Anda di halaman 1dari 31

Sel T CD4 memori

Sel T CD4 naif.


Eliminasi
Diferensiasi dan proliferasi Sel B patogen
ekstraseluler
aktifasi
patogen Help factors
SEL DENDRITIK Sel T CD4 efektor. Eliminasi
Makrofag
(APC) (sel T helper)
fagositosis patogen
aktifasi intraseluler

Sel T CD8 effektor


Diferensiasi dan proliferasi
(sel T sitolitik/sitotoksik)
Sel T CD8 naif

Sel T CD8 memori.


Gambar 8-1 Aktifasi sel T. Sel Dendririk (Antigen Presenting Cells) memfagositosis patogen kemudian
mempresentasikan antigen (peptida) dari patogen kepada sel T CD4 naif dan sel T CD8 naif (cross presentation).
Antigen memicu diferensiasi dan proliferasi sel T CD4 naif menjadi sel T CD4 efektor dan sel T CD4 memori serta
sel T CD8 naif menjadi sel T CD8 efektor dan selT CD8 memori. Sel T CD4 efektor (sel T helper) memberikan help
factors kepada sel B dan makrofag (sitokin atau molekul kostimulator) dan kepada sel T CD8 efektor (sitokin)
untuk eliminasi patogen. Sel B menghasilkan antibodi untuk eliminasi patogen ekstraseluler, makrofag lebih aktif
untuk eliminasi patogen ekstraseluler dan intraseluler, dan sel T CD8 efektor mengeliminasi patogen intraseluler
dengan cara membunuh sel yang didiami patogen.
PATOGEN

Presentasi antigen protein ke sel


T sitotoksik (CD8) oleh APC dan Fagositosis dan penghancuran
sel terinfeksi patogen oleh sel dendririk ( APC)
protein

Help factors
Help factors

Presentasi antigen protein kepada


sel T helper (CD4) oleh APC)

Aktifasi imunitas adaptif (CMI) Aktifasi makrofag

Eliminasi patogen
intraseluler
Gambar 8-2. Penangkapan dan presentasi antigen kepada sel T. Patogen difagositosis oleh sel dendririk dan makrofag, dihancurkan
lalu antigen protein dipresentasikan melalui kontak langsung kepada sel Th untuk mengaktifkan sel Th dan kepada
sel T sitotoksik untuk mengaktifkan keduanya (cross presentation atau cross priming). Sel T sitotoksik efektor (CMI)
membunuh sel yang mempresentasikan antigen yang sama (sel terinfeksi) untuk mengeliminasi patogen
intraraseluler.Sel Th efektor memberikan help factor kepada makrofag untuk lebih aktif mengeliminasi patogen yang
sudah difagositosis dan kepada sel T sitotoksik untuk lebih efektif membunuh sel terinfeksi.
PATOGEN

Fagositosis dan penghancuran patogen


Penangkapan dan penghancuran
oleh makrofag ( APC)
patogen oleh sel B

protein Help factors


Help factors

Presentasi antigen protein kepada


sel T helper (CD4) oleh APC)

Aktifasi imunitas adaptif (humoral) Aktifasi makrofag

Eliminasi patogen
ekstraseluler

Gamba 8-3.Penangkapan dan presentasi antigen kepada sel T. Patogen difagositosis oleh sel dendririk dan
makrofag, dihancurkan lalu antigen protein dipresentasikan melalui kontak langsung kepada sel Th untuk
mengaktifkan sel Th. Sel Th efektor memberikan help factor kepada makrofag untuk lebih aktif mengeliminasi
patogen yang sudah difagositosis. Sel B juga menangkap patogen yang sama, dihancurkan lalu antigen protein (TD
antigen) dipresentasikan melalui kontak langsung kepada sel Th efektor. Sel Th efektor memberikan help factor
kepada sel B untuk menghasilkan antibodi mengeliminasi patogen ekstraseluler
Sel plasma B
Sirkulasi darah
Sel plasma
Sel T efektor
B Sumsum tulang

jaringan M T

limfonodus B

Cairan antar sel T


Sirkulasi limfe

B limfa
jaringan M
T
Sel T efektor T
limfonodus
Sel plasma
timus

Gambar 8-4A. Sirkulasi limfosit . Sirkulasi limfosit naif dari organ limfoid primer (sumsum tulang dan timus) ke
organ limfoid sekunder (limfonodus dan limpa) untuk menjaga datangnya antigen dari jaringan lewat aliran
limfe dan darah. Demikian juga sirkulasi limfosit efektor menuju jaringan untuk mencari antigen (sel T efektor)
atau untuk melepaskan antibodi (sel B efektor) atau untuk tinggal dalam sumsum tulang (sel plasma)
TIMUS ORGAN/
SIRKULASI DARAH
JARINGAN LIMFOID PERIFER

