Hong Y, Jiangbo Z, Rong F, Hui L, Huaquan W, Kai D, et al.
Clinical and Developmental Immunology. 2013 Pendahuluan • Immune related pancytopenia (IRP) merupakan salah satu penyakit kegagalan sumsum tulang yang terkait dengan autoantibodi. • Autoantibodi pada IRP, dapat terdeteksi pada membran berbagai sel hematopoietic di sumsum tulang (ST) menggunakan uji Coombs sel mononuklear ST (SMST) atau analisa flowcytometri. • Autoantibodi ini dapat merusak sel hematopoietic melalui aktivasi makrofag, komplemen dan penghambatan antigen fungsional. Pendahuluan • Produksi autoantibodi ini, terkait dengan ketidaknormalan jumlah dan fungsi dari sel limfosit B, yg disebabkan oleh adanya penghambatan pada sel T regulator dan T helper, serta teraktivasinya sel Th2 dan Th17. • Sel T helper folicular (Tfh) adalah sel T heper yg berperan untuk merespon antibodi yang paling banyak dan penting. • Sel Tfh memiliki jumlah reseptor permukaan, seperti ICOS, CD40L, sitokin IL-21 dan faktro transkrispi Bcl- 6 yg tinggi. Pendahuluan • Adanya disregulasi pada fungsi sel Tfh atau pada ekspresi molekul terkait sel Tfh, dapat berkontribusi pada patogenesis penyakit autoimun • Penelitian ini meneliti: 1. Jumlah dan fungsi dari sel Tfh dalam sumsum tulang pasien IRP. 2. Mengeksplorasi peranan sel Tfh dalam patogenitas IRP. Metode Penelitian • Pasien Pasien yg terdiagnosis IRP dengan ciri: (1) pansitopenia dengan persentase retikulosit dan neutrofil yang normal atau tinggi, (2) ST: persentase sel eritroid yg normal atau tinggi, (3) Tes Coombs SMST (+). Pasien IRP yg diperiksa berjumlah 90 pasien, dgn rincian: 43 pasien baru (14 pria, 29 wanita) yg belum diterapi, 47 pasien IRP (20 pria, 27 wanita) yg kambuh setelah terapi dan 25 kontrol sehat (9 pria dan 16 wanita). Metode Penelitian • Uji Coomb SMST Sampel aspirasi ST dgn heparin segar, dilarutkan dalam PBS 1:1, dipisahkan dalam media pemisah limfosit, kemudian disentrifugasi dgn kecepatan sedang selama 20 menit. Lapisan sel mononuklear nya kemudian dihisap dan dicuci dgn PBS sebanyak 3 kali. Sel kemudian disuspensikan dalam PBS sehingga kepadatan 4-5x106. Antibodi (IgG, IgA, IgM dan C3), kemudian ditambahkan ke suspensi, 1:1, didiamkan pada suhu 37 ⁰C, 30 menit. Aglutinasi diobservasi menggunakan mikroskop. Metode Penelitian • Analisa Flow Cytometri Sampel aspirasi ST heparin, dicuci 3x dgn PBS, dan dibagi ke dalam 4 tabung, masing2 diwarnai dengan IgG1-FITC tikus, IgG1-PE tikus atau IgG1-APC. Setelah diinkubasi pada tempat gelap selama 30 menit pada 4 ⁰C, sel ditambahkan larutan pelisis eritrosit selama 10 menit pada suhu ruang dan cuci sebanyak 3 kali. Kemudian suspensi dapat dianalisa menggunakan FACs Calibur Flow Cytometri. Analisis fenotip dilakukan menggunakan anti human CD4-FITC, CXCR5-APC, ICOS- PE, CD40L, IL21-PE, CD5-FITC, CD19-PE, IgG-PE, IFN-r dan IL-4. Metode Penelitian • Western Blot Sel hematopoietic dari ST pasien IRP dan kontrol, dilisiskan menggunakan larutan pelisis eritrosit. Protein membran, selanjutnya diekstrak dgn KIT ekstraksi Mem-PER leukosit. Konsentrasi protein diuji menggunakan kit protein BCA. Protein terlarut kemudian dipisahkan menggunakan SDS PAGE. Selanjutnya, autoantibodi IgG terhadap sel hematopoietic ST, dideteksi menggunakan Western Blot. Metode Penelitian • RT PCR Digunakan untuk menganalisa ekspresi mRNA Bcl- 6 SMST. • Total serum IgG dan kadar komplemen diuji menggunakan rate nephelometry. Hasil Penelitian • Deteksi autoantibodi terhadap sel hematopoietic ST pada pasien IRP Hasil Penelitian • Persentase kadar Tfh diantara sel CD4 pada pasien IRP yg belum diterapi > pasien IRP kambuhan > kontrol normal. (28,79±19,70% vs 21,15±12,81% vs 13,42±6,72% (p<0,05)) Hasil Penelitian • Terjadi peningkatan proporsi CD4+ CXCR5 ICOS pada sel Tfh dari pasien IRP yang belum diobati dibandingkan dengan orang normal. • Terjadi peningkatan proporsi CD4+ CXCR5 CD40L pada sel Tfh pasien IRP yg belum diobati dibandingkan dengan orang normal. • Fraksi intrasitoplasma CD4+ CXCR5 IL21 pada sel Tfh pasien IRP yg belum diobati dan kambuhan, lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan orang normal. Hasil Penelitian Hasil Penelitian • Ekspresi mRNA faktor transkripsi Bcl-6 pada SMST pasien IRP yg belum diobati, lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan pasien IRP kambuhan dan orang sehat. Diskusi • Penelitian ini menemukan adanya autoantibodi pada pasien sel hematopoietic ST pasien IRP, sehingga hal ini yg menyebabkan terjadinya kegagalan ST yang berakibat pansitopenia. • Penelitian ini juga menemukan adanya peningkatan jumlah dan fungsi sel Tfh pada sumsum tulang pasien IRP bila dibandingkan dengan orang normal. • Penelitian terdahulu menunjukan peningkatan sel Tfh ini berkorelasi dengan patogenitas pada berbagai penyakit autoantibodi, seperti SLE, RA dan Juvenil dermatomytosis. Kesimpulan • IRP merupakan suatu abnormalitas ST yg berbeda dari penyakit hematopoiesis yg lain. Karakteristik penyakit ini adalah kegagalan sumsum tulang yg dimediasi oleh autoantibodi terhadap membran sel hematopoietic dalam ST. • Adanya disregulasi yg menyebabkan peningkatan jumlah dan over fungsi sel Tfh dalam ST penderita IRP. • Penghambatan sel Tfh mungkin dapat digunakan sebagai peluang baru dalam pengobatan IRP. Terima Kasih