Anda di halaman 1dari 5

Pokok Bahasan : MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP PROTOZOA

1. Sebutkan klasifikasi Protozoa!


Protozoa terdiri dari 4 filum yaitu Sarcomastigophora, Apicomplexa,
Microspora, dan Ciliaphora. 4 filum tersebut diklasifikasikan secara prominen
oleh alat gerak protozoa. Filum Sarcomastigophora memiliki 2 subfilum yaitu
flagellata (mastigophora) dan rhizopoda (sarcodina). Secara keseluruhan,
berdasarkan alat geraknya, protozoa dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
a. Rhizopoda yang bergerak menggunakan Pseudopodia (Kaki semu)
b. Flagellata yang bergerak menggunakan bulu cambuk
c. Ciliata yang bergerak menggunakan silia (rambut getar)
d. Sporozoa yang pada kondisi dewasa tidak bergerak

2. Jelaskan morfologi Protozoa berdasarkan klasifikasinya!


a. Sarcodina atau Rhizopoda merupakan kelompok protozoa yang memiliki
pseudopodia (kaki semu). Pseudopodia berperan sebagai alat gerak serta
alat makan bagi kelompok ini. Gerakan yang dilakukan seringkali disebut
sebagai gerakan amoeboid yang menggambarkan spesies paling utama
dari kelompok ini yaitu Amoeba.

Gb. 01 : Amoeba proteus Gb. 02 : Entamoeba ginggivalis


b. Mastigophora atau Flagellata . Kelompok ini memiliki bulu cambuk atau
flagella sebagai alat geraknya. Beberapa spesies juga memiliki membran
bergelombang yang membantu flagella untuk kepentingan motilitas seperti
halnya pada Trichomonas vaginalis yang menyebabkan trikomoniasis yaitu
infeksi saluran urogenitalia dan Trypanosoma sp. Yang menyebabkan
sleeping sickness

Gb. 03 : Trypanosoma sp. Gb. 04 : Euglena viridis


c. Ciliaphora memiliki silia sebagai alat geraknya. Silia seringkali disebut
sebagai rambut getar. Kelompok ini memiliki alat pertahanan diri secara
mekanik khusus yang disebut trikosis.

Gb. 05 : Balantidium coli


d. Sporozoa atau Apicomplexa tidak memiliki alat gerak baik itu
pseudopodia, cilia, maupun flagella. Sporozoa yang patogen seperti
Plasmodium sp. Bergerak mengikuti aliran darah.

Gb 06 : Plasmodium falciparum

3. Jelaskan fisiologi dan sistem reproduksi protozoa


Semua protozoa harus mencukupi nutrisi yang dipakai pada beberapa jalur
metabolik. Nutrisi didapatkan melalui unsur eksogen memakai alat makan dari
masing masing protozoa. Pada pemaparan nomor 2 telah dijelaskan jenis alat
gerak dari masing masing kelompok protozoa dan ada jenis protozoa yang
memiliki alat makan dan gerak yang sama. Alat makan protozoa sering
dikelompokkan menjadi dua yaitu temporary mouth dan permanent mouth.
Temporary mouth merujuk pada pseudopodia pada kelompok sarcodina.
Pseudopodia ini merupakan juluran sitoplasma yang mobile dan memudahkan
sarcodina untuk memperoleh makanan. Permanent mouth merujuk pada
cytosome maupun micropore yang dimiliki oleh protozoa selain sarcodina.
Pada akhirnya, kedua jenis mulut ini akan membentuk struktur food vacuole
melalui proses Pynositosis . Didalam vakuola makanan inilah, semua proses
pencernaan protozoa terjadi yang setelah itu beberapa sisa yang tidak tercerna
akan dikeluarkan keluar tubuh protozoa. Ilustrasi dibawah menunjukkan proses
makan dari kelompok ciliata yaitu Paramecium sp.
Gb. 07 : Proses Makan Paramecium sp.
Sama halnya dengan organisme tingkat tinggi, jalur metabolik protozoa
umumnya sama. Metabolisme secara persentase lebih tinggi untuk
menghasilkan energi kecuali pada kelompok sporozoa. Energi dalam bentuk
ATP digunakan untuk bergerak. Contohnya pada kelas flagellata, Basal body
yang merupakan bagian flagel yang terfiksasi pada membran protozoa akan
mengalirkan energi pada filamen flagel sehingga proses ionik dapat
menggerakkan filamen filamen yang berisi protein kontraktil.
Reproduksi protozoa dapat dalam bentuk seksual dan aseksual ataupun
keduanya secara bertahap pada satu organisme :
a. Reproduksi Aseksual berupa binary fission (Pembelahan Biner) seperti
yang terjadi pada kelompok sarcodina dan mastigophora . Kelompok ciliata
juga melakukan pembelahan biner namun juga melakukan konjugasi
sebagai reproduksi seksualnya. Pembelahan biner terjadi dengan
penggandaan organel yang dilanjutkan dengan pembelahan organisme
dengan organel yang lengkap. Pembelahan ini memiliki dua bentuk yaitu:
-Pembelahan longitudinal -pada Flagellata-
-Pembelahan transversa -pada ciliata-.
Kelompok sarcodina tidak masuk pada dua jenis pembelahan biner diatas.
Hal ini disebabkan oleh morfologinya yang tidak memiliki aksis
anteroposterior dan cenderung tidak memiliki integritas bentuk -disebabkan
pseudopodia yang berubah ubah-.

