orang
dimengerti maksud dan tujuannya. Anak juga guru. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
dapat menikmati gambar lucu yang dikemas keterbacaan komik, materi dan mencari
dengan tema keamanan makanan jajanan, serta masukan-masukan lain untuk penyempurnaan
dapat pula dijadikan suatu hiburan dan ada komik.
maksud pendidikan di dalamnya (Leif, 2002). Hasil uji coba menunjukkan bahwa 6
Hasil observasi tentang keamanan sampel mengatakan huruf yang digunakan
makanan jajanan di SD Muhammadiyah 2 dalam komik masih ada yang ukurannya terlalu
Kauman menunjukkan bahwa pengetahuan kecil sehingga sulit untuk dibaca dan ukuran
siswa tidak baik sebanyak 55%. Oleh karena itu huruf masih banyak yang berbeda ukurannya,
peneliti tertarik untuk meneliti peran komik menurut 3 sampel warna komik kurang
untuk meningkatkan pengetahuan siswa bervariasi dan 2 orang guru mengatakan komik
tentang keamanan makanann jajanan. Tujuan masih banyak menggunakan kalimat tidak
penelitian ini adalah mengetahui efektifitas baku. Hasil dari uji coba ini menjadi bahan
penyuluhan gizi dengan media komik dalam untuk memperbaiki komik.
meningkatkan pengetahuan siswa tentang Ukuran huruf komik yang masih kecil
keamanan makanan jajanan sekolah. Siswa diganti menjadi yang lebih besar. Warna komik
sekolah dasar. dibuat lebih bervariasi lagi agar terlihat lebih
menarik. Kalimat dalam komik yang kurang
Metode baku diganti ke dalam kalimat baku supaya
lebih bisa dipahami siswa.
Jenis penelitian ini adalah Quasy Pengambilan data dilakukan dengan
experiment dengan rancangan pretest posttest melakukan dua kegiatan pada kelompok subyek
control group. Dalam penelitian ini digunakan yang berbeda yaitu satu kelompok diberi
dua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok penyuluhan dengan menggunakan ceramah
yang diberi ceramah tanpa media komik dan dan kelompok yang satu diberi penyuluhan
kelompok yang diberi ceramah dengan media dengan komik dan ceramah. Masing-masing
komik. Pada kelompok ceramah tanpa media kelompok subyek diberi kuesioner, selanjutnya
komik dilakukan di SD Al-Irsyad dan pada masing-masing subyek diminta untuk mengisi
kelompok ceramah dengan media komik sendiri kuesioner yang ditunggu langsung
dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Kauman. dan dikembalikan pada peneliti. Uji statistik
Populasi penelitian ini adalah siswa Wilcoxon digunakan untuk menganalisis
sekolah dasar yang bersekolah di SD Al-Irsyad perbedaan pengetahuan awal dan akhir pada
dan SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta tiap kelompok. Sedangkan untuk mengetahui
dengan jumlah populasi 116 siswa. Subyek perbedaan peningkatan pengetahuan antar
penelitian ini berjumlah 70 subyek berdasarkan kedua kelompok digunakan uji Mann Whitney.
kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuisioner Hasil dan Pembahasan
pengetahuan giz.i Skor pengetahuan diukur
dengan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan. Skor SD Muhammadiyah 2 Kauman
minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 20, Surakarta berada di Kampung Batik Kauman,
jawaban salah nilai 0 dan benar nilai 1. Dengan Pasarkliwon, Surakarta. SD Muhammadiyah
cut of point pengetahuan baik skor 80% dan 2 Kauman Surakarta mempunyai satu kantin
tidak baik bila skor < 80% (Madaniyah, 2004). dan satu koperasi sekolah yang berada di
Komik yang digunakan sebagai media disusun dalam kompleks sekolah. Koperasi dikelola
oleh peneliti dengan bantuan ahli media. Komik oleh pihak sekolah dan kantin dikelola oleh
berisi materi-materi mengenai keamanan para wali murid. Koperasi hanya menjual alat
71
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
72
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kelompok Ceramah tanpa Media Komik
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kelompok Ceramah dengan Media Komik
baik, tetapi warna gambar perlu divariasi agar sedangkan nilai pengetahuan akhir minimal
lebih menarik lagi. adalah 7 dan maksimal 20 dengan rata-rata
Tahap revisi dari uji coba keterbacaan 17,06. Peningkatan nilai pengetahuan pada
komik dan hasil wawancara dalam tahap evaluasi kelompok ini meningkat sebesar 1,12 point.
