Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktek Klinik Profesi Bidan Stase VII
Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah
Disusun Oleh :
Emaniar Arta Nugraha
NIM P17312215071
Mahasiswa
Mengetahui,
Dr. Finta Isti Kundarti, S.SiT. M. Keb Endrastuti Sulistyo Utami, Amd.Keb
NIP. 197811052001122002 198701022010012017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Latar Belakang
Variasi beragam dalam mengolah makanan ringan membuat anak-anak
sekolah tertarik membeli. Makanan ringan (jajanan) diminati banyak
kalangan terutama anak karena mereka merasa tertarik dengan bentuknya
yang menarik, beraneka ragam, dan rasanya yang unik (Adriansyah,
Herdiani, & Wijaya, 2017). Dampak negatif dari kebiasaan jajan yang salah
sangat berhubungan tingkat keamanan yaitu penyalahgunaan bahan kimia
berbahaya atau penambahan bahan tambahan pangan yang tidak tepat oleh
produsen pangan jajanan.
Menurut Mulyawati, dkk (2017) jajanan anak merupakan masalah
yang perlu diperhatikan masyarakat, khususnya orang tua. Jajanan anak yang
tidak sehat sangat berisiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang
banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Jajanan memang beranekaragam dan lebih menarik minat daripada bekal
yang dibawa dari rumah, namun jajanan yang menarik tersebut justru miskin
gizi dan jauh dari kata sehat (Gultom dkk, 2018).
Diare merupakan penyakit yang sering dialami anak sekolah akibat
konsumsi makanan yang salah. Di negara-negara berkembang, hingga
sekitar 70% kasus penyakit diare berhubungan dengan konsumsi makanan
yang terkontaminasi. Badan Pengawasan Makanan dan Minuman
menyatakan terdapat 40% jajanan tidak layak dimakan. Pengetahuan yag
kurang tentang adanya kandungan boraks, serta formalin masih
mendominasi zat-zat berbahaya pada jajanan anak-anak. Strategi yag dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap adalah dengan adanya
penyuluhan atau pendidikan kesehatan (Mulyawati dkk, 2017).
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
serta kesadaran ibu dan keluarga dalam memilih jajanan sehat adalah melalui
penyuluhan kesehatan. Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu
pendekatan yang di gunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik
oleh keluarga.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah diberikan informasi kesehatan, pengetahuan keluarga tentang
jajanan sehat meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian dari jajanan sehat
b. Memahami dan mampu menyebutkan 3 prinsip gizi seimbang
c. Mengerti dan mampu menyebutkan pangan jajanan yang sesuai untuk
anak
d. Mengetahui dan memahami peran orang tua pada anak
III. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Konsep dan definisi gizi seimbang (jajanan sehat)
2. Tiga prinsip gizi seimbang
3. Pangan jajanan yang sesuai untuk anak sekolah
4. Peran orang tua
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media
Leaflet
VI. Proses Kegiatan
Kegiatan/
NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
5 Menit memperkenalkan diri, 2. Memperhatikan
2. Menyampaikan tentang 3. Menjawab dan
tujuan dan pokok materi. menjelaskan tentang
3. Melakukan apresepsi untuk kudapan sehat untuk
menilai sejauh mana anak sesuai apa yang
pengetahuan peserta diketahui imunisasi
tentang kudapan sehat
untuk anak
2 Pelaksanaan 1. Menjelaskan tentang : 1. Menyimak dan
10 Menit a) Konsep dan definisi memperhatikan
gizi seimbang 2. Peserta bertanya dan
(kudapan sehat) menjawab pertanyaan
b) Tiga prinsip gizi
seimbang
c) Pangan jajanan yang
sesuai untuk anak
d) Peran orang tua
2. Tanya jawab
3 Penutup 1. Meminta peserta 1. Peserta mengulangi
5 Menit mengulangi informasi yang informasi yang telah
15 telah didapat didapat
2. Menyimpulkan materi yang 2. Memperhatikan
telah diberikan 3. Menerima Leaflet
3. Membagikan Leaflet 4. Menjawab salam
4. Mengucapkan terima kasih
atas partisipasi peserta dan
mengucapkan salam
VIII. Referensi
Adriansyah, Herdiani, & Wijaya. 2017. Sosialisasi Jajanan Sehat Sebagai
Upaya Perbaikan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Sd
Miftakhul Ulum Rungkut Surabaya. Volume 1 No. 1 June 2017 Issn:
2580-5282 E-Issn: 2580-5290
Badan POM. (2012). Booklet 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Anak
Sekolah. Jakarta: Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan,
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
Gultom, Onibala, & Bidjuni. 2018. Hubungan Konsumsi Makanan Jajanan
Dengan Diare Pada Anak Di Sdn 3 Gogagoman Kecamatan
Kotamobagu Barat. E-Journal Keperawatan (E-Kp) Volume 6 Nomor 1,
Februari 2018.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Naskah Akademik Pedoman Gizi
Seimbang 2013. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI.
Mulyawati, Kuswardinah, & Yuniastuti. (2017). Hubungan Konsumsi
Makanan Jajanan Dengan Diare Pada Anak Di Sdn 3 Gogagoman
Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu. E-Journal
Keperawatan (E-Kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
Sarah, dkk. (2013). Hasil Penelitian Penggunaan Gadget, Aktivitas Fisik,
Asupan, dan Kaitannya dengan Overweight pada Siswa SD Marsudirini
Matraman, Jakarta Timur. Jakarta: Program Studi Gizi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI
Sartika, R.A.D. (2013). Kumpulan Modul Konsumsi Serat Siswa Sekolah
Dasar (SD/MI). Jakarta: Departeman Gizi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Tanziha, I dan Prasojo, G. (2012). Pemberian Makanan Tambahan Anak
Sekolah dalam Upaya Perbaikan Gizi dan Kesehatan. Kerjasama
Nurani Dunia dan Departemen Gizi Masyarakat. Bogor: Fakultas
Ekologi Manusia, IPB
Wijayanti, Lusmilasar, & Claramita. (2017). Promoting Healthy Food
Education For Elementary School Children At Post Merapi Eruption
Area Of Cangkringan District, Yogyakarta, Indonesia: A Quasi
Experimental Study Using ‘Learning With Fun’ Approach. Journal Of
Nursing Education And Practice 2017, Vol. 7, No. 3 Doi:
10.5430/Jnep.V7n3p128
LAMPIRAN MATERI :