Sel T naif

Sel T naif Aliran limfe resirkulasi homing


(fas efferen)
Gambar 8-4B. Resirkulasi dan homing sel T naif. Sel T Naif meninggalkan timus masuk sirkulasi darah
untuk menuju ke organ/jaringan limfoid perifer di seluruh tubuh yaitu limfonodus (lebih 500) dan
limpa, tinggal (homing) sementara di organ/jaringan limfoid perifer untuk bertemu antigen yang
spesifik untuk reseptor antigen (TCR) dari masing-masing sel T naif agar teraktipasi menjadi limfosit T
effektor. Jika tak bertemu antigen, sel T naif akan kembali ke aliran darah (resirkulasi) menuju ke
organ/jaringan limfoid perifer lainnya.
Medulla Sinus subkapsuler

Follikel primer Sinus kortikal

Sinus medullaris
Korteks
vena arteri
Parakorteks
T T Sel T naif
Vas afferen T
(pembuluh
limfe) T
T Sel T naif

homing
Vas efferen
(pembuluh limfe)

High endothelial Venulae (HEV)

Gambar 8-4C Homing dan resirkulasi limposit T dalam limponodus. Sel T naif bersirkulasi ke seluruh tubuh untuk
masuk ke semua limponodus melalui arteri dan sampai di high endothelial venulae (HEV), Sel T naif akan keluar dari
HEV dan berada dalam daerah parakorteks (T zone) dimana sel T naif akan homing sejenak menunggu kedatangan
antigen yang dibawa oleh sel dendritik. Apabila tidak bertemu dengan antigen maka sel T naif akan bergerak masuk
ke sinus kortikal terus ke medulla dan meninggalkan limponodus melalui vas eferen untuk kembali ke sirkulasi darah
menuju limponodus yang lain.
SIRKULASI DARAH ORGAN/
JARINGAN JARINGAN LIMFOID PERIFER JARINGAN
Sel T naif

Pengenalan
Eliminasi Aktifasi limfosit T patogen
patogen
intraseluler

Sel T sitotoksik (CD8)


Aliran limpe Sel T efektor dan Aliran limpe
Sel T helper (CD4) Sel T memori sel T memori Sel dendritik imatur
(vas efferen) (vas aferen)
Presentasi antigen Sel dendritik matur
Gambar8-5A. Aktifasi sel T naif menjadi sel T efektor untuk eliminasi patogen. Sel dendritik imatur berubah menjadi
sel dendritik matur setelah mengenal dan menfagositosis patogen yang menginvasi jaringan. Sel dendritik matur
menuju limfonodus terdekat melalui aliran limfe dan masuk limfonodus melalui vas afferen. Di limfonodus sel dendritik
bertemu dengan sel T naif untuk mempresentasikan antigen dari patogen yang akan memicu aktifasi sel T naif menjadi
sel T efektor (sel T CD4 dan sel T CD8) dan sel T memori. Sel T efektor meninggalkan limfonodus melalui vas eferen
dan masuk sirkulasi darah menuju ke jarinagn di seluruh tubuh mencari patogen. Sel T efektor menemukan patogen di
jaringan yang diinvasi maka terjadilah proses eliminasi patogen.
Medulla
Sinus subkapsuler
D
Sel dendritik
Sinus kortikal

Sinus medullaris
Korteks
vena
Parakorteks
T arteri
D T T
Vas afferen T Sel T naif
(pembuluh T
limfe) T Sel T efektor
T
T sel T memori
Vas efferen
(pembuluh limfe)
Follikel primer

High endothelial Venulae (HEV)


Gambar 8-5B Pertemuan sel T naif dengan sel dendritik yang membawa antigen dari jaringan Sel T naif yang
homing di daerah parakorteks limfonodus setelah keluar dari HEV akan bertemu dengan sel dendritik (D) yang
membawa antigen lewat sinus kortikal yang juga homing di daerah parakorteks, Presentasi antigen akan memicu
aktifasi sel T naif menjadi sel T efektor dan sel T memori
antigen Vas aferen Vas eferen
LIMFONODUS

Sel SINUS KORTIKAL Sel T Sel T


Sel efektor
dendritik efektor
dendritik

KORTEKS PARAKORTEKS
Ekstravasasi
Pemerosesan
JARINGAN

MEDULLA
antigen Proliferasi dan
Sel T
differensiasi TERINFEKSI
efektor
patogen
SINUS SUBKAPSULER

Sel T
Sel Sel T memori
dendritik helper aktifasi

Pengenalan Ekstravasasi (homing) SIRKULASI


Sel Sel T naif DARAH
patogen
dendritik
Sel T naif Molekul
JARINGAN presentasi antigen Adhesi
Kemokin
TERINFESI

Kembali
Sel T naif
ke Sel T naif HEV
sirkulasi
Gagal homing

Sel endotel
Gambar. 8-5C. Aktifasi sel T naif oleh sel dendritik di limfonodus. Sel T naif berhenti dalam
HEV kemudian mengalami ekstravasasi untuk homing di daerah parakorteks limfonodus berkat
peran molekul adhesi dan kemokin antara sel endotel dan sel T naif. Sebagian sel T naif gagal
homing dan terus bersirkulasi dalam darah. Sel Dendritik yang sudah memfagositosis dan
mempresentasikan antigen di membran sel akan ekstravasasi dari sinus kortikal masuk parakorteks
limfonodus agar bertemu dengan sel T naif yang memiliki TCR yang spesifik untuk antigen yang
dipesentasikannya. Terjadi kontak langsung antara sel Dendritik dan sel T naif untuk presentasi
antigen. oleh sel Dendritik yang akan memicu aktifasi sel T naif (sel T CD4 dan sel T CD8)
berdiferensiasi menjadi sel T efektor (sel T CD4 dan sel T CD8) dan berproliferasi meningkatkan
jumlah kemudian dikirim ke seluruh tubuh melalui sirkulasi iuntuk mengeliminasi antigen. Sel T naif
yang telah diaktifkan oleh presentasi antigen akan berdiferensiasi juga menjadi sel T memori (Sel T
CD4 dan Sel T CD8) . Sebagian sel T helper bergerak masuk ke korteks untuk memicu aktifasi dan
mengendalikan isotype switching sel B aktif
Antigen asal mikroba Reseptor sitokin
Presentasi antigen
A fagolisosom
CD4
Signal 3
B7 CD28
Mikroba/Antigen Signal 2
mikroba ekstraseluler
diferensiasi

TCR proliferasi
MHC II
SEL DENDRITIK Signal 1 SEL T CD4 NAIF SEL T CD4 EFEKTOR
(APC) Reseptor sitokin (SEL T HELPER)
Antigen asal mikroba CD8
B Mikroba/Antigen mikroba B7 CD28 Signal 3
intraseluler
Signal 2
diferensiasi
TCR proliferasi
MHC I
SEL DENDRITIK
(APC) Presentasi antigen SEL T CD8 NAIF SEL T CD8 EFEKTOR (CTL)
Signal 1
Gambar 8-6. Aktivasi Limfosit T (terjadi di limfonodus). A. Sel dendritik mempresentasikan antigen
asal mikroba ekstraseluler menggunakan MHC kelas II yang akan dikenal oleh molekul CD4 dan
TCR dari sel T CD4 naif yang akan mengaktifkan sel T CD4 naif menjadi sel T CD4 efektor (sel T
helper). B. Sel dendritik mempresentasikan juga antigen intraseluler menggunakan MHC kelas I yang
akan dikenal oleh molekul CD8 dan TCR dari sel T CD8 naif yang akan mengaktifkan sel T CD8 naif
menjadi sel T CD8 efektor atau sel T sitolitik (CTL). Aktivasi terjadi oleh adanya signal 1 dari TCR
yang mengikat antigen dan signal 2 yang berasal dari kostimulator B7-CD28. Salah satu cara
penghentian signal aktivasi sel T adalah sel T mengespressikan molekul CTLA4 menggantikan
molekul CD28 sehingga signal 2 berubah menjadi signal penghambat. (tak terlihat pada gambar).
SEL DENDRITIK cSMAC pSMAC SEL B MAKROFAG SEL TARGET
(APC) (merah) (kuning) (APC) (APC)

immunlogical synaps atau


SEL T naif supramolecular activation SEL T CD4 SEL T CD4 SEL T CD8
(CD4 dan CD8) cluster (SMAC) efektor efektor efektor (CTL)
(HELPER) (HELPER)

Terjadi di limfonodus Terjadi di jaringan inflamasi

Gambar 8-7. Immunological synaps atau supramolecular activation cluster (SMAC). Terbentuk antara dua sel
yang dapat berkontak langsung (nama sel lihat gambar) sebagai kumpulan molekul-malekul permukaan dari kedua
sel yang saling sambung menyambung (synaps) sesuai pasangannya untuk jalur signal aktifasi dan sebagai “pipa
saluran” molekul efektor (granzim dan perforin) dari CTL ke sel target. Di bagian tengah (cSMAC) ada kompleks TCR
(TCR, CD3 dan ζ chains), koreseptor CD4 atau CD8 , reseptor untuk kostimulator (mis CD28), enzim seperti PKC dan
adaptor protein yang terkait dengan cytoplasmic tails dari transmembrane receptors. Di bagian perifer (pSMAC)
terdapat integrin untuk stabilisasi kontak. ( arah aktivasi, arah eliminasi)
Kompleks TCR-CD3 dan koreseptor (CD4 atau CD8) saling
mendekat setelah TCR mengikat kompleks MHC-peptida

Fyn atau Lck memfosforilasi residu tirosin pada ITAM-ITAM


dari CD3ε dan ζ sehingga ZAP-70 dapat mengikat ke ITAM.

Lck aktifkan ZAP-70 memfosforilasi LAT dan SLP-76 (protein


adaptor), SLP-76 mingikat dan mengaktifkan fosfolipase (PLCγ)

PLCγ memotong fosfatidilinositol bifosfat (PIP 2) menghasilkan diasilglicerol (DAG) dan inositol trifosfat (IP 3)

DAG mengaktifkan protein IP3 miningkatkan konsentrasi Ca++ DAG mengaktifkan RasGRP . Kemudian
kinase C-Ѳ intraseluler RasGRP mengaktifan kaskade MAP

Protein kinase C-Ѳ Kalsineurin mengaktifkan faktortranskripsi Kaskade kinase yang diaktifkan oleh Ras
mengaktifkan faktor NFAT (nuclear factor of activated T cells) mengaktifkan Fos, suatu komponen dari
transkripsi NFКB faktor transkripsi AP1

Faktor-faktor transkripsi (NFКB,NFAT dan AP1) memicu trenskripsi gen yang berfungsi spesifik untuk proliferasi dan diferensiasi sel T

Gambar 8-8. Jalur signal aktifasi sel T. Skema sederhana jalur pensignalan intraseluler yang dimulai oleh
kompleks TCR dengan koreseptornya dan berakhir dengan aktifnya gen-gen untuk proliferasi dan diferensiasi sel T
menjadi sel T efektor.
Antigen mikroba Presentasi antigen
(antigen tumor) Antigen

CD8

Pengenalan sel
target oleh CTL
MHC I TCR

SEL TARGET SEL T CD8 EFEKTOR (CTL)

SEL TARGET MATI

SEL T CD8 EFEKTOR (CTL)

Gambar 8-9. Eliminasi sel target yang mengandung antigen (misalnya sel terinfeksi
mikroba dan sel tumor) oleh sel T CD8 efektor (CTL). CTL mengenal sel target karena
sel target mempresentasikan antigen menggunakan MHC kelas I sehingga keduanya
kontak langsung dan selanjutnya CTL membunuh sel target.
Antigen asal mikroba
fagolisosom CD4
B7 CD28

mikroba

A CD40 CD40L
MAKROFAG
(APC) INFγ SEL T CD4 EFEKTOR
Signal aktifasi
Antigen asal mikroba
CD4
endosom
B7 CD28

mikroba

B CD40 CD40L
SEL B
(APC) SEL T CD4 EFEKTOR
INFγ
Signal aktifasi

Gambar 8-10, Aktifasi makrofag dan sel B oleh sel T CD4 efektor (sel T helper). A. Makrofag sebagai APC
mempresentasikan antigen kepada Sel T CD4 efektor sehingga keduanya kontak langsung (di jaringan
inflamasi) dan Sel T CD4 efektor meresponinya dengan mengirim signal aktifasi ke makrofag melalui CD40L
yang akan diterima makrofag melalui CD40 dan melalui picuan sitokin INFγ, sehingga makrofag lebih aktif.
B. Sel B sebagai APC mempresentasikan antigen kepada Sel T CD4 efektor sehingga keduanya kontak
langsung (di limfonodus) dan Sel T CD4 efektor meresponinya dengan memgirim signal aktifasi ke sel B
melalui CD40L yang akan diterima sel B melalui CD40 sehingga sel B bisa menjadi sel B efektor
menghasilkan antibodi dan melalui picuan sitokin INFγ, sel B efektor bisa melakukuan isotype switching
Gambar 8-11. Differensiasi sel T helper menjadi sejumlah
subset. SEL T CD4 NAIF

Signal 1 dan signal 2


dari sel dendritik

SEL T CD4 EFEKTOR (sel T helper)

Signal 3
(sitokin/ IL-12 (makrofag) IL-4 IL-1 dan IL-6 (sel dendritik) TGF-β IL-10
INFγ ( sel NK, sel Th1) (sel mast, sel Th2) TGFβ dan IL-17 (sel Th17)
sumber)

Aktifasi faktor T-bet GATA-3 RORγT FoxP3 ?


trasnkripsi gen

Subset
sel T helper

Sel T helper-1 Sel T helper-2 Sel T helper-17 Sel T reg Sel Tr-1 Sel Th-3

Sitokin yang
IL-2, INFγ IL-4, IL-5 IL-6, IL-17 TGFβ, IL-10
dihasilkan

Imunitas seluler dan humoral: Imunitas humoral: Inflamasi: Imunoregulator


Fungsi Proliferasi sel T dan sel T reg Produksi antibodi Aktifasi neutrofil dan Mengontrol respon imun
Aktifasi Makrofag Aktifasi sel mast dan monosit adaptif untuk memelihara
Isotype switching jadi IgG eosinofil (parasit (mikroba ekstraseluler) self-tolerance
(opsonisasi) dan allergen)
Presentasi antigen Antigen asal mikroba
fagolisosom CD4
Mikroba B7 CD28 Signal 2
intraraseluler

SEL DENDRITIK SEL Th NAIF


(APC) MHC II
TCR

Signal 1
IL-12
TNFα

INFγ
INFγ,IL-2

SEL NK SEL Th-1

Gambar 8-12. Diferensiasi sel Th naif menjadi sel Th-1. Sel dendritik yang diaktifkan o;leh mikroba intraseluler
akan memicu aktifasi sel Th naif menjadi sel Th-1 dengan cara mensekresi TNFα dan IL-12 dimana IL-12 memicu
sekresi INFγ oleh sel NK. Sitokin TNFα dan INFγ memicu diferensiasi sel Th naif menjadi sel Th-1.
Presentasi antigen Antigen asal mikroba
fagolisosom CD4
Mikroba B7 CD28 Signal 2
ekstraaseluler
atau jamur
SEL DENDRITIK SEL Th NAIF
(APC) MHC II
TCR
Signal 1

IL-6 ,IL-1

MAKROFAG AKTIF
SEL T REGULATOR
IL-23,IL-21

SEL Th-17 SEL Th-2 SEL Th-1


TGFβ

Gambar 8-13. Diferensiasi sel Th naif menjadi sel Th-17. Sel dendritik yang diaktifkan oleh mikroba ekstraseluler akan memicu
aktifasi sel Th naif menjadi sel Th-17 dengan cara mensekresi IL-6 dan IL-1. Disamping memicu pembentukan
sel Th-17, kedua sitokin ini bersama-sama dengan TGFβ menghambat terbentuknya sel Th-1 dan sel Th-2. Sel
Th-17 sendiri mensekresi IL-23 dan IL-21 yang digunakan untuk memicu peoliferasi sehingga terbentuk subset
sel Th-17 yang banyak.
Presentasi antigen Antigen asal cacing
fagolisosom CD4 Cacing dan alergen
SEL MAST
Cacing atau B7 CD28 Signal 2
alergen
IL-4
SEL DENDRITIK
(APC) MHC II
TCR
SEL Th NAIF
Signal 1
IL-12 IL-4
TNFα

SEL NK INFγ
IL-4

SEL Th-2
SEL Th-1
Gambar 8-14. Diferensiasi sel Th naif menjadi sel Th-2. Sel dendritik yang diaktifkan o;leh cacing atau alergen akan
memicu aktifasi sel Th naif menjadi sel Th-2 karena sel dendririk tidak menghasilkan sitokin proinflamasi atau hanya
terjadi respon imunitas inet ringan sehingga diferensiasi menjadi sel Th-1 tidak terpicu. Selanjutnya sel mast yang terpicu
oleh antigen yang sama akan mensekresi IL-4 yang memicu terbentuknya sel Th-2 dan menghambat terbentuknya sel Th-
1. Sel Th-2 sendiri menghasilkan juga IL-4 yang digunakan terutama untuk proliferasi sehingga terbentuk subset sel Th-2
yang banyak.
Antigen asal mikroba MAKROFAG
Antigen asal mikroba
CD4 (APC) CD8
B7 CD28 Signal 2
CD40L CD40
Signal 1

MHC I
TCR MHC II
CD40 CD40L
INFγ
Signal aktifasi
SEL T CD4 EFEKTOR SEL T CD8 EFEKTOR
IL-2 Proliferasi

Gambar 8-15. Mekanisme partisipasi sel T CD4 efektor dalam mengaktifkan Sel T CD8 efektor. Sel T CD4
efektor mengirim signal stimulasi ke makrofag melalui molekul CD40L yang bersinap dengan CD40, signal ini
memicu meningkatnya ekspressi co-stimulator B7. Sel T CD4 efektor mensintesa sitokin INFγ yang juga memicu
meningkatnya ekspressi co-stimulator B7. Akibat meningkatnya ekspressi B7 maka signal 2 untuk aktifasi sel
TCD8 efektor bertambah kuat. Sel T CD4 efektor mensintesa sitokin IL-2 yang memicu proliferasi sel T CD8
efektor (clonal expansion dan sintesa IL-2).
Sel T CD4
efektor

Sel T CD4 Sel T CD4


naif memori

Sel T CD8 Sel T CD8


naif memori

Sel T CD8
efektor

Gambar 8-16. Pembentukan sel T memori. Sel T memori dapat berkembang


(berdiferensiasi) langsung dari sel T naif yang terpicu oleh antigen yang
dipresentasikan oleh sel dendritik (the linear model of differentiation) atau
berkembang dari sel T efektor (the branched differentiation model).
T CELL ACTIVATION
T Cell
T Cell T Cell
T Cell
T Cell
T Cell

NAIVE T CELLS

ACTIVATED T CELLS
Cytokine reseptor

T Cell T Cell

2-3 days
Cytokines MEMORY CELLS

APOPTOSIS
Fig. 7-13. The immunologic synaps
B Sel endotel C Sel endotel A
Sel T Proliferasi dan differensiasi
efektor Ekspresi Molekul
Adhesi
Sel T
Masuk sirkulasi efektor Sel T naif
antigen
Kemokin

Sel aktifasi
dendritik Ekstravasasi
Ekstravasasi
Sel (homing)
Sel T naif
dendritik
Sel T naif
presentasi antigen
Sel T naif

SINUS gagal homing


PARAKORTEKS
KORTIKAL HEV
Medulla Sinus subkapsuler

Sinus kortikal

Sinus medullaris
Korteks
vena arteri
Parakorteks
T
T Sel T naif
B
Vas afferen B Sel B naif
(pembuluh B T
B
limfe) B Sel B naif
T
Sel T naif
Vas efferen
(pembuluh limfe)
Follikel primer

High endothelial Venulae (HEV)


Gambar 8-2B Sirkulasi dan homing limfosit dalam limfonodus. Sel B naif dan sel T naif bersirkulasi ke seluruh
tubuh untuk masuk ke semua limfonodus melalui arteri dan sampai di high endothelial venulae (HEV), Sel B naif dan
sel T naif akan keluar dari HEV dan berada dalam daerah parakorteks (T zone) dimana sel T naif akan homing sejenak
menunggu kedatangan antigen yang dibawa oleh sel dendritik. Sel B naif akan masuk ke korteks untuk homing
sejenak dalam folikel primer menunggu antigen yang akan dibawa oleh makrofag subkapsuler atau yang terjerat pada
sel dendritik folikeler.. Apabila tidak bertemu dengan antigen maka sel T naif dan sel B naif akan bergerak masuk ke
sinus kortikal terus ke medulla dan meninggalkan limfonodus melalui vas eferen untuk kembali bersirkulasi dalam
sirkulasi darah menuju limfonodus yang lain.
Medulla Sinus subkapsuler

Sinus kortikal
Parakorteks
Sinus medullaris
Korteks
vena arteri

B
B
Vas afferen B Sel B naif
(pembuluh B
B
limfe) B Sel B naif

Vas efferen
(pembuluh limfe)
Follikel primer

High endothelial Venulae (HEV)

Anda mungkin juga menyukai