menjadi bahan untuk memperbaiki komik Hasil uji Wilcoxon pengetahuan awal
ini. Warna komik lebih divariasi lagi. Usulan dan akhir pada kelompok ceramah tanpa
pada evaluasi belum semuanya dapat dipenuhi media komik diperoleh nilai p = 0,000. Hasil
karena tujuan dari pengembangan komik analisis tersebut menunjukkan terdapat
ini adalah sebagai alternatif pengembangan perbedaan pengetahuan yang signifikan
media pembelajaran kesehatan secara umum, antara pengetahuan awal dan akhir pada
khususnya tentang keamanan makanan jajanan kelompok ceramah tanpa media komik.
sekolah bagi siswa sekolah dasar. Rata-rata pengetahuan meningkat setelah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diberi penyuluhan sehingga terdapat manfaat
usia terendah subyek adalah 8 tahun dan usia penyuluhan tentang keamanan makanan
tertinggi adalah 10 tahun. Pada kelompok jajanan dengan metode ceramah di SD Al-
ceramah tanpa media komik terdapat 2,9% Irsyad.
subyek berusia 8 tahun, usia 9 tahun sebesar Pada kelompok ceramah dengan media
57,1% dan usia 10 tahun sebesar 40%. Sedangkan komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah
pada kelompok ceramah menggunakan 9 dan maksimal 20 dengan rata-rata 16,14
media komik terdapat 71,4% subyek berusia sedangkan nilai pengetahuan akhir minimal
9 tahun, dan 28,6% subyek berusia 10 tahun. adalah 9 dan maksimal 20 dengan rata-rata
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 18,77. Peningkatan nilai pengetahuan pada
pada kelompok ceramah tanpa media komik kelompok ini meningkat sebesar 2,63 point.
terbanyak adalah laki-laki yaitu 54,3% dan Hasil analisis perbedaan pengetahuan
kelompok ceramah menggunakan media awal dan akhir pada kelompok ceramah
komik subyek terbanyak adalah perempuan tanpa media komik dengan uji Wilcoxon
yaitu 71,2%. diperoleh nilai p= 0,001. Hasil analisis tersebut
Nilai pengetahuan awal diambil pada menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan
awal penelitian sebelum subyek diberikan yang signifikan antara pengetahuan awal dan
perlakuan. Nilai pengetahuan akhir diambil akhir pada kelompok ceramah dengan media
pada akhir penelitian setelah subyek diberikan komik. Rata-rata nilai pengetahuan meningkat
perlakuan. Sedangkan perubahan nilai setelah diberi penyuluhan, hal ini menunjukkan
pengetahuan adalah nilai pengetahuan akhir bahwa terdapat manfaat pemberian penyuluhan
dikurangi dengan nilai pengetahuan awal. tentang keamanan makanan jajanan dengan
Pada kelompok ceramah tanpa media media komik pada anak SD Muhammadiyah 2
komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah Kauman.
