Anda di halaman 1dari 3

Bronkitis Kronik

Merupakan penyakit dengan gangguan batuk kronik dengan dahak yang banyak terjadi hampir
tiap hari minimal tiga bulan dalam setahun selama dua tahun berturut-turut.

Epidemiologi :

• Sering terjadi pada perokok dan penduduk perkotaan yang dipenuhi kabut asap.
• Terjadi pada 20-25 % pria berusia 40-65 tahun

Klasifikasi :

• Bronkitis kronis sederhana


• Bronkitis mukopurulenta kronis
• Bronkitis asmatik kronis
• Bronkitis obstruktif kronis

Gejala Klinis :

 Batuk produktif 3 bulan berturut-turut minimal selama 2 tahun


 Dipsnea
 Demam

Diagnosis :

1. Anamnesis
• Adanya gejala  batuk produktif yang persisten selama 3 bulan berturut-turut dan
paling sedikit 2 tahun berturut-turut.
• Adanya factor predisposisi : merokok, polusi udara
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
• Hasil spirometri kurang dari 80 %
• Pada foto rontgen toraks  corakan bronkovaskular yang ramai di basal paru
Tata Laksana :

• Dibagi menjadi :
• Tata laksana umum
Pendidikan kepada penderita untuk mengenal penyakitnya lebih baik lagi,
Menghindari polusi, menghentikan kebiasaan merokok, menghindari infeksi
saluran nafas, hidup dalam lingkungan yang sehat, makan makanan cukup gizi
dan cukup kebutuhan cairan.

• Tata laksana khusus


• Untuk mengatasi gejala dan komplikasi.
• Terdiri atas ;
• Pemberian obat-obatan
• Terapi respirasi
• rehabilitasi

• Tujuan tata laksana :


• Memperbaiki kondisi tubuh penderita
• Menghindari factor resiko
• Mencegah perburukan penyakit

Pemberian Bronkodilator :

• Antikolinergik
• Diberikan secara inhalasi
• Memiliki efek bronkodilator yang lebih besar disbanding agonis beta-2
• Tidak memiliki efek samping tremor
• Durasi kerja 6-8 jam
• Agonis beta 2
• Golongan xantin
• Merupakan bronkodilator lemah
• Memiliki efek meningkatkan daya kontraksi otot diafragma

Anda mungkin juga menyukai