Gb. 08 : Pembelahan Biner Flagellata dan Amoeba


b. Reproduksi seksual yang berupa konjugasi terjadi pada kelompok ciliata.
Ciliata memiliki 2 nukleus yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus digunakan untuk fungsi pertumbuhan dan regulasi genetik
dalam mendukung proses seluler kecuali reproduksi. Fungsi reproduksi
berupa konjugasi seksual dilakukan oleh mikronukleus yang secara
fisiologis digambarkan sebagai berikut:

c. Reproduksi seksual dan aseksual sebagai tahap berkesinambungan dalam


organisme Apicomplexa . Dalam konsepnya, reproduksi aseksual sporozoa
dilakukan dengan skizogoni (tahap pertama) yaitu pembentukan merozoit
melalui pembelahan mitosis nukleus kemudian sitoplasma membelah
membentuk merozoit tanpa inti. Reproduksi seksual terjadi dengan
sporogoni yaitu pembentukan sporozoit diawali pembentukan gamet,
fertilisasi menjadi ookista dan menjadi kista yang bersifat infektif.

4. Jelaskan siklus hidup protozoa


Selama siklus hidup protozoa, protozoa biasanya melewati beberapa tahap
atau fase yang memiliki struktur dan aktivitas berbeda. Trofozoit merupakan
terminologi untuk struktur aktif dan mencerna makanan merupakan fase
perbanyakan pada sebagian besar protozoa. Pada protozoa parasit, struktur
trofozoit memiliki sifat patogenesis.
Pada homoflagelata terminologi amastigot, promastigot, epistomastigot, dan
tripomastigot merupakan bagian dari fase trofozoit. Variasi terminologi
diterapkan pada apicomplexa, seperti takizoit dan bradizoit untuk membedakan
struktur organisme dalah siklus hidupnya.
Fase lainnya adalah kompleks aseksual seperti merozoit yang merupakan hasil
fisi schizont multinukleat, dan siklus seksual seperti gametosit dan gamet.
Beberapa protozoa membentuk kista yang bersifat infektif. Perbanyakan dapat
terjadi di dalam kista, sehingga menghasilkan sel-sel anakan baru. Trofozoit
Entamoeba histolitica lebih dulu berubah bentuk menjadi kista bernukleus
tunggal.
Setelah dewasa, nukleus dalam kista mengalami pembelahan menjadi 4
nukleus dan keluar menjadi 4 sel ameba baru. Kista Giardia lambia mampu
menghasilkan hanya 2 sel anakan. Kista memiliki dinding protektif yang
membuat parasit bertahan di lingkungan luar selama periode lama, bahkan
sampai beberapa tahun.
Kista dalam jaringan inang tidak memilik dinding protektif kuat dan bergantung
pada carnovorisme untuk penyebarannya. Oosit merupakan fase hasil
reproduksi seksual pada apicomplexa. Oosit apicomplexa biasanya keluar
bersama feces inang, tetapi oosit Plasmodium (agen malaria) berkembang
dalah rongga tubuh vektor nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai