Anda di halaman 1dari 17

HIPERSENSITIVITAS

TIPE
KELOMPOK 6
II
1. Anisa Sholikhah (2021011006RPL)
2. Bernita Pandiangan (2021011016RPL)
3. Eka Putri Aprilia (2021011026RPL)
4. Hasbiallah (2021011036RPL)
5. Ismail (2021011046RPL)
6. M.Cahyo A (2021011056RPL)
7. Olivia Putri (2021011066RPL)
8. Ria Anggih Nidi (2021011076RPL)
9. Suminarti (2021011086RPL)
10. Wiwiek Setiaji (2021011096RPL)
HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas (Reaksi Alergi) adalah reaksi dari sistem kekebalan yang terjadi saat jaringan tubuh
sehat mengalami cidera atau luka. Reaksi alergi melibatkan antibodi, limfosit, dan sel lainnya yang
termasuk dalam komponen sistem imun sebagai pelindung fisiologis tubuh.

Hipersensitivitas adalah suatu respon antigenik yang berlebihan, yang terjadi


pada individu yang sebelumnya telah mengalami suatu sensitisasi dengan
antigen atau alergen tertentu.
KLASIFIKASI HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas Tipe II
Hipersensitivitas Tipe II

“Reaksi hipersensitivitas tipe II


terjadi karena dibentuknya IgG
dan IgM terhadap antigen yang
merupakan bagian dari sel
pejamu. Reaksi ini dapat
disebut juga sebagai reaksi
sitotoksik atau reaksi sitolitik .”
Hipersensitivitas Tipe II

Hipersensitivitas tipe II diakibatkan oleh antibodi berupa


imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin E (IgE) untuk melawan
antigen pada permukaan sel dan matriks ekstraseluler. Kerusakan
akan terbatas atau spesifik pada sel atau jaringan yang secara
langsung berhubungan dengan antigen tersebut. Pada umumnya,
antibodi yang langsung berinteraksi dengan antigen permukaan
sel akan bersifat patogenik dan menimbulkan kerusakan pada
target sel.
Hipersensitivitas dapat melibatkan reaksi komplemen (atau
reaksi silang) yang berikatan dengan antibodi sel sehingga dapat
pula menimbulkan kerusakan jaringan
JENIS MEKANISME HIPERSENSITIVITAS TIPE II

1 2 3

reaksi yang bergantung reaksi yang bergantung disfungsi sel yang


pada komplemen pada ADCC diperantarai oleh antibodi
Mekanisme utama reaksi hipersensitivitas tipe II
Manifestasi klinik Hipersensitivitas Tipe II

1. Reaksi Transfusi

Antibodi IgM sangat efisien dalam mengaktifkan komplemen,


sehingga sebagian besar eritrosit dalam darah tranfusi akan
segera di lisis oleh aktivitas komplemen dalam pembuluh
darah resipien.
2. Penyakit hemolitik bayi baru lahir

• Terjadi karena rh ibu berbeda dengan rh fetus. jika


ibu rh- dan bayinya rh+ , maka darah ibu akan
membentuk antibody anti rh setelah kehamilan
pertama.
• Pada kehamilan kedua antibodi ibu akan masuk ke
sirkulasi fetus.
• Jika fetus juga rh+ akan terjadi hemolisis.
3. Anemia Hemolitik

Penderita mengalami kerusakan pada sel-sel eritrosit


karena reaksi sitoksik sehingga mengalami anemia.
Antibodi yang diproduksi penederita akan mengikat
antigen yang ada pada permukaan eritrosit, selanjutnya
akan memperpendek umur eritrosit dengan keterlibatan
hemolisi atau fagositosis melalui reseptor Fc atau C3b.
Contoh reaksi hipersensitivitas tipe II
1. anemia hemolitik autoimun
Anemia hemolitik autoimun (dipicu obat-obatan seperti penisilin
yang dapat menempel pada permukaan sel darah merah dan
berperan seperti hapten untuk produksi antibodi kemudian
berikatan dengan permukaan sel darah merah dan menyebabkan
lisis sel darah merah)
2. Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto adalah penyakit peradangan pada kelenjar tiroid akibat sistem kekebalan tubuh
(sistem imun) menyerang sel-sel dan jaringan tiroid. Penyakit Hashimoto merupakan penyebab tersering
dari kondisi hipotiroidisme.
3. Sindrom Goodpasture

Sindrom Goodpasture adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan inflamasi pada glomerulus pada
ginjal dan alveolus pada paru-paru. Sindrom Goodpasture adalah penyakit yang serius yang mampu
mengakibatkan pendarahan pada paru-paru dan gagal ginjal. Sindrom ini banyak terjadi pada pria muda,
tetapi mampu juga mengembang pada usia berapapun dan mampu menjangkiti wanita. Sindrom
Goodpasture mampu terjadi akibat reaksi pengobatan dengan obat immunosupresan dan plasmaferesis
(prosedur untuk membuang antibodi yang tidak diminta dari plasma darah). Seseorang yang terkena sindrom
ini bila terus menerus terkena karenanya perlu diterapkan proses dialisis darah dan yang paling parah adalah
transplantasi ginjal. IgG bereaksi dengan membran permukaan glomerulus sehingga menyebabkan
kerusakan ginjal.
Sumber Pustaka

https://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hipersensitivitas_158671_p2k-unhamzah.html
https://jurnal.unimed.ac.id.Reaksi Hipersensitivitas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Goodpasture
https://www.academia.edu/9045789/HIPERSENSITIVITAS

Saraswati, Henni. 2017. Modul Imunologi. Universitas Esa Unggul, Jakarta


Riwayati, 2015. REAKSI HIPERSENSITIVITAS ATAU ALERGI. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26)
Nuzulul Hikmah, I Dewa Ayu Ratna Dewanti. REAKSI HIPERSENSITIVITAS. Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010:
108-12.

Anda mungkin juga menyukai