7 dan maksimal 20 dengan rata-rata 15,94 Peningkatan Pengetahuan pada Kedua
73
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
Kelompok Perlakuan
Variabel Ceramah tanpa Media Ceramah dengan Media p
Komik Komik
Perubahan Nilai Pengetahuan
Minimal 0 0 0,001
Maksimal 5 8
Rata-rata 1,11 2,63
Selisih nilai kedua kelompok 1,12 2,63
Kelompok Intervensi
Variabel
Ceramah tanpa Media Komik Ceramah dengan Media Komik
Tingkat Pengetahuan Awal
Baik 22 (62,9 %) 23 (65,7 %)
Tidak Baik 13 (37,1 %) 12 (34,3 %)
Tingkat Pengetahuan Akhir
Baik 26 (74,3 %) 32 (91,4 %)
Tidak Baik 9 (25,7 %) 3 ( 8,6 %)
74
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
serupa. Sesudah diberi penyuluhan tentang proses pembelajaran antara lain: pengajaran
keamanan makanan jajanan jumlah subyek akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
yang berpengetahuannya baik meningkat 11,4 dapat menumbuhkan motivasi belajar
% karena informasi yang diperoleh sesudah siswa, bahan pembelajaran akan lebih jelas
penyuluhan dapat diterima dengan baik. maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
Pada kelompok ceramah dengan media siswa dan memungkinkan siswa menguasai
komik terlihat bahwa tingkat pengetahuan tujuan pembelajaran yang lebih baik, metode
siswa sebelum diberi penyuluhan tentang mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-
keamanan makanan jajanan dalam kategori mata komunikasi verbal melalui penuturan
pengetahuan baik sebesar 65,7% dan yang tidak kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan,
baik adalah 34,3%. Tingkat pengetahuan subyek siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
setelah diberi penyuluhan dalam kategori baik sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
sebesar 91,4% dan tidak baik sebesar 8,6%. tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti
Tabel 4 menunjukkan bahwa peningkatan mengamati.
pengetahuan siswa setelah diberi penyuluhan Sugiono (2006), mengemukaan bahwa
p tentang keamanan makanan jajanan dengan pengetahuan manusia diperoleh melalui
media komik lebih besar dibandingkan dengan persepsinya terhadap stimulus dengan
tanpa media. Hal ini karena informasi yang menggunakan alat indera. Hasil persepsi berupa
diperoleh sesudah penyuluhan dapat diterima informasi akan disimpan dalam sistem memori
dengan baik dan dilengkapi dengan cerita dan untuk diolah dan diberi makna, selanjutnya
gambar yang menarik sehingga siswa lebih jelas informasi tersebut digunakan (retrival) pada
menerima informasi. saat diperlukan. Seseorang dapat memperoleh
Peningkatan pengetahuan pada pengetahuan dengan mengoptimalkan
kelompok ceramah tanpa media komik lebih kemampuan perceptual dan perhatiannya
rendah dibandingakan dengan kelompok serta mengatur penyimpanan informasi secara
ceramah menggunakan media komik terjadi tertib. Pengetahuan terbagi dalam dua kategori
karena penyuluhan tanpa media memiliki yaitu pengetahuan yang diterapkan dalam
beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan berbagai situasi general (general knowledge)
penyuluhan tanpa menggunakan media dan pengetahuan yang berkenaan dengan tugas
diantaranya adalah interaksi yang terjadi atau persoalan tertentu (specific knowledge).
cenderung bersifat centered (berpusat pada Pemanfaatan sumber belajar berupa
guru), guru kurang dapat mengetahui media pembelajaran, dapat meningkatkan
dengan pasti sejauh mana siswa telah keinginan dan minat baru, membangkitkan
menguasai bahan ceramah, siswa memperoleh motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan
konsep-konsep lain yang berbeda dengan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
apa yang dimaksudkan guru, siswa kurang siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
menangkap apa yang dimaksudkan oleh tahap orientasi pengajaran sangat membantu
guru, jika ceramah berisi istilah-istilah keefektifan proses pembelajaran dan
yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
dan akhirnya mengarah kepada verbalisme, itu. Disamping membangkitkan motivasi dan
tidak memberikan kesempatan kepada minat siswa, media pembelajaran juga dapat
siswa untuk memecahkan masalah, kurang membantu siswa meningkatkan pemahaman,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan data dengan menarik dan terpecaya
mengembangkan kecakapan dan kesempatan serta memadatkan informasi (Angkowo, 2007).
mengeluarkan pendapat, guru lebih aktif Penelitian ini sejalan denagn hasil penelitian
sedangkan murid bersikap pasif (Arief, 2002). yang dilakukan oleh Nova (2007). Nova bahwa
Pada kelompok ceramah menggunakan pembelajaran dengan menggunakan media
media komik siswa lebih aktif dan tertarik komik dapat meningkatkan hasil belajar
karena adanya media komik. Hal ini sesuai biologi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2001), 8 Surakarta khususnya pada materi pokok
yang menyatakan manfaat media dalam pencemaran lingkungan sebesar 30%.
75
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 69